Tindakan Perbaikan Lingkungan Hidup Pengendalian Secara Biologi Pengendalian Secara Fisik dan Mekanis

21 : populasi sangat padat dan perlu diadakan pengamanan terhadap tempat berkembangbiaknya lalat dan tindakan pengendalian [ sangat tinggi sangat padat ] Depkes RI, 1995. b. Scudder grille Scudder grille dapat dipakai untuk mengukur tingkat kepadatan lalat dengan cara diletakkan diatas umpan, misalnya sampah atau kotoran hewan, lalu dihitung jumlah lalat yang hinggap diatas scudder grille itu dengan menggunakan hand counter alat penghitung. c. Sticky trap Pemasangan sticky trap dilakukan untuk menjebak lalat dalam pemantauan populasi dan keberadaan lalat di lapangan. Pemasangan sticky trap dilakukan selama 24 jam. Populasi lalat yang tertangkap pada sticky trap dihitung dengan menggunakan hand counter alat penghitung.

2.6. Metode Pengendalian Lalat

Upaya pengendalian lalat yang efektif merupakan kunci keberhasilan program pengendalian lalat. Ada beberapa cara pengendalian yang dilakukan yaitu :

2.6.1. Tindakan Perbaikan Lingkungan Hidup

Pada waktu tertentu setiap kawasan memiliki waktu tertentu dalam hal mendukung kehidupan lalat. Tempat-tempat yang banyak mengandung bahan organic seperti sampah basah, tinja, kotoran binatang-binatang dan tumbuh- Universitas Sumatera Utara tumbuhan yang telah membusuk merupakan tempat yang disenangi lalat. Tempat- tempat tersebut harus ditiadakan antara lain : a. Sampah basah Sampah ini harus dimasukkan ke dalam bak tertutup rapat sebelum dibuang ke pembuangan akhir penyimpanan sampah sementara di rumah tangga sehingga lalat tidak dapat hinggap langsung. Untuk cara kerja yang efektif sampah dapat dimasukkan ke dalam karung plastik. b. Tinja Tinja harus dibuang ke tempat khusus seperti bak yang tertutup rapat seperti jamban yang menggunakan leher angsa. c. Kotoran binatang Kotoran binatang agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya lalat harus dijaga kebersihannya dengan cara membersihkan kandang ternak dan kotoran ternak. d. Tumbuh-tumbuhan yang membusuk Tumbuh-tumbuhan yang telah ditebang atau mati sebaiknya dibakar atau ditimbun.

2.6.2. Pengendalian Secara Biologi

Pengendalian lalat secara biologi salah satunya adalah dengan sterilisasi lalat jantan, dengan tujuan bila lalat mengadakan perkawinan akan menghasilkan telur yang steril dimana cara ini hanya bisa dilakukan di laboratorium. Salah satu contoh Universitas Sumatera Utara cara ini bila minyak acorus calaus glius digosokkan pada lalat drosophila melango gaster, dari 200 telur yang dihasilkan hanya ada 6 telur yang menetas menjadi lalat dewasa.

2.6.3. Pengendalian Secara Fisik dan Mekanis

Pemberantasan ini hanya pelengkap karena hasilnya tidak begitu memuaskan, antara lain : a. Dengan tindakan perlindungan screening Tindakan ini tidak untuk mengurangi jumlah lalat, namun sangat penting untuk mencegah hinggapnya lalat pada makanan dan minuman. Cara yang biasa digunakan yaitu pemasangan kawat kasa pada pintu dan jendela memberikan hasil yang efektif terhadap pencegahan serangga lalat masuk ke dalam rumah. Dengan demikian akan mengurangi bahaya terhadap kontaminasi makanan oleh lalat. b. Dengan teori udara Teori udara dibuat dengan meletakkan kipas angin diatas pintu masuk untuk mendapatkan aliran angin dengan tekanan yang cukup kuat untuk mencegah masuknya lalat ke dalam ruangan. Teori ini banyak dilakukan di perusahaan makanan dan restoran. c. Electrocution Cara ini adalah dengan memasang kawat kasa pada pintu dan jendela atau perangkap yang dialiri arus listrik dengan mengubah voltase yang cukup tinggi dengan ampere yang cukup rendah. Shock listrik yang ditimbulkan tidak berbahaya Universitas Sumatera Utara bagi manusia atau binatang besar lainnya. Namun hendaknya alat ini dipasang oleh instalator yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Pemukulan lalat Pemukulan lalat yang tampaknya kuno dapat menjadi alat yang efektif di rumah dimana penghuninya tidak menyukai pestisida dalam bentuk apapun. Namun dari segi jumlah lalat yang dihasilkan tidaklah berarti untuk melakukan suatu pengendalian.

2.6.4. Pengendalian dengan Menggunakan Insektisida

Dokumen yang terkait

Hubungan Kepadatan Lalat, Personal Hygiene dan Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita di Lingkungan I Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun 2015

15 135 159

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kelaikan Kantin Sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Kota

11 105 137

Higiene Sanitasi Dasar Serta Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penjual Terhadap Kepadatan Lalat Pada Kantin Sekolah Di Kecamatan Sidamanik Tahun 2015

6 109 161

Hubungan Antara Pembinaan Dan Pengawasan Sekolah Serta Pengetahuan Dan Sikap Pengelola Kantin Dengan Sanitasi Kantin Sekolah Dasar Negeri Di Kota Binjai Tahun 2013

2 14 103

GAMBARAN KONDISI SANITASI KANTIN DAN TINGKAT KEPADATAN LALAT PADA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU TEMBALANG SEMARANG -

0 1 73

Abstract Higiene Sanitasi Dasar Serta Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penjual Terhadap Kepadatan Lalat Pada Kantin Sekolah Di Kecamatan Sidamanik Tahun 2015

0 0 2

Chapter II Higiene Sanitasi Dasar Serta Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penjual Terhadap Kepadatan Lalat Pada Kantin Sekolah Di Kecamatan Sidamanik Tahun 2015

0 1 44

Reference Higiene Sanitasi Dasar Serta Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Penjual Terhadap Kepadatan Lalat Pada Kantin Sekolah Di Kecamatan Sidamanik Tahun 2015

1 1 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kantin 2.1.1. Definisi Kantin - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kelaikan Kantin Sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Kota

1 1 39

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kelaikan Kantin Sehat di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Kota

0 1 17