Klasifikasi Bahan Pencemar Udara

2.1.3. Klasifikasi Bahan Pencemar Udara

Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian Mukono, 2011, yaitu: 1. Polutan primer Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa: a. Polutan gas terdiri dari: 1. Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida CO atau CO 2 . 2. Senyawa sulfur, yaitu sulfur oksida. 3. Senyawa nitrogen, yaitu nitrogen oksida dan amoniak. 4. Senyawa halogen, yaitu fluor, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bromin. b. Partikel Partikel di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspensi aerosol cair di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses dispersi misalnya proses penyemprotanspraying maupun proses erosi bahan tertentu. Berdasarkan ukurannya, secara garis besar partikel dapat merupakan suatu: 1. Partikel debu kasar coarse particle, jika diameternya 10 mikron. 2. Partikel debu, uap, dan asap, jika diameternya antara 1-10 mikron. 3. Aerosol, jika diameternya 1 mikron. Universitas Sumatera Utara Menurut Agusnar 2007 sumber polusi utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60 dari polutan yang dihasilkan terdiri dari korbon monoksida dan sekitar 15 terdiri dari hidrokarbon. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lain-lain. Tabel 2.1. Toksisitas Relatif Polutan Udara Polutan Level Toleransi Toksisitas relatif Ppm μgm 3 CO 32.0 40000 1.00 HC 19300 2.07 SO x 0.50 1430 28.0 NO x 0.25 514 77.8 Partikel 375 106.7 Sumber: Agusnar, 2007. Toksisitas kelima kelompok polutan tersebut berbeda-beda, dan tabel di atas menyajikan toksisitas relatif masing-masing kelompok polutan tersebut. Ternyata polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan adalah partikel-partikel, diikuti dengan NO x , SO x , hidrokarbon, dan yang paling rendah toksisitasnya adalah karbon monoksida Agusnar, 2007. 2. Polutan sekunder Polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO 2 yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: a. Konsentrasi reaktif dari bahan reaktan b. Derajat fotoaktivasi c. Kondisi iklim d. Topografi lokal dan adanya embun Universitas Sumatera Utara Polutan sekunder ini mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, Peroxy Acyl Nitrat PAN, dan formaldehid Mukono, 2011.

2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Udara