5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tingkat loyalitas pengunjung graPARI terhadap kartu SimPATI?
2. Apakah tingkatan loyalitas tersebut membentuk piramida yang menunjukkan “brand loyalty lemah” atau piramida terbalik yang
menunjukkan “brand loyalty kuat” ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui tingkat loyalitas pengunjung graPARI terhadap kartu SimPATI.
2. Untuk mengetahui tingkatan loyalitas tersebut membentuk piramida yang menunjukkan “brand loyalty lemah” atau piramida
terbalik yang menunjukkan “brand loyalty kuat”.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis bagi peneliti dan peneliti lain dan manfaat praktis bagi
perusahaan. Adapun manfaat tersebut antara lain : 1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam Manajemen Pemasaran khususnya yang berhubungan dengan Analisis Brand
Loyalty.
6 2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sejenis.
3. Bagi Perusahaan Dengan mengetahui loyalitas pelanggan terhadap kartu SimPATI
pada tingkatan switcher, habitual buyer, satisfied buyer, likes the brand, atau committed buyer. Maka diharapkan penelitian
tersebut dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang berharga
bagi perusahaan
dalam menentukan
strategi pemasaran untuk waktu yang akan datang.
E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini dilakukan terhadap pelanggan di graPARI Telkomsel Solo mengenai loyalitas terhadap merek kartu prabayar
SimPATI.
2. Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Kata deskriptif di bentuk dari
kata kerja bahasa inggris to discribe yang berarti “menggambarkan”. Jadi riset deskriptif merupakan jenis riset yang tujuan utamanya adalah
menggambarkan sesuatu. Istijanto, 2005: 31
7 Pendukung model penelitian deskriptif yang dilakukan adalah
dengan mengadakan survei kepada pengunjung atau konsumen. Survei merupakan metode yang digunakan secara luas, khususnya dalam riset
konsumen. Informasi dikumpulkan dengan menanyai orang melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang terstruktur. “Dengan survei, periset
bertujuan memperoleh informasi seperti preferensi, sikap, atau pendapat responden yang diungkapkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan”.
Istijanto, 2005: 54
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Durianto, dkk 2001: 26 “mengartikan populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin
di teliti”. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung graPARI Telkomsel Solo.
Tidak semua populasi yang berada di tempat penelian dijadikan responden. Untuk menghemat waktu dan biaya maka hanya mengambil
beberapa responden untuk menjadi sampel. “Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi”. Durianto, 2001: 26
Rumus yang digunakan dalam menentukan besarnya sampel adalah Malhotra, 2004: 362 :
2 2
2
D z
n
8 n adalah jumlah sampel
adalah standar deviasi populasi z adalah nilai z untuk interval keyakinan 95 yaitu sebesar 1,96
D adalah nilai keakuratan yang dikehendaki
04 ,
96 400
8416 ,
3 000
. 10
20 96
, 1
. 100
2 2
2
n x
n n
Perhitungan sampel di atas perolehan responden sebanyak 96,04 responden dan dibulatkan menjadi 100 responden. Dalam penelitian ini
teknik sampling yang digunakan peneliti adalah judgmental sampling Kata “judgmental” berarti atas dasar pertimbangan tertentu. Dalam
metode ini, periset menggunakan pertimbangan tertentu terhadap elemen populasi yang dipilih sebagai sampel. Anggota populasi yang dipilih
ditentukan langsung oleh periset sehingga tidak ada peluang bagi anggota populasi yang lain untuk menjadi sampel bila di luar pertimbangan periset.
Istijanto, 2005: 120 Kriteria yang dimaksudkan untuk menjadi sampel pada penelitian
ini adalah pengunjung di graPARI Telkomsel Solo dan pengunjung yang menggunakan kartu SimPATI.
9
4. Sumber Data
Dalam penelitian terdapat dua jenis sumber data yang dapat digunakan untuk memperoleh data ataupun informasi yang berkaitan
dengan penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Sumber data primer Kata primer primary berarti utama, asli atau secara
langsung dari sumbernya. Pengertian data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah
risetnya secara khusus. Istijanto, 2005: 45 Data primer penelitian ini berupa kuesioner yang di bagikan
kepada pengunjung dan pengguna kartu SimPATI di graPARI Telkomsel Solo.
b. Sumber data sekunder Kata sekunder berasal dari bahasa Inggris secondary yang
berarti kedua atau bukan secara langsung dari sumbernya melainkan dari pihak lain. Pengertian data sekunder adalah data
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan periset sendiri untuk tujuan yang lain. Istijanto, 2005: 38
Data sekunder
berupa gambaran
umum tentang
perusahaan, sejarah berdirinya, mengenai bagian sumber daya manusia, dan struktur organisasi yang terdapat di graPARI
Telkomsel Solo.
10
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : a. Wawancara
Wawancara atau
interview adalah
suatu cara
mengumpulkan data dengan menanyakan langsung kepada informan atau pihak yang kompeten dalam suatu permasalahan.
Istijanto, 2005: 15. Pihak yang berkompeten disini adalah pengunjung graPARI yang menggunakan kartu simPATI.
b. Survei Survei merupakan metode yang digunakan secara luas,
khususnya dalam riset konsumen. Informasi dikumpulkan dengan menanyai orang melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang
terstruktur. Dengan survei, periset bertujuan memperoleh informasi seperti preferensi, sikap, atau pendapat responden
yang diungkapkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Istijanto, 2005: 54
Peneliti akan membagikan sejumlah kuesioner kepada responden. Dan kuesioner yang disajikan merupakan kuesioner
yang terstruktur. c. Observasi
Pengumpulan data melalui observasi dijalankan dengan mengamati dan mencatat pola perilaku orang, obyek, atau
11 kejadian-kejadian melalui cara yang sistematik. Istijanto, 2005:
58 d. Studi pustaka
Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data melalui buku- buku panduan, atau artikel-artikel yang diambil melalui internet.
6.Definisi Operasional
Dalam penelitian mengenai riset pemasaran, pelanggan dapat dikatakan loyal pada merek kartu seluler simPATI apabila dapat diukur
berdasarka dimensi-dimensi antara lain : Durianto, dkk, 2001: 128 a. Switcher berpindah-pindah
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar.
Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Ciri yang paling
nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
b. Habbitual buyer Pembelian yang bersifat kebiasaan Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat
dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami
ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut.
12 Kesimpulannya pembeli ini dalam membeli sutu merek
didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. c. Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian
mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost biaya peralihan yang
terkait dengan waktu, uang, risiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya
peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang
cukup besar sebagai kompensasinya switching cost loyal. d. Likes the brand menyukai merek
Pembeli yang masuk dalam loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada
tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek.
Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait
dengan simbol,
rangkaian pengalaman
dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh
kerabatnya ataupun disebabkan oleh percived quality yang tinggi.
13 Meskipun demikian sering kali rasa suka ini merupakan suatu
perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.
e. Committted buyer pembeli yang komit Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia.
Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi
mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini,
salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
pihak lain. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan
dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko.
Keuntungan lain yang didapat dari loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespons gerakan pesaing.
7. Teknik Analisis Data
Analisis merupakan tindakan mengolah data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat untuk menjawab masalah riset. Dalam
penelitian tersebut responden yang dilibatkan berjumlah 100 orang. Untuk perhitungan dan analisi datanya menggunakan skala likert, rata-rata, dan
standard deviasi.
14 Skala likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan
tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk. Sebagai gambaran bila peneliti memberi 5 alternatif jawaban kepada responden,
maka rentang skala yang digunakan adalah 1 sampai 5. Pemetaan bobot penilaian adalah sebagai berikut : Durianto, dkk, 2001: 42
Skala 1 : sangat jelek, diberi bobot 1 Skala 2 : jelek, diberi bobot 2
Skala 3 : cukup, diberi bobot 3 Skala 4 : baik, diberi bobot 4
Skala 5 : sangat baik, diberi bobot 5 Kemudian nilai score yang diperoleh dikelompokkan pada setiap
pertanyaan yang terdapat dalam angket. Lalu mengkalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah
responden yang masuk dalam kategori yang sama. Selanjutnya, dari data yang diperoleh dicari nilai rata-ratanya dan standard deviasinya untuk
mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan responden. Rumus yang digunakan : Durianto, dkk , 2001: 43
Rata-rata x = n
fi Xi
.
Standar Deviasi S = 1
. .
2 2
n n
xi fi
xi fi
15 Keterangan :
xi : Nilai pengukuran ke-i fi : frekuensi kelas ke-i
n : banyaknya pengamatan Hasil dari nilai rata-rata dan standard deviasi kemudian dipetakan dalam
rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval : Interval = nilai tertinggi – nilai terendah
banyaknya kelas Interval =
5 1
5
= 0,8 Rentang skala tersebut adalah :
1,00-1,80 : Sangat jelek 1,80-2,60 : Jelek
2,60-3,40 : Cukup 3,40-4,20 : Baik
4,20-5,00 : Sangat baik Penggunaan skala likert tersebut diharapkan dapat mengukur
tingkatan loyalitas terhadap kartu SimPATI.
16
B A B II L A N D A S A N T E O R I
A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Merek Brand
Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan
identifikasi khusus pada suatu produk, sehingga konsumen akan memperoleh kemudahan untuk membeda-bedakan produk yang banyak
terdapat di pasar. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau
kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk
membedakannya dari produk pesaing. Kotler, 2001: 575 Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen
mengenai sumber produk tersebut. Di samping itu, merek melindungi, baik konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha
memberikan produk-produk yang tampak identik. Merek sebenarnya merupakan
janji penjual
untuk secara
konsisten memberikan
keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek
lebih dari sekadar simbol. Merek dapat memiliki enam level pengertian Kotler, 2001: 575, yaitu sebagai berikut.
17 a. Atribut : merek mengingatkan pada atribut tertentu. Mercedes
memberi kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik, dirancang dengan baik, tahan lama, dan bergengsi tinggi.
b. Manfaat : bagi konsumen, kadang sebuah merek tidak sekadar menyatakan atribut, tetapi manfaat. Mereka membeli produk
tidak membeli atribut, tetapi membeli manfaat. Atribut yang dimiliki oleh suatu produk dapat diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan atau emosional. Sebagai contoh : atribut “tahan lama“ diterjemahkan menjadi manfaat fungsional “tidak perlu
cepat beli lagi, atribut “mahal“ diterjemahkan menjadi manfaat emosional “bergengsi”, dan lain-lain.
c. Nilai : merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Jadi, Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi, dan lain-
lain. d. Budaya : merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes
mewakili budaya Jerman, terorganisasi, efisien, bermutu tinggi. e. Kepribadian
: merek mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes mencerminkan pimpinan yang masuk akal orang,
singa yang memerintah binatang, atau istana yang agung objek.
f. Pemakai : merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
18 Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor
Durianto, dkk, 2001: 2 seperti : a. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat
janji emosi menjadi konsisten dan stabil. b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa
dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima di seluruh dunia dan budaya. Contoh yang paling fenomenal adalah Coca
Cola yang berhasi menjadi ”Global Brand”, diterima di mana dan kapan saja di seluruh dunia.
c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen. Merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku
konsumen. e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembeli
oleh konsumen. f.
Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
Pada intinya merek adalah penggunaan nama, logo, trade mark, serta slogan untuk membedakan perusahaan perusahaan dan individu-
individu satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Suatu merek memberikan serangkaian janji yang di dalamnya menyangkut
19 kepercayaan, konsistensi, dan harapan. Dengan demikian, merek sangat
penting, baik bagi konsumen maupun produsen. Bagi konsumen, merek bermanfaat untuk mempermudah proses
keputusan pembelian dan merupakan jaminan akan kualitas. Sebaliknya, bagi produsen, merek dapat membantu upaya-upaya untuk membangun
loyalitas dan hubungan berkelanjutan dengan konsumen.
2. Ekuitas Merek Brand Equity
Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh produk pada perusahaan maupun pada pelanggan.
Ada empat faktor yang menentukan besar-kecilnya ekuitas merek, A. Aaker, dalam Durianto, dkk, 2001: 4 yaitu:
1. Brand awareness kesadaran merek Kesanggupan calon pembeli untuk mengenali atau mengingat
kembali bahwa merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
2. Brand association asosiasi merek Pencitraan suatu
merek terhadap kesan
tertentu dalam
hubungannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing dan lain-lain.
3. Perceived quality persepsi konsumen
20 Persepsi
pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas
atau keunggulan produk dibandingkan dengan yang diharapkan.
4. Brand loyalty kesetiaan terhadap merek Tingkat kefanatikan konsumen terhadap suatu merek tertentu
karena merek tersebut memiliki posisi yang baik dalam benak konsumen.
Brand equity merupakan asset yang dapat memberikan nilai tersendiri di mata pelanggan. Disamping memberi nilai bagi konsumen,
brand equity juga memberikan nilai bagi perusahaan Durianto, dkk, 2001: 6 dalam bentuk :
a. Brand equity yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau merangkul
kembali konsumen yang lama. b. Empat dimensi brand equity : brand awareness, percived
quality, asosiasi-asosiasi, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan pembelian konsumen.
c. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespons inovasi yang dilakukan para pesaing.
d. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning maupun strategi perluasan produk.
e. Salah satu cara memperkuat brand equity adalah dengan melakukan promosi besar-besaran yang membutuhkan biaya
besar.
21 f.
Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau
menciptakan bidang bisnis baru yang terkait, yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang
memiliki brand equity tersebut. g. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena
mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi. h. Aset-aset brand equity lainnya dapat memberikan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing.
Brand equity menempati posisi yang sangat penting di dalam perusahaan. Untuk memenangkan persaingan dari kompetitor, maka
perusahaan harus benar-benar mengetahui brand equity produknya melalui riset terhadap elemen brand equity.
3. Loyalitas Merek Brand Loyalty
“Brand loyalty merupakan sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen
pada merek tertentu, dan berniat untuk terus membelinya di masa depan”. Mowen dan Minor, 2002: 108. Loyalitas merek brand loyalty merupakan
suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar
perusahaan dapat bertahan hidup.
22 Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang mendalam
untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan
cara membeli ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran yang dapat menimbulkan perilaku peralihan.
Loyalitas merek menunjukkan adanya suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai dengan
adanya pembelian ulang dari pelanggan. Menurut Cheverton, 2004: 34 menyatakan bahwa keloyalan sejati
dihasilkan dari kualitas hubungan yang dibangun antara pemasok dan pelanggan. Jika hal ini melibatkan kontak langsung antarmanusia maka
ada kesempatan-kesempatan signifikan untuk membangun keloyalan melalui perilaku pribadi, tetapi apabila itu tidak ada, maka merek itulah
yang menjadi cerminan utama paling efektif dari hubungan tersebut. Loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk
yang dikaitkan dengan proporsi pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat
mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan
mendapatkan pelanggan baru. Mowen dan Minor, 2002: 109 Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty
dapat menjadi aset strategis bagi perusahaan. Beberapa potensi yang
23 dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan Durianto, dkk,
2001: 127, antara lain : a. Reduce marketing cost mengurangi biaya pemasaran.
b. Trade leverage meningkatkan perdagangan c. Attracting new customers menarik minat pelanggan baru
d. Provide time to respond to commpetitive threats memberi waktu untuk merespons ancaman pesaing
Brand loyalty sendiri mempunyai beberapa tingkatan, untuk setiap tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi
sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Tingkatan-tingkatan brand loyalty tersebut adalah : Durianto, dkk, 2001: 128
a. Switcher berpindah-pindah Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan
sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan
pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak
loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
produk karena harganya murah. b. Habbitual buyer Pembelian yang bersifat kebiasaan
Pembeli yang berada pada tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk
24 yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami
ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Kesimpulannya pembeli ini dalam membeli sutu merek
didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. c. Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian
mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost biaya peralihan yang
terkait dengan waktu, uang, risiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya
peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang
cukup besar sebagai kompensasinya switching cost loyal. d. Likes the brand menyukai merek
Pembeli yang masuk dalam loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada
tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek.
Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait
dengan simbol,
rangkaian pengalaman
dalam
25 penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh
kerabatnya ataupun disebabkan oleh percived quality yang tinggi. Meskipun demikian sering kali rasa suka ini merupakan suatu
perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.
e. Committted buyer pembeli yang komit Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia.
Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi
mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini,
salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
pihak lain. Tiap tingkatan brand loyalty dapat ditunjukkan melalui gambar
piramida :
Committed buyer Liking the brand
Satisfied buyer Habitual buyer
Switcher Gambar 2. 1
26 Gambar di atas menunjukkan piramida tegak yang menunjukkan
bahwa brand loyalty lemah. Karena posisi switcher mempunyai proporsi lebih besar daripada commited buyer.
Committed buyer Liking the brand
Satisfied buyer Habitual buyer
Switcher Gambar 2. 2
Gambar 2. 2 membentuk piramida terbalik yang menunjukkan bahwa brand loyalty kuat. Hal ini dapat dilihat dari posisi committed buyer
yang berada pada urutan teratas dan mempunyai proporsi lebih besar daripada switcher.
Tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan
eksploitasnya. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka
memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang didapat dari loyalitas merek
adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespons gerakan pesaing.
27
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran dalam penelitian mengenai brand loyalty ini adalah sebagai berikut :
Dimensi-dimensi yang mempengaruhi brand loyalty ada lima tingkatan yaitu switcher, habitual buyer, satisfied buyer, likes the brand,
dan commited buyer. Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang berbeda dan juga mewakili tipe aset yang berbeda
dalam pengelolaan dan eksploitasnya. Tingkatan-tingkatan tersebut dapat menunjukkan apakah pelanggan loyal terhadap merek ataukah
sebaliknya. Switcher
Habitual Buyer
Commited Buyer Likes the brand
Satisfied Buyer
Brand Loyalty
28
B A B III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. Sejarah Berdirinya Telkomsel