Keadaan Geografi ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI BAGIAN HULU DAN SAWAH IRIGASI BAGIAN HILIR DAERAH IRIGASI BAPANG KABUPATEN SRAGEN

commit to user 31

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografi

1. Letak dan Batas Wilayah Daerah Irigasi DI Bapang terletak dalam wilayah kerja administrasi Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Secara geografis Kabupaten Sragen terletak antara 110 45’ dan 111 10’ BT serta 7 15’ dan 7 30’ LS. Kabupaten Sragen mempunyai luas wilayah sebesar 941,55 Km 2 terbagi dalam 20 kecamatan dan 208 desakelurahan. Adapun batas-batas wilayahnya yaitu : Sebelah utara : Kabupaten Grobogan Sebelah timur : Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur Sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah barat : Kabupaten Boyolali Daerah Irigasi Bapang berada di bawah pengelolaan Satuan Kerja DPS Daerah Pengelolaan Sungai Cemoro, Balai PSDA Pengelola Sumber Daya Air Bengawan Solo, Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah. Fungsi DI Bapang adalah untuk mengairi sawah seluas 2.184 Ha di Kecamatan Plupuh dan Kecamatan Tanon. Kecamatan Plupuh merupakan daerah hulu dari Daerah Irigasi Bapang. Luas wilayah Kecamatan Plupuh adalah 4.836 Ha, terdiri dari 16 Desa yang terbagi dalam 169 Dukuh dan 264 RT. Kecamatan Plupuh terletak ± 40 km sebelah barat dari ibu kota Kabupaten Sragen dengan batas wilayah adalah : Sebelah utara : Kecamatan Tanon Sebelah timur : Kecamatan Masaran Sebelah selatan : Kabupaten Karanganyar Sebelah barat : Kecamatan Gemolong Kecamatan Tanon termasuk dalam daerah hilir dari Daerah Irigasi Bapang. Luas wilayah Kecamatan Tanon adalah 5.100 Ha, terdiri dari 16 Desa yang terbagi dalam 168 Dukuh dan 390 RT. Kecamatan Tanon 31 commit to user 32 terletak di sebelah barat ibu kota Kabupaten Sragen, berjarak ± 14 km dengam batas wilayah adalah : Sebelah utara : Kecamatan Modokan Sebelah timur : Kecamatan Sidoharjo Sebelah selatan : Kecamatan Plupuh Sebelah barat : Kecamatan Gemolong 2. Topografi Daerah Kabupaten Sragen mempunyai topografi berupa dataran rendah dengan ketinggian wilayah berkisar antara 84 – 190 m dari permukaan air laut mdpl. Wilayah tersebut dapat digolongkan sebagai berikut : a. Ketinggian 0 – 100 mdpl : Kecamatan Ngrampal, Kecamatan Sambungmacan, Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sragen, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Masaran, Kecamatan Gondang, Kecamatan Tangen, dan Kecamatan Tanon. b. Ketinggian 101 – 500 mdpl : Kecamatan Mondokan, Kecamatan Miri, Kecamatan Kedawung, Kecamatan Jenar, Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Gesi, Kecamatan Gemolong, Kecamatan Plupuh, dan Kecamatan Sambirejo. Berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen ideal untuk budidaya tanaman padi, termasuk diantaranya adalah Kecamatan Plupuh 141 mdpl dan Kecamatan Tanon 97 mdpl. Hal ini karena tanaman padi cocok untuk dibudidayakan pada lokasi yang mempunyai ketinggian tempat antara 0–650 mdpl Siregar, 1981 : 40. 3. Keadaan Iklim Wilayah Kabupaten Sragen memiliki kondisi iklim tropis dengan suhu rata-rata harian antara 19 C - 31 C. Jumlah curah hujan pada tahun 2008 berjumlah 1.822 mm atau rata-rata sebanyak 152 mmbulan dengan jumlah hari hujan tahun 2008 sebanyak 86 hari atau rata-rata 7 haribulan. Kecamatan Plupuh berdasarkan data pengamatan dari stasiun pengamatan cuaca Bapang, pada tahun 2008 curah hujan mencapai 1.668 mm atau rata- commit to user 33 rata 139 mmbulan dengan jumlah hari hujan sebanyak 69 hari atau 6 haribulan. Sedangkan di Kecamatan Tanon berdasarkan data pengamatan dari stasiun pengamatan Ketro, pada tahun 2008 memiliki jumlah curah hujan sebesar 781 mm atau rata-rata 65 mmbulan dengan jumlah hari hujan 38 hari atau 3 haribulan. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa curah hujan daerah Kecamatan Plupuh lebih tinggi daripada di Kecamatan Tanon. Hal ini berpengaruh terhadap pola lahan pertanian di dua kecamatan tersebut. Pola tanam di Kecamatan Plupuh adalah padi-padi-padipalawija sedangkan di Kecamatan Tanon dengan pola tanam padi-padipalawija- bero. Kondisi yang cocok untuk budidaya tanaman padi adalah daerah dengan curah hujan sekitar 1.500-2.000 mmtahun. 4. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan Luas daerah dan tata guna lahan di Kabupaten Sragen, Kecamatan Plupuh dan Kecamatan Tanon dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 5. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Sragen, Kecamatan Plupuh dan Kecamatan Tanon Tahun 2008 No Jenis Lahan Kab. Sragen Kec. Plupuh Kec. Tanon Luas Ha Luas Ha Luas Ha 1 Lahan Sawah 40.339 42,84 2.612 54,01 2.932 57,49 a. Irigasi Teknis 18.779 19,94 1.815 37,53 1.027 20,14 b. Irigasi ½ Teknis 3.865 4,10 - - 480 9,41 c. Irigasi Sederhana 2.194 2,33 - - 385 7,55 d. Tadah Hujan 13.842 14,70 698 14,43 1.040 20,39 e. Lain-lain 1.659 1,76 99 2,05 - - 2 Lahan Kering 53.816 57,16 2.224 45,99 2.168 42,51 a. Bangunan, Halaman 23.096 24,53 1.186 24,52 1.386 27,18 b. TegalLadang Huma 18.892 20,06 850 17,58 520 10,20 c. KolamEmpang 41 0,04 - - - - d. Tan.KayuanPerkebu nan NegaraSwasta 852 0,90 - - - - e. Hutan Negara 2.964 3,15 - - - - f. Lain-lain 7.971 8,47 188 3,89 262 5,14 Jumlah 94.155 100,00 4.836 100,00 5.100 100,00 Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka Tahun 2009 Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan terluas di Kabupaten Sragen adalah untuk lahan kering yang mencapai 53.816 Ha atau sebesar 57,16 persen dari total luas Kabupaten commit to user 34 Sragen. Penggunaan lahan terluas di Kecamatan Plupuh adalah untuk lahan sawah yang mencapai 2.612 Ha atau sebesar 54,01 persen dari total luas Kecamatan Plupuh, dimana sebagian besar dari lahan sawah tersebut merupakan lahan sawah irigasi. Hal yang sama dengan Kecamatan Tanon, penggunaan lahan terbesar adalah untuk lahan sawah seluas 2.932 Ha atau 57,49 persen dari luas lahan Kecamatan Tanon. Perbedaan yang cukup jelas adalah lahan sawah irigasi di Kecamatan Plupuh lebih besar daripada Kecamatan Tanon. Namun untuk lahan sawah tadah hujan di Kecamatan Plupuh lebih kecil daripada Kecamatan Tanon.

B. Keadaan Penduduk