BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Biaya Produksi Usahatani jambu Biji
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, baik biaya tetap penyusutan alat, PBB maupun biaya variabel
seperti biaya pembelian sarana produksi pupuk, obat-obatan dan biaya tenaga kerja, biaya investasi Lahan, peralatan, bibit, tenaga kerja awal. Berikut ini
diperlihatkan rata-rata biaya produksi usahatani kopi per hektar. •
Lahan Semua lahan yang digunakan dalam usahatani jambu biji di daerah penelitian
adalah lahan milik sendiri. Lahan merupakan biaya investasi dengan harga lahan sekarang Rp.155.000.000 per hektar.
• Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam usahatani jambu biji adalah cangkul, cangkul penggaruk, parang, tangki semprot, mesin babat, handsprayer, gunting.
Cangkul
Cangkul dalam usahatani jambu biji digunakan untuk menggali lubang dan penanaman, membersihkan lahan dari lalang. Umur ekonomis cangkul
rata-rata adalah 3.27 tahun. Dengan harga rata-rata cangkul Rp. 48.285,71.
Cangkul penggaruk Cangkul penggaruk dalam usahatani jambu biji digunakan untuk lahan
dari lalang ataupun sampah. Umur ekonomis cangkul penggaruk rata-rata adalah 4.29 tahun. Dengan harga rata-rata cangkul penggaruk Rp. 62.250.
Universitas Sumatera Utara
Parang
Parang merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan tanaman dan pembabatan lalang. Umur ekonomis parang rata-rata adalah
3.67 tahun. Dengan harga rata-rata parang Rp. 25.857,14.
Tangki Semprot Tangki semprot merupakan alat yang digunakan untuk menyemprot
insektisida pada tanaman. Umur ekonomis tangki semprot rata-rata adalah 8 tahun. Dengan harga rata-rata tangki semprot Rp. 87.500.
Mesin Babat
Mesin babat merupakan alat yang digunakan untuk membabat lalang. Umur ekonomis mesin babat rata-rata adalah 9.33 tahun. Dengan harga
rata-rata mesin babat Rp. 816.666,66.
Handsprayer Handsprayer merupakan alat yang digunakan untuk menyemprot
insektisida pada tanaman. Umur ekonomis handsprayer rata-rata adalah 3 tahun. Dengan harga rata-rata handsprayer Rp. 28.000.
Gunting
Gunting merupakan alat yang digunakan dalam pemanenan. Umur ekonomis gunting rata-rata adalah 5.67 tahun. Dengan harga rata-rata
gunting Rp. 26.240. •
Bibit Banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit ini tergantung pada
jarak tanam dan luas lahan jambu biji petani itu sendiri. Adapun jarak tanam yang digunakan petani sampel adalah 4 x 5 m dengan kebutuhan bibit
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 500 bibit, jarak tanam 4,5 x 5 m dengan kebutuhan bibit sebanyak 444 bibit, jarak tanam 5 x 5 m dengan kebutuhan bibit sebanyak 400 bibit,
jarak tanam 5 x 6 m dengan kebutuhan bibit sebanyak 333 bibit. Harga bibit jambu biji adalah Rp 2.000bibit.
• Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan yang diperhitungkan di sini adalah penyusutan semua alat- alat pertanian yang digunakan petani dalam mengusahakan tanaman jambu
bijinya. Penyusutan alat-alat pertanian ini dihitung dengan menggunakan rumus straight-line method.
• Biaya PBB
Besarnya biaya PBB tergantung pada luas lahan petani. Biaya PBB yang paling rendah adalah Rp. 14.800 dengan luas lahan sebesar 0,2 hektar dan
biaya PBB yang paling tinggi adalah Rp. 74.000 dengan luas lahan sebesar 1 hektar. Biaya PBB pada daerah penelitian adalah sama sebesar Rp 74.000
untuk tiap hektar. •
Biaya Saprodi Yang termasuk dalam biaya saprodi adalah semua biaya yang dikeluarkan
petani untuk membeli, pupuk, insektisida, koran, plastik.
Pupuk Pupuk yang digunakan oleh petani jambu biji adalah pupuk organik yaitu
pupuk kandang. Adapun harga pupuk kandang di daerah penelitian adalah Rp 400kg.
Petani jambu biji di daerah penelitian, pada umumnya membuat lubang angin di lahan jambu bijinya. Adapun kegunaan dari lubang angin ini
Universitas Sumatera Utara
adalah sebagai tempat untuk menampung ranting-ranting dan daun-daun tanaman jambu biji setelah dipangkas, dimana nantinya daun-daun dan
ranting-ranting ini akan membusuk dan dapat dijadikan pupuk kompos. Selain pupuk organik, petani sampel juga menggunakan pupuk anorganik
pupuk kimia, namun dalam jumlah yang sedikit. Adapun pupuk anorganik yang mereka gunakan adalah NPK dengan harga Rp 5.000kg
dan TSP dengan harga Rp 7.000kg. Pupuk anorganik ini mereka gunakan untuk memancing perkembangan bunga panen.
Insektisida
Petani sampel menggunakan insektisida untuk melindungi tanaman dan membasmi hama pada lahan jambu biji mereka. Mereka umunya
menggunakan insektisida Perfection dengan harga Rp 29.000liter dengan kebutuhan rata-rata 8 liter untuk tiap hektarnya. Penyemprotan dilakukan
tiap bulan.
Koran Koran digunakan untuk menutupi buah yang sedang berkembang. Hal ini
digunakan untuk mencegah buah menjadi ‘masak matahari’ dimana buah akan terlalu cepat masak dan rontok. Adapun harga koran adalah 1.500kg.
Pada umumnya kebutuhan koran adalah 9 kg hektar untuk setiap panen.
Plastik Plastik digunakan untuk menutupi buah sehingga buah terhindar dari hama
yang dapat menyebabkan buah menjadi busuk. Adapun harga plastik adalah Rp 17.000kg dan pada setiap kg plastik terdadapat ± 400 lembar
Universitas Sumatera Utara
plastik. Pada umumnya kebutuhan plastik adalah 17 kg hektar untuk setiap panen.
• Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Besarnya upah tenaga kerja luar keluarga yang
dibayar petani di daerah penelitian tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing jenis
pekerjaan bervariasi.
Mbesik Mencabut dan membersihkan lahan dari gulma pada saat pembukaan
lahan dengan biaya Rp 1.750.000Ha,
Memancang Merupakan kegiatan mengukur jarak tanam pada lahan dan
memberikan tanda yang selanjutnya akan digali Rp 1250lubang,
Menggali Lubang Menggali lubang pada tanah yang sudah diberikan tanda dengan biaya
Rp 2500lubang.
Penanaman Menanam tanaman pada lubang yang telah digali dengan biaya
Rp. 825.000 hektar.
Menyemprot Menyemprot insektisida pada tanaman dilakukan tiap bulan, dengan
tujuan mencegah tanaman terserang hama dan penyakit, umumnya
Universitas Sumatera Utara
dengan upah borongan TKLK Rp 80.000Ha. Rata-rata biaya untuk menyemprot Rp. 372.000tahun.
Membabat
Membabat merupakan kegiatan membersihkan lahan dari rumput liar yang dilakukan tiap bulannya dengan menggunakan mesin babat,
parang ataupun cangkul, umumnya dengan upah borongan TKLK Rp 160.000Ha. Rata-rata biaya untuk membabat Rp. 554.000tahun.
Memupuk
Memupuk dilakukan 4 kali dalam 1 tahun dengan jarak waktu pemupukan sekitar tiap 3 bulan. Adapun pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang organik yang diberikan 2 kali setahun sebanyak 2 ons tiap tanaman. Pupuk kimia yaitu pupuk NPK 1 kali setahun, TSP 1 kali
setahun. Tetapi ada juga yang memberikan pupuk NPK 2 kali setahun tanpa memberikan pupuk TSP ataupun memberikan pupuk TSP 2 kali
setahun tanpa memberikan pupuk NPK. Pupuk TSP dan NPK diberikan sebanyak 1 ons tiap tanaman. Seluruh kegiatan pemupukan
di daerah penelitian dilakukan oleh TKDK dengan rata-rata biaya Rp. 111.000.
Pemangkasan
Pemangkasan tanaman dilakukukan untuk membersihkan ranting- ranting ataupun daun-daun yang terkena penyakit dan hanya dilakukan
oleh beberapa petani, umumnya dilakukan tiap 3 bulan dan dilakukan hanya oleh TKDK dengan rata-rata biaya Rp. 28.928,57 per tahun.
Universitas Sumatera Utara
Membungkus
Membungkus dilakukan tiap bulannya pada saat buah jambu biji masih mengkal belum siap panen dengan cara menutup buah dengan koran
dan membungkusnya dengan plastik. Hal ini dilakukan untuk mencegah buah menjadi ‘masak matahari’ dimana buah akan terlalu
cepat masak lalu rontok dan untuk mencegah buah terserang hama dan penyakit. Dengan biaya rata-rata Rp 1.885.714,28 per tahun,
Memanen
Memanen dilakukan tiap bulannya dengan cara menggunting tangkai buah. Hal ini dilakukan supaya tangkai buah tersebut tidak rusak dan
dapat berbunga lagi. biaya rata-rata memanen Rp 1.285.714,28 per tahun.
Sedangkan untuk upah tenaga kerja dalam keluarga diperhitungkan sama nilainya dengan upah yang berlaku di daerah penelitian 1 HKP = Rp 60.000.
Untuk sampel 1 yang memiliki tanaman jambu biji yang belum berproduksi, perkiraan biaya kedepannya untuk tenaga kerja, koran dan pupuk per 1 hektar
untuk tanaman yang sudah berproduksi adalah rata-rata biaya dari sampel 6,7,8 karena memiliki jarak tanam yang sama yaitu 5 x 5m.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Jambu Biji dalam 1 Ha selama 1 Tahun
No Jenis Biaya
Rp Persentase
1 Biaya Penyusutan
101.527,30 0,62
2 Biaya Saprodi
6.897.719,56 42,19
3 Biaya Tenaga Kerja
a. Biaya TKDK Rp. 4.076.500,00 48,56 b. Biaya TKLK Rp. 4.318.317,46 51,44
Total Biaya Tenaga Kerja 8.394.817,46
51.35 4
5 Biaya PBB
Biaya Bibit 74.000,00
879.053,97 0,46
5,38
Jumlah 16.347.118,29
100
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 2,3,4,5,6,7 Tahun 2011. Dari tabel 8. Dapat diketahui bahwa rata-rata biaya produksi usahatani
jambu biji per hektar selama 1 tahun adalah Rp 16.347.118,29, yang terbesar adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 8.394.817,46 dengan persentase
51,35 yang terdiri dari biaya TKDK Rp 4.076.500 dan biaya TKLK 4.318.317,46 , diikuti biaya Sarana Produksi sebesar Rp 6.897.719,56 dengan
persentase sebesar 42,19 , biaya Bibit sebesar Rp 879.053,97 dengan persentase 5,38, biaya penyusutan Rp. 101.527,30 dengan persentase 0,62 dan biaya
PBB sebesar 74.000 dengan persentase 5,38.
5.2 Pendapatan Usahatani Jambu Biji