mamografi, ultrasonografi, pemeriksaan sitologi dan sejumlah teknik lainnya, tetapi hasil dari masing-masing akhirnya memerlukan konfirmasi dengan pemeriksaan
histologis jaringan yang relevan Margolese et al., 2003.
2.1.6.a. Diagnosa Klinis
:
a.1. Riwayat medis:
Sebagian besar keluhan tentang payudara bukan terkait kanker. Kondisi jinak jauh lebih sering dari kondisi ganas, tetapi tanda-tanda dan gejala kanker tidak unik
sehingga sukar dibedakan dengan kondisi jinak. Untuk alasan ini, setiap gejala yang berkaitan dengan payudara meningkatkan kemungkinan akan adanya kanker
Margolese., 2003. Riwayat medis meliputi evaluasi keluhan yang terkait dengan payudara, ini
meliputi: a. Gejala pada lesi primer:
• Massa pada payudara ter asuk durasi, peru aha ukura , da se sasi yeri. • Puti g areola ya g erdarah.
• Ulkus atau ke eraha pada kulit payudara.
b. Data informatif lainnya
Universitas Sumatera Utara
• I for asi te ta g asalah payudara sebelumnya, aspirasi ataupun biopsy payudara.
• Jika pasie telah e gala i histerekto i, alasa u tuk operasi da apakah ovarium telah diangkat.
• Riwayat terapi sulih hor o da ko trasepsi oral saat i i atau se elu ya.
• Riwayat reproduksi, usia menarche dan menopause serta tanggal periode menstruasi terakhir.
• Riwayat keluarga ya g er at sa gat pe ti g, teruta a e ge ai payudara da kanker ovarium, ini berkaitan dengan sindrom genetik kanker keluarga yang
mempengaruhi kanker payudara. Margolese et al., 2003
a.2. Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan fisik payudara meliputi inspeksi dan palpasi payudara dan dinding dada serta kelenjar getah bening aksila supraklavikula. Ini harus dilakukan secara
sistemik dan profesional dengan lingkungan yang nyaman dan santai serta menjamin privasi pasien. Pada wanita premenopause yang terbaik diperiksa adalah satu
minggu setelah onset haid terakhir mereka, yaitu ketika kekenyalan dan pembengkakan payudara paling minimal Winchester., 1992.
Universitas Sumatera Utara
Tanda-tanda fisik pada pasien dengan kanker payudara dapat mencakup satu atau beberapa hal berikut:
a.2.1. Massa payudara:
Terdeteksi adanya massa payudara adalah keluhan yang paling umum yang membuat wanita mencari nasihat medis. Kuadran luar atas payudara adalah tempat
lesi kanker yang paling sering. Kekenyalan massa, ketidakteraturan, perlekatannya pada kulit, dan edema atau retraksi dari kulit di atasnya mengarah pada keganasan
Raina et al., 2005. a.2.2. Discharge pada puting:
Discharge puting spontan, baik dari satu payudara saja, dan terbatas pada satu saluran meningkatkan kemungkinan kanker. Discharge akibat kanker biasanya
mengandung darah. Perubahan puting terkait dengan kanker berupa retraksi, infiltrasi langsung, atau penyakit Paget. Penyakit Paget pada puting susu terjadi
karena sel-sel ganas yang menyerang epidermis puting. Margolese et al., 2003. a.2.3. Perubahan kulit:
Retraksi kulit diakibatkan pemendekan ligamen Cooper karena diinfiltrasi oleh kanker. Lesi kulit lainnya termasuk ulserasi kulit dan edema peau dorange yang
Universitas Sumatera Utara
mungkin disertai dengan kemerahan. Juga nodul satelit dermal menandakan penyebaran ke kulit Margolese et al., 2003.
2.1.6.b. Diagnosa secara radiologis:
b.1. Mammografi: b.2. USG sonografi:
b.3. Magnetic Resonance Imaging MRI:
2.1.6.c. Aspirasi Jarum Halus:
Aspirasi jarum halus FNA dilakukan untuk membedakan kista dengan tumor padat dan untuk memperoleh spesimen sitologi. Jika cairan yang diperoleh, maka
kista dievakuasi total. Hilangnya massa yang teraba secara keseluruhan tanpa perdarahan haemocult-negatif merupakan indikasi dari kista sederhana Giard and
Herman, 1992.
2.1.6.d. Biopsi:
Biopsi dapat berupa -. Biopsi kulit:
-. Biopsi inti:
-. Biopsi inti dipandu USG: -. Biopsi bedah terbuka:
2.1.6.e - Diagnosis Laboratorium:
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara biasanya diklasifikasikan sebagai berikut:
e.1. Pemeriksaan laboratorium umum: