commit to user 25
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran pendekatan masalah, yang disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah
D. Pembatasan Masalah
1. Dalam penelitian ini, yang dikaji adalah perilaku konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011.
E. Hipotesis
1. Diduga faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah faktor produk,
faktor harga, faktor promosi dan faktor tempat. Proses Pengambilan
Keputusan
Keputusan
Perilaku Konsumen dalam membeli ikan lele
Pengenalan produk
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Karakteristik Pribadi
Konsumen Ikan Lele
PemasarProdusen Ikan Lele Ikan Lele
Faktor Bauran Pemasaran
1. Produk
a. Kandungan gizi b. Ukuran
c. Warna d. Kebersihan tubuh
2. Harga a. Harga
3. Promosi a. Promosi
b. Potongan harga 4. Tempat
a. Jarak pasar b. Lokasi pasar
c. Kenyamanan d. Pelayanan
e. Kebersihan f. Keamanan
commit to user 26
2. Diduga variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali dari faktor
produk adalah variabel ukuran ikan, dari faktor harga adalah variabel harga ikan, dari faktor promosi adalah variabel potongan harga, dan faktor
tempat adalah variabel jarak pasar. 3. Diduga perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan adalah
tindakan mengevaluasi atribut-atribut ikan lele untuk membuat keputusan dalam pembelian ikan lele.
F. Asumsi
Konsumen ikan lele bersifat rasional dengan mengevaluasi
variabel-variabel ikan lele yang dipertimbangkan.
G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa,
termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
2. Ikan lele adalah ikan lele yang masih hidup, yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.
3. Pasar tradisional merupakan pasar yang biasanya terdiri dari kios-kios yang dibuka oleh penjual dan kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, dan lain-lain.
4. Bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang terdiri atas produk, harga, promosi, dan tempat yang dapat dikendalikan
pemasar untuk merespon yang diinginkan pasar. 5. Kandungan gizi X
1
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap zat gizi yang terkandung pada ikan lele. Pengukuran kandungan
gizi ikan lele diukur dari wawancara kepada konsumen menurut kesanpendapat konsumen itu sendiri terhadap gizi yang terdapat pada ikan
lele yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, agak rendah dan rendah.
commit to user 27
6. Ukuran X
2
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap penampakan ikan lele berdasarkan besar kecilnya ikan. Ukuran ikan lele
terdiri dari ukuran sangat besar sebanyak 5-6 ekor per kilogram, besar sebanyak 7-8 ekor per kilogram, sedang sebanyak 9-11 ekor per kilogram,
agak kecil sebanyak 12-13 ekor per kilogram dan kecil sebanyak 14-15 ekor per kilogram.
7. Warna X
3
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap warna kulit ikan lele yang dijual di pasar. Pengukuran warna ikan lele
diukur dari kenampakan warna kulit ikan secara visual menurut kesanpendapat konsumen yaitu sangat gelap hitam pekat, gelap hitam,
cukup gelap hitam keabuan, agak terang putih keabuan dan terang putih kekuningan.
8. Kebersihan tubuh X
4
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap keadaan tubuh ikan lele berdasarkan kebersihan atau kenampakan
ada atau tidaknya luka cacat dan kotoran pada tubuh ikan lele. Ukuran kebersihan tubuh ikan lele diukur dari kenampakan secara visual menurut
kesanpendapat konsumen yaitu sangat bersih, bersih, cukup bersih, kurang bersih dan tidak bersih.
9. Harga X
5
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap besarnya uang yang digunakan untuk membeli ikan lele. Ukuran harga
diukur dari harga yang dibayarkan dan dipersepsikan oleh konsumen itu sendiri yaitu sangat murah, murah, normal, agak mahal dan mahal.
10. Promosi X
6
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap bagian dari sistem pemasaran yang memberikan informasi kepada
konsumen tentang ikan lele. Pengukuran promosi ikan lele diukur dari
wawancara kepada konsumen menurut kesanpendapat konsumen terhadap promosi ikan lele yaitu sangat menarik, menarik, cukup menarik, kurang
menarik, atau tidak menarik. 11. Potongan harga X
7
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap potongan dari besarnya uang yang harus dibayarkan untuk
membeli ikan lele. Ukuran potongan harga diukur dari harga yang
commit to user 28
dipotong dan dipersepsikan oleh konsumen itu sendiri yaitu sangat banyak, banyak, cukup banyak, kurang banyak dan tidak banyak.
12. Jarak pasar X
8
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap jarak yang ditempuh untuk mencapai pasar yang menjual ikan lele.
Variabel ini diukur dengan satuan ukuran kilometer km. Pengukuran jarak pasar adalah sangat dekat 1 km, dekat 1-2 km, sedang 3-4 km,
jauh 5-6 km dan sangat jauh 6 km. 13. Lokasi pasar X
9
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap lokasi tempat menjual ikan lele. Pengukurannya melalui
penilaian konsumen terhadap lokasi pasar tradisional yaitu sangat strategis, strategis, cukup strategis, kurang strategis dan tidak strategis.
14. Kenyamanan pasar X
10
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap perasaan nyaman yang diperoleh selama berada di pasar. Ukuran
kenyamanan pasar diukur dari wawancara kepada konsumen menurut kesanpendapat konsumen terhadap kenyamanan pasar yaitu sangat
nyaman, nyaman, cukup nyaman, kurang nyaman dan tidak nyaman. 15. Pelayanan X
11
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan pemasar dalam menjual ikan lele. Ukuran
pelayanan diukur
dari wawancara
kepada konsumen
menurut kesanpendapat konsumen terhadap pelayanan yang diberikan pemasar
yaitu sangat memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan, kurang memuaskan dan tidak memuaskan.
16. Kebersihan pasar X
12
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap tingkat kebersihan tempat pasar yang menjual ikan lele. Ukuran
kebersihan pasar diukur dari wawancara kepada konsumen menurut kesanpendapat konsumen terhadap kebersihan pasar yaitu sangat bersih,
bersih, cukup bersih, kurang bersih dan tidak bersih. 17. Keamanan pasar X
13
adalah serangkaian makna atau kesan konsumen terhadap rasa aman yang diperoleh selama berada di pasar. Ukuran
keamanan diukur
dari wawancara
kepada konsumen
menurut
commit to user 29
kesanpendapat konsumen terhadap keamanan pasar yaitu sangat aman, aman, cukup aman, kurang aman dan tidak aman.
18. Beberapa pengertian penting yang berkaitan dengan analisis faktor : a. Bartlett test of sphericity adalah uji statistik untuk keseluruhan
signifikansi dari semua korelasi antara matrik korelasi. b. Matrik korelasi adalah tabel yang menunjukkan saling hubungan
intercorrelation diantara semua variabel yang diteliti. c. Communality adalah jumlah total variasi dari sebuah variabel yang
dijelaskan faktor umum. d. Eigenvalue adalah jumlah kolom dari kuadrat loading untuk sebuah
faktor yang menunjukkan besarnya varians yang dijelaskan oleh faktor tersebut.
e. Faktor adalah kombinasi linier variat dari variabel-variabel yang asli. Faktor yang menunjukkan dimensi mendasar konstruk yang
menjelaskan jumlah untuk sekelompok variabel yang diteliti. f. Faktor loading adalah korelasi antara variabel dengan faktor dan kunci
untuk memahami
faktor khusus.
Kuadrat faktor
loading menggambarkan persentase variasi yang dapat dijelaskan oleh faktor.
g. Matrik faktor adalah tabel yang menggambarkan faktor loading dari semua variabel pada setiap faktor.
h. Rotasi faktor adalah proses manipulasi atau penyesuaian sudut axis faktor untuk mendapatkan hasil analisis faktor yang mudah dan
pragmatis di dalam menginterpretasikannya. i. Measure of sampling adequacy MSA adalah ukuran baik terhadap
keseluruhan korelasi maupun korelasi variabel individu yang menyatakan kesesuaian dalam penggunaan analisis faktor. Nilai MSA
di atas 0,5 menunjukkan bahwa analisis faktor dapat diterapkan pada data.
commit to user 30
19. Konsep pengukuran variabel dibuat dengan memilih jawaban berjenjang mulai dari intensitas paling tinggi sampai paling rendah. Ada lima pilihan
jawaban, maka untuk sangat memuaskan diberi skor 5 sedangkan tidak memuaskan diberi skor 1.
commit to user 31
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan
masalahmasalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan, mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisa Surakhmad, 1985. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei,
yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner
sebagai alat
pengumpulan data
yang pokok
Singarimbun dan Effendi, 1995.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja purposive,
yaitu di Kabupaten Boyolali. Peneliti memilih Kabupaten Boyolali sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan karena permintaan konsumen
terhadap ikan lele di Kabupaten Boyolali yang tinggi dan semakin meningkat. Dikarenakan keterbatasan data permintaan ikan lele di
Kabupaten Boyolali, maka dilakukan pendekatan dengan menggunakan data pengeluaran untuk bahan makanan daging dan ikan di Kabupaten
Boyolali. Berdasarkan Laporan Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi
Penduduk Jawa Tengah di Kabupaten Boyolali, diketahui bahwa pada tahun 2006 rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bahan makanan
daging dan ikan adalah sebesar Rp 12.902,45 dan pada tahun 2007 rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bahan makanan daging dan
ikan meningkat menjadi sebesar Rp 13.451,94. Laporan tersebut menunjukkan bahwa di Kabupaten Boyolali terjadi peningkatan konsumsi
untuk daging dan ikan, termasuk di dalamnya ikan lele. Selain itu, hasil wawancara dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali
31