Purwaka Hadi, 2012 Model Konseling Positive Peer Culture Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Tunanetra Di
Sekolah Inklusif Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
94
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Tujuan akhir penelitian adalah terumuskannya model konseling teman sebaya positif Positive Peer Culture untuk meningkatkan interaksi sosial siswa
tunanetra di sekolah inklusif. Model penelitian adalah penelitian dan pengembangan pendidikan Educational RD. Untuk mendukung model
penelitian RD, penelitian ini menggunakan metode deskriptif, metode partisipatif kolaboratif, dan metode eksperimen. Metode deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan dan menganalisa: 1 Perilaku siswa tunanetra dalam berinteraksi sosial di sekolah inklusif, dan 2 Keterampilan interaksi sosial oleh
siswa tunanetra di sekolah inklusif. Metode partisipatif kolaboratif digunakan untuk memvalidasi instrumen, uji kelayakan model hipotetik, dan uji kelayakan
model operasional. Metode partisipatif kolaboratif dilakukan dengan bantuan para ahli bidang konseling validator isi serta para konselor sekolah dan guru
pembimbing khusus validator empiris. Metode eksperimen digunakan untuk menguji dan mengevaluasi kebermanfaatan model konseling, yaitu Efektifitas
model konseling teman sebaya positif Positive Peer Culture untuk meningkatkan interaksi sosial siswa tunanetra di sekolah inklusif.
Desain eksperimen yang digunakan adalah penelitian Subyek Tunggal atau Single Subject Research SSR dengan Multiple Baseline Design, yang
meliputi tiga variasi, yaitu: 1 multiple baseline cross subjects, 2 multiple
Purwaka Hadi, 2012 Model Konseling Positive Peer Culture Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Tunanetra Di
Sekolah Inklusif Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
95
baseline cross conditions, dan 3 multiple baseline cross variables Sunanto, 2005: 74. Desain SSR ini untuk mengetahui perkembangan setiap subyek pada
suatu kondisi dan setiap jenis keterampilan interaksi sosial siswa tunanetra di sekolah inklusif selama diberikan model atau perlakuan.
B. Operasionalisasi Variabel