Bagan Penelitian Tindakan Kelas Definisi Opresional

36 Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Refleksi reflecting, yaitu peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya jika hasil dari siklus pertama tidak menunjukkan adanya perubahan. Tahapan refleksi menjadi acuan untuk tahap perencanaan pada siklus berikutnya dan seterusnya sampai hasil yang diharapkan peneliti tercapai. Berikut ini adalah bagan PTK yang terbagi ke dalam dua siklus.

3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS I Pengamatan Refleksi Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS II Pengamatan Refleksi 37 Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perencanaan Pelaksanaan

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan dua hal penting dalam penelitian, yaitu lokasi dan subjek penelitian. uraiannya sebagai berikut.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Langlangbuana yang berlokasi di Jalan Dr. Sahardjo, SH No. AA4 Sukamiskin Bandung.

3.2.2 Subjek Penelitian

Penelitian ini menitikberatkan kepada penerapan teknik peta pemikiran dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 semester 2 SMA Langlangbuana tahun ajaran 20122013. Alasan peneliti memilih siswa kelas X-2 semester 2 SMA Langlangbuana karena pada saat melakukan observasi awal, didapatkan sebuah data yang menunjukkan bahwa kelas X-2 bermasalah dalam pembelajaran menulis khususnya dalam kegiatan menulis jenis sastra. Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Langlangbuana kepada kelas X- 2 semester 2 tahun ajaran 20122013 yang berjumlah 40 siswa sebagai subjek penelitian. Siswa-siswa tersebut merupakan siswa yang hadir dalam setiap pertemuan dan mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh. Para siswa kelas X-2 dipilih menjadi subjek penelitian berlandaskan pada wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas tersebut, yaitu Lia Yuliana, S. Pd., kelas X-2 tersebut memiliki semangat dan motivasi yang cukup bagus, serta antusiasme yang begitu tinggi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Namun dalam kegiatan menulis, siswa kelas X-2 masih belum memuaskan, khususnya dalam kegiatan menulis cerita pendek. Kendalanya, mereka masih merasa kesulitan dalam menuangkan gagasan pikiran ke dalam 38 Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sebuah tulisan seperti merumuskan judul, menentukan tema, memilih diksi yang tepat, dan penggunaan EYD. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2, dengan pertimbangan pembelajaran menulis cerita pendek terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pada jenjang SMA kelas X semester 2. Adapun yang dijadikan acuan peneliti dalam penelitian ini adalah standar kompetensi menulis, yakni mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen pada kelas X semester 2 dengan kompetensi dasar, menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen pelaku, peristiwa, latar dan menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen pelaku, peristiwa, latar. Dengan demikian, penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan menerapkan teknik peta pemikiran.

3.3 Definisi Opresional

Definisi operasional yang berlaku dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Kemampuan menulis cerita pendek adalah suatu kegiatan yang melibatkan pikiran analitis dan kreatif siswa ketika mereka mampu memilah kata, menuangkan gagasan dan pikiran ke dalam sebuah tulisan, merumuskan judul, menentukan tema, menguasai diksi, dan tepat dalam ejaan. Selain itu, mereka juga memahami bahwa cerita pendek merupakan suatu kesatuan bentuk yang betul-betul utuh dan lengkap. Keutuhan dan kelengkapan sebuah cerita pendek dapat dilihat dari segi unsur yang membentuknya. Unsur-unsur tersebut adalah peristiwa cerita alur dan plot, tokoh cerita karakter, tema cerita, suasana cerita mood dan atmosfir cerita, latar cerita Setting, sudut pandang penceritaan point of view, dan gaya style pengarangnya. Adanya tuntutan hemat dalam penulisan cerita pendek, biasanya pengarang hanya mementingkan unsur alur atau karakter saja. Hal tersebut bukan berarti 39 Rahayu Yulistia, 2013 Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Melalui Teknik Peta Pemikiran Thinking Maps Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X-2 SMA Langlangbuana Tahun Ajaran 20122013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu meniadakan unsur-unsur yang lain, melainkan pengarang hanya memusatkan fokus pada satu unsur yang mendominasi cerpennya. b. Teknik peta pemikiran dalam praktiknya digunakan guru untuk memfasilitasi, meningkatkan, dan mempercepat kemampuan siswa untuk menulis dengan lancar dari tingkat pertama hingga pendidikan tinggi. Intinya, peta pemikiran adalah kertas untuk pemetaan mental yang masuk ke otak dan melalui benak pikiran. Dengan demikian, peta pemikiran dapat dijadikan sebagai alat perangsang pikiran bagi siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek secara efektif. c. Penelitian tindakan kelas merupakan alat untuk memonitor perkembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan menggunakan teknik peta pemikiran. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan apresiasi siswa terhadap pembelajaran menulis cerita pendek serta hasil proses belajar mengajar.

3.4 Prosedur Penelitian