40
Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking
Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penyebaran angket untuk memperoleh gambaran umum permasalahan yang terjadi di kelas.
Berdasarkan hasil angket yang telah disebar pada siswa kelas X-2, wawancara dengan beberapa siswa kelas X-2, yaitu Anita Kesuma, Rahman Ilyas,
dan Rina Rahmawati, serta wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru bahasa Indonesia kelas X dan XI, yaitu Lia Yuliana, S. Pd., dapat disimpulkan
bahwa masih banyak siswa yang kurang termotivasi untuk menulis cerita pendek, khususnya kelas X-2. Kelas tersebut dianggap kurang baik dalam pembelajaran
menulis cerita pendek. hal itu dapat dilihat dari nilai hasil tugas menulis cerita pendek yang pernah dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan dan hasilnya
menunjukkan terdapat 85 siswa mendapatkan nilai di bawah nilai standar kelulusan KKM yaitu 75. Melalui wawancara tersebut, peneliti bertujuan untuk
mencari informasi mengenai karakteristik siswa kelas X-2 dan mengetahui pembelajaran menulis cerita pendek di kelas X yang biasa dilaksanakan oleh guru
yang bersangkutan. Sementara itu, di samping melakukan wawancara dengan guru bidang studi tersebut, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa
dan menyebarkan angket mengenai seputar menulis cerita pendek. Setelah studi pendahuluan dilaksanakan, peneliti dapat mengamati teknik
pembelajaran yang digunakan guru kelas bersangkutan dan dapat mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru dalam pembelajaran bahasa
Indonesia sebelumnya. Melalui studi pendahuluan, peneliti dapat mengetahui permasalahan dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Pada umumnya, siswa
kurang mengerti dan memahami bagaimana cara menuangkan ide yang sudah ada dalam pikiran ke dalam sebuah cerita pendek. berdasarkan hal tersebut, peneliti
menerapkan teknik peta pemikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan tujuan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
3.4.2 Perencanaan Tindakan
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Hasil penelitian pada studi pendahuluan, digunakan
41
Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking
Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
untuk menyusun rencana pembelajaran pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran
bahasa Indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita pendek dan menyusun rencana tindakan perbaikan pembelajaran
menulis cerita pendek dengan teknik peta pemikiran yang difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan menulis cerita pendek.
Ada beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan dalam perencanaan tindakan agar penelitian berjalan secra sistematis, terencana, dan terstuktur.
Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut Sudrajat, 2010: 50-53. a.
Mengidentifikasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah Pada kegiatan ini, peneliti merumuskan masalah secara jelas, baik dengan
kalimat pertanyaan, maupun kalimat pernyataan. Masalah yang dilaksanakan dalam masalah perencanaan siklus I didapatkan dari pengamatan peneliti pada
tahap studi pendahuluan, sedangkan untuk siklus-siklus berikutnya peneliti mengidentifikasi masalah yang dialami pada siklus sebelumnya atau siklus I. Pada
kegiatan ini pula, peneliti merencanakan berbagai alternatif pemecahan masalah, kemudian memilih tindakan yang sekiranya dapat memberikan hasil terbaik.
b. Menentukan waktu penelitian
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pada PTK, tidak ada peraturan khusus yang
menentukan waktu pelaksanaan. Waktu pelaksanaan penelitian bersifat relatif. Rentang waktu untuk siklus bergantung pada materi yang dilaksanakan dengan
cara tertentu. Namun alangkah baiknya, jika penelitian ini dilaksanakan tidak kurang dari dua siklus. Meskipun demikian, bukan berarti PTK harus
menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu, PTK harus dirancang dan dipersiapkan secara rinci dan matang. Setelah mendapatkan izin dari kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah yang bersangkutan, peneliti menentukan waktu penelitian yang disesuaikan dengan program semester yang dimiliki sekolah.
c. Menentukan pokok bahasan atau materi pembelajaran
Pada kegiatan ini, pokok bahasan yang akan dipelajari siswa dipersiapkan secara matang. Peneliti harus menentukan inti atau materi pembelajaran yang
42
Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking
Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
relevan dengan masalah yang telah dirumuskan, baik teori bidang studi, maupun teori pembelajaran bidang studi. Materi pokok yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah materi mengenai pembelajaran menulis cerita pendek, sedangkan teori pembelajaran bidang studi yang ditentukan peneliti mengacu pada
penerapan teknik peta pemikiran. d.
Mengembangkan skenario pembelajaran Pada tahap ini, peneliti harus merinci skenario pembelajaran, berupa
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan guru peneliti dan bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan siswa dalam rangka implementasi
tindakan perbaikan yang telah direncanakan. Tindakan-tindakan yang dirancang, sebaiknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang tidak terduga sehingga
dapat menimbulkan risiko yang akan muncul. Skenario yang disusun merupakan wujud nyata dari aplikasi teknik peta pemikiran yang meliputi tujuh tahap.
Skenario pembelajaran tersebut dituangkan secara rinci di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
e. Menentukan sumber pembelajaran
Sumber pembelajaran dapat berupa buku acuan atau handout yang dapat membantu siswa dalam mendapatkan materi pembelajaran. Sumber pembelajaran
ini disesuaikan dengan esensi pokok bahasan yang telah ditentukan sebelumnya. f.
Menentukan Media Pembelajaran Media
pembelajaran merupakan
salah satu
sarana pendukung
pembelajaran yang dapat membantu keefektifan pembelajaran di kelas. Pada kegiatan ini, peneliti menentukan media pembelajaran yang relevan dengan pokok
bahasan dan menyesuaikan fasilitas yang dimiliki sekolah. g.
Menyusun alat evaluasi Alat evaluasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang
dapat digunakan untuk menetapkan indikator ketercapaian pembelajaran. Melalui alat evaluasi, peneliti dapat mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Alat evaluasi yang peneliti gunakan disusun secara sistematis dan indikator yang terstruktur sehingga tingkat kemampuan menulis cerita pendek
seluruh siswa kelas X-2 dapat terlihat dengan jelas.
43
Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking
Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
h. Mengembangkan format observasi aktivitas guru
Format observasi aktivitas guru digunakan untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika peneliti mengaplikasikan teknik peta pemikiran. Format
observasi inilah yang akan digunakan observer dalam tahap pengamatan tindakan observasi.
i. Menentukan observer
Setelah peneliti mengembangkan format observasi, peneliti menentukan observer yang akan mengamati peneliti dalam melaksanakan tindakan. Dalam
penelitian ini, rekan yang menjadi observer adalah guru tetap bahasa Indonesia di kelas yang bersangkutan dan kepala sekolah SMA Langlangbuana.
3.4.3 Pelaksanaan Tindakan