3 metformin yang dilepaskan secara perlahan-lahan sustained release form of metformin =
extended-release yang dinamakan metformin XR. Dalam penelitian obat ini mempunyai efektifitas yang sebanding dengan metformin IR akan tetapi dengan profil efek samping yang
sama dibandingkan dengan placebo. Walaupun dengan dosis kecil 500 mg sehari, metformin XR masih efektif untuk memperbaiki resistensi insulin dan hiperinsulinemia. Selain efek
samping yang minimal, pemakaian metformin XR juga sangat sederhana yaitu dengan pemberian satu kali sehari.
7
1.2 Rumusan Masalah
Manfaat metformin terhadap penderita PCOS sudah tidak terbantahkan, banyak penelitian memberikan hasil yang sangat memuaskan. Belum ada konsensus mengenai dosis, cara dan
lamanya pengobatan ini. Metformin yang selama ini dipakai adalah metformin IR yang memerlukan pemberian 2 sampai 3 kali sehari, dan juga banyak menimbulkan efek samping
terutama pada saluran pencernaan. Selain dapat menurunkan kepatuhan penderita pada pengobatan, efek samping yang timbul dapat menyebabkan tidak diteruskannya pengobatan.
Metformin XR mempunyai efektifitas yang sama dengan metformin IR, akan tetapi dengan efek samping yang sebanding dengan placebo, ini terbukti dalam beberapa penelitian. Untuk
itu peneliti ingin meneliti pemakaian metformin XR dengan dosis 500 mg sekali sehari pada penderita PCOS yang resisten terhadap clomiphene citrate. Sepengetahuan peneliti, penelitian
ini belum pernah dilakukan di seluruh dunia.
1.3 Hipotesis
Metformin XR 500 mg sekali sehari mempunyai efektifitas yang sebanding dengan metformin IR 500 mg 3 kali sehari pada penderita PCOS yang resisten terhadap CC.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Mengetahui perbandingan efektifitas pemakaian metformin XR 500 mg sekali sehari dan metformin IR 500 mg 3 kali sehari pada penderita PCOS yang resisten terhadap CC.
1.4.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui perbandingan efektifitas pemakaian metformin XR 500 mg sekali sehari dengan metformin IR 500 mg 3 kali sehari dalam meregulasi ovulasi.
Universitas Sumatera Utara
4 2. Mengetahui perbandingan efektifitas pemakaian metformin XR 500 mg sekali
sehari dengan metformin IR 500 mg 3 kali sehari dalam keberhasilan untuk hamil. 3. Mengetahui perbandingan efek samping mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati,
diare dan drop out pemakaian metformin XR 500 mg sekali sehari dengan metformin IR 500 mg 3 kali sehari.
1.5 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, bila terbukti bahwa pemakaian metformin XR yang cukup sederhana ini memberikan efektifitas yang sebanding dengan metformin IR yang memerlukan pemberian
sampai 3 kali sehari, dan bila terbukti pemakaian metformin XR mempunyai efek samping yang lebih baik, maka ini merupakan penelitian novel yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk melanjutkan penelitian yang lebih lanjut tentang pemakaian metformin XR sehingga didapatkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat standar pengobatan
penderita PCOS.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Polycystic Ovary Syndrome
Polycystic ovary syndrome PCOS atau Sindroma Ovarium Polikistik SOPK adalah kelainan endokrin yang sangat umum terjadi pada wanita dalam masa reproduksi. Walaupun
begitu, sindrom ini paling banyak diperdebatkan dan menimbulkan pendapat-pendapat yang kontroversial dalam bidang Ginekologi Endokrinologi dan Reproduksi. Belum ada definisi
PCOS yang dapat diterima secara internasional, dan kriteria untuk mendiagnosanya harus dibakukan terlebih dahulu. Kesulitan ini menggambarkan adanya karakteristik interna
tertentu pada sindrom ini. Dalam kenyataan, gejala-gejala sindrom ini juga beragam dan sangat bervariasi. Lagi pula, penemuan laboratorium dan radiologi sering dijumpai dalam
batas normal sehingga menimbulkan kesulitan dalam menentukan suatu batasan yang dapat diterima secara umum untuk pemakaian dalam praktek klinik.
3
Dalam bentuk klasiknya, PCOS digambarkan dengan adanya anovulasi kronik 80, menses yang irregular 80
dan hiperandrogen yang dapat disertai dengan hirsutism 60, acne 30, seborrhea dan obesiti 40.
Gambaran klinik dan patologi dari ovarium polikistik atau mikropolikistik pertama kali di deskripsikan oleh Antonio Vallisneri pada tahun 1721. Tetapi sindrom ini sendiri di
perkenalkan jauh setelah itu oleh Stein dan Leventhal pada tahun 1935 berdasarkan observasi mereka terhadap gejala-gejala yang terdiri dari amenorrhea, hirsutism dan obesiti pada wanita
yang ovarium nya membesar dengan kista folikel yang banyak dan penebalan fibrotik dari tunica albuginea dan cortical stroma.
Dalam kenyataan bahwa gambaran ovarium polikistik juga banyak terdapat pada wanita yang sama sekali normal dan tidak ada kelainan fenotipe
ovarium danatau endokrin.
8
Singkatnya, sangatlah mudah dilihat mengapa jarang adanya konsensus tentang kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosa PCOS.
2.1.1 Definisi
Definisi yang paling dapat diterima secara internasional pada saat ini seperti yang diadopsi pada tahun 2003 oleh European Society for Human Reproduction dan Embryology and the
American Society for Reproductive Medicine, yang dikenal dengan ESHREASRM Rotterdam consensus.
2
Dalam konsensus ini diperlukan adanya dua dari tiga kriteria diagnosa yaitu :
Universitas Sumatera Utara