Sistematika Penulisan Prinsip-prinsip Hukum Perlindungan Konsumen

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi ini terbagi menjadi 5 lima bab agar memudahkan pembaca dalam membaca penulisan skripsi ini. Adapun pembagian bab-bab tersebut adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA PENGANGKUTAN UDARA Dalam bab ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip hukum perlindungan konsumen, bagaimana pengertian dan bentuk perlindungan konsumen, mengenai hak dan kewajiban konsmen serta pelaku usaha. BAB III : KEDUDUKAN PENGANGKUT UDARA DALAM PENGANGKUTAN BAGASI Dalam bab ini membahas tentang pengangkutan dalam hukum positif Indonesia, pengangkut udara dan pengangkutan bagasi. BAB IV : PERTANGGUNGJAWABAN PT. METRO BATAVIA TERHADAP KERUSAKAN DAN KEHILANGAN BAGASI PENUMPANG Bab ini menjelaskan dan menguraikan tentang tanggung jawab pelaku usaha dalam hukum perlindungan konsumen, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pengangkutan pada PT.Metro Batavia, serta Universitas Sumatera Utara bentuk dan pelaksanaan pertanggungjawaban PT. Metro Batavia terhadap kerusakan dan kehilangan bagasi penumpang. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang menjelaskan tentag kesimpulan dan saran penulis tentang perlindungan konsumen terhadap kerusakan dan kehilangan bagasi penumpang pesawat udara oleh maskapai penerbangan. Universitas Sumatera Utara BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA PENGANGKUTAN UDARA

A. Prinsip-prinsip Hukum Perlindungan Konsumen

Kebutuhan-kebutuhan akan reformasi hukum, khususnya hukum ekonomi dalam perkembangan dewasa ini sangatlah mendesak. Apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini, ditandai dengan saling ketergantungan antara negara satu dengan negara lain. Indonesia dituntut membentuk hukum nasional yang mampu berperan dalam memperlancar lalu lintas hukum di tingkat internasional. Unsur-unsur dari makna perlindungan konsumen ini yaitu unsur tindakan melindungi, unsur adanya pihak-pihak yang melindungi dan unsur cara melindungi. Adalah fakta bahwa terdapat ketentuan-ketentuan yang baik berasal dari legal culture bangsa lain ataupun konvensi-konvensi internasional yang dapat dimanfaatkan dalam rangka modernsasi hukum nasional. Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan hukum ekonomi nasional adalah tanggung jawab produk product liability. Secara historis, product liability lahir karena adanya ketidakseimbangan tanggung jawab antara produsen dan konsumen, dimana produsen yang pada awalnya menerapkan strategi producy oriented dalam pemasaran produknya, harus merubah strateginya menjadi consumer oriented. Product liability adalah suatu tanggung jawab secara hukum dari orang atau badan yang menghasilkan suatu produk atau dari orang atau badan yang bergerak dalam suatu proses untuk menghasilkan suatu produk atau dari orang atau badan yang menjual atau 15 Universitas Sumatera Utara mendistribusikan produk tersebut. Bahkan dilihat dari konvensi tentang product liability diperluas terhadap badanorang yang terlibat dalam rangkaian komersial tentang persiapan atau penyebaran dari produk. Unsur-unsur dari makna perlindungan konsumen yaitu unsur tindakan melindungi, unsur adanya pihak-pihak yang melindungi dan unsur cara melindungi. Berdasarkan unsur-unsur ini berarti perlindungan mengandung makna suatu tindakan perlindungan atau tindakan melindungi dari pihak-pihak tertentu yang ditujukan untuk pihak tertentu dengan menggunakan cara-cara tertentu. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlindungan konsumen dapat dilakukan melalui berbagai bentuk diantaranya perlindungan ekonomi, sosial, politik dan perlindungan hukum. Tetap dari bentuk-bentuk perlindungan terhadap konsumen tersebut yang terpenting adalah perlindungan yang tidak sesuai atau tidak berhubungan dengan kalimat untuk kepentingan pihak lain, serta rumusannya hanya terpaku pada orang atau mahluk lain, padahal dalam kenyataan tidak hanya orang saja yang disebut konsumen, tetapi masih ada yang lain yakni badan usaha. 19 Beberapa azas atau prinsip dalam hukum perlindungan konsumen adalah : 20 1. Let the buyer bewarecaveat emtor Asas ini beramsumsi bahwa pelaku usaha dan konsumen adalah dua pihak yang sangat seimbang sehingga tidak perlu ada proteksi apapun bagi 19 Ahmadi Miru dan Sutarman Yudo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2005, hal 4. 20 https:kuliahade.wordpress.com20091120prinsip-prinsip-dalam-hukumperlindungan-konsumen diakses tanggal 5 Juli 2012 Universitas Sumatera Utara konsumen. Tentu saja dalam perkembangannya, konsumen tidak dapat akses informasi yang sama terhadap barang atau jasa yang dikonsumsikannya. Ketidakmampuan itu terlebih-lebih lagi banyak disebabkan oleh ketidakterbukaan pelaku usaha terhadap produk yang ditawarkannya. Prinsip ini dalam suatu hubungan jual-beli keperdataan, yang wajib berhati-hati adalah pembeli. 2. The Due Care Theory Doktrin ini menyatakan pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam memasyarakatkan produk, baik barang maupun jasa. Selama berhati-hati ia tidak dapat dipersalahkan. Jika ditasirkan secara a-contrario, maka untuk mempersalahkan si pelaku usaha seseorang harus dapat membuktikan, pelaku usaha itu melanggar prinsip kehati-hatian. Ditinjau dari pembagian beban pembuktian si penggugat harus memaparkan bukti-bukti sesuai Pasal 1865 KUHPerdata secara tegas menyatakan barangsiapa yang mengendalikan mempunyai suatu hak atau untuk meneguhkan haknya atau membantah hak orang lain secara menunjuk pada suatu peristiwa, maka ia diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut. Sehingga pengusaha hanya tinggal menunggu saja, syarat ini terasa berat bagi konsumen untuk menghadirkan bukti-bukti guna memperkuat gugatannya. Sebaliknya di pelaku usaha dengan berbagai keunggulannya relative lebih mudah berkelit. 3. The privity of contract Prinsip ini menyatakan pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk melindungi konsumen, tetapi hal itu baru dapat dilakukan jika di antara mereka telah Universitas Sumatera Utara terjalin hubungan kontraktual. Pelaku usaha tidak dapat disalahkan atas hal- hal di luar yang diperjanjikan. 4. Kontrak bukan syarat Prinsip ini tidak mungkin lagi di pertahankan, jadi kontrak bukan lagi merupakan syarat untuk menetapkan eksistensi suatu hubungan hukum. Bentuk perjanjian yang ada pada pengangkutan udara ini adalah klausula baku yaitu setiap syarat dan ketentuan yang telah disiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pengusaha yang dituangkan dalam suatu dokumen atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. Lazimnya klausula baku dicantumkan dalam huruf kecil pada perjanjian atau dokumen lainnya dalam transaksi jual beli. 21 Memang klausula baku potensial merugikan konsumen karena tidak memiliki pilihan selain menerimanya. Namun disisi lain harus diakui pula klausula baku sangat membantu kelancaran perdagangan. Ada beberapa klausula baku yang dilarang dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen. Artinya selain dari pada itu sah dan mengikat secara hukum. Klausula baku dilarang mengandung unsur-unsur atau pernyataan: 1. Pengalihan tanggung jawab dari pelaku usaha atau pengusaha kepada konsumen 2. Hak pengusaha untuk menolak mengembalikan barang yang dibeli konsumen 21 Ibid. Universitas Sumatera Utara 3. Hak pengusaha untuk menyerahkan uang yang dibayarkan atas barang atau jasa yang dibeli oleh konsumen 4. Pemberian kuasa dari konsumen kepada pengusaha untuk melakukan segala tindakan sepihak berkaitan dengan barang yang dibeli secara angsuran 5. Mengatur prihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli konsumen 6. Hak pengusaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek jual beli jasa 7. Tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan atau lanjutan yang dibuat sepihak oleh pengusaha semasa konsumen memanfaatkan jasa yang dibeli 8. Pemberian kuasa kepada pengusaha untuk pembebanan hak, tanggungan, gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran. Selain itu, pengusaha juga dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau dapat jelas dibaca atau yang maksudnya sulit dimengerti. Jika pengusaha tetap mencantumkan klausula baku yang dilarang tersebut, maka klausula baku itu batal demi hukum. artinya klausula itu dianggap tidak pernah ada. 22 22 Hukumpedia.comindex.php?title=Klausula_baku diakses pada tanggal 3 Juli 2012. Universitas Sumatera Utara

B. Pengertian dan Bentuk Perlindungan Konsumen

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Perlindungan Hak Penumpang Pesawat Udara Pada Pt. Lion Air Medan

5 103 102

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Yang Mengalami Penarikan Paksa Kendaraan Bermotor Oleh Pihak Ketiga (Debt Collector) Karena Kredit Macet Ditinjau Menurut Kontrak Baku Perjanjian Pembiayaan Konsumen Pada PT. Summit Oto Finance Cabang Medan

38 232 103

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PESAWAT ATAS KETERLAMBATAN PENERBANGAN (FLIGHT DELAYED)

1 4 74

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN UDARA TERHADAP PENUMPANG YANG MENGALAMI KEHILANGAN BARANG (Studi Pada PT Sriwijaya Airlines)

7 53 62

TANGGUNG JAWAB HUKUM MASKAPAI PENERBANGAN TERHADAP KERUGIAN YANG DIDERITA OLEH PENUMPANG PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA DI INDONESIA.

0 2 9

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG MASKAPAI PENERBANGAN YANG DIRUGIKAN AKIBAT TIDAK TERANGKUT DENGAN ALASAN KAPASITAS PESAWAT UDARA (DENIED BOARDING PASSANGER) DITINJAU DARI UU 1/2009 PENERBANGAN.

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN - PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KERUGIAN KONSUMEN PENGGUNA BAGASI PESAWAT UDARA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18

BAB II TANGGUNG GUGAT MASKAPAI PENERBANGAN ATAS HILANG, MUSNAH, DAN RUSAKNYA BARANG KONSUMEN DI BAGASI PESAWAT UDARA 2.1. Hubungan Hukum antara Maskapai Penerbangan dengan Konsumen 2.1.1. Perjanjian Pengangkutan sebagai Dasar Perjanjian antara Maskapai Pe

0 0 49

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN ATAS HILANG, MUSNAH, DAN RUSAKNYA BARANG DI BAGASI PESAWAT UDARA 3.1. Upaya Hukum Konsumen Pengguna Bagasi Pesawat udara Udara atas Kerugian Hilang, Musnah, dan Rusaknya Barang di Bagasi Pesawat udara - PERLINDUNGAN

0 1 30

PERLINDUNGAN KONSUMEN MASKAPAI PENERBANGAN PT.CITLINK INDONESIA JIKA JADWAL PENERBANGAN TIDAK EFEKTIF -

0 0 70