Latar Belakang Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini kenakalan remaja mendapat sorotan yang cukup tajam dari kalangan masyarakat yang memperhatikan masalah ini. Kenakalan remaja yang sering terjadi dewasa ini, tampaknya sudah kehilangan ciri nakalnya dan sudah menjurus pada tindakan-tindakan brutal yang membahayakan keselamatan, baik harta maupun nyawa orang lain. Pada awalnya, kenakalan remaja hanyalah merupakan perilaku “nakal” dari kalangan remaja yang sering dikatakan sedang mencari identitas diri. Kenakalan remaja yang demikian ini tidak menimbulkan kekhawatiran dikalangan masyarakat luas. Beberapa peristiwa yang terjadi di kota-kota besar menunjukkan beberapa kenakalan remaja yang menjurus pada tindakan kriminalitas. 1 | Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa para remaja melakukan perilaku yang mengarah pada kriminalitas. Tulisan ini berusaha menjelaskan secara teoritis tentang hal ini, kenakalan remaja dalam kaitannya dengan perbuatan-perbuatan yang menjurus pada kriminalitas yang dilakukan secara bersama-sama . Pada awalnya kenakalan remaja dikatakan sebagai perbuatan deviasi yang tidak perlu dikhawatirkan. Inilah yang dikatakan sebagai deviasi primer. Setiap orang, yang telah melewati masa remaja, pasti pernah melakukan deviasi primer. Ada beberapa kriteria yang dapat dikategorikan sebagai deviasi primer yaitu perbuatan tersebut tidak dilakukan secara terus-menerus dan 1 Made Darma Weda, Kriminologi, PT Raja Grafindo Persada, 1996, halaman 83-84 1 Universitas Sumatera Utara perbuatan deviasi yang dilakukan secara disorganisasi dan tidak dilakukan secara lihai, pada dasarnya perbuatan tersebut tidak dianggap sebagai perbuatan oleh yang berwajib. 2 Di kalangan remaja, melakukan perbuatan-perbuatan yang menjurus pada kriminalitas tidaklah mudah. Perbuatan tersebut secara teoritis memerlukan dukungan dari kawan-kawan mereka. Mengapa demikian? Edwin.H Sutherland menyatakan bahwa semua perilaku termasuk perilaku jahat merupakan perbuatan hasil dari proses belajar. Hal ini berarti ia menolak teori yang menyatakan bahwa kejahatan merupakan sifat bawaan yang diperoleh sejak lahir, yang berasal dari keturunan. Oleh karena itulah ia dalam proporsisinya menyatakan bahwa perilaku jahat dipelajari dari orang lain melalui interaksi. Selain proses interaksi, maka yang terpenting perilaku tersebut diperoleh melalui pergaulan yang akrab. Apa artinya semua ini? Menurut Sutherland, orang tidak akan mempelajari tingkah laku jahat hanya melalui interaksi yang tidak akrab. Kejahatan hanya bisa dipelajari kalau ada hubungan yang akrab antara para pihak. Di sinilah kemudian muncul indikasi bahwa kejahatan selalu mempunyai jaringan, selalu mempunyai dukungan. Tanpa adanya dukungan, seseorang akan khawatir untuk melakukan kejahatan seorang diri. Dengan demikian dalam mempelajari kejahatan tidak hanya menyangkut teknikcara melakukan kejahatan saja tetapi juga hal-hal yang mendorong serta alasan pembenar dalam melakukan kejahatan. 3 2 Ibid., halaman 84-85 3 Ibid., halaman 86 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas maka dukungan orang lain untuk terjadinya suatu kejahatan tidak dapat diabaikan keberadaannya. Steven Box dalam bukunya yang berjudul Deviance, Reality, and Society mengemukakan bahwa ada anak- anak remaja yang mempunyai kemauan untuk melakukan kejahatan tetapi tidak pernah terwujud. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, ada beberapa hal yang diperlukan yaitu : Pertama, keahlian. Anak-anak remaja yang mempunyai keinginan untuk melakukan kejahatan, mungkin harus menunda keinginannya mengingat mereka tidak mempunyai tingkat pengetahuan yang khusus atau keahlian. Keahlian dalam melakukan kejahatan merupakan proses belajar, yang diperoleh dari teman-teman sekelompok. Kedua, adalah perlengkapan. Seseorang yang mempunyai keinginan melakukan kejahatan akan mengabaikan keinginannya bila tidak mempunyai perlengkapan yang memadai. Perlengkapan ini pun tidak mudah diperoleh. Hanya mereka yang dikenal dan termasuk dalam kelompoklah yang mudah memperoleh perlengkapan. Ketiga, adalah adanya dukungan sosial. Mereka yang mempunyai keinginan untuk melakukan kejahatan baru dapat melaksanakan keinginannya bila terdapat dukungan kelompok. 4 Meningkatnya kenakalan remaja dewasa ini disebabkan oleh kepribadian anak yang belum terkontrol, jika anak remaja tidak mampu mengoreksi perbuatan yang salah maka ini akan sangat membahayakan anak itu sendiri. remaja misalnya, membentuk kelompok-kelompok yang mengarah kepada tindakan kriminal seperti tawuran, mencuri bahkan merampok. 4 Ibid., halaman 87 Universitas Sumatera Utara Pada kehidupan bermasyarakat sering terdapat adanya penyimpangan- penyimpangan terhadap norma-norma pergaulan hidup masyarakat terutama yang dikenal dengan nama norma hukum. Penyimpangan norma hukum di masyarakat disebut dengan kejahatan. Sebagai salah satu bentuk penyimpangan dari norma di tengah-tengah masyarakat dimana pelaku dan korbannya adalah anggota masyarakat juga. Kejahatan yang merupakan suatu bentuk dari timbulnya gejala sosial itu tidak berdiri sendiri, melainkan ada hubungan dengan berbagai perkembangan baik kehidupan sosial, ekonomi, hukum, maupun teknologi. Kejahatan ini juga ditimbulkan dari perkembangan-perkembangan lain sebagai akibat sampingan yang negatif dari setiap kemajuan atau perkembangan sosial di masyarakat. Saat ini, dunia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan modernisasi. Perkembangan dan modernisasi tersebut terutama dapat dirasakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena perkembangan tersebut juga telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan pertumbuhan perekonomian. Satjipto Raharjo menulis bahwa modernisasi menekankan pada rasio, penampilan manusia secara individual, kebebasan manusia, orientasi kepada dunia serta penggunaan rasio sebagai alat untuk memecahkan berbagai masalah. 5 Sutan Takdir Alisyahbana dalam bukunya “ Hukum dan proses Modernisasi di Indonesia ” menulis antara lain bahwa proses modernisasi menyangkut perubahan 5 Nanda Agung Dewantara, Kemampuan Hukum Pidana Dalam Menanggulangi Kejahatan – Kejahatan Baru yang Berkembang Dalam Masyarakat, Liberty, Yogyakarta, 1988, halaman 33 Universitas Sumatera Utara kelakuan dan nilai-nilai kebudayaan yang sejalan dengan perubahan sikap hidup dan cara berfikir manusia. 6 Pada dasarnya pertumbuhan perekonomian yang terjadi belakangan ini mengalami perkembangan yang tidak seimbang. Hal ini dapat di lihat dimana pertumbuhan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan taraf hidup masyarakat sehingga jumlah masyarakat miskin semakin bertambah di indonesia. Diketahui bahwa keadaan masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan tersebut menyebabkan sangat rendahnya tingkat daya beli masyarakat. Hal ini berdampak pada ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yang kemudian akan dapat menjadi penyebab atau latar belakang dari setiap kejahatan atau tindak pidana dalam masyarakat, dimana salah satu bentuknya adalah pencurian. Kejahatan adalah suatu masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, dimana setiap masalah sosial dapat berbeda-beda dari setiap masyarakat, tergantung dari kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat tersebut. Adapun faktor lain yang menjadi penyebab dari terjadinya masalah sosial tersebut adalah berasal dari faktor lingkungan, sifat dari masyarakat tersebut, serta keadaan dari setiap orang yang menjadi anggota penduduk dari masyarakat tersebut. Terkait dengan hal tersebut diatas, maka dapat kita ketahui bahwa perkembangan kejahatan adalah merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri lagi, baik pada masyarakat sederhana maupun modern. 6 Ibid., halaman 31 Universitas Sumatera Utara Salah satu jenis kejahatan yang semakin berkembang baik dari segi frekuensi maupun dari segi cara melakukannya adalah kejahatan pencurian. Telah dijelaskan bahwa pencurian terjadi disebabkan oleh banyaknya kalangan masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena daya beli yang sangat rendah. Memang pencurian tetaplah bentuk pencurian, akan tetapi alangkah baiknya jika disesuaikan dengan kejahatan pencuriannya apakah memang pantas untu disidang di Pengadilan atau masih bisa diselesaikan secara musyawarah kekeluargaan. Saat ini kejahatan pencurian memang sangat marak terjadi, baik yang terjadi di pinggir jalan, di perumahan, bahkan di dalam pasar. Pencurian itu sendiri dapat dilakukan pada siang hari, malam hari, dengan kekerasan, tidak dengan kekerasan, ataupun terhadap keluarganya sendiri. Sanksi yang dijatuhi pun berbeda atas jenis pencurian yang berbeda pula. Pencurian merupakan tindakan kriminalitas yang sengaja mengganggu kenyamanan rakyat. Tindakan konsisten diperlukan dalam penegakan hukum, sehingga terjalin kerukunan. Kemiskinan yang banyak mempengaruhi perilaku pencurian adalah kenyataan yang terjadi ditengah masyarakat, dibuktikan dari rasio pencurian yang makin meningkat ditengah kondisi objektif pelaku di dalam melakukan aktifitasnya. 7

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

1 116 103

Tindak Pidana Kelalaian Berlalu Lintas Yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 579/Pid.Sus/2013/PN.DPS)

2 67 120

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

10 234 98

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Putusan Kasus Putusan No:2438/Pid.B/2014/Pn.Mdn )

5 117 134

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Putusan No. 622/PID/B(A)/2011/PN.TK)

2 17 70

BAB I PENDAHULUAN - Tindak Pidana Membantu Melakukan Pencurian dengan Kekerasan yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 03/PID.SUS-Anak/2014/PN.MDN)

0 0 25

Tindak Pidana Kelalaian Berlalu Lintas Yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 579/Pid.Sus/2013/PN.DPS)

0 2 11

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

1 27 9