commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan olahraga permainan yang populer di dunia, dan bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap Negara di Eropa. Di
Indonesia, permainan sepakbola cukup memasyarakat dan berkembang pesat sampai di pelosok-pelosok desa. Bahkan sekarang ini permainan sepakbola dalam
gedung atau dikenal dengan futsall muncul dimana-mana, baik di kota-kota besar maupun di perkotaan, bahkan di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa, bermain
sepakbola mudah dilakukan, cukup sederhana dan mendatangkan rasa senang dan kebugaran jasmani bagi pelakunya.
Munculnya klub-klub sepakbola atau Lembaga Pendidikan Sepakbola di berbagai daerah menunjukkan perkembangan sepakbola di Indonesia cukup pesat.
Di Kabupaten Karanganyar telah muncul dan berkembang beberapa sekolah sepakbola yang cukup eksis, salah satunya Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu.
Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar telah beberapa kali mengikuti pertandingan antara sekolah sepakbola, baik tingkat daerah maupun
tingkat Karisidenan Surakarta. Dari berbagai pertandingan yang telah diikuti prestasinya kurang stabil. Terkadang mampu memenangkan pertandingan dengan
skor yang telak, tetapi terkadang juga mengalami kekalahan. Prestasi yang naik turun dari Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar perlu
ditelusuri faktor penyebabnya.
Seringkali kekalahan yang dialami para pemain Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar disebabkan kebugaran jasmaninya kurang
baik. Karena kebugaran jasmani yang kurang baik, sehingga para pemain Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar mudah lelah sehingga
seringkali kehilangan bola. Upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola seharusnya memiliki fundasi kebugaran jasmani yang baik. Sudarno SP. 1992:
59 menyatakan, “Kapasitas aerobik maksimal merupakan faktor penting bagi penampilan dalam olahraga yang memakan waktu, dan merupakan indikator bagi
kesegaran jasmani seseorang. Semakin besar kapasitas aerobik maksimal seseorang semakin besar kemungkinan mencetak prestasi pada nomor-nomor yang
memerlukan ketahanan”. Aktivitas olahraga termasuk bermain sepakbola dilakukan dalam waktu
yang cukup lama, sehingga dibutuhkan kebugaran jasmani yang baik, agar selama
commit to user permainan penampilannya tetap fit dan tidak cepat lelah serta keterampilan yang
dimiliki tidak berkurang akibat kelelahan. Untuk melakukan tugas atau bermain sepakbola sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, maka kebugaran jasmani sangat
penting. Agar seorang pemain sepakbola memiliki penampilan yang baik selama bermain, maka kebugaran jasmani harus dipersiapkan sebaik mungkin. Harsono
1988: 201 menyatakan “Setiap atlet harus dipersiapkan fisiknya termasuk daya tahan aerobik sebaik mungkin agar dalam pertandingan-pertandingan dia 1 tidak
kehabisan tenaga dan 2 tidak semakin menurun keterampilan yang disebabkan karena semakin berkurangnya cadangan energi fisiknya”.
Memiliki kebugaran jasmani yang baik sangat penting dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan dan keterampilan harus ditingkatkan. Dengan kebugaran jasmani yang baik, maka akan memiliki banyak manfaat, di antaranya mendukung penguasaan
teknik, taktik dan mental. Sudjarwo 1993: 41-42 menyatakan:
Mempelajari teknik dalam cabang olaharga tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet memiliki kemampuan fisik yang menunjang
gerakan teknik tersebut. Taktik yang telah direncanakan dalam pertandingan tidak akan terlaksana tanpa didukung kemampuan teknik
yang memadai. Dan secara mental seorang atlet yang memiliki kemampuan teknik akan lebih mantap dan optimis dalam pertandingan.
Kebugaran jasmani yang baik memiliki keterkaitan dengan penguasaan teknik, taktik dan mental. Seorang pemain sepakbola yang memiliki kebugaran
jasmani baik akan mudah dalam menguasai teknik dasar bermain sepakbola, mampu menjalankan strategi permainan dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi
dan optimis dalam pertandingan. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani para pemain sepakbola, maka harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu.
Melatih dan mengembangkan unsur-unsur kebugaran jasmani para pemain sepakbola merupakan langkah penting yang harus diberikan dalam pelatihan
sepakbola. Komponen-komponen
kebugaran jasmani
yang mendukung
keterampilan bermain sepakbola harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal dengan bentuk latihan yang tepat. Timo Scheunemann 2005: 26 menyatakan,
“Pembinaan fisik pemain tidak boleh diabaikan karena andil stamina itu sendiri begitu besar di dalam bermain sepakbola”.
commit to user Berdasarkan hal tersebut, maka mengetahui tingkat kebugaran jasmani
pemain sepakbola sangat penting. Latihan yang dilakukan secara rutin tanpa ada evaluasi tidak dapat dijadikan kontrol terhadap tingkat kebugaran jasmaninya
apakah dalam kondisi baik atau kurang baik. Selama ini belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani para pemain sepakbola Pesat Tirta Lawu
Kabupaten Karanganyar. Belum pernah dilakukannya tes dan pengukuran kebugaran jasmani para pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten
Karanganyar tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti. Salah satu kendala belum pernah dilakukannya tes dan pengukuran kebugaran jasmani para
pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar karena belum mengetahui cara melakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani yang baik dan
tepat. Tidak mengetahui cara melakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani merupakan salah satu kendala, sehingga tingkat kebugaran jasmaninya tidak
diketahui. Tidak diketahuinya tingkat kebugaran jasmani tersebut, sehingga para pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tidak
mengetahui apakah kebugaran jasmaninya sudah baik atau belum, bahkan belum dapat mengukur apakah latihannya sudah cukup ataukah masih perlu ditingkatkan
lagi. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, masih banyak dijumpai saat
latihan berlangsung yaitu, ada beberapa pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar setelah melakukan latihan masih bersemangat dan
mampu melakukan aktivitas selanjutnya, tetapi ada juga merasa lelah, sehingga kurang mampu menjalankan aktivitas selanjutnya. Kondisi semacam ini perlu
ditelusuri faktor penyebabnya. Selain itu, masih banyak para pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar latihannya kurang maksimal.
Banyak diantara dari waktu latihan yang telah dijadwalkan tidak rutin masuk, bahkan kalau masuk tidak maksimal dalam mengikuti latihan yang telah
diprogramkan pelatih. Selain permasalahan tersebut, dari latihan yang telah dilaksanakan tidak pernah dilakukan kontrol terhadap ambang rangsang latihan.
Hal ini maksudnya, dalam pelaksanaan latihan tidak pernah dilakukan kontrol denyut nadinya sebelum latihan dan sesudah latihan. Hal ini sangat penting untuk
commit to user mengetahui apakah latihannya sudah mencukupi untuk meningkatkan kebugaran
jasmaninya ataukah belum. Rasa lelah setelah melakukan latihan hendaknya perlu ditelusuri faktor
penyebabnya. Rasa lelah setelah melakukan latihan kebanyakan para pemain siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar
tidak memahaminya. Hal ini karena, tingkat kebugaran jasmani tidak hanya dipengaruhi
oleh latihan saja. Selain latihan yang baik dan teratur, faktor pendukung lainnya harus juga diperhatikan, misalnya makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani. Kegiatan olahraga yang dilakukan dalam waktu cukup lama tentu dibutuhkan energi yang
cukup. Jika tidak diimbangi dengan gizi yang cukup, maka akan berpengaruh pada tingkat kebugaran jasmaninya. Oleh karena itu, latihan secara baik dan teratur dan
faktor-faktor yang mendukung kebugaran jasmani harus diperhatikan.
Bagaimanakah dengan tingkat kebugaran jasmani para pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar apakah dalam kondisi baik ataukah
tidak baik. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Studi Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa Sekolah Sepakbola Pesat
Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010”.
B. Identifikasi Masalah