Tingkah laku sosial siswa tunanetra di sekolah inklusif.

Purwaka Hadi, 2012 Model Konseling Positive Peer Culture Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Tunanetra Di Sekolah Inklusif Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 96 pola interaksi psikososialnya. Sehingga kedua aspek tersebut dalam pengkajian perkembangan interaksi sosial harus dibahas secara bersama.

1. Tingkah laku sosial siswa tunanetra di sekolah inklusif.

Secara konseptual, Martin 2007: 3 menyampaikan kata-kata yang sering disinonimkan dengan `perilaku` adalah kegiatan, aksi, kinerja, tanggapan, respon, dan reaksi. Menurutnya, pada dasarnya perilaku adalah segala sesuatu yang seseorang ucapkan atau lakukan. Secara teknis perilaku adalah setiap kegiatan otot atau kelenjar dari suatu organisme. Penelitian ini mendeskripsikan bentuk-bentuk perilaku negatif siswa tunanetra yang menghambat proses interaksi sosial yang muncul setelah terjadinya interaksi sosial siswa tunanetra di sekolah inklusif. Secara operasional, indikator konkrit tingkah laku sosial menggunakan identifikasi problem tingkah laku dalam berinteraksi sosial berupa Positive Peer Culture PPC Problem-Solving List yang disusun oleh Vorath 1985: 30-31, dengan daftar ini dapat dikenali problem tingkah laku manakah yang dihadapi klien siswa tunanetra dalam berinteraksi sosial di sekolah inklusif, meliputi : 1 Gambaran diri rendah Self-Image: mempunyai gambaran yang lemah tentang diri sendiri, sering merasakan harga dirinya rendah; 2 Kurang perhatian pada orang lain: perilaku yang bisa merusakkan hubungan dengan orang lain; 3 Kurang perhatian pada diri sendiri: perilaku yang bisa merusak diri sendiri; 4 Masalah otoritas: tidak ingin diatur oleh seseorang; 5 Menyesatkan orang lain: menggambarkan bahwa orang lain berperilaku negatif; 6 Mudah disesatkan: klien digambarkan memiliki perilaku negatif oleh orang lain; 7 Menjengkelkan orang lain: menganggap negatif kepada orang yang Purwaka Hadi, 2012 Model Konseling Positive Peer Culture Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Tunanetra Di Sekolah Inklusif Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 97 merawatmembantu, memperlakukan sebagai musuh; 8 Mudah marah: sering mengganggu atau bikin gusar atau pemarah;9 Mencuri: mengambil berbagai hal kepunyaan orang lain; 10 Masalah alkohol atau obat: Penyalahgunaan zat-zat aditif yang bisa menyakiti diri; 11 Pembohong: tidak bisa dipercaya untuk menceritakan tentang kebenaran; 12 Menghadapi fronting: suka berpura-pura dan bukannya riil kenyataan.

2. Keterampilan interaksi sosial siswa tunanetra di sekolah inklusif