Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penggunaan rumus korelasi Spearman-Brown tidak memerlukan asumsi normalitas dan linieritas regresi.
Hasil pengujian validitas instrumen kecenderungan adiksi situs jejaring sosial dengan menggunakan korelasi Spearman-Brown, dari 48 item pernyataan
yang disusun didapatkan 42 item dinyatakan valid pada tingkat kepercayaan 95.
6. Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas bertujuan untuk melihat kemantapan sebuah instrumen atau mengukur sejauh mana suatu instrumen mampu menghasilkan
skor-skor secara konsisten. Uji reliabilitas instrumen kecenderungan adiksi situs jejaring sosial pada peserta didik menggunakan metode
Cronbach’s Alpha. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian diperoleh koefisien reliabilitas
sebesar 0,948. Harga reliabilitas instrumen penelitian berada pada derajat keterandalan sangat tinggi artinya instrumen tersebut mampu menghasilkan skor-
skor pada setiap item dengan konsisten serta layak untuk digunakan dalam penelitian.
G. Langkah-Langkah Penelitian
1. Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data
Penyusunan alat pengumpul data dimulai dengan menyusun instrumen kecenderungan adiksi situs jejaring sosial berdasarkan teori dan indikator yang
telah dikembangkan. Butir-butir pernyataan dibuat berdasarkan teori yang mendasari dan
indikator yang telah dikembangkan. Kisi-kisi instrumen disempurnakan berdasarkan hasil judgement dari dosen penimbang dan disusun menjadi
instrumen yang siap digunakan sebagai alat pengumpul data.
2. Pelaksanaan Pre-test
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Penyebaran angket situs jejaring sosial dilakukan di kelas XI SMA Negeri 4 Bandung. Kegiatan dilakukan sebagai tes awal pre test dan untuk
mendapatkan data mengenai gambaran umum kecenderungan adiksi situs jejaring sosial pada peserta didik dan sampel penelitian dipilih dari peserta didik yang
memiliki skor tinggi pada tiga atau lebih aspek adiksi situs jejaring sosial.
3. Perancangan Intervensi
Rancangan intervensi problem solving training untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial disusun berdasarkan hasil pre-test
kecenderungan adiksi situs jejaring sosial dan karakteristik sampel penelitian. Uji validitas rasional dilakukan oleh dosen ahli, yaitu Dr. Mubiar Agustin, M.Pd.
Berikut ini merupakan rancangan intervensi yang dilakukan hasil dari validasi dengan komponen yang mencakup:
PROGRAM PROBLEM SOLVING TRAINING UNTUK MEREDUKSI KECENDERUNGAN
ADIKSI SITUS JEJARING SOSIAL
a. Rasional
Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat internet terus berkembang dan tersebar ke segenap elemen lapisan masyarakat Winarto, 2012:
Online. Situs jejaring sosial merupakan situs yang paling diminati pengguna internet di seluruh dunia Cam Isbulan, 2012: 14.
Sebagian besar pengguna situs jejaring sosial Facebook dan Twitter adalah usia remaja. Menurut data Comscore Aquino, 2011: Online, penggunaan
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
situs jejaring sosial di kalangan remaja mengalami peningkatan terbesar dibandingkan rentang usia lainnya yaitu sebesar 84,4.
Menurut Kuss Griffiths 2011b: 68, penggunaan situs jejaring sosial secara berlebihan dapat menyebabkan adiksi bagi penggunanya. Berdasarkan hasil
pretest yang dilakukan kepada 255 peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Bandung menunjukkan 87,84 atau 224 peserta didik masuk ke dalam kategori adiksi situs
jejaring sosial sedang. 5,88 atau 15 peserta didik masuk ke dalam kategori adiksi rendah sedangkan 2,35 atau enam peserta didik masuk ke dalam kategori
adiksi tinggi. Diantara enam peserta didik yang masuk ke dalam kategori adiksi tinggi, terdapat lima peserta didik yang memiliki skor tinggi pada tiga atau lebih
aspek adiksi situs jejaring sosial. Individu dapat dikatakan mengalami adiksi situs jejaring sosial apabila
memenuhi tiga atau setengah dari enam indikator yang dinyatakan oleh Griffiths Grusser et al., 2007: 291; Cabral, 2011: 11. Griffiths 2000: 211 menyatakan
indikator adiksi situs jejaring sosial, yaitu: salience dominasi situs jejaring sosial dalam pikiran dan tingkah laku peserta didik, mood modification peserta didik
mendapatkan kesenangan dari aktivitas online situs jejaring sosial, tolerance aktivitas online situs jejaring sosial mengalami peningkatan secara progresif
selama rentang periode untuk mendapatkan efek kepuasan, withdrawal perasaan tidak menyenangkan pada saat peserta didik tidak melakukan aktivitas online situs
jejaring sosial, conflict pertentangan yang muncul dari dirinya sendiri tentang tingkat kegemarannya online situs jejaring sosial yang berlebihan maupun konflik
yang terjadi antara remaja dengan orang lain sebagai akibat perilakunya online situs jejaring sosial, dan relapse kecenderungan perilaku peserta didik untuk
mengulangi pola yang sempat dilakukan pada awal mengenal situs jejaring sosial meskipun telah mencoba melakukan kontrol atas dirinya.
Young 2007: 677 menganjurkan konselor menggunakan Cognitive Behavior Therapy CBT untuk mereduksi adiksi internet. Penelitian yang
dilakukan terhadap 114 konseli menunjukkan CBT terbukti efektif memperbaiki
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
gejala umum adiksi internet, seperti: motivasi untuk berhenti, online time management, social isolation, disfungsi seksual, dan menjauhi aplikasi-aplikasi
yang bermasalah ketika online. Setelah dilakukan treatment, konseli terbukti mampu memperbaiki gejala-gejala yang muncul dan secara terus-menerus
menunjukkan pemulihan pada dirinya. Konselor perlu mengidentifikasi bahkan menyerang asumsi dan distorsi kognitif yang berkembang pada diri konseli dan
memiliki pengaruh pada perilakunya. Pendekatan kognitif yang terkait antara lain problem solving, restrukturisasi kognitif, keeping thought journals Young, 2011:
29, latihan strategi coping, pemodelan, dan dukungan kelompok Young, 2007: 673.
Abreu Goes 2011: 169 menyertakan problem solving ke dalam rancangan pendekatan CBT yang digunakannya untuk mereduksi adiksi internet.
Selain itu, Beard 2011: 184 juga menggunakan problem solving sebagai upaya untuk mereduksi adiksi internet pada remaja.
Mahoney dan Arnkoff Dobson Dozois, 2010: 11 menyatakan CBT dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: 1 Restrukturisasi Kognitif, 2 Coping
Skills, 3 Problem Solving. D’Zurilla Goldfried Hecker Thorpe, 2005: 397
mengatakan, problem solving efektif untuk diaplikasikan dalam berbagai permasalahan konseli karena problem solving mendorong konseli untuk bersikap
aktif di dalam permasalahan kehidupannya sehingga konseli dapat memikirkan permasalahannya, mendefinisikan, memunculkan solusi alternatif, membuat
keputusan, dan mempraktikkan solusi yang telah dibuatnya.
b. Tujuan Intervensi
Secara umum tujuan dari problem solving training adalah mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial pada peserta didik. Secara khusus
tujuan intervensi adalah mengurangi aspek adiksi situs jejaring sosial yang tinggi pada subjek penelitian dijelaskan lebih lanjut pada bagian sasaran intervensi.
c. Asumsi Intervensi
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1 Adiksi situs jejaring sosial merupakan sebuah perilaku individu yang
menghabiskan banyak waktunya untuk mengakses situs jejaring sosial secara berlebihan atau tidak wajar sehingga mengganggu aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari Willard, 2006: 3; Walker, 2012: Online.
2 Pendekatan yang terbukti paling efektif dan paling banyak diteliti oleh para
ahli untuk mereduksi adiksi internet adalah pendekatan cognitive behavioral karena adanya ketepatan penjelasan dinamika psikologis individu yang
mengalami adiksi internet berdasarkan model cognitive behavioral yang menyatakan peranan kognisi dalam adiksi internet sangat mempengaruhi
perilaku dan emosi individu Lan Lee, 2012: 92.
3 Salah satu teknik dalam pendekatan cognitive behavioral yang digunakan
untuk mereduksi adiksi internet adalah problem solving karena mendorong konseli untuk bersikap aktif di dalam permasalahan kehidupannya sehingga
konseli dapat
memikirkan permasalahannya,
mendefinisikannya, memunculkan solusi alternatif, membuat keputusan, dan mempraktikkan
solusi yang telah dibuatnya Hecker Thorpe, 2005: 397.
d. Sasaran Intervensi
Sasaran intervensi adalah tiga peserta didik yang memiliki skor tinggi pada tiga atau lebih aspek adiksi situs jejaring sosial. Pemilihan subjek penelitian
berdasarkan jumlah aspek yang memiliki skor tinggi paling banyak diantara lima peserta didik yang memenuhi kriteria subjek penelitian. Daftar peserta didik yang
menjadi sasaran intervensi tersaji pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Sasaran Intervensi
Nama Jenis
Kelamin Usia
Aspek yang Tinggi
Situs Jejaring Sosial
Piranti Online
RSP Perempuan
16 Tahun
Salience, Mood Modification,
Tolerance, Facebook,
Twitter, Instagram,
Smartphone dan Tablet
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Conflict, Relapse dan Path
RAE Laki-laki
16 Tahun
Salience, Mood Modification,
Relapse Facebook,
Twitter, dan YouTube
PC, LaptopNetbook,
Smartphone GND
Perempuan 16
Tahun Salience, Mood
Modification, Relapse
Facebook, Twitter,
Instagram, dan Path.
PC, LaptopNetbook,
Smartphone
e. Langkah-langkah Intervensi
Pelaksanaan intervensi konseling dilakukan selama delapan sesi tiga sesi setiap minggu. Penentuan jadwal intervensi berdasarkan kesepakatan antara
konselor dan konseli. Pelaksanaan intervensi direncanakan bertempat di ruang BK SMA Negeri 4 Bandung. Gambaran setiap sesi intervensi sebagai berikut.
Sesi 1
Sesi 1 bertujuan untuk membangun hubungan positif konselor dengan konseli. Kegiatan pada sesi 1 terdiri atas:
1 Konselor bersama konseli mendiskusikan agenda konseling kontrak
2 Konselor bersama konseli mendiskusikan kebiasaan konseli online situs
jejaring sosial, terutama pada aspek adiksi situs jejaring sosial yang memiliki skor tinggi
3 Konselor menggali pengalaman konseli yang positif sehingga konseli
merasa optimis untuk mengikuti tahapan konseling hingga selesai 4
Konselor bersama konseli mendiskusikan pentingnya homework assignment dilanjutkan dengan menjelaskan homework assignment yang
akan dikerjakan konseli 5
Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling Indikator keberhasilan dari sesi 1 adalah adanya komitmen konseli untuk
mengikuti setiap tahapan konseling yang akan dilakukan dalam bentuk kontrak konseling kontrak terlampir dan konseli dapat menceritakan permasalahannya
dengan baik kepada konselor.
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sesi 2
Sesi 2
bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan
konseli mengidentifikasi permasalahan ketika mengalaminya. Kegiatan pada sesi 3 terdiri
atas: 1
Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya 2
Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs jejaring sosial setelah sesi 1 berakhir
3 Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah homework
assignment yang dikerjakan konseli 4
Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 2 5
Konseli menghubungkan kebiasaan online situs jejaring sosial konseli dengan kecenderungan adiksi situs jejaring sosial konselor menyiapkan
handout tentang adiksi situs jejaring sosial sebagai media pendukung 6
Konselor bersama konseli mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan konseli mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring
sosial. 7
Konselor meminta konseli menceritakan perasaan, perilaku yang tidak efektif, dan pikiran tertentu ketika online situs jejaring sosial sebagai cara
untuk mengenali kecenderungan adiksi situs jejaring sosial ketika sedang dialaminya
8 Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli
9 Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling
Indikator keberhasilan dari sesi 2 adalah konseli menyadari dirinya mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial, mampu mengenali
kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dialami, dan mampu mengidentifikasi faktor-faktor dalam diri yang membuatnya mengalami
kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sesi 3
Sesi 3 bertujuan untuk mengubah pikiran negatif konseli terhadap permasalahannya. Kegiatan pada sesi 3 terdiri atas:
1 Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya
2 Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs
jejaring sosial setelah sesi 2 berakhir 3
Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah homework assignment yang dikerjakan konseli
4 Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 3
5 Konseli menceritakan pandangannya tentang hubungan dirinya dengan
kecenderungan adiksi situs jejaring sosial, dan pemecahan masalahnya
6 Konselor bersama konseli mendiskusikan peranan pikiran dalam
memandang setiap permasalahan, terutama kecenderungan adiksi situs
jejaring sosial
7 Konselor mengajak konseli untuk memandang kecenderungan adiksi situs
jejaring sosial yang dialaminya sebagai tantangan permasalahan agar dapat
direduksi
8 Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli
9 Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling
Indikator keberhasilan dari sesi 3 adalah konseli mampu mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif tentang dirinya, kecenderungan adiksi situs jejaring
sosial, dan pemecahan masalahnya, serta konseli memiliki keinginan untuk
terlepas dari masalah dan berkomitmen menyelesaikan masalah.
Sesi 4
Sesi 4 bertujuan untuk memahami sifat dari kecenderungan adiksi situs jejaring sosial dan membuat tujuan yang realistis dan objektif untuk mengarahkan
usaha pemecahan masalah selanjutnya. Kegiatan pada sesi 4 terdiri atas: 1
Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs
jejaring sosial setelah sesi 3 berakhir 3
Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah homework assignment yang dikerjakan konseli
4 Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 4
5 Konselor mendorong konseli untuk mendefinisikan adiksi situs jejaring
sosial berdasarkan apa yang dialaminya secara singkat dan objektif. 6
Konselor bersama konseli merumuskan tujuan yang realistis dari keseluruhan tahapan konseling yang dijalani.
7 Konselor bersama konseli mengidentifikasi potensi, hambatan, tantangan,
dan ancaman yang mungkin dialami konseli dalam usahanya mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial
8 Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli
9 Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling
Indikator keberhasilan dari sesi 4 adalah konseli memahami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dialaminya dan memiliki tujuan
yang dapat diraih setelah keseluruhan tahap konseling dilalui.
Sesi 5
Sesi 5 bertujuan untuk membuat dan menggunakan beberapa prinsip pengungkapan pendapat brainstorming serta merumuskan solusi yang
memungkinkan agar ide solusi yang paling efektif segera dapat diidentifikasi. Kegiatan pada sesi 5 terdiri atas:
1 Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya
2 Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs
jejaring sosial setelah sesi 4 berakhir 3
Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah homework assignment yang dikerjakan konseli
4 Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 5
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5 Konseli mengidentifikasi beberapa alternatif solusi yang mungkin dapat
digunakan untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial. Konselor memfasilitasi konseli mengidentifikasi alternatif solusi
sebanyak-banyaknya karena semakin banyak alternatif solusi yang dapat diidentifikasi, maka semakin efektif solusi yang dapat dikembangkan.
Konselor berusaha untuk tidak menilai atau men-judge setiap alternatif solusi yang berhasil diidentifikasi hingga daftar alternatif solusi telah
berhasil diidentifikasi secara komprehensif. Apabila konseli memiliki kesulitan untuk mengembangkan beberapa alternatif solusi, konselor akan
mendorong konseli untuk a mengombinasikan beberapa pemikiran, b memodifikasi pemikiran yang sedang digunakan, c mengidentifikasi
bagaimana orang lain yang disegani berusaha menghadapi masalah yang mungkin sama dengan permasalahan konseli, dan d memvisualisasikan
permasalahannya. 6
Konseli melengkapi setiap alternatif solusinya dengan strategi dan beberapa langkah yang diperlukan untuk menjalankan alternatif solusi
tersebut. 7
Konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli 8
Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling Indikator keberhasilan dari sesi 5 adalah konseli memiliki beberapa
alternatif solusi lengkap dengan strategi dan beberapa langkah impelementasinya.
Sesi 6
Sesi 6 bertujuan untuk membuat analisis dari setiap alternatif solusi, mengidentifikasi, lalu menimbang konsekuensi positif dan negatif yang akan
dihadapi agar selanjutnya dapat mengembangkan rencana solusi secara keseluruhan. Kegiatan pada sesi 6 terdiri atas:
1 Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Konselor bersama konseli mendiskusikan kegiatan konseli online situs
jejaring sosial setelah sesi 5 berakhir 3
Konselor bersama konseli me-review pekerjaan rumah homework assignment yang dikerjakan konseli
4 Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 6
5 Konseli menilai a kemungkinan alternatif solusi yang telah diidentifikasi
dapat mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dialami konseli dan b kemungkinan konseli dapat mempraktikkan atau
mengimplementasikan solusi yang telah dibuatnya.
6 Konseli mengidentifikasi konsekuensi positif dan negatif dari setiap
alternatif solusi yang telah diidentifikasi meliputi konsekuensi pada bidang
pribadi, sosial, jangka pendek, dan jangka panjang.
7 Konseli mengidentifikasi alternatif solusi yang paling banyak memiliki
konsekuensi positif sehingga akan terlihat alternatif solusi mana yang dirasa paling efektif untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring
sosial.
8 Jika diperlukan, konselor bersama konseli mengombinasikan beberapa
gagasan atau pemikiran efektif ke dalam keseluruhan rencana solusi karena permasalahan kecenderungan adiksi situs jejaring sosial merupakan
masalah yang kompleks.
9 Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling
Indikator keberhasilan dari sesi 6 adalah konseli mampu menilai setiap alternatif solusi yang ada serta memutuskan alternatif solusi mana yang akan
digunakan untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.
Sesi 7
Sesi 7 bertujuan untuk melaksanakan solusi yang telah direncanakan, memonitor, mengevaluasi keefektifan solusinya, dan segera memperbaikinya jika
solusi yang dilaksanakan tidak efektif. Pelaksanaan tahap implementasi solusi
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dilaksanakan beberapa saat setelah sesi 6 selesai agar konseli langsung dapat mengimplementasikan solusi yang telah dibuatnya tanpa menunggu beberapa hari
setelahnya. Pada tahap 7, konselor bersama konseli mengidentifikasi keuntungan dan kerugian apabila konseli mengimplementasikan rencana solusi dengan baik
sehingga konseli merasa termotivasi. Konselor memfasilitasi konseli untuk membayangkan dan menampilkan apa yang dipikirkan dalam berbagai bentuk
yang diinginkan konseli agar self-efficacy konseli dapat ditingkatkan dalam proses implementasi, mengidentifikasi dan menanggulangi rintangan yang dihadapi, serta
meningkatkan keefektifan dari implementasi solusi. Selanjutnya konselor menjelaskan homework assignment yang akan dikerjakan konseli. Dalam
mengimplementasikan solusi, konseli tetap mengisi jurnal harian “Adiksi Situs
Jejaring Sosial” seperti pada sesi-sesi sebelumnya. Pelaksanaan tahap verifikasi dilakukan sesaat sebelum sesi 8 agar konseli
dapat menilai keefektifan implementasi solusi yang telah dilakukan. Pada tahap verifikasi, konseli menilai kesuksesan atau keefektifan dari rencana solusi yang
telah diimplementasikan dengan cara mengisi kembali instrumen yang digunakan untuk pre-test. Apabila skor post-test terjadi penurunan hasil yang didapat sama
dengan hasil yang diinginkan, maka konseli didorong untuk memberi reward kepada diri sendiri atas usaha yang telah dilakukan, misalnya mengunjungi tempat
makan favorit atau berkunjung ke suatu tempat yang menarik hati konseli. Apabila skor post-test tidak terjadi penurunan atau bahkan lebih tinggi
kecenderungan adiksi situs jejaring sosial tidak dapat direduksi, maka konseli diajari untuk kembali melakukan beberapa langkah rational problem solving
Problem definition and formulation, generation of alternatives, decision making, dan solution implementation and verification untuk mengidentifikasi bagian yang
salah misalnya, “Apakah permasalahan yang dihadapi konseli tidak
terdefinisikan dengan baik?”, “Apakah tujuan yang telah dibuat tidak realistis?”, “Apakah rencana solusi yang telah dibuat tidak dilaksanakan dengan optimal?”,
“Apakah alternatif solusi yang telah dibuat tidak memadai?” dan lain sebagainya.
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pada akhir sesi, konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling. Indikator keberhasilan dari sesi 7 adalah konseli dapat
mengimplementasikan rencana solusi dan menilainya dengan baik.
Sesi 8
Sesi 8 bertujuan untuk memaksimalkan kecakapan dalam aplikasi sikap dan keterampilan problem solving terhadap beberapa permasalahan yang terjadi
saat ini maupun yang akan datang dalam lingkungan sehari-hari. Secara lebih spesifik, tujuan dari sesi ini sebagai upaya preventif konseli mengulangi kembali
perilaku kecenderungan adiksinya relapse. Kegiatan pada sesi ini terdiri atas: 1
Konselor bersama konseli me-review sesi sebelumnya 2
Konselor bersama konseli menyepakati agenda pada sesi 8 3
Konseli mengidentifikasi beberapa hal yang dapat menyebabkan konseli kembali mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial, antara lain:
diri sendiri, perubahan lingkungan, ajakan teman, perubahan suasana keluarga, dan perubahan perasaan mood
4 Konseli diminta mencari solusi efektif terhadap beberapa hal yang dapat
menyebabkan konseli kembali mengalami kecenderungan adiksi situs jejaring sosial menggunakan prinsip dan tahapan dari problem solving
5 Konselor menggali pengalaman positif konseli yang telah berhasil
mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosialnya sehingga konseli merasa termotivasi untuk mempraktekkan kembali prinsip problem solving
sebagai upaya preventif terhadap relapse yang dialaminya 6
Konseli membuat pernyataan komitmen yang menjelaskan dirinya tidak akan online situs jejaring sosial secara berlebihan kembali dan
menempelkan pernyataan tersebut di tempat yang strategis sehingga konseli dapat membacanya setiap waktu
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
7 Konselor bersama konseli me-review pelaksanaan sesi konseling
8 Konseli mengisi inventori penilaian kepuasaan proses konseling pada sesi
8 dan sesi konseling secara keseluruhan Indikator keberhasilan dari sesi 8 adalah konseli memahami langkah-
langkah problem solving agar dapat diaplikasikan pada permasalahan lain, terutama relapse yang dialami konseli.
f. Evaluasi Intervensi
Evaluasi keberhasilan intervensi dilakukan pada akhir sesi 7 melalui pemberian post-test dengan menggunakan instrumen yang sama pada saat pre-test.
Intervensi dikatakan berhasil apabila hasil post-test terjadi penurunan skor kecenderungan adiksi situs jejaring sosial.
Peserta didik yang berhasil mengikuti kegiatan intervensi adalah peserta didik yang mampu mengembangkan keterampilan baru untuk mereduksi
kecenderungan adiksi situs jejaring sosial. Analisis setiap homework yang dikerjakan juga menjadi salah satu bahan evaluasi untuk mengukur keberhasilan
intervensi.
g. Indikator Keberhasilan
Intervensi dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu mengurangi tingkat aspek adiksi situs jejaring sosial yang tinggi sebagai sasaran intervensi.
4. Pelaksanaan Intervensi
Pelaksanaan intervensi dilakukan sesuai dengan rancangan intervensi yang telah dibuat.
5. Pelaksanaan Post-test
Arihdya Caesar Pratikta,2013 Efektivitas Problem Solving Training Untuk Mereduksi Kecenderungan Adiksi Situs Jejaring Sosial
Pada Peserta Didik Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Tiga Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 20132014
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan post-test dilakukan pada sesi 7 dari keseluruhan proses konseling. Post-test diberikan seperti halnya pre-test yaitu berupa angket situs
jejaring sosial yang sama untuk melihat adanya perubahan perilaku peserta didik setelah diberikan intervensi.
H. Analisis Data
Pertanyaan penelitian dalam penelitian mengenai efektivitas problem solving training untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs jejaring sosial pada
peserta didik. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan, maka dilakukan beberapa tahapan sebelumnya, yaitu: 1 mengetahui gambaran aspek
adiksi situs jejaring sosial peserta didik di kelas XI SMA Negeri 4 Bandung, 2 mengetahui dan melaksanakan rancangan intervensi problem solving training
untuk mereduksi adiksi situs jejaring sosial pada peserta didik, dan 3 menguji efektivitas problem solving training untuk mereduksi kecenderungan adiksi situs
jejaring sosial pada peserta didik. Gambaran aspek adiksi situs jejaring sosial peserta didik di kelas XI SMA
Negeri 4 Bandung dapat diketahui menggunakan persentase jawaban peserta didik tentang kecenderungan adiksi situs jejaring sosial yang dilakukan dengan cara
menjumlahkan jawaban setiap peserta didik kemudian mencari rata-rata ̅ dan
simpangan baku ideal σ untuk memberikan makna diagnostik terhadap rata-rata
skor. Langkah ini dilakukan untuk memberikan kategori tinggi, sedang, dan rendah pada setiap aspek adiksi situs jejaring sosial dengan rumus yang tersaji
pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rumusan Kategorisasi Skala
Kategori Rentang Rata-Rata Skor
Tinggi ̅ + 1,0 σ ̅
Sedang ̅ - 1,0 σ ≤ ̅ ≤ ̅ + 1,0 σ
Rendah ̅ ̅ - 1,0 σ