Kesimpulan Perjanjian Pelaku Usaha Dengan Pihak Luar Negeri yang Bertentang Dengan Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Prektik Monopoli Persaingan Usaha Tidak Sehat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada Bab-bab terdahulu selanjutnya dapat dirumuskan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1. Perbedaan karakter antara pelaku usaha dengan pihak luar negeri berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999 dan kasus-kasus yang terdapat dalam KPPU dapat disimpulkan bahwa pelaku usaha sesuai dengan Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999 merupakan: “Setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian,menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.” Jadi, mulai dari orang perseorangan, kelompok usaha, asosiasi badan usaha dan badan usaha milik negara BUMN, termasuk pihak asing yang merupakan kelompok usaha yang melakukan kegiatan ekonomi di wilayah Indonesia dapat dikategorikan sebagai pelaku usaha. Meskipun prinsip ekstrateritorial secara ekplisit tidak terdapat dalam pasal 1 angka 5 UU No.5 tahun 1999, namun prinsip ini secara implisit dicakup oleh pasal 16 UU No. 5 Tahun 1999 yang dapat diterapkan dengan pemenuhan karakteristik dalam teori Single Economic Entity Doctrine. Seperti dalam Kasus Tender Pipanisasi oleh PGN Welspun Gujarat Stahl Rohren Pte. Ltd., Kepemilikan Silang yang Dilakukan oleh Kelompok Usaha Temasek dan Praktik Monopoli Telkomsel Temasek Holdings, STT, Universitas Sumatera Utara SingTel, STTC, SingTel Mobile, AMHC, AMH, ICL dan ICPL yang disebut “Kelompok Usaha Temasek” dan juga dalam kasus Hak Siar Liga Utama Inggris Musim 2007-2010 AAAN dan AAMN, para pelaku usaha ini dapat dikatagorikan sebagai pelaku usaha sesuai dengan pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999 dengan alasan pendekatan dalam pembuktian unsur “melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Indonesia.” Sedangkan pihak lain di luar negeri sesuai dengan pasal 16 UU No. 5 Tahun 1999 dapat dilihat kejelasan pengertiannya dalam kasus Tender Penjualan Dua Unit Tanker Pertamina Goldman Sachs Singapore, Pte. dan Frontline, Ltd., Tender Pipanisasi oleh PGN Daewoo International Corporation dan Det Norske Veritas Pte. Ltd, Hak Siar Liga Utama Inggris Musim 2007-2010 ESS karena pihak lain tersebut hanya melakukan perjanjian di mana dalam pelaksanaanya di wilayah Indonesia bukan mereka. Contohnya ESS yang hanya memasok chanel-chanel kepada berbagai operator TV berbayar di Indonesia, jadi ini tidak cukup untuk dianggap melakukan kegiatan ekonomi di wilayah Indonesia. 2. Adapun akibat hukum perjanjian pelaku usaha dengan pihak luar negeri yang bertentangan dengan UU No. 5 Tahun 1999 menyebabkan batalnya perjanjian tersebut seperti contohnya dalam kasus Hak Siar Liga Utama Inggris Musim 2007-2010, dimana perjanjian antara ESPN STAR Sport dengan All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC terkait dengan pengendalian dan penempatan hak siar Barclays Premiere League musim 2007- 2010 dibatalkan oleh KPPU atau Universitas Sumatera Utara diperintahkan kepada All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC memperbaiki perjanjian dengan Terlapor III: ESPN STAR Sports terkait dengan pengendalian dan penempatan hak siar Barclays Premiere League musim 2007-2010 agar dilakukan melalui proses yang kompetitif di antara operator TV di Indonesia.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Peranan Notaris Dalam Persekongkolan Tender Barang/Jasa Pemerintah Terkait Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

6 47 130

ANALISIS PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

1 3 13

ANALISIS EFEKTIVITAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT TERHADAP PEMBATASAN PRAKTEK KARTEL DI INDONESIA.

0 3 10

MERGER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT.

0 0 13

PENETAPAN TINGKAT SUKU BUNGA DALAM PEMBIAYAAN KONSUMEN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT.

0 0 2

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

0 0 19

UU 5 1999 Larangan Praktik Monopoli Persaingan Usaha Tidak Sehat

0 0 47

PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA MONOPOLI

0 2 21

PERANAN KPPU DALAM MENEGAKKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

0 0 8

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN DAN HUKUM PERSAINGAN USAHA A. Tinjauan Umum Perjanjian 1. Pengertian perjanjan dan syarat-syarat sahnya perjanjian - Perjanjian Pelaku Usaha Dengan Pihak Luar Negeri yang Bertentang Dengan Undang-Undang nomor 5 Tahun 1999 T

0 0 21