Kabupaten Boyolali KONDISI DAERAH PENELITIAN

commit to user 41

IV. KONDISI DAERAH PENELITIAN

A. Kabupaten Boyolali

1. Keadaan Alam a. Letak Geografi Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 kabupatenkota di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di antara 110º 22”-110º 50” BT dan 7º 7”-7º 36” LS dengan luas wilayah 101.510,10 Ha. Batas-batas administratif Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : 1 2 3 4 Sebelah Utara : Sebelah Timur : Sebelah Selatan : Sebelah Barat : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang b. Topografi Kabupaten Boyolali mempunyai ketinggian 75 - 1.500 m dpl. Topografi daerah Kabupaten Boyolali bervariasi dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan penggolongan sebagai berikut : 1 2 3 4 75 – 400 mdpl : 400 – 700 mdpl : 700 – 1000 mdpl : 1000 – 1300 mdpl : Kecamatan Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Simo, Nogosari, Karanggede, Andong, Klego, Kemusu, Wonosegoro, Juwangi dan Sebagian Boyolali Kecamatan Boyolali, Musuk, Ampel dan Cepogo Kecamatan Musuk, Ampel dan Cepogo Kecamatan Cepogo, Ampel, Selo 41 commit to user 42 5 1300 – 1500 mdpl : Kecamatan Selo Berdasarkan data keadaan topografi di Kabupaten Boyolali, wilayah di Kabupaten Boyolali yang berpotensi untuk membudidayakan ikan lele adalah Kecamatan Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Simo, Nogosari, Karanggede, Andong, Klego, Kemusu, Wonosegoro, Juwangi, dan Boyolali. Menurut Suyanto 2002, ikan lele dapat tumbuh baik pada dataran rendah dan pada daerah dengan ketinggian kurang dari 700 mdpl. Potensi sentra budidaya ikan lele di Kabupaten Boyolali sendiri dibudidayakan di Kampung Lele Kecamatan Sawit. c. Keadaan Perairan Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali tahun 2009, keadaan perairan di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : 1 2 3 Sumber air dangkal mata air : a. Tlatar di wilayah Kecamatan Boyolali b. Nepen di wilayah Kecamatan Teras c. Pengging di wilayah Kecamatan Banyudono d. Pantaran di wilayah Kecamatan Ampel e. Wonopedut di wilayah Kecamatan Cepogo f. Mungup di Kecamatan Sawit Waduk : a. Kedungombo 3.536 Ha di wilayah Kecamatan Kemusu b. Kedungdowo 48 Ha di wilayah Kecamatan Andong c. Cengklik 240 Ha di wilayah Kecamatan Ngemplak d. Bade 80 Ha di wilayah Kecamatan Klego Sungai : a. Serang, melintasi Kecamatan Kemusu dan Wonosegoro b. Cemoro, melintasi Kecamatan Simo dan Nogosari c. Pepe, melintasi Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sambi, dan Ngemplak commit to user 43 d. Gandul, melintasi Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras dan Sawit Menurut Suyanto 2002, ikan lele dapat hidup dengan baik di sungai yang tidak terlalu deras airnya dan di perairan yang tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa serta genangan seperti kolam. Oleh sebab itu, keadaan perairan di Kabupaten Boyolali sangat mendukung untuk pembudidayaan ikan lele. 2. Keadaan Penduduk Keadaan penduduk di Kabupaten Boyolali meliputi jumlah dan kepadatan penduduk, komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan, dan keadaan penduduk menurut lapangan pekerjaan utama adalah sebagai berikut : a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti migrasi, mortalitas kematian, dan natalitas kelahiran. Berikut ini adalah tabel mengenai jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 2003-2009. Tabel 6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Boyolali Tahun 2003-2009 Tahun Luas Wilayah km 2 Jumlah Penduduk jiwa Kepadatan Penduduk jiwakm 2 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 1.015,1010 935.768 939.087 941.147 944.181 947.026 949.594 951.717 922 925 927 930 933 935 938 Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009 Tabel 6 menunjukkan bahwa pertambahan penduduk di Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan dari tahun 2003-2009. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, jumlah penduduk Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 adalah 951.717 jiwa yang terdiri dari 466.481 penduduk laki-laki dan 485.236 commit to user 44 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 1.015,1010 km 2 , maka kepadatan penduduk geografis Kabupaten Boyolali sebesar 938 jiwa per km 2 . Artinya, setiap 1 km 2 luas wilayah ditempati oleh 938 jiwa. Kepadatan penduduk akan mempengaruhi kebutuhan konsumsi masyarakat, dalam hal ini adalah kebutuhan konsumsi protein.Semakin tinggi angka kepadatan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan konsumsi protein di wilayah tersebut. b. Komposisi Penduduk Kabupaten Boyolali Komposisi penduduk menurut kelompok umur merupakan suatu bentuk penggolongan penduduk berdasarkan umur sehingga dapat diketahui jumlah penduduk yang produktif maupun penduduk yang tidak produktif. Menurut data BPS Kabupaten Boyolali, golongan umur produktif adalah golongan umur 15-64 tahun. Sedangkan golongan umur tidak produktif adalah golongan umur antara 0-14 tahun dan golongan umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun. Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Golongan Umur tahun Jenis Kelamin Jumlah jiwa Laki-laki Perempuan 0-14 124.226 113.060 237.286 15-64 311.277 329.468 640.745 65 ke atas 30.978 42.708 73.686 Jumlah 466.481 485.236 951.717 Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009 Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling banyak berada pada usia produktif 15-64 tahun yaitu sebesar 640.745 jiwa. Hal ini berkaitan dengan konsumsi kebutuhan protein penduduk, dalam hal ini dengan mengkonsumsi ikan lele. Kebutuhan protein dipengaruhi oleh faktor usia dan jenis kelamin. Semakin tinggi usia penduduk, semakin besar kebutuhan protein yang harus dicukupi. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan di Kabupaten commit to user 45 Boyolali secara keseluruhan lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan rumah tangga dalam hal pembelanjaan rumah tangga, peranannya lebih ditentukan oleh perempuan. Kecenderungan inilah yang menjadi dasar bahwa perempuan merupakan konsumen yang melakukan pembelian. Lury 1998 menyatakan bahwa peran konsumen dibangun oleh peran feminin dan secara tipikal wanitalah yang melakukan kegiatan berbelanja 80 atau lebih keputusan konsumsi ditentukan oleh wanita. Hal tersebut berarti bahwa yang sebenarnya membeli sebagian besar barang dan melakukan “pekerjaan” konsumsi adalah seorang perempuan. Dalam hal kebutuhan protein, penduduk berjenis kelamin laki-laki membutuhkan kecukupan konsumsi protein yang lebih banyak daripada penduduk berjenis kelamin perempuan. c. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Tingkat pendidikan berpengaruh pada sikap dan tindakan dalam sebuah proses produksi pertanian dan terkait dengan pengambilan keputusan. Tabel 8 menunjukkan keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Tabel 8. Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Pendidikan Yang Ditamatkan Jumlah Presentase Tamat Akademi PT Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD TidakBelum Tamat SD 25.637 119.697 158.656 305.211 270.934 2,92 13,60 18,03 34,67 30,78 Jumlah 880.563 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009 Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling tinggi di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 yaitu tamat Sekolah Dasar sebanyak 305.211 atau 34,67 persen. Tetapi penduduk di Kabupaten Boyolali, khususnya produsen ikan lele di Kabupaten commit to user 46 Boyolali mudah menerima perubahan teknologi dalam budidaya ikan lelenya, misalnya mencegah agar ikan lele tidak terserang penyakit dengan cara budidaya yang baik dan bersih. Penduduk yang tamat Akademi maupun Perguruan Tinggi paling kecil persentasenya. Keadaan demikian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain karena kondisi ekonomi yang kurang untuk biaya sekolah. Penyebab yang lain adalah kurang memadainya sarana prasarana pendidikan yang terdapat di Kabupaten Boyolali khususnya pada tingkat akademi atau perguruan tinggi yang berkualitas, sehingga apabila ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas, penduduk di daerah setempat harus pindah ke daerah lain yang mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang lebih lengkap dan berkualitas. d. Keadaan Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Mata pencaharian penduduk menurut lapangan pekerjaan utama suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya sumber daya yang tersedia, keadaan sosial ekonomi, keterampilan atau kemampuan yang dimiliki, tingkat pendidikan serta modal yang tersedia. Tabel 9 menunjukkan keadaan penduduk menurut lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Boyolali. Tabel 9. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2009 Lapangan Pekerjaan Utama Jumlah Persentase Pertanian tanaman pangan Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian lainnya Industri pengolahan Perdagangan Jasa Angkutan Lain-lain 244.493 17.112 1.258 50.398 25.410 42.591 51.542 53.059 7.177 315.459 30,24 2,12 0,16 6,23 3,14 5,27 6,38 6,56 0,89 39,01 Jumlah 808.499 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009 commit to user 47 Tabel 9 menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Boyolali paling banyak bermata pencaharian di lapangan pekerjaan utama lain- lain yaitu sebesar 39,01. Penduduk yang bermata pencaharian di lapangan pekerjaan utama perikanan yaitu sebesar 1.258 orang 0,16 . Jenis lapangan pekerjaan dan pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima oleh seseorang. Tingkat pendapatan yang diterima akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang, semakin tinggi pendapatan maka proporsi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan semakin meningkat. 3. Keadaan Perekonomian Keadaan sarana dan prasarana perekonomian bagi suatu daerah dapat mempengaruhi keadaan perekonomian di daerah tersebut. Dengan adanya sarana perekonomian dalam jumlah yang cukup dan memadai, maka dapat mendukung serta menunjang pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk maupun untuk kepentingan produksi. Kegiatan perekonomian dalam hal ini kegiatan pemasaran dapat berjalan dengan lancar apabila tersedia sarana dan prasarana perhubungan yang memadai. Berdasarkan data dari Dinas PU, Perhubungan dan Kebersihan Kabupaten Boyolali, jenis permukaan jalan yang dikelola Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 terdiri dari permukaan aspal sepanjang 529,79 km dan permukaan tanah sepanjang 0,95 km. Sedangkan menurut kondisinya, jalan yang kondisinya baik sepanjang 290,67 km, kondisi sedang sepanjang 37,80 km, kondisi rusak sepanjang 43,50 km dan kondisi rusak berat sepanjang 158,78 km. Sarana perhubungan di Kabupaten Boyolali semakin lancar yaitu dilihat dari jenis permukaan jalan yang sebagian besar berupa aspal dan kondisi jalan yang sebagian besar sudah cukup baik. Dalam budidaya ikan lele, sarana perhubungan berupa jalan dan keadaannya mempunyai peranan penting untuk sarana dalam pengadaan bibit ikan lele, pembelian pakan serta untuk melakukan kegiatan yang mendukung dalam pemasaran, seperti pengangkutan hasil commit to user 48 panen ikan lele. Tabel 10 menunjukkan keadaan sarana perhubungan yang terdapat di Kabupaten Boyolali tahun 2009. Tabel 10. Sarana Perhubungan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Jenis Sarana Perhubungan Jumlah Unit 1. Sepeda 2. Sepeda Motor 3. Mobil a. Dinas b. Pribadi c. Taxi d. Colt e. Bus f. TrukPick up 4. Gerobak a. Hewan b. Dorong 5. Andong 6. Dokar 7. Becak 58.162 65.550 209 4.961 33 2.222 264 893 1.090 3.808 57 251 378 Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009 Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana perhubungan yang ada di Kabupaten Boyolali cukup beragam dengan jumlah terbesar yaitu sepeda motor sebanyak 65.550 unit. Adanya fasilitas sarana perhubungan di Kabupaten Boyolali yang cukup beragam dan memadai diharapkan dapat mendukung pemasaran ikan lele dari produsen ke konsumen agar berjalan dengan efisien. Koperasi, pasar dan minimarket merupakan sarana perekonomian yang sangat penting bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pasar dan koperasi juga merupakan tempat untuk memasarkan produk-produk hasil pertanian dan peternakan. Tabel 11 menunjukkan jumlah koperasi, pasar dan minimarket di Kabupaten Boyolali. commit to user 49 Tabel 11. Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 Sarana Perekonomian Jumlah Koperasi : 1. KUD 2. Koperasi PeternakanPertanian 3. Koperasi Simpan Pinjam Pasar 1. Pasar Tradisional 2. Pasar Hewan Minimarket 21 180 782 41 10 23 Sumber : BPS Kabupaten Boyolali, 2009 Tabel 11 menunjukkan bahwa di Kabupaten Boyolali cukup banyak terdapat koperasi, pasar dan minimarket. Pasar merupakan tempat untuk memasarkan produk-produk hasil pertanian dan perternakan, salah satunya adalah ikan lele. Data mengenai banyaknya pasar yang terdapat di Kabupaten Boyolali dapat membantu para produsen dalam menentukan daerah pemasaran dan strategi pemasaran yang baik di sekitar wilayah Kabupaten Boyolali. Keberadaan pasar ini menunjang perekonomian Kabupaten Boyolali karena memudahkan penduduk untuk mencari atau membeli apa yang dibutuhkan. 4. Keadaan Perikanan Sektor perikanan merupakan sektor yang mampu memberikan sumbangan yang besar bagi perekonomian di Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data laporan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, sebagian perairan air tawar di Kabupaten Boyolali digunakan untuk membudidayakan ikan. Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Areal Budidaya Perikanan Air Tawar di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 Tahun Luas Areal Ha 2005 2006 2007 2008 2009 18 24 32 36 50 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 2010 commit to user 50 Tabel 12 menjelaskan bahwa dari tahun 2005 hingga tahun 2009, areal budidaya perikanan air tawar di Kabupaten Boyolali semakin meningkat dari tahun ke tahun. Semakin luasnya areal budidaya perikanan air tawar mengakibatkan peningkatan jumlah produksi komoditi perikanan air tawar, termasuk di dalamnya produksi ikan lele di Kabupaten Boyolali pada tahun 2005 hingga tahun 2009. Peningkatan produksi ikan lele di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 13 dan Gambar 3. Tabel 13. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 Tahun Jumlah Produksi ton Nilai Produksi Rp 2005 2006 2007 2008 2009 5,040 5,400 5,760 6,120 6,840 15.950.000 16.560.000 21.600.000 22.500.000 24.700.000 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 2010 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 Jumlah p ikan lele Gambar 3. Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 Tabel 13 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah produksi ikan lele dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mengalami peningkatan. Nilai produksi ikan lele di Kabupaten Boyolali cukup tinggi dan selalu meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa nilai produksi ikan lele mampu memberikan peranan yang penting bagi perekonomian di Kabupaten Boyolali. Tahun Produksi Jumlah Produksi commit to user 51

B. Pasar Kota Boyolali