g. Rule of reason versi Hakim Taft; beliau menyarankan pendekatan Hakim
Peckham tetapi dengan menegaskan bahwa hambatan yang bersifat tambahan harus tetap dievaluasi. Pendekatan ini mempertanyakan apakah semua
hambatan memiliki hambatan terhadap fungsinya. Hakim Taft menggunakan pendekatan keduanya sekaligus tanpa membedakan formatnya yang vertikal
atau horizontal. h.
Presumptive Kemungkinan; analisis ini berasal dari melihat deskripsi fakta berdasarkan fungsi ekonomi dari hambatan, keberadaan hambatan yang
sifatnya internal atau eksternal, kedudukan para pihak yang relative independen, dependen yang berhubungan dengan subjek hambatan dan bila
memang sifatnya mutlak, apakah ada pengecualian yang dibolehkan undang- undang.
3. Asas dan tujuan UU No. 5 tahun 1999
Tujuan pembentukan UU No. 5 Tahun 1999 terdapat dalam Pasal 3 dan konsiderans secara implisit. Pada bagian konsiderans, dapat ditarik tiga tujuan
umum yang hendak dicapai dalam penyusunan undang-undang ini. Pertama, di dalam konsiderans tercantum tujuan yang sangat umum dan klise bahwa undang-
undang ini ditujukan untuk mengarahkan pembangunan ekonomi pada terwujudnya kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun
1945.
75
75
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, op.cit, hlm. 187
Kedua, di dalam konsiderans juga disebutkan bahwa undang-undang ini disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang menghendaki adanya
kesempatan yang sama bagi setiap warga negara yang ikut serta dalam proses
Universitas Sumatera Utara
produksi dan pemasaran barang atau jasa dalam iklim usaha yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan bekerjanya mekanisme ekonomi pasar
secara wajar. Ketiga, secara tersirat juga dinyatakan bahwa undang-undang ini dimaksudkan untuk mencegah pemusatan ekonomi pada pelaku usaha tertentu.
Secara lebih tegas, tujuan UU No. 5 Tahun 1999 ini dicantumkan dalam Pasal 3 yang bersama-sama dengan Pasal 2 berada di bawah bab tentang asas dan
tujuan.
76
Tujuan UU No.5 Tahun 1999 sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 adalah:
77
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 2.
Mewujudkan iklim usaha kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama
bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil. 3.
Mencegah praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha
4. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Asas UU No. 5 Tahun 1999 secara tegas dicantmkan dalam Pasal 2. Menurut pasal tersebut, asas kegiatan usaha di Indonesia adalah, “demokrasi
ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara pelaku usaha dan kepentingan umum.”
4. Subjek hukum dalam UU No. 5 tahun 1999