Konsep Mikro
B. Konsep Mikro
B.1. Kegiatan Yang diwadahi
Jenis kegiatan yang diwadahi pada bangunan Yoga Center ini ialah :
a) Kegiatan Penerimaan
b) Kegiatan Senam Olahraga Yoga Kegiatan Yoga ini meliputi : Yoga For Kids Yoga For Teenage Yoga For Beginning/Dewasa Yoga For Intermediet Yoga For Woman Yoga For Scoliosis
c) Kegiatan Meditasi Relaksasi c) Kegiatan Meditasi Relaksasi
g) Kegiatan Pengelola
h) Kegiatan Wisma dan R. Tinggal Instruktur
i) Kegiatan Service
B.2. Besaran Ruangan
Tabel IV.1 Besaran Ruang Kelompok Penerimaan
Tabel IV.2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan No.
Ruang
Luas (m 2 )
1 R. Perpustakaan
200
2 Rumah Makan
Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Yoga No
Ruang
Luas (m 2 )
1. R. Senam Yoga R. Latihan fisik
432
2. R. Meditasi R. Meditasi Bersama
432
3. R. Diskusi
42
4. R. Konsultasi
Luas (m 2 )
1 Area Parkir
Mobil
262,5
2 Hall Penerimaan
600
3 Receptionist
3,6
TOTAL
866,1
6. R. Peralatan
7. R. Lavatory
Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga No
Ruang
Luas (m 2 )
1. R. Theraphy
2. R. Bimbingan Teacher Training - Class For Kids - Class For Teenage - Class For Adult - Class For Theraphy
3. R. Visual/Pertunjukkan
4. R. Hall
5. R. Lavatory
Tabel IV. 5. Besaran Ruang Kegiatan Instruktur Yoga No
Ruang
Luas (m 2 )
1 R. Tinggal Instruktur Yoga
Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma No
Ruang
Luas (m 2 )
1 R. Penginapan
Tabel IV.7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang No
Ruang
Luas (m 2 )
Tabel IV.8. Besaran Ruang Kelompok Pengelelola
Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service NO
Ruang
Luas (m 2 )
1 Masjid
2 R. Lavatory
3 R. MEE R. Genset R. Panel
4 Ground Reservoir
3. R. Loker
4. R. Ganti/Kamar Mandi
5. R. Lavatory
Luas (m 2 )
Ruang Pimpinan dan Manajerial
1. R. Pimpinan
2. R. Sekretaris
3. R. Staff
4. R. Administrasi
5. R. Public Relation
6. R. Arsip
7. R. Rapat
8. Hall (Lobby)
9. R. Lavatory
TOTAL
6 R. Maintenance
7 R. Kontrol
TOTAL
Rekapitulasi Total Besaran Ruang
1. Plaza Penerimaan
866,1 m 2
2. R. Penunjang Penerimaan
379 m 2
3. R. Kegiatan Yoga : 1022 m 2
4. R. Penunjang Kegiatan Yoga
432 m 2
5. R. Wisma
160 m 2
6. R. Olahraga Penunjang
597,96 m 2
7. R. Tinggal Instruktur Yoga
8. R. Pimpinan Manajerial
9. R. Service
m 2 + Total Luas Ruang
4415,06 m 2
B.3. Konsep Bangunan
B.3.1. Konsep Masa Bangunan
Bentukan masa bangunan tunggal variatif dengan alur memusat yang diharapkan dapat:
Memungkinkan desain bangunan dengan fleksibilitas tinggi Bentukan sangat menyesuaikan konsep vaastu vidya Dapat mendominasi lusasan site tanpa mempergunakannya secara besar-besaran.
Dapat dipergunakan bentuk modifikasi rectangle dan lingkaran sebagai penyempurna konsep lay out tata masa bangunan.
Menggunakan struktur sistem konvensional. Sistem struktur ini menggunakan struktur rangka sebagai struktur badannya, struktur rangka baja sebagai struktur penutup atapnya.
B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan
a) Pencahayaan Alami Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama
pada siang hari. Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela sebagai pengatur
banyaknya cahaya matahari yang masuk.
b) Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan di dalam ruang-ruang pada bangunan yang
direncanakan menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif tindakan yang perlu diterapkan.
Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar dan dimmer control berupa alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian.
c) Penghawaan Penghawaan Alami
Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross ventilation pada bukan-bukan bangunan.
Penghawaan Buatan Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan bantuan AC sebagai penghawaan buatan namun dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah lingkungan. Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang: Penghawaan Buatan Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan bantuan AC sebagai penghawaan buatan namun dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah lingkungan. Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang:
Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat yang membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan skope yang kecil, seperti: ruang pengelola.
Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur,
fasilitas parkir basement dll.
B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal
Sumber energi pada Pusat Yoga menggunakan perpaduan yaitu dengan panel photovoltaic dan PLN. Hal ini diterapkan dalam rangka untuk penghematan energi mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan publik sangat tinggi.
Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya dipasok dari Panel Photovoltaic (PV) yang disalurkan ke konverter sebagai pengubah arus DC menjadi arus AC. Sedangkan listrik dari PLN setempat merupakan sumber listrik cadangan apabila cuaca buruk dan persediaan listrik pada baterai penyimpan sudah habis. Sumber listrik cadangan lain adalah generator set yang dilengkapi ATS (Automatic Transfer Switch). Genset ini merupakan alternatif terakhir yang dipakai setelah listrik dari PV dan listrik dari PLN.
Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2: Instalasi listrik untuk penerangan Instalasi listrik untuk power (pompa, dll).
B.3.5. Konsep Sistem Komunikasi
- Intern Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic Branch Exchange ), melayani komunikasi eksternal dan menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator.
telepon dan fax.
B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah
a) Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down feed distribution , air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas maksimal.
b) Sistem Sanitasi Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau penyaluran air kotor dan air hujan.
Air kotor
Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis, cafetaria atau pantry dan lavatory.
Air hujan
Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass block. Namun pada komplek bangunan yang di rencanakan, air hujan dapat diproses kembali menjadi air
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Setelah pemisahan barulah di olah kembali menjadi pupuk maupun kerajinan daur ulang lainnya.
B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir
1. Pengamanan Kebakaran
Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan pengamanan terhadap bahaya kebakaran:
Dalam ruangan
Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher, indoor hydrant .
Luar Ruangan Menggunakan outdoor hydrant.
2. Bahaya Petir
Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke tanah.