Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

Sedangkan pasar ekspor sendiri mengiginkan bobot yang besar seperti yang diproduksi petani Thailand, karena pada umumnya semakin besar buah maka rasanya pun akan semakin manis. Anonimus, 2003.

II.2 Landasan Teori

Kegiatan analisis finansial dapat dikelompokkan dalam tiga kegiatan utama yaitu: 1 membuat seluruh rekap penerimaan yang dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha, apakah termasuk penerimaan utama maupun penerimaan lain sebagai akibat dari kegiatan usaha; 2 membuat rekap dari semua biaya yang juga sudah dihasilkan atau diputuskan pada saat menganalisis aspek- aspek usaha dalam studi kelayakan usaha; 3 menguji apakah aliran arus kas masuk yang dihasilkan oleh usaha atau proyek ini layak berdasarkan kriteria finansial yang ada Sofyan, 2004. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan ke dalam usahatani. Barangkali ukuran yang sangat berguna untuk menilai penampilan usahatani kecil adalah penghasilan bersih usahatani. Angka ini diperoleh dari pendapatan bersih usahatani dengan mengurangkan bunga yang dibayarkan kepada modal pinjaman. Ukuran ini menggambarkan penghasilan yang diperoleh dari usahatani untuk keperluan keluarga dan merupakan imbalan terhadap semua sumberdaya milik keluarga yang dipakai dalam usahatani Soekartawi dkk, 1986. Penyusutan merupakan bagian dari biaya yang harus dihitung untuk memperoleh pendapatan bersih usahatani. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan metode garis lurus straight-line method, yaitu pembagian nilai Universitas Sumatera Utara awal setelah dikurangi nilai akhir oleh waktu pemakaian expected life Prawirokusumo, 1990. Analsis kriteria investasi adalah mengadakan perhitungan mengenai feasible atau tidaknya usaha yang dikembangkan dilihat dari segi investasi. Analisis ini sangat diperlukan apabila usaha yang direncanakan dalam bentuk jenis kegiatan produksi, sekurang-kurangnya dilihat dari segi Net Present Value NPV, Internal Rate Of Return IRR, maupun Net Benefit Cost Ratio Net BC. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah perkiraan investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan pendapatan. Ibrahim, 1997. Net Present Value NPV atau nilai besih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih PV of proceed dengan PV investasi capital outlays selama umur investasi. Selisih antara kedua PV tersebut yang dikenal dengan Net Present Value NPV. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu Kasmir dan Jakfar, 2003. Analisis NPV ini sangat penting dilakukan terutama untuk usaha yang sifatnya jangka panjang sehingga mempertimbangkan nilai uang oleh waktu. Suatu investasi yang ditanamkan dengan selang waktu tertentu, maka uang yang ditanam itu jumlahnya akan membesar pada saat uang itu diambil pada akhir selang penanaman. Hal ini menunjukkan bahwa waktu dan suku bunga berpengaruh terhadap jumlah yang diterima pada akhir selang waktu dari hasil penanaman awal. Suku bunga diadakan untuk menyesuaikan nilai uang yang ditanamkan pada awal selang waktu tertentu dengan nilai setelah penanaman. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, sejumlah uang pada saat ini tidak sama nilainya dengan uang pada jumlah yang sama jika dimiliki pada saat yang akan datang Khotimah, dkk, 2002. Internal Rate of Return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang present value dari arus kas masuk dan nilai investasi usaha. Dengan kata lain, IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika biaya modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negatif, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk diambil Kasmir dan Jakfar, 2003. Benefit cost ratio lebih besar dari 1 satu berarti manfaat benefit lebih besar dari biaya cost yang digunakan untuk memperoleh benefit itu. Bukan hanya sekedar benefit lebih besar dari biaya, tetapi BC ratio lebih besar dari satu sehingga benefit dapat menutupi selain dari biaya juga dapat mengembalikan repayment investasi. Bukan hanya sekedar dapat menutupi biaya dan pengembalian investasi, tetapi benefit juga harus dapat memberikan keuntungan profit bagi perusahaan Radiks, 1997. Benefit cost ratio BCR adalah perbandingan antara present value manfaat dengan present value biaya. Dengan demikian benefit cost ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan 1 rupiah pengeluaran. BCR akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai BCR1. Apabila BCR=1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila BCR1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan Gittinger, 1986. Universitas Sumatera Utara

II.3 Kerangka Pemikiran