Pertimbangan Hakim dalam Menilai Alat bukti Keterangan Ahli Kedokteran

commit to user 93 dalam sel meminta tolong, lalu saksi bersama rekan-rekan lainnya menuju sel dan menemukan Roni dalam keadaan lemah, akhirnya Roni langsung diangkat oleh Didik dan membawanya ke RS PKU Muhamadiyah. 11 Bahwa yang membawa Roni ke RS PKU Muhamadiyah adalah saksi, Didik, Fery, Sudalmi, dan terdakwa sekitar jam 17.45 WIB, selanjutnya kira-kira 15 menit kemudian seorang perawat menyampikan kepada Sudalmi bahwa Roni telah meninggl dunia. 12 Bahwa saksi dan rekan-rekannya yang lain termasuk terdakwa melakukan pemukulan terhadap Roni Ronaldo dengan tujuan mengungkap kasus kejahatan penjambretan yang melibatkan Roni Ronaldo sebagai pelakunya, sedangkan Roni selalu memberi keterangan yang berputar- putar dan berbelit-belit, sehingga saksi dan teman-teman emosi lalu memukul korban agar dia kooperatif dan berkata jujur. 13 Bahwa saksi membenarkn barng bukti yang diajukan dalam sidang berupa sebuah tongkat rotan warn hitam adalah alat yang digunakan memukul korban Roni Ronaldo dan sebuah mistar yang dipakai Didik memukul Roni Ronaldo.

5. Pertimbangan Hakim dalam Menilai Alat bukti Keterangan Ahli Kedokteran

Pertimbangan hakin dalam menilai alat bukti keterangan akli kedokteran yang digunakan adalah terdapat pada : a. Unsur melakukan penganiayaan Bahwa pada saat melakukan pengintrogasian pada korban terdakwa dan kawan –kawan melakukan pemukulan terhadap korban yang dilakukan sebagai berikut : i. Didik Setiawan melakukan pemukulan dengan menggunakan penggaris stainless sebanyak dua kali mengenai bagian tangan Roni Ronaldo. ii. Sudalmi meninju dengan kepalan tangan sebanyak 2 kali mengenai bagian pipi Roni Ronaldo. commit to user 94 iii. Terdakwa M.Trikogani melakukan pemukulan dengan menggunakan tongkat rotan pada tangan kiri dan paha kiri Roni Ronaldo masing – masing satu kali. iv. Aan Yuantoro melakukan pemukulan dengan menggunakan tongkat rotan pada tangan kanan sebanyak 2 kali dan paha kanan sebanyak 1 kali. v. Supriyanto melakukan pemukulan dengan menggunakan tongkat rotan pada kaki kiri dan kanan serta mengenai pada tangan kanan dan kiri yang tidak diketahui berapa kali melakukan pemukulan. vi. Kristian Fery Sunarno melakukan pemukulan dengan menggunakan tongkat rotan pada punggung, tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing – masing satu kali, selanjutnya menampar pipi kanan satu kali, selain melakukan pemukulan tersebut Kristian Fery juga mendorong Roni Ronaldo dua kali yang menyebabkan dada korban membentur meja dan kepala membentur dinding, kemudian jatuh terjerembab dengan muka membentur lantai. Akibat pukulan yang dilakukan oleh terdakwa dan kawan – kawan yaitu Didik Setyawan, Sudalmi, Aan Yuantoro, dan Kristian Fery Sunarno, korban Roni Ronaldo mengalami luka – luka sebagaimana diuraikan dalam Visum Et Repertum No. 64MFXI2006 yang dalam pemeriksaan luar antara lain ditemukan luka sebagai berikut : 1 bagian atas telinga kiri dan kanan luka memar 2 pada bagian kepala, lokasi dipuncak kepala luka memar 3 lengan kanan bagian atas dan bawah luka memar 4 lengan kiri bagian atas dan bawah luka memar 5 lutut kanan luka memar dan lutut kiri luka robek lecet 6 tungkai bawah kanan dan kiri luka memar 7 sekitar kelopak kanan dan kiri luka memar 8 tungkai atas kanan dan kiri luka memar 9 punggung tengah luka memar b. unsur menyebabkan matinya orang commit to user 95 Sesuai dengan Visum Et Repertum No. 64MFXI2006 dan keterangan ahli dr. Boedijanto, Sp.F yang berpendapat bahwa sisa makanan masuk kedalam saluran nafas trachea dan bronchus dapat terjadi karena muntahan yang tersedak akibat beberapa faktor akubat pukulan benturan di kepala, pukulan pada perut atau akibat stres. Masuknya sisa makanan kedalam saluran nafas menyebabkan korban tidak bisa bernafas dengan sempurna dan menimbulkan mengkibatkan kematian. Pembahasan Berdasarkan penerapan ilmu Kedokteran Kehakiman melalui Visum et Repertum, diperoleh kepastian bahwa diatas tampak menguatkan terjadinya penganiayaan yang mengakibatkan kematian terhadap korban Roni Ronaldo Rachditya Als gendon. Tindak penganiayaan tersebut terbukti setelah adanya Visum et Repertum No. 64MFXI2006 dan keterangan ahli dr. Boedijanto, Sp.F. Visum et Repertum dapat dijadikan alat bukti yang sah menurut KUHAP Pasal 184 ayat 1 c sebagai alat bukti surat. Peran ilmu Kedokteran kehakiman dalam Kasus ini yaitu, dikeluarkannya Visum et Repertum dan keterangan Ahli atas korban Roni Ronaldo. Hal ini menerangkan bahwa ahli menemukan sisa makanan, yaitu hasil muntahan dari perut sudah berupa gumpalan masuk kedalam saluran pernafasan korban. Sehingga Ahli berpendapat masuknya sisa makanan kedalam saluran pernafasan menyebabkan korban tidak bisa bernafas dengan sempurna yang menimbulkan mengkibatkan kematian. Kesimpulan dari hasil autopsi terhadap jenazah Roni Ronaldo adalah korban meninggal mati lemas karena tersumbatnya jalan nafas yang disebabkan masuknya sisa makanan kedalam saluran nafas trachea dan bronchus. Sisa makanan masuk kedalam saluran nafas dapat terjadi karena muntahan yang tersedak akibat beberapa faktor seperti pukulan benturan di kepala, pukulan pada perut atau akibat stress. Kematian korban selain disebabkan sisa makanan masuk kedalam saluran nafas juga bisa disebabkan dari luka di tubuh korban karena trauma pukulan di bagian kepala sebagimana tercatat dalam Visum Et Repertum No.64MFXI2006, pada Pemeriksaan Luar No. 7.2 dan Pemeriksaan Dalam No.5. commit to user 96 Bila dilihat dari Pasal yang digunakan jaksa, analisa yang dikemukakan penulis adalah : Pasal 351 ayat 3 KUHAP : Tentang Penganiayaan, ” Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun ”. Unsur pertama adalah kesengajaan melakukan penganiayaan, sesuai dengan keterangan terdakwa bahwa memang terdakwa melakukan penganiayaan terhadap korban sesaat sebelum korban meninggal dan diperkuat dengan Visum et Repertum No. 64MFXI2006 dan keterangan ahli dr. Boedijanto, Sp.F. yang menerangkan ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban baik dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam adanya kerusakan organ akibat trauma benda tumpul. Dengan demikian unsur penganiayaan dapat terpenuhi dari keterangan terdakwa dan Visum et Repertum. Unsur kedua adalah ” mengakibatkan mati ” bahwa akibat perbuatan terdakwamelakukan penganiayaan terhadap korban maka korban meninggal, dan terbukti pula akibat kematian tersebut adalah karena perbuatan terdakwa, bukan karena kelainan ataupun penyakit seperti yang dituangkan dalam Visum et Repertum. Dalam keterangan Visum et Repertum No. 64MFXI2006 dan keterangan ahli dr. Boedijanto, Sp.F. ini pula dapat diambil kesimpulan bahwa unsur ” mengakibatkan kematian ” terpenuhi. Berdasarkan uraian di atas tentang penerapan pasal pidana terhadap perbuatan korban. Dapat dilihat betapa penerapan Ilmu Kedokteran kehakiman oleh ahli Ilmu kedokteran kehakiman melalui Keterangan Lisan atau keterangan tertulis berupa Visum et Repertum sangat berperan dalam proses pembuktian dan penyelesaian perkara pidana di pengadilan.

B. Hambatan dalam Penggunaan Keterangan Dokter sebagai Alat Bukti dalam

Dokumen yang terkait

Studi tentang kekuatan pembuktian keterangan ahli Dalam proses pemeriksaan perkara pidana Di sidang pengadilan (studi kasus vcd bajakan di pengadilan negeri kediri

1 4 69

PERANAN DOKTER AHLI KANDUNGAN DALAM PEMBUKTIAN PERKARA ABORSI (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten) Peranan Dokter Ahli Kandungan Dalam Pembuktian Perkara Aborsi(Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten).

0 4 12

ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta) Alat Bukti Petunjuk dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta).

0 6 15

SKRIPSI ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA Alat Bukti Petunjuk dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta).

0 3 13

PENDAHULUAN Alat Bukti Petunjuk dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta).

0 2 11

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN ALAT BUKTI AKTA DI BAWAH TANGAN DALAM PROSES PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA ( STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI KARANGANYAR.

0 0 13

SKRIPSI Penggunaan Keterangan Terdakwa dalam Pembuktian Persidangan Perkara Pidana ( Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta ).

0 0 14

PENDAHULUAN Penggunaan Keterangan Terdakwa dalam Pembuktian Persidangan Perkara Pidana ( Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta ).

0 1 18

PENGGUNAAN ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PENGGUNAAN ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO).

0 0 11

PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP KETERANGAN AHLI DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI SIDANG PENGADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PADANG).

0 0 6