Word of Mouth Communication terhadap Keputusan Penggunaan Jasa” (Studi Korelasional Pada Kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan

(1)

(STUDI KORELASIONAL PADA KURSUS BAHASA INGGRIS YAYASAN PENGEMBANGAN PERSAHABATAN INDONESIA-AMERIKA MEDAN)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Tugas Skripsi Sebagai Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S1)

OLEH

100907100

YAYAN FELIX SIMANGUNSONG

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP

KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA

Nama : Yayan Felix Simangunsong

NIM : 100907100

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

Komunikasi word of mouth merupakan jenis promosi atau pemasaran yang mempunyai pengaruh substansial terhadap tindakan penggunaan jasa oleh konsumen. Promosi ini tidak memerlukan biaya dan effort besar tetapi cukup efektif untuk mempengaruhi orang lain. Pada umumnya word of mouth communication akan efektif apabila didukung oleh pengalaman real, tanpa rekayasa terhadap merek atau kualitas produk jasa. Peneliti memilih YPPIA Medan sebagai objek penelitian dikarenakan YPPIA Medan merupakan pelopor pendidikan Bahasa Inggris di Medan yang sedang mengalami penurunan penggunaan jasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris di Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan word of mouth communication dan teori AIDDA. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang yang diambil berdasarkan rumus Slovin karena jumlah populasi diketahui. Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan acceptanced random sampling. Teknik pengumpulan data terdiri dari kuesioner dan wawancara serta studi kepustakaan. Teknik analisis data dengan uji instrumen (validitas dan reliabilitas), analisis data tunggal, serta metode analisis data yang terdiri dari analisis regresi linear sederhana, pengujian hipotesis (koefisien determinasi, uji signifikan individual dan uji parsial) dan korelasi produk moment.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa word of mouth communication berpengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa pada kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan. (1) Konsumen yang merasa puas akan membicarakan, meyakinkan, mendorong, bahkan merekomendasikan kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan kepada orang lain sehingga akan timbul perhatian, minat, hasrat, keputusan hingga tindakan untuk menggunakan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. (2) Semakin baik word of mouth communication semakin meningkat keputusan penggunaan jasa.


(3)

ABSTRACT

WORD OF MOUTH COMMUNICATION AGAINST THE DECISION OF THE USE OF THE SERVICE

Name : Yayan Felix Simangunsong

NIM : 100907100

Department : Department Administration Niaga / Business Science

Faculty :Social and Political Science

Tutorship : Drs. Humaizi, MA

Communication word of mouth is a kind of promotion or marketing that have leverage substantial against the action of the use of services by the consumer.This promotion not need money and effort of great but effective enough to influence others.In general word of mouth communication would be effective if real, supported by experience without engineering against a brand or product quality services.Researchers choose yppia medan as an object of research because yppia medan was a pioneer english education in Medan that which is undergoing a decrease in the use of services.

This research aim is to figure out how to influence word of mouth of the decision of the use of communication services english courses at the foundation is the development of friendly indonesia-amerika fields.

The theory that is used in this research is the theory that is concerned with word of mouth communication and the theory of aidda.A sample in this research a total of 78 of a person taken based on the formula slovin known since the number of the population.A method of the sample use sampling and accidental acceptanced random sampling.The technique of the collection of data consists of a questionnaire and interview kepustakaan as well as study.Engineering analysis of data by test instrument ( validity and reliabilitas ), analysis of data single, as well as a method of analysis of data consisting of simple, linear regression analysis the testing of hypotheses ( a coefficient determination, test and test it significant dividual partial ) and correlations products moment.

Obtained from the results of research that word of mouth communication impact on the decision of the use of service to english courses of yayasan persahabatan Indonesia-Amerika fields.( 1 ) the consumer will discuss, were satisfied with it convincing, push, even recommended english courses yppia medan to others, and that would arise attention, interest, ardor, a decision until the act of to use the services of english courses yppia fields.( 2 ) the better word of mouth is increasing the decision of the use of communication services.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Peneliti panjatkann kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, kasih dan penyertaanNya yang telah memberikan kesehatan, dan bimbingan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik dan penuh hikmat dalam pengerjaannya

Judul skripsi ini adalah “Word of Mouth Communication terhadap Keputusan Penggunaan Jasa” (Studi Korelasional Pada Kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan”, disusun sebagai tugas akhir perkuliahan dalam memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan berkat dorongan, bantuan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada:

I. Kedua orang tua peneliti Linda Sirait Spd (Ibu) dan Patar Simangunsong (Ayah) yang senantiasa telah mencintai saya dan memberi kasih sayang serta dorongan kepada Peneliti untuk menyelesaikan perkuliahan terlebih menyelesaikan skripsi ini;

II. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;


(5)

III. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing MA, selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

IV. Bapak Drs Humaizi MA, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, kritik, serta saran kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

V. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

VI. Kak Siswati Saragi S.Sos, MSP, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penguji saat seminar proposal. Beliau juga banyak berjasa yang telah banyak membantu peneliti selama perkuliahan dalam menyelesaikan keperluan surat-menyurat serta memberikan motivasi selama perkuliahan;

VII. Seluruh dosen departemen Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis yang telah dan seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terkhusus Departemen Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis; VIII. Bapak Prof. Parlin Pangaribuan, Ph. D. selaku Direktur EksekutifYPPIA

Medan yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian,Ibu Julia selaku Asisten Bapak Prof. Parlin Pangaribuan yang telah membantu Peliti baik keperluan administratif dan informasi yang diperlukan dalam mendapatkan izin meneliti di YPPIA, seluruh staf dan pegawai di YPPIA


(6)

Medan yang memberi informasi dan bantuan yang diperlukan selama meneliti di YPPIA, berikut Siswa/ Siswi YPPIA Medan sebagai responden yang meluangkan waktu dalam mendapatkan informasi dan data yang diperlukan selama meneliti di YPPIA;

IX. Saudara kandung peneliti Nova Yanti Simangunsong S.IP (kakak) selaku yang tertua yang memberi semangat dan dorongan, Ferez Markus Decueller Simangunsong (Abang), Irfan Partogi Hamonangan Simangunsong (Adik)dan Celvin Martin Simangunsong (Adik), dan juga kepada keluarga dan kerabat yang ada di Medan yang turut membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan perkuliahan hingga bisa ketahap akhir perkuliahan;

X. Sahabat baik peneliti Wyldar Mendrofa yang tulus membantu dan banyak memberi dukungan, dorongan moral dan meluangkan waktu kepada peneliti baik dalam menemani bimbingan, meneliti, meyusun dan menyebarkan angket di YPPIA hingga menyelesaikan skripsi, Meriau Wita Pakpahan dan Teti Bethesda Sagala yang juga banyak memberi dukungan, dorongan moral dan membantu peneliti mengolah data serta meluangkan waktu terlebih Teti yang pernah menemani peneliti pagi hingga malam untuk mengejar waktu dalam menyelesaikan skripsi ini, sahabat-sahabat lainnya Elisabeth Turnip, Perdamen Sembiring, Abdi Agus Herlambang, Frandi Naibaho, Jefri Sianturi dan teman-teman seperjuangan selama 4 tahun kelas A dan B Departemen Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis;


(7)

XI. Dan kepeda teman-teman dan pihak-pihak yang tidak disebutkan yang turut membantu dan memberi dorongan moral kepada peneliti.

Peneliti berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan dan jasa dari semua pihak yang membantu peneliti di perkuliahan hingga mengerjakan skripsi ini.

Peneliti telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun Peneliti menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah dan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2013

Peneliti

Yayan Felix Simangunsong


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 6

I.3 Tujuan Penelitian ... 6

I.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Pemasaran ... 9

2.2 Komunikasi dari Mulut ke Mulut atau Word of Mouth (WoM) . 10 2.2.1 PengertianWord of Mouth ... 10

2.2.2 Konsep Kerja Word of Mouth Dalam Mempengaruhi Keputusan Penggunaan Jasa ... 16

2.3Keputusan Pembelian ... 18

2.3.1Pengertian Keputusan Pembelian ... 18

2.3.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 18

2.3.3Proses Keputusan Pembelian ... 19

2.3.4Teori AIDDA ... 21

2.4 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konsep ... 27

2.4 Operasional Variabel ... 28

2.5 Defenisi Operasional ... 29


(9)

2.7 Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 33

3.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.3 Populasi dan Sampel ... 33

3.3.1Populasi ... 33

3.3.2 Sampel ... 34

3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 35

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Penentuan Skor ... 36

3.7 Teknik Analisis Data ... 37

3.7.1 Metode Uji Instrumen ... 37

3.7.2 Metode Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 41

4.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan ... 41

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 42

4.1.3 Aktivitas Utama ... 43

4.1.4Struktur Manajemen Perusahaan ... 48

4.2 Penyajian Data ... 49

4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 50

4.2.1.1 Uji Validitas ... 50

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 56

4.2.2 Analisis Data Tunggal ... 58

4.2.2.1 Karakteristik Responden ... 58

4.2.2.1.1 Jenis Kelamin ... 58


(10)

4.2.2.1.3 Pendidikan ... 61

4.2.2.1.4 Status/Pekerjaan ... 62

4.2.2.1.5 Suku ... 64

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden terhadap Word of Mouth Communication (Variabel X) ... 66

4.2.2.2.1 Membicarakan ... 66

4.2.2.2.2 Merekemendasikan ... 69

4.2.2.2.3 Meyakinkan ... 72

4.2.2.2.4 Mendorong ... 74

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden terhadap Keputusan Penggunaan Jasa (Variabel Y) ... 77

4.2.2.3.1 Perhatian ... 77

4.2.2.3.2Tertarik ... 80

4.2.2.3.3Hasrat ... 82

4.2.2.3.4Keputusan ... 85

4.2.2.3.5Tindakan ... 87

4.2.3 Analisis Data ... 90

4.2.4 Uji Hipotesis ... 91

4.2.4.1 Uji Determinasi R2 ... 91

4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 92

4.2.4.3 Koefisien Produk Moment ... 94

4.3 Pembahasan ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 27 Gambar 4.1 Struktur Manajemen Perusahaan………... 48


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Operasional Variabel ... 28

Tabel 4.1 Uji Validitas Membicarakan ... 51

Tabel 4.2 Uji Validitas Merekomendasikan ... 51

Tabel 4.3 Uji Validitas Meyakinkan ... 52

Tabel 4.4 Uji Validitas Mendorong ... 53

Tabel 4.5 Uji Validitas Perhatian ... 53

Tabel 4.6 Uji Validitas Tertarik ... 54

Tabel 4.7 Uji Validitas Hasrat ... 55

Tabel 4.8 Uji Validitas Keputusan ... 55

Tabel 4.9 Uji Validitas Tindakan ... 56

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas ... 57

Tabel 4.11 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Tabel 4.12 Identitas Responden Beradasarkan Usia ... 60

Tabel 4.13 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 61

Tabel 4.14 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

Tabel 4.15 Identitas Responden Berdasarkan Suku ... 65

Tabel 4.16 Intensitas Mendengarkan Orang Berbicara Tentang YPPIA ... 67

Tabel 4.17 Membicarakan Hal-hal Positif Tentang YPPIA Kepada Orang Lain ... 68

Tabel 4.18 Mendapatkan Saran dari Orang Lain ... 70

Tabel 4.19 Merekomendasikan YPPIA Kepada Orang Lain ... 71

Tabel 4.20 Diyakinkan Orang Lain ... 72

Tabel 4.21 Keyakinan dan Kebenaran Hal-hal Positif ... 73

Tabel 4.22 Prestasi yang Mendorong Keputusan ... 75

Tabel 4.23 Memberikan Dorongan Terhadap Keputusan ... 76

Tabel 4.24 Memperhatikan Fasilitas dan Pelayanan ... 77

Tabel 4.25 Penilaian Terhadap Fasilitas dan Pelayanan ... 79

Tabel 4.26 Fasilitas dan Pelayanan Terhadap Semangat Belajar ... 80


(13)

Tabel 4.28 Fasilitas dan Pelayanan YPPIA Memuaskan ... 83

Tabel 4.29 Fasilitas dan Pelayanan Terhadap Pengeluaran ... 84

Tabel 4.30 Harga dan Kualitas Terhadap Keputusan ... 85

Tabel 4.31 Intensitas Menanyakan Saran ... 86

Tabel 4.32 Keputusan karena Pengaruh dari Orang Lain ... 88

Tabel 4.33 Intensitas Meyakinkan/Membuat Terhadap Keputusan . 89 Tabel 4.34 Analisis Regresi Sederhana ... 90

Tabel 4.35 Determinasi R2... 91

Tabel 4.36 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 93


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 3 : Surat Penugasan Dosen Pembimbing Lampiran 4 : Kartu Seminar

Lampiran 5 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 : Surat Undangan Seminar Proposal untuk Dosen Pembimbing Lampiran 7 : Surat Undangan Seminar Proposal untuk Dosen Penguji Lampiran 8 : Surat untuk Jadwal Seminar

Lampiran 9 : Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Lampiran 10 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

Lampiran 11 : Surat Persetujuan Izin Penelitian Lampiran 12 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 13 : Tabulasi Jawaban Responden terhadap Variabel X Lampiran 14 : Tabulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Y Lampiran 15 : Tabulasi Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian Lampiran 16 : Dokumentasi


(15)

ABSTRAK

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP

KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA

Nama : Yayan Felix Simangunsong

NIM : 100907100

Departemen : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Humaizi, MA

Komunikasi word of mouth merupakan jenis promosi atau pemasaran yang mempunyai pengaruh substansial terhadap tindakan penggunaan jasa oleh konsumen. Promosi ini tidak memerlukan biaya dan effort besar tetapi cukup efektif untuk mempengaruhi orang lain. Pada umumnya word of mouth communication akan efektif apabila didukung oleh pengalaman real, tanpa rekayasa terhadap merek atau kualitas produk jasa. Peneliti memilih YPPIA Medan sebagai objek penelitian dikarenakan YPPIA Medan merupakan pelopor pendidikan Bahasa Inggris di Medan yang sedang mengalami penurunan penggunaan jasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris di Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan word of mouth communication dan teori AIDDA. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orang yang diambil berdasarkan rumus Slovin karena jumlah populasi diketahui. Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dan acceptanced random sampling. Teknik pengumpulan data terdiri dari kuesioner dan wawancara serta studi kepustakaan. Teknik analisis data dengan uji instrumen (validitas dan reliabilitas), analisis data tunggal, serta metode analisis data yang terdiri dari analisis regresi linear sederhana, pengujian hipotesis (koefisien determinasi, uji signifikan individual dan uji parsial) dan korelasi produk moment.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa word of mouth communication berpengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa pada kursus Bahasa Inggris Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan. (1) Konsumen yang merasa puas akan membicarakan, meyakinkan, mendorong, bahkan merekomendasikan kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan kepada orang lain sehingga akan timbul perhatian, minat, hasrat, keputusan hingga tindakan untuk menggunakan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. (2) Semakin baik word of mouth communication semakin meningkat keputusan penggunaan jasa.


(16)

ABSTRACT

WORD OF MOUTH COMMUNICATION AGAINST THE DECISION OF THE USE OF THE SERVICE

Name : Yayan Felix Simangunsong

NIM : 100907100

Department : Department Administration Niaga / Business Science

Faculty :Social and Political Science

Tutorship : Drs. Humaizi, MA

Communication word of mouth is a kind of promotion or marketing that have leverage substantial against the action of the use of services by the consumer.This promotion not need money and effort of great but effective enough to influence others.In general word of mouth communication would be effective if real, supported by experience without engineering against a brand or product quality services.Researchers choose yppia medan as an object of research because yppia medan was a pioneer english education in Medan that which is undergoing a decrease in the use of services.

This research aim is to figure out how to influence word of mouth of the decision of the use of communication services english courses at the foundation is the development of friendly indonesia-amerika fields.

The theory that is used in this research is the theory that is concerned with word of mouth communication and the theory of aidda.A sample in this research a total of 78 of a person taken based on the formula slovin known since the number of the population.A method of the sample use sampling and accidental acceptanced random sampling.The technique of the collection of data consists of a questionnaire and interview kepustakaan as well as study.Engineering analysis of data by test instrument ( validity and reliabilitas ), analysis of data single, as well as a method of analysis of data consisting of simple, linear regression analysis the testing of hypotheses ( a coefficient determination, test and test it significant dividual partial ) and correlations products moment.

Obtained from the results of research that word of mouth communication impact on the decision of the use of service to english courses of yayasan persahabatan Indonesia-Amerika fields.( 1 ) the consumer will discuss, were satisfied with it convincing, push, even recommended english courses yppia medan to others, and that would arise attention, interest, ardor, a decision until the act of to use the services of english courses yppia fields.( 2 ) the better word of mouth is increasing the decision of the use of communication services.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membangun citra positif dan mendapatkan posisi strategis dalam pasar bukanlah suatu hal yang mudah untuk meraihnya. Membutuhkan proses dan waktu yang lama untuk mewujudkan hal tersebut, mulai dari memperkenalkan usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau konsumen. Para pelaku usaha harus mampu menarik perhatian konsumen untuk menggunakan jasa yang ditawarkannya, berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, harga yang terjangkau, serta lokasi dan tempat yang menarik, dengan demikian konsumen akan merasa puas setelah menggunakan jasa tersebut, dan hal ini akan terekam dalam benak konsumen serta menjadi pengalaman yang akan diceritakan kepada orang lain dan tempat tersebut akan direkomendasikan kepada keluarga, kerabat, teman, dan kenalan lainnya.

Cerita tentang pengalaman ini tentunya akan memberikan informasi kepada orang lain seputar keberadaan tempat usaha sehingga menimbulkan ketertarikan untuk mengunjungi tempat tersebut, dan informasi ini terus berkembang tanpa batas dari mulut ke mulut (word of mouth) sehingga semakin banyak orang yang akan mengetahui dan tertarik dengan suatu usaha , sebab komunikasi dari mulut ke mulut ini memberikan pengaruh yang cukup besar dibandingkan promosi melalui media cetak atau media elektronik karena konsumen lebih cepat bereaksi atau merespon informasi tentang suatu produk jika mendengarkan sendiri


(18)

pengalaman dari orang lain. Tanpa disadari komunikasi yang dilakukan dengan berbagi pengalaman dan informasi tersebut telah membantu para pelaku usaha untuk mempromosikan atau memasarkan produk barang ataupun jasanya, dan tentunya akan memberikan dampak positif kepada pelaku usaha karena usahanya semakin dikenal ditandai dengan banyaknya pengguna jasa.

Komunikasi word of mouth (WOM)ini merupakan jenis promosi atau pemasaran yang mempunyai pengaruh substansial terhadap tindakan penggunaan jasa oleh konsumen. Promosi ini tidak memerlukan biaya dan effort besar tetapi cukup efektif untuk mempengaruhi orang lain. Pada umumnya word of mouth communication akan efektif apabila didukung oleh pengalaman real, tanpa rekayasa terhadap merek atau kualitas produk jasa. Oleh karena itu, saat ini word of mouth communication mampu dijadikan sebagai salah satu tujuan dalam kegiatan pemasaran dengan alasan keberhasilannya dalam meningkatkan penjualan “low budget high impact marketing” atau anggaran rendah dampak pemasarannya tinggi (Ali Hasan, 2010:36-37).

Word of Mouth(WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu strategi pemasaran handal dalam memperkenalkan suatu produk barang atau jasa. Khususnya dalam hal ini adalah produk jasa dimana konsumen seringkali memperhatikan dengan teliti penggunaan jasa dan kemudian menceritakan pengalamannya pada pelanggan potensial lainnya. Fenomena perbincangan dari inividu satu ke individu lain atau komunikasi berantai yang menyebar begitu cepat disampaikan dari mulut ke mulut dalam konteks pemasaran oleh orang-orang yang pernah menggunakan jasa tersebut. Seseorang tertarik untuk menggunakan


(19)

jasa dikarenakan oleh rekomendasi dari orang-orang di sekitarnya, mereka memiliki harapan yang nyata ketika pertama kali memutuskan untuk menggunakan jasa tersebut.

Keputusan penggunaan jasa adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk dari berbagai alternatif produk lainnya yang tersedia atas berbagai pertimbangan. Keputusan pembelian atau penggunaan terhadap suatu produk dipengaruhi oleh berbagai banyak faktor antara lain faktor : budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Dalam hal ini keputusan dalam memilih lembaga kursus Bahasa Inggris adalah hal yang menarik untuk diteliti karena semakin banyaknya peserta didik maka eksistensi dan keuntungannya pun akan meningkat seiring bertambahnya peminat terhadap suatu produk jasa.

Keputusan penggunaan jasa sering kali dibarengi dengan pertimbangan dan juga rasa was was dimana ketika melakukan pembelian ada harapan akan manfaat yang didapat sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh si konsumen terlebih lagi dalam hal ini adalah penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris, pastinya harapan mengacu pada manfaat jangka panjang. Oleh karena itu perusahaan harus mampu meciptakan kondisi dimana seorang calon konsumen ketika tertarik untuk menggunakan suatu jasa akibat dari mereka mendengar rekomendasi dari orang-orang di sekitarnya, mereka memiliki harapan yang nyata ketika pertama kali memutuskan menggunakan jasa.


(20)

Konsep word of mouth dalam bisnis merupakan cara yang tepat dalam mempromosikan sebuah usaha, terlebih jenis usaha yang menawarkan jasa kepada masyarakat. Sebagai salah satu contoh usaha yang menawarkan layanan jasa adalah lembaga kursus Bahasa Inggris. Lembaga Kursus Bahasa Inggris merupakan suatu lembaga pendidikan informal yang menyediakan jasa kursus Bahasa Inggris bagi masyarakat.Sudah tidak rahasia lagi bahwa jasa kusus Bahasa Inggris yang ditawarkan merupakan jasa yang sangat dibutuhkan pada era moderen seperti sekarang ini. Semua golongan membutuhkan kemampuan Bahasa Inggris karena hampir di setiap sendi kehidupan membutuhkan kemampuan Bahasa Inggris.

Bahasa Inggris merupakan alat komunikasi yang sangat penting pada era globalisasi saat ini. Menguasai Bahasa Inggris secara efektif merupakan salah satu hal penting dalam mengikuti perkembangan zaman. Bahasa Inggris akan memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan orang-orang dari negara manapun baik dalam bidang akademik, bisnis, maupun interaksi sosial yang terjadi di tengah masyarakat, karena Bahasa Inggris sudah merupakan Bahasa universal yang digunakan dalam segala bidang. Di Eropa sebagian besar negara-negaranya menggunakan Bahasa Inggris sebagai Medium of Instruction ataupun menjadikan Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua setelah Bahasa nasional di negara tersebut. Begitu juga beberapa negara di Asia seperti India, Filipina, Malaysia dan Singapura Bahasa Inggris sebagai Bahasa kedua setelah Bahasa nasional di negara tersebut.


(21)

YPPIA atau Lembaga Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika merupakan sebuah institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia. Yayasan ini berada di jalan Dr. Mansyur no.1-A Medan yang sekarang dipimpin oleh Bapak Prof. Parlin Pangaribuan Ph. D. selaku Direktur Eksekutif YPPIA Medan. YPPIA sudah berdiri sejak tahun 1971 di Medan, dulunya YPPIA ini adalah cabang dari LIA (Lembaga Indonesia-Amerika) Jakarta yang didirikan oleh 5 Board pada tahun 1959. Terhitung pada bulan Juli 2014 terdapat 358peserta didik YPPIA. YPPIA mampu untuk terus bertahan ditengah-tengah banyaknya kursus Bahasa Inggris baru yang bermunculan di Medan. Kualitas pelayanan yang dimiliki YPPIA dan stategi yang di tetapkan membuat kursus belajar Bahasa ini diminati meskipun biaya yang dikeluarkan untuk dapat bergabung mengikuti kursus Bahasa Inggris di YPPIA tergolong mahal untuk kelas ekonomi menengah ke bawah.

Penelitian ini penting supaya suatu badan usaha dapat diketahui sejauh mana pengaruhword of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa di tempat kursus Bahasa Inggris tersebut. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Word Of Mouth Communication Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Pada Kursus Bahasa Inggris Yayasan PengembanganPersahabatan Indonesia-Amerika Medan)”.


(22)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah word of mouth communication berpengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris pada Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan?”

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pengaruh word of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris di Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para peneliti di masa mendatang, sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan pemasaran, terkhusus tentang word of mouth communication.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti, dapat meningkatkan wawasan dan juga pengetahuan di bidang pemasaran, khususnya tentang word of mouth communication dan juga sebagai kesempatan bagi peneliti untuk


(23)

meneliti fenomena pemasaran yang nyata terjadi ditengah-tengah masyarakat.

b. Bagi lembaga kursus Bahasa Inggris YPPIA, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan, khususnya dalam bidang pemasarannya terkait word of mouth communication terhadap tindakan penggunaan jasa.


(24)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.

Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suat digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi

pemasaran berkontribusi pada ekuitas

ingatan dan menciptak

mempengaruhi nilai pemegang saham. Menurut Tjiptono (2005:226) ada dua saluran komunikasi pemasaran antara lain:

1. Saluran komunikasi pribadi (personal communication channels)

Komunikasi langsung antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat melalui tatap muka, lewat telepon, lewat surat, via e-mail, chatting lewat internet dan juga bahkan presentasi. Saluran komunikasi pribadi efektif karena di dalamnya terjadi pertemuan dan umpan balik pribadi. Saluran komunikasi pribadi dapat dikelompokkan menjadi:


(25)

a. Advocate channels yaitu pemasar yang menghubungi konsumen.

b. Expert channels yaitu pakar independen yang membuat pernyataan tertentu kepada konsumen sasaran.

c. Social channels yaitu tetangga, teman, keluarga dan rekan kerja.

Dari antara ketiga bentuk komunikasi pribadi tadi, yang paling efektif adalah social channels yang sering disebut sebagai word of mouth. Word of mouth Marketing merupakan komunikasi pribadi mengenai suatu produk yang dilakukan oleh calon konsumen dengan tetangga, teman, anggota keluarga ataupun rekan kerja.

2. Saluran komunikasi nonpribadi (nonpersonal communication channels) Media yang membawa pesan tanpa kontak pribadi atau umpan balik, meliputi media, atmosfer dan acara-acara penting (events). Media meliputi media cetak (koran, majalah dan surat); media siaran (radio dan televisi); media elektronik (auudiotape, videotape, videodisc, CD-ROM, dan Webpage)dan media tampilan (billboard, papan iklan dan poster). Atmosfer adalah lingkungan yang dirancang secara khusus demi menciptakan atau meningkatkan pembelajaran konsumen untuk pembelian produk. Acara (events)adalah acara-acara atau peristiwa-peristiwa yang dirancang untuk mengkomunikasikan pesan tertentu agar sampai kepada audiens sasaran, contohnya konferensi pers, pertunjukan dan pameran.


(26)

2.2 Komunikasi dari Mulut ke Mulut atau Word of Mouth (WoM) 2.2.1 Pengertian Word of Mouth

Word of mouth dalam bahasa Indonesia disebut juga berita dari mulut ke mulut. Word of mouth merujuk pada komunikasi lisan mengenai berbagai produk dengan teman, keluarga, dan rekan sejawat. Word of mouth merupakan salah satu cara menyebarkan desas-desus (buzz)(Rosen, 2004:328).

Menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa word of mouth merupakan komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian dan menceritakan pengalamanya tentang produk atau jasa tersebut kepada orang lain sehingga secara tidak langsung konsumen tersebut telah melakukan promosi yang dapat menarik minat konsumen lain yang medengarkan pembicaraan tersebut.

Menurut Word of mouth Marketing Association (WOMMA)dalam MIX, word of mouth merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek kepada pelanggan serta calon konsumen lain.

Word of mouth sebagai sesuatu hal yang dibicarakan banyak orang, pembicaraan terjadi dikarenakan ada kontroversi yang membedakan dengan hal-hal yang biasa dan normal dilihat orang. Menurut Hutabarat (2008, beberapa hal-hal yang umumnya dapat menimbulkan kontroversi antara lain:


(27)

1. Hal yang tabu 2. Hal yang tidak biasa

3. Hal yang sedikit di luar batas

4. Hal yang menggembirakan 5. Hal yang luar biasa

6. Pengungkapan rahasia

Sedangkan menurut Word of mouth Marketing Association (WOMMA)dalam MIX terdapat dua kategori word of mouth yaitu:

1. Organic word of mouth

Terjadi ketika seorang konsumen merasa sangat puas dengan kinerja dari produk ataupun layanan sehingga berkeinginan untuk berbagi pengalaman dan informasi kepada teman-temannya. Ini menandakan pentingnya kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

2. Amplified word of mouth

Terjadi ketika pemasar merencanakan dan merancang suatu kampanye pemasaran yang ditunjukkan untuk mempercepat word of mouth baik pada komunitas yang telah ada maupun yang baru.

Word of mouth berawal dari suatu bentuk yang timbul secara alamiah dan tidak didesain oleh perusahaan juga pemasar. Word of mouth tersebut timbul karena keunggulan produk. Belakangan word of mouth ditujukan untuk menggantikan program komunikasi pemasaran konvensional seperti iklan yang kian kehilangan kredibilitasnya. Rahasia sukses word of mouth(Odelio, 2009:29):

1. Percakapan Langsung

Riset membuktikan bahwa manusia akan lebih tergerak dengan adanya rangsangan audio jika dibandingkan dengan rangsangan visual. Seseorang akan lebih mampu mengingat dengan jelas apa yang didengar dibanding


(28)

apa yang dilihat. Karena alasan inilah sehingga percakapan langsung dengan konsumen akan memberikan rangsangan yang baik jika dibandingakn dengan penyampaian secara visual.

2. Kredibilitas dan Komunikasi Informal

Konsumen akan lebih percaya mengenai kualitas suatu produk atau merek jika yang mengatakan adalah kerabat atau sahabatnya karena mereka tidak berbicara dalam kapasitas seorang profesional perusahaan, tetapi cenderung sebagai teman. Ini berlangsung dalam bentuk komunikasi informal. Kerabat ataupun sahabat selalu berupaya menjaga nama baik mereka sehingga informasi yang mereka berikan cenderung jujur, relevan dan dapat dipercaya.

Menurut Rosen (2004:16) tiga alasan yang membuat word of mouth menjadi begitu penting:

1. Kebisingan (noise)

Para calon konsumen hampir tidak dapat mendengar karena banyaknya kebisingan yang dilihatnya di berbagai media setiap hari. Mereka bingung sehingga untuk melindungi diri, mereka menyaring sebagian besar pesan yang berjejalan dari media massa. Sebenarnya mereka cenderung lebih mendengarkan apa yang dikatakan orang atau kelompok yang menjadi rujukan seperti teman-teman atau keluarga.

2. Keraguan (skepticism)

Para calon konsumen umumnya bersikap skeptis ataupun meragukan kebenaran informasi yang diterimanya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya


(29)

kekecewaan yang dialami konsumen saat harapannya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan di saat mengkonsumsi produk. Dalam kondisi ini konsumen akan berpaling ke teman ataupun orang yang bisa dipercaya untuk mendapatkan produk yang mampu memuaskan kebutuhannya.

3. Keterhubungan (connectivity)

Kenyataan bahwa para konsumen selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka saling berkomentar mengenai produk yang dibeli ataupun bahkan bergosip mengenai persoalan lain. Dalam interaksi ini sering terjadi dialog tentang produk seperti pengalaman mereka menggunakan produk.

Word of mouth belakangan mengalami perkembangan yang luar biasa disebabkan oleh beberapa faktor(Odelio, 2009:31) antara lain:

1. Pertumbuhan kekuatan konsumen (the growth of consumer power)

a. Konsumen memiliki posisi yang semakin kuat dan semakin mudah dalam hal pencarian informasi dengan semakin banyaknya media yang dapat dipergunakan seperti internet dan telepon genggam.

b. Konsumen juga semakin mudah mengutarakan opini atas produk baik keluhan maupun rasa kecewa kepada masyarakat umum melalui berbagai media.

2. Keramaian media (cluttered media)

Ramainya kehadiran media cetak maupun elektronik menimbulkan dampak:


(30)

a. Pemasar semakin sulit menentukan media mana yang paling efektif.

b. Calon konsumen semakin sulit untuk menemukan sumber informasi yang relevan.

3. Tuntutan akuntabilitas perusahaan (pressure to marketing accountability) Semakin banyak perusahaan yang menagih pertanggungjawaban bagian pemasaran berkenaan alokasi dan efektivitas anggaran iklan seperti melalui pengukuran Return on Marketing Investment (ROMI) (MIX).

Tiga tahapan word of mouth menurut perspektif strategi dan fungsi komunikasi pemasaran(Odelio, 2009:32):

1. Word of mouth membuat konsumen membicarakan produk/merek. 2. Word of mouth membuat konsumen mempromosikan produk/merek. 3. Word of mouth membuat konsumen menjual produk/merek.

Penyaluran word of mouth biasanya secara viral ataupun tradisional. Secara tradisional word of mouth dapat terjadi di rumah, sekolah, kampus, dan kafe. Secara viral dapat melalui saluran media berteknologi seperti internet dan telepon genggam. Dalam word of mouth, perbincangan membentuk saluran pribadi (personal channel)yang berarti si penerima pesan mengetahui jelas siapa yang menyampaikan informasi. Semakin menarik informasi yang diterima calon konsumen dari seseorang atau kelompok rujukan maka akan semakin meningkat kecenderungan untuk mengadopsi produk.


(31)

1. Membicarakan

Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi word of mouth.

2. Mempromosikan

Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah di konsumsinya tanpa sadar ia mempromosikan produk kepada orang lain (teman atau keluarganya).

3. Merekomendasikan

Seseorang mungkin akan merekomendasikan suatu produk yang pernah di belinya kepada orang lain (teman atau keluarganya).

4. Menjual

Menjual tidak berarti harus mengubah konsumen menjadi salesman layaknya agen MLM tetapi konsumen kita berhasil mengubah (transform) konsumen lain yang tidak percaya, memiliki persepsi negatif dan tidak mau mencoba merek kita menjadi percaya, persepsi positif dan akhirnya mencoba.

2.2.2 Konsep Kerja Word Of Mouth Dalam Mempengaruhi Keputusan

Penggunaan Jasa

Word of mouth berperan dalam tiga hal, arus informasi, arus pengaruh dan karakteristik tertentu yang dapat memainkan peran lebih besar dalam tahap awal, sementara yang lain memiliki pengaruh yang lebih besar kemudian. Pengambilan


(32)

keputusan konsumen sampai pada tahap pembelian (tahap akhir) dalam WoM marketing adalah sebagai berikut:

1. Awareness, Konsumen tahu ada alternatif, tetapi mungkin tidak memiliki kepentingan baik di dalamnya atau informasi yang cuku untuk memahami kemungkinan keuntungan.

2. Intrest, Konsumen sadar, mengembangkan minat, dan karenanya memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk (harga, kualitas, manfaat, probabilitas kepentingan, probabilitas tindakan positif dan asal usul informasi).

3. Costandbenefit, Keputusan yang dibuat oleh penerima e-mail atau mengadopsi layanan yang disarankan, umumnya akan terjadi proses evaluasi dan analisis rentang biaya dan manfaat berdasarkan informasi yang tersedia dipengaruhi oleh interaksi pengirim dan penerima e-mail. 4. Power, Kekuatan interpersonal adalah “kombinasi dari jumlah waktu,

intensitas emosional, keintiman dan layanan timbal balik “sebagai faktor yang paling signifikan menjelaskan pengaruh WoM. Kekuatan ini dapat dibentuk berdasarkan sumber-sumber informasi.

5. Persepsi affinity, Proses penggabungan kesamaan sikap, nilai, gaya hidup antara dua orang, suka, ketidaksukaan dan pengalaman, menjadi pendorong kedekatan hubungan dalam kelompok target, maka WoM akan menghasilkan antusiasme yang lebih besar.

6. Kesamaan demografis, Kesamaan demografis antara sumber dan target untuk menjadi penting untuk menjelaskan terjadinya pengaruh WoM, dan biasanya diukur sepanjang beberapa dimensi seperti timur, jenis kelamin,


(33)

pekerjaan atau tingkat pendidikan memfasilitasi arus informasi lebih sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan lebih mudah terutama dalam hal usia, jenis kelamin dan status sosial. Kesamaan demografis akan memiliki pengaruh positif pada berbagai tahap proses pengambilan keputusan.

7. Final decision, Pada tahap akhir ini konsumen mengambil tindakan yang dapat diamati, pembelian barang atau jasa atau adopsi yang berkelanjutan sebagai konsekuensi tahapan sebelumnya, pada tahapan ini juga muncul sebuah keputusan untuk menjadi pendistribusi – penyebar (spreaders) informasi bagi yang lain.

2.3Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan pembelian yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan (perilaku). Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.

Menurut Nugroho (2003 : 425) pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative, dan memilik salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan, dan disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.


(34)

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (1999 : 231) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah:

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan merupakan hal yang kompleks, yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma-norma yang paling berlaku pada masyarakat. Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling meluas dan mendalam dalam perilaku konsumen. Kita akan melihat peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub kebudayaan dan kelas sosial pembeli.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pendirian maupun perilaku seseorang di tempat orang tersebut berinteraksi. Posisi orang dalam setiap kelompok dapt didefenisikan dalam istilah peran atau status dalam banyak kelompok seperti keluarga, klub dan organisasi.

3. Fakor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.

4. Faktor Psikologis

Pilihan membeli seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, kepercayaan dan pendirian.


(35)

2.3.3 Proses Keputusan Pembelian

Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara perilaku yang berbeda. Adapun inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 224) proses pengambilan keputusan konsumen ada beberapa tahapan yakni:

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan, pembeli mengenali permasalahan atau kebutuhan, pembeli merasakan adanya perbedaan keadaan yang aktual dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimultan internalketika salah satu kebutuhan normal naik ke tempat yang lebih tinggi sehingga menjadi pendorong. Kebutuhan juga dipicu oleh rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergerak mungkin akan mencari atau mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, maka akan cenderung mebelinya. Konsumen dapat memperoleh informasi dalam beberapa sumber, yakni antara lain meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, situs dan lain sebagainya), sumber publik (media massa, organisasi


(36)

pemberi perangkat) dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti dan menggunakan produk).

3. Pengevaluasian Alternatif

Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen terbentuk melalui usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan situasi pembelian tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Di tahap pengevaluasian, konsumen menyusun peringkat merek membentuk kecenderungan (niat) pembelian. Secara umum keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul kecenderungan dan keputusan pembelian.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Pekerjaan pemasar tidak berhenti saat produk dibeli, saat membeli produk konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk kepada perilaku setelah pembelian yang penting diperhatikan oleh pemasar. Semakin besar beda harapan dan kinerja semakin besar tingkat ketidak puasan konsumen. Oleh sebab itu penjual harus memberikan janji yang benar-benar sesuai dengan kinerja produk agar pembeli merasa puas. Beberapa penjual bahkan menyatakan janji tingkatan kinerja yang lebih rendah dibandingkan kinerja yang sebenarnya agar kepuasan konsumen menjadi semakin tinggi.


(37)

2.3.4 Teori AIDDA

Dalam berkomunikasi, untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, seorang komunikator harus memiliki strategi komunikasi yang baik. Adanya proses pendekatan merupakan awal yang baik dalam berkomunikasi. Proses pendekatan dapat dilakukan dengan menerapkan A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure.

Teori AIDDA disebut A-A Prosedur atau from attention to action procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendy (2003: 305) AIDDA merupakan akronim dari kata-kata sebagai berikut:

1. Attention: dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian atau minat terhadap suatu produk.

2. Interest: kemudian konsumen merasakan tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk tersebut berguna atau tidak baginya.

3. Desire: tahap selanjutnya konsumen tersebut menunjukkan perasaan suka atau tidak suka.

4. Decision: langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya.

5. Action : merupakan tahapan terakhir yang mencerminkan tindakan yang diambil konsumen, membeli atau tidak.

Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Teori ini mengajukan bahwa para konsumen memberi respon kepada pesan pemasaran dalam urutan kognitif (berpikir), affektif (perasaan), dan konatif (melakukan). Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak melakukan action, maka


(38)

pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention) sebagai awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interst), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikatornya. Hasrat saja pada diri komunikasi, bagi komunikator belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan tindakan (action) sebagaimana yang diharapkan komunikator (Effendy, 2003:305).

Teori AIDDA (Djatnika 2007:149) yang mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen akan mengambil keputusannya (Decision), setelah konsumen atau pembeli mengambil keputusan yang telah dipikirkannya, maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil tindakan untuk membeli (Action).

Menurut Gazali (Slameto, 2010:56), perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Dengan begitu apabila perhatian telah terbangkitkan,


(39)

hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, lalu dilanjutkan dengan timbulnya keputusan, yakni keputusan untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

Apabila ditinjau dari segi psikologisnya, maka komponen perubahan yang terjadi pada teori AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Rakhmat, 2004:14):

1. Cognitive : Pesan yang disampaikan dan ditujukan pada pikiran komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham atas pesan yang disampaikan. Hal ini sama dengan attention pada teori AIDDA. 2. Afektif : Pada tahap ini tidak hanya agar komunikan tergerak hatinya agar

segera timbuk perasaan tertentu seperti minat yang timbul yang muncul akibat adanya perhatian.

3. Behavior : Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Ika Lestari Pujiana (2012) mengenai : “Pengaruh word of mouth communications terhadap proses pengambilan keputusan pembelian (Survei pada pelanggan klinik kecantikan Auraku Skin Solution Ruko Perumahan Taman Mutiara M - 8 Cimahi)”,sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Ika Lestari Pujiana diperoleh bahwa word of mouth communications memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap


(40)

proses pengambilan keputusan pembelian pelanggan, hal ini sesuai dengan hasil analisis peneliti yaitu word of mouth communication memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap keputusan penggunaan jasa YPPIA Medan yang diperoleh melalui uji hipotesis dengan uji korelasi. Teori yang sesuai yang digunakan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang yaitu komunikasi pemasaran dan word of mouth.

Pada penelitian terdahulu berikutnya yang dilakukan oleh Rico Silitonga (2010) dengan judul “Promosi pemasaran dan tindakan membeli (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant Enriched’’ Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan)”. Peneliti melihat kesesuaian antara metode penelitian yang dilakukan oleh Rico Silitonga dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yakni menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel dan melihat sejauhmana variasi-variasi antara satu variabel pada suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lain, yang berdasarkan pada koefisien korelasi, dalam hal ini menemukan ada tidaknya hubungan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : “terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant Enriched’’ Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan ”, sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, yakni terdapat hubungan antara word of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa Bahasa Inggris YPPIA Medan. Faktor yang dapat mempengaruhi kesesuaian hasil penelitian terdahulu


(41)

dengan yang diteliti peneliti sekarang adalah teori yang digunakan dalam penelitian yaitu teori AIDDA.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh M. Ardiansyah (2010) berjudul “Analisis Karakteristik Yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth Pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fisip Usu)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat dilihat rata-rata responden setuju karakteristik mempengaruhi word of mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar pada mahasiswa FISIP USU, sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel delight effect, inspirational, dan satisfied, sedangkan variabel emotional reaction berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap worth of mouth.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh ERVINNA R. SIREGAR (2011) berjudul ”Analisis Keunikan Produk Yang Mempengaruhi Terciptanya Word of Mouth Pada Produk Es krim Magnum Classic (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP USU)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat rata-rata responden setuju Keunikan Produk mempengaruhi Word of Mouth pada produk es krim Magnum Classic pada mahasiswa FISIP USU, sedangkan dari Analisis Statistik dengan metode regresi linear sederhana, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel Keunikan Produk terhadap Word of Mouth.

Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Toman Lambok Purba (2010) berjudul “ Analisis Pengaruh Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth


(42)

Marketing) dan Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas, yaitu word of mouth marketing (X1) dan perceived quality (X2) secara bersama- sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terciptanya keputusan pembelian konsumen pada pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan (Y). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi terciptanya keputusan pembelian konsumen pada pasta gigi Pepsodent adalah variabel word of mouth marketing (X1)\.Sementara variabel perceived quality (X2) tidak berpengaruh siginifikan terhadap terciptanya keputusan pembelian pada pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan (Y).

2.5 Kerangka Konsep

Menurut Nawawi(2001:40) , kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa dalam penelitian.

Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel variabel lain (Rakhmat, 2001:12). Yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah word of mouth communication.


(43)

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga atau dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2001:12). Yang termasuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan penggunaan jasa. Maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Sumber : Data Diolah Peneliti (2014)

2.6 Operasional Variabel

Variabel merupakan fenomena yang dapat diukur atau diamati karena memiliki nilai atau kategori (Silalahi, 2009:114). Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep sebelumnya, maka operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Word of mouth (variabel independen, X) 1.Membicarakan

2.Merekomendasikan 3.Meyakinkan 4.Mendorong

Keputusan penggunaan jasa(variabel dependen,Y)

1.Perhatian 2.Minat 3.Hasrat 4.Keputusan 5.Tindakan


(44)

Tabel 2.1 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel bebas (X) Word of mouth communication

1.Membicarakan 2.Merekomendasikan 3.Meyakinkan

4.Mendorong

Variabel terikat (Y)

keputusanpenggunaan jasa

1.Perhatian 2.Minat 3.Hasrat 4.Keputusan 5.Tindakan

Sumber : Data Diolah Peneliti (2014)

Variabel operasional pada word of mouth communication (variabel bebas) digunakan berdasarkan teori terjadinya word of mouth oleh Budi Wiyono, yaitu membicarakan, mempromosikan, mendorong, serta menjual. Menilik defenisi antara mempromosikan dan merekomendasikan yang hampir sama, maka peneliti mereposisi variabel mempromosikan dengan meyakinkan. Peneliti juga mereposisi variabel menjual dengan mendorong karena dipersepsi masyarakat menjual memiliki makna berdagang layaknya seorang pedagang atau sales, jadi untuk menghilangkan makna yang ambigu, peneliti mereposisi menjual dengan mendorong.


(45)

Variabel operasional pada tindakan pengguna jasa (variabel terikat) digunakan berrdasarkan teori AIDDA, yaitu Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Hasrat), Decision (Keputusan), Action (Tindakan).

2.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995:46). Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara – cara untuk mengukur variabel – variabel. Defenisi variabel operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X), yang terdiri dari:

a. Membicarakan: Kemauan konsumen dalam membicarakan hal-hal positif tentang kualitas perusahaan kepada orang lain.

b. Merekomendasikan: Kemauan konsumen untuk memberikan rekomendasi tentang kualitas perusahaan kepada orang lain.

c. Meyakinkan: Kemauan konsumen untuk memberitahukan hal-hal yang positif tentang kualitas suatu perusahaan kepada orang lain.

d. Mendorong: Kemauan konsumen untuk melakukan dorongan kepada orang lain untuk melakukan tindakan penggunaan jasa suatu perusahaan.

2. Variabel terikat (Y), yang terdiri dari:

a. Perhatian (Attention) : Keinginan seseorang untuk melihat dan mencari sesuatu. Menimbulkan perhatian bagi konsumen berarti sebuah pesan harus dapat menimbulkan perhatian yang positif.


(46)

b. Minat (Interest) : Pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu, ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama. Hal tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik perhatian konsumen akan pesan yang ditunjukkan.

c. Hasrat (Desire) : Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian. Pemikiran terjadi dari adanya hasrat. Hal ini berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam membeli suatu produk.

d. Keputusan (Decision) : Tahap dimana konsumen membuat keputusan untuk membeli suatu produk.

e. Tindakan (Action) : Suatu kegiatan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembeli produk yang ditawarkan.

3. Karakteristik responden, terdiri dari:

a. Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responden (laki-laki atau perempuan)

b. Usia : Umur responden saat mengisi kuisioner

c. Pendidikan : pendidikan terakhir dari responden saat mengisi kuisioner

d. Pekerjaan/ Status : status atau pekerjaan responden saat mengisi kuisioner


(47)

2.8 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau indvidu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti (Singarimbun 1995 : 37). Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep dari penelitian, adalah sebagai berikut:

1. Konsep Word Of Mouth Communication

Menurut Kotler di terjemaahkan Benyamin Molan (2004:615) Word Of Mouth Communication adalah komunikasi pribadi tentang sebuah produk antara pembeli sasaran dan para tetangga, teman, anggota keluarga, serta rekanya.

2. Konsep Keputusan

Keputusan adalah suatu kegiatan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam penggunaan jasa yang ditawarkan.

3. Konsep Penggunaan Jasa

Penggunaan Jasa adalah orang atau kelompok yang melakukan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.


(48)

2.9 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:

1. H0: tidak terdapat pengaruhword of mouth communication terhadap

tindakan penggunaan jasa pada kursus bahasa Inggris YPPIA Medan. 2. Ha: terdapat pengaruhword of mouth communication terhadap keputusan


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian assositi dengan pendekatan kuantitatif yaitu untuk melihat adanya pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen . Metode deskriptif merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian sehingga mendapat gambaran umum tentang penelitian.

Analisis kuantitatif menurut (Sugiyono, 2007:13) merupakan suatu metode analisis di mana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai masalah yang diteliti dengan perhitungan statistik.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika (YPPIA) Jl. Dr. Mansyur no. 1-A Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:73).Adapun yang menjadi


(50)

Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika(YPPIA) yang berjumlah sebanyak 358 orang peserta didik per Juli 2014.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Penentuan jumlah sample dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003: 120).

n=

1+��2

1 = konstanta

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e2 = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir

n

=

358

1+358(10%)2

=

78,16

Maka penulis menggunakan sampel sebanyak 78 orang. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling atau sampel acak.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel


(51)

1) Accidental Sampling

Accidental Sampling ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden). Setelah 89 responden terpenuhi, maka pengambilan sampel secara spontan dihentikan.

2) Acceptanced Random Sampling yaitu metode penarikan sampel kepada konsumen yang memang mempunyai kemampuan dan kemauan mengisi kuisioner.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan jenis datanyaadalah ;

1. Data Primer, merupakan jenis data penelitian yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan di kalangan siswa/peserta didik YPPIA Medan dan observasi atau melihat suatu kondisi secara langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Data Sekunder, merupakan data penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, artikel, internet, catatan dan laporan historis.

3.6 Teknik Penentuan Skor


(52)

seseorang atau sekelompok tentang varibel penelitian. Dalam penelitian ini akan menggunakan empat tipe alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :

1. Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 2. Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 3

3. Untuk pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 2 4. Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing- masing variabel tersebut akan ditentukan dengan skala interval sebagai berikut :

Interval = skor tertinggi – skor terendah Banyak Bilangan

Interval = 4 – 1 4 = 0,75

Dengan interval 0,75 maka kategori jawaban responden masing- masing variabel dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Skor untuk kategori sangat tinggi : 3,28 – 4,03 2. Skor untuk kategori tinggi : 2,52 –3,27 3. Skor untuk kategori rendah : 1,76 – 2,51 4. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00 – 1,75

Dari hasil pembagian atau klasifikasi tersebut, maka akan dapat diketahui jawaban dari responden termasuk dalam kategori apa.


(53)

3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Metode Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Kriteria dalam menentukan validitas :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tidak valid. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keandalaan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang dikatakan reliabel adalah instrumen yang berulang kali digunakan untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono 2006:110). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0,60. Kriteria pengujian reliabilitas :

a. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen yang diuji adalah reliabel.


(54)

b. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji adalah tidak reliabel.

3.7.2 Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui bagaimana variabel dependen (Y) dapat diprediksikan melalui variabel independen (X), secara individual dan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka setelah data diubah dari ordinal ke interval, maka dimasukkan ke dalam rumus:

Y = a + bx Keterangan:

Y = subjek/ nilai dalam variabel dependen yang diprediksi a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan/ penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X = subjek pada variabel independen mempunyai nilai tertentu maka nilai a dan b dapat dicari dengan rumus:

a =

(Σ�)(Σ�

2) – (Σ�)(Σ��)

� ∑X2 –(ΣX)2

b =

� ∑ �� – (Σ�)(Σ�)

� ∑ �2 (ΣX)2

2. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen (variabel bebas) menjelaskan variabel dependen (variabel terikat). Dalam output SPSS, koefisien


(55)

determinasi terletak pada tabel model sumarryb dan tertulis R square, jika nilai R square semakin besar (mendekati satu) dapat dikatakan bahwa ada pengaruh besar antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

b. Uji Signifikan Individual atau Uji Parsial (Uji t)

Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian sebagai berikut:

A. H0 : β1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

B. Ha: β1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: A. H0 ditolak jika nilai thitung< ttabelpada α =5% B. H0 diterima jika nilai thitung> ttabelpada α =5% 3. Korelasi Product Moment

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan danmembuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama (Sugiyono, 2007:212). Penelitian ini menggunakan teknikkorelasi produk momentkarena peneliti ingin menguji hipotesis pertamayaitu


(56)

hubungan antara variabel Xdengan variabel Y. Adapun rumusteknik korelasi ini adalah sebagai berikut:

r

xy : ∑xy (∑x2) (∑y2) Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y ∑xy : jumlah perkalian x dan y

x2 : kuadrat dari x


(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan

Yayasan Pengembagan Persahabatan Indonesia – AmerikaMedan atau YPPIA Medan adalah lembaga nir-laba yang bergerak dalam bermacam-macam program dan kegiatan, khususnya yang berhubungan dengan penyebaran bahasa, kebudayaan, sejarah dan cita-cita Amerika Serikat dan Indonesia. YPPIA Medan berada di jalan Dr. Mansyur III no. 1-A Medan yang tidak jauh dari area Universitas Sumatera Utara,YPPIA Medan sekarang ini dipimpin oleh bapak Parlindungan Pangaribuan selaku Direktur Eksekutif.

YPPIA berdiri sejak tahun 1981 sebagai sebuah yayasan kursus Bahasa Inggris, basis YPPIA ini sebenarnya berasal dari hubungan kerja sama antara Indonesia dan Amerika pada tahun 1959 yang dulu dikenal sebagai LIA (Lembaga Indonesia-Amerika) yang didirikan oleh Board yang terdiri dari lima orang (dua orang Indonesia dan 3 orang Amerika). LIA adalah sebuah lembaga yang membina hubungan masyarakat Indonesia dengan masyarakat Amerika antara lain bahasa, budaya atau sebagai sarana mempertemukan orang Indonesia dengan Amerika begitu juga sebaliknya,namun tidak menyangkut hubungan pemerintahan, perdagangan, politik dan agama. LIA bekerja sama dengan beberapa organisasi untuk membantu fungsinya antara lain AMINEF dan REILDO.


(58)

Kegiatan dasar LIA adalah pertukaran budaya, forum akademik, membantu mengarahkan tenaga-tenaga pengajar Amerika di Indonesia, mengarahkan masyarakat/ mahasiswa Amerika yang hendak meneliti di Indonesia ataupun sambil membantu sebagai tenaga pengajar di Universitas, membantu membekali masyarakat Indonesia yang hendak pergi ke Amerika antara lain tenaga kerja, pertukaran mahasiswa, dan sebagainya.

Tahun 1971 pada bulan Desember kegiatan LIA cabang Medan diresmikan dan memiliki anggaran tersendiri, kemudian pada tahun 1980 terjadi perubahan politik di Indonesia yang mengakibatkan LIA berubah menjadi PPIA (Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika) berdasarkan peraturan Menteri Luar Negeri RI nomor 1834/01/1980. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa sebuah perhimpunan bukanlah sebuah badan usaha dan tidak boleh memiliki aset. Dengan adanya peraturan ini PPIA Medan terpisah secara hukum dengan PPIA pusat, namun secara struktur dan manajemen masih sama. Dan kemudian pada tahun 1997 PPIA(Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Amerika) berubah menjadi sebuah yayasan yakni menjadi YPPI (Yayasan Pengembangan Persahabatan Indonesia-Amerika) hingga sekarang.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

I. VISI

Menumbuhkan harmonisasi, kemajuan dan kerjasama persaudaraan manusia terutama antara Indonesia dan Amerika Serikat.


(59)

II. MISI

1. Berpartisipasi dalam program untuk penerangan (masa depan baik) untuk Indonesia dan Amerika

2. Mengeratkan persahabatan antara orang Indonesia dan Amerika demikian juga dengan negara lainnya.

3. Meyenarkan Bahasa, budaya dan ide-ide kedua negara (Indo-Amerika). 4. Menyediakan sumber-seumber, terutama materi perpustakaan bagi yang

ingin belajar di Amerika Serikat dan juga bagi yang ingin mengetahui lebih banyak tentang orang-orang dan budaya Amerika.

5. Berartisipasi untuk membangun keberagaman, harmonisasi dan budaya persahabatan damai antara kelompok-kelompok yang berbeda di dunia. 4.1.3AKTIVITAS UTAMA

A. Belajar Bahasa Inggris

YPPIA menawarkan kelas untuk setiap level yang berbeda. Kelas ini telah beroperasi sejak tahun 1970 untuk melayani publik dalam usaha belajar Bahasa Inggris. Saat ini terdapat 32 pengajar Bahasa Inggris yang mengajar di tiga waktu yang berbeda yaitu: Senin- Kamis, Selasa –Jumat, Rabu- Sabtu. Berikut adalah beberapa jenis-jenis kelas yang ada di YPPIA:

1. Kelas Pre Junior (Benginner)

Kursus ini dirancang untuk siswa yang baru pertama kalinya belajar Bahasa Inggris dan masih duduk di bangku sekolah dasar.

2. Kelas Junior (Primary)

Kursus ini ditunjukan bagi siswa yang sudah duduk di bangku SD-SMP. 3. Kelas Interchange (Elementary-Intermediate)


(60)

Kursus ini ditujukan bagi siswa-siswa yang sudah duduk dibangku SMP-SMU atau sederajat.

4. Kelas Advance

Kursus ini dirancang khusus bagi mereka yang ingin meningkatkan kemampuannya berbahasa Inggris dengan baik.

5. Kelas Conversation

Ini adalah kelas dirancang bagi mereka yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa Inggris, melalui komunikasi intensif di dalam kelas.

6. Kelas Toefl Preparation

Ini adalah kelas khusus untuk mempersiapkan mereka yang bermaksud melanjutkan studi keluar negeri terutama ke Amerika Serikat.

7. Off Campus Program

Program ini ditujukan bagi mereka yang tidak mempunyai kesempatan datang mengikuti kursus di YPPIA Medan tetapi bisa menyediakan tempat kursus tersendiri. YPPIA Medan mendatangkan guru ke tempat yang diinginkan.

8. Kelas Public Speaking

Kelas ini dirancang khusus bagi mereka yang sudah mampu berbahasa Inggris tetapi ingin trampil.


(61)

Kelas-kelas yang ada di YPPIA Medan : I. Pre junior (beginner)

 Pre Jr 1 - Pre Jr 2 - Pre Junior 3 - Pre Junior 4 II. Junior (primary)

 Jr 1 -Jr2 - Jr3 -Jr4 -Jr5 -Jr6 -Jr7 -Jr8 -Jr9 III. Interchange (Elementary-Intermediate)

 Ic1 – Ic2 - Ic3 - Ic4 - Ic5 - Ic6 - Ic7 - Ic8 IV. Advance

 Avd1 - Avd2 - Avd3 - Avd4 V. Conversation

 Cc1 - Cc2 - Cc3 VI. Toefl Preparation

 TPC1 - TPC2 - TPC3 Jadwal Waktu Belajar : I. 08:00 – 09:30 WIB II. 10:00 – 11:30 WIB III. 15:00 – 16:30 WIB IV. 16:45 – 18:15 WIB V. 18:20 – 20:00 WIB

Biaya Administrasi/ Buku di Kursus YPPIA Medan : I. Pre junior (beginner)


(62)

II. Junior (primary)

 (50 Jam/ 4 Bulan) Rp. 900.000,- III. Interchange (Elementary-Intermediate)

 (50 Jam/ 4 Bulan)

• Rp. 810.000,- + Buku (Ic1 – Ic4)

• Rp. 880.000,- + Buku (Ic5 – Ic8) IV. Advance

 (50 Jam/ 4 Bulan) Rp. 1.020.000,- + Buku V. Conversation

 (40 Jam/ 2 Bulan/ Paket) Rp. 910.000,- + Buku VI. Toefl Preparation

 (40 Jam/ 2 Bulan/ Paket) Rp. 860.000,- + Buku VII. Biaya Placement Test : Rp. 50.000,-

VIII. Biaya Matrikulasi : Rp. 50.000,- IX. Buku/ module

Untuk informasi mengenai harga buku/ module belajar dapat diperoleh di kantor registrasi.

X. Off Campus Program

Untuk informasi biaya kursus Off Campus Program bisa didapatkan dengan menghubungi resgistasi: 061-8213197.

B. UJIAN BAHASA INGGRIS

YPPIA telah disahkan sebagai pusat administrasi ujian TOEFL internasional. YPPIA juga telah dipercayai sebagai pengelola ujian lainnya seperti ujian TOEIC, ALIGU, ITP TOEFL dan TOEFL. Kelas ini bertujuan untuk


(63)

mereka yang ingin mengetahui prediksi hasil TOEFL sebelum mengikui ujian TOEFEL yang resmi.

C.EDUCATION ADVISING SERVICES (EAS)

Program EAS yang dikoordinasikan oleh AMINEF Jakarta dibentuk untuk membantu para siswa mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi di universitas berakreditasi di Amerika Serikat. Dalam hal ini menyediakan layanan akademik berupa informasi dan saran, konsultasi pribadi, persiapan ujian, pelatihan kemampuan akademik, permulaan orientasi, skor terjemahan akademik dan layanan Visa. Hal ini juga menyediakan beasiswa untuk belajar di US yang didukung oleh AMINEF (Yayasan Pertukaran Amerika-Indonesia).

D.PROGRAM PERPUSTAKAAN

YPPIA memiliki koleksi buku dan jurnal lebih dari 7000 buku dimana semua buku menggunakan Bahasa Inggris (American style) dan mengenalkan budaya Amerika. Perpustakaan juga difasilitasi dengan referensi berdasarkan pendidikan Amerika. Jurnal Amerika dan jirnal Indonesia tetap juga disediakan. Materi belajar reading (membaca) juga dikoleksi. Duta Amerika Serikat juga memfasilitasi perpustakaan ini dengan sebuah Amercan Corner. Perpustakaaan juga menyediakan materi reading (membaca) khusus untuk anak-anak. Semua siswa YPPIA secara otomatis telah menjadi anggota perpustakaan.

E. PROGRAM KEBUDAYAAN

Salah satu cara untuk mengembangkan persahabatan Indonesia –Amerika adalah melalui pertukaran budaya. YPPIA tidak hanya menyediakan informasi dan materi tetapi juga membiayai pertunjukan budaya Indonesia dan Amerika. Beberapa seniman Indonesia dan Amerika telah menggunakan bangunan YPPIA


(1)

koefisien korelasi, dalam hal ini menemukan ada tidaknya hubungan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : “terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh Promosi Pemasaran ’’Susu Dancow Instant Enriched’’ Terhadap Tindakan Membeli Masyarakat Jl. Bunga Cempaka, Kelurahan Sempa Kata, Kecamatan Medan Selayang Kota Medan ”, sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, yakni terdapat hubungan antara word of mouth communication terhadap keputusan penggunaan jasa Bahasa Inggris YPPIA Medan. Faktor yang dapat mempengaruhi kesesuaian hasil penelitian terdahulu dengan yang diteliti peneliti sekarang adalah teori yang digunakan dalam penelitian yaitu teori AIDDA.

Hasil penelitian ini menunjukan word of mouth communication memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan jasa di lembaga kursus YPPIA. Hasil ini memberikan bukti bahwa aktifitas word of mouth communication akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan jasa lembaga kursus YPPIA Medan.


(2)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisa data yang dilakukan oleh peneliti di kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Word of Mouth Communication memiliki pengaruh positif terhadap keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. Word of Mouth Communication yang semakin baik akan meningkatkan jumlah keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. Sebaliknya jika Word of Mouth Communication di kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan buruk dan tidak dinamis di waktu yang akan datang, maka jumlah keputusan kunjungan konsumen akan semakin menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa word of mouth communication

efektif dalam meningkatkan tindakan keputusan penggunaan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. Hal ini diperoleh berdasarkan jawaban-jawaban responden melalui kuisioner dan wawancara singkat yang diuji melalui uji hipotesis dan diolah dengan bantuan SPSS.

2. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya word of mouth communication adalah kepuasan konsumen terhadap jasa yang diberikan oleh kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan. Kepuasan konsumen dapat terbentuk dengan adanya kualitas pelayanan yang baik, serta fasilitas yang diberikan memiliki nilai tambah. Konsumen yang merasa puas akan membicarakan, meyakinkan, mendorong, bahkan merekomendasikan


(3)

kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan kepada orang lain sehingga akan timbul perhatian, minat, hasrat, keputusan hingga tindakan untuk menggunakan jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis di atas, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Hasil analisi data menunjukkan bahwa word of mouth communication

cukup berpengaruh terhadap keputusan penggunaan jasa pada kursus Bahasa Inggris YPPIA sehingga YPPIA perlu meningkatkan pelayanan, memperbaiki kualitas dan menciptakan inovasi baru dalam pelayanan karena dengan begitu peserta didik atau pengguna jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan akan merasa puas dan menceritakan kembali pengalamannya di YPPIA kepada orang lain di sekitarnya.

2. YPPIA Medan sebaiknya dapat membaca kebutuhan pasar yang terus berkembang terlebih di era globalisasi saat ini dimana segala informasi dan komunikasi dilakukan melalui teknologi dan media sosial sehingga YPPIA Medan dapat bertahan dan tetap dapat menjaga eksistensinya ditengah-tengah persaingan yang ketat.

3. YPPIA Medan sebaiknya lebih memperbaiki sarana dan fasilitas yang dimiliki saat ini agar peserta didik atau pengguna jasa kursus Bahasa Inggris YPPIA Medan merasa puas dan kemudia keinginan untuk menceritakan pengalamannya kepada orang lain sehingga terjadi


(4)

aktivitas word of mouth communication yang semakin positif terhadap tingkat keputusan penggunaan jasa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Edisi Kelima Rineka Cipta.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi: Teori Filsafat Komunikasi.Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Hasan, Ali. 2010. Marketing dari Mulut ke Mulut (Word Of Mouth Marketing). Yogyakarta: Media Persindo.

Hutabarat, Tito. 2008. Buzz Marketing. Dalam Bisnis Ekonomi.com

Juliandi, Azuar. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu Bisnis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Kotler, Philip & Amstrong. 1999. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. ---.2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi ContohAnalisis Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rosen, Emanuel. 2004. Kiat Pemasaran dari Mulut ke Mulut. Jakarta: PT Flex Media Komputindo.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survial. Yogyakarta: PT Pustaka LP3S

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Bandung: Predana Media.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alpha Betha. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alpha Betha. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alpha Betha.


(6)

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Malang: Bayumedia Publishing.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. Jakarta : Gramedia. Skripsi:

Ardhiansyah, M. 2010. Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth pada Usaha Es Dawet Cah Mbanjar Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP USU). Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Purba, Ebbita Margareta. 2013. Word of Mouth Communication terhadap Tindakan Pengguna Jasa di Mari Photo Studio Kabanjahe. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Purba, Toman Lombok. 2010. Analisis Pengaruh Pemasaran dari Mulut ke Mulut dan Persepsi Kualitas terhadap Keputusan Pembelian pada Pasta Gigi Pepsodent (Studi Kasus: Mahasiswa Politeknik Negeri Medan). Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara: Medan

Sembiring, Odelio Denny Pranata. 2009. Analisis Karakteristik yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth pada Film Laskar Pelangi (Studi Kasus Mahasiswa/I S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan). Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Siregar, Ervinna R. 2011. Analisis Keunikan Produk yang Mempengaruhi Terciptanya Word Of Mouth pada Produk Es Krim Magnum Classic (Studi Kasus pada Mahasiswa FISIP USU). Program Studi Strata 1 Extensi Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Situs Internet :

Maret 2014 pukul 08.45 WIB

pukul 20.00 WIB

2014 pukul 18.48 WIB

pukul 11.24 WIB