Identitas Terdakwa Dakwaan Kekuatan Pembuktian Keterangan Dokter dalam Proses Pembuktian Perkara

commit to user 34

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kekuatan Pembuktian Keterangan Dokter dalam Proses Pembuktian Perkara

Pidana di Persidangan 1. Deskripsi Kasus Pada hari senin tanggal 20 november 2006 kira – kira pukul 16.00 WIB, bertempat di ruang Opsnal Unit Reskrim Polsektabes Banjarsari Kodya Surakarta, telah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan matinya Roni Ronaldo Rachditya Als gendon yang dilakukan oleh terdakwa M. Trikogani bersama dengan rekan-rekannya Briptu Sudalmi, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery. Pada saat proses interogasi dilakukan tindak penganiayaan fisik dengan menggunakan tangan terdakwa maupun alat bantu lain yang berupa rotan. Penganiayaan yang dilakukan terdakwa bersama rekan-rekannya bertujuan untuk mendapatkan informasi atas tindak pidana yang dilakukan korban, tetapi ternyata penganiayaan tersebut mengakibatkan kematian matinya Roni Ronaldo Rachditya Als gendon. Korban meninggal dunia pada saat perjalanan ke RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

2. Identitas Terdakwa

Nama : M.Trikogani Tempat lahir : Makasar Umur Tanggal lahir : 22 oktober 1963 Jenis kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat Tinggal : Perumahan Gondang Indah IV RT.07 09 Colomadu Agama : Islam Pekerjaan : Polri commit to user 35

3. Dakwaan

Kesatu Primair Bahwa terdakwa M.Trikogani bertindak sendiri atau bersama-sama dengan BRIPTU SUDALMI, BRIPTU SUPRIYANTO, BRIGADIR AAN YUANTORO, BRIGADIR DIDIK SETIAWAN, dan BRIPDA KRISTIAN FERY kelimanya disidangkan dalam berkas perkara terpisah, pada hari senin tanggal 20 november 2006 kira – kira pukul 16.00 WIB, bertempat di ruang Opsnal Unit Reskrim Polsektabes Banjarsari Kodya Surakarta, telah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan matinya Roni Ronaldo Rachditya Als gendon, yang dilakukan dengan cara – cara berikut : Bahwa pada hari senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk. 15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak Oleh Brigadir Aan Yuantoro Yang Ditelepon Oleh Brigadir Didik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telah berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp. Ketelan dekat es Barokah Kec. Banjarsari Surakarta. Terdakwa bersama dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No. Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian setelah sampai di tempat tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut, terdakwa bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon ke dalam mobil dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, untuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat duduk belakang, sedangkan Brigadir Aan Yuantoro mengendarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gedon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda motornya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi untuk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik 32 commit to user 36 Setiawan dan Brigadir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya Brigadir Didik Setiawan didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk di samping sebelah kin Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sambil memperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit, lalu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan penggaris stainless sebanyak l satu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan perbuatan pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhirnya Briptu Sudalmi ikut memukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kin sebanyak 2 dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan. Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan Opsnal untuk membantu menginterogasi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Didik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi tindak pidana yang dilakukannya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keluar ruangan, selang beberapa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit, commit to user 37 Bngadir Aan Yuantoro merasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum setelah meletakkan rotan tersebut dilantai, tak lama kemudian masuklah Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briptu Supriyanto merasa jengkel lalu menyuruh Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dan arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyanto mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tangan kanan Roni Ronaldo, seketika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdiri den berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul Roni Ronaldo dengrti menggunakan rotan tersebut mengenai paha kanan dan kiri sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kanan dan kiri Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Kristian Fery dengan maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyakan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kiri Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Roni Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita commit to user 38 acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo bangun lain menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kali, setelah itu mengambil rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke arah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan tersebut dalam berita acara oleh Brigadi Didik Setiawan, kemudian Bripda Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggalkan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangimi berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol dan dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery untuk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Cary Futura warna ungu No. Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsari, Roni Ronaldo diturunkan dari mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadaan tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatuh dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibantu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kotor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan, lalu oleh Bisri Muhtarom diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom. menidurkan Roni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di commit to user 39 pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada denyut nadi Roni Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Fery, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan; lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menuju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bersama dengan Terdakwa, Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke ruang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retnd Wulandari, AMK, namun saat diperiksa pertama kali, denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RJP Resusitasi Jantung Paru untuk menimbulkan reaksi dari jantung dan paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa bersama-sama dengan Briptu Sudalmi, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon meninggal dunia sebagaimana diterangkan dalam Visum et Repertum An. Roni Ronaldo Rachditya No.:64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr.Budiyanto, SpF dokter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut : I. Pemeriksaan Luar : 1. Keadaan jenazah : tidak bermeterai, terletak diatas meja porselen warna putih, jenazah tidak dibungkus, jenazah memakai jas warna biru tua, sepatu adidas warna putih, berkaos kaki putih, memakai sarung tangan warna putih, tidak memakai celana dalam. commit to user 40 2. Sikap jenazah : terlentang, muka menghadap ke atas, lengan kanan membentuk sudut empat puluh derajat dengan sumbu tubuh, kiri membentuk sudut empit puluh lima derajat dengan sumbu tubuh. 3. Kaku jenazah : terdapat pada seluruh tubuh, sukar digerakkan. 4. Bercak jenazah : terdapat pada punggung, leher, pinggang, paha, hilang pada penekanan. 5. Pembusukan jenazah : tidak ada. 6. Ukuran jenazah : panjang seratus tujuh puluh lima centimeter. 7. Kepala. 7.1 Rambut warna hitam dicat coklat, tidak beruban, panjang lima centimeter, sukar dicabut, keadaan teratur dan lurus. 7.2 Bagian tertutup rambut : terdapat benjolan memar ukuran empat kali lima centimeter, lokasi dipuncak kepala. 7.3 Dahi terdapat luka lecet ukuran satu koma lima kali dua centimeter, lokasi empat centimeter dari alis mata kanan dan satu koma lima centimeter dari garis tengah. Luka lecet ukuran dua kali satu koma lima centimeter, lokasi sejajar alis mata kanan, tujuh koma lima centimeter dari garis tengah. 7.4 Mata kanan menutup. Rambut mata ukuran nol koma tujuh centimeter. Kelopak bagian luar terdapat luka memar, lokasi pada seluruh kelopak atas, bagian dalam pucat. Sekitar mata pada peradaban lunak, cornea keruh, pupil ukuran nol koma tujuh centimeter. Bola mata tidak menonjol, peradaban lunak. Mata kiri membuka nol koma enam centimeter. Rambut mata ukuran nol koma delapan centimeter, kelopak bagian luar keadaan memar, bagian dalam pupil pucat, cornea keruh, pupil ukuran nol koma tujuh centimeter, pada peradaban lunak, tidak terdapat retak tulang. 8. Hidung : terdapat luka memar, ukuran tiga kali satu koma lima centimeter, lokasi dipangkal hidung. Dari kedua lobang hidung tidak keluar cairan. commit to user 41 9. Mulut : terbuka, gigi terlihat embat buah. Dari lobang mulut keluar cairan warna kuning. Bibir atas tidak terdapat luka. Bibir bawah terdapat luka ukuran nol koma tujuh kali nol koma tujuh centimeter. Lidah tidak tergigit, tidak menjutur, tidak terdapat luka. 10. Dagu : terdapat rambut ukuran nol koma delapan centimeter, terdapat memar ukuran tiga kali dua centimeter, lokasi digaris tengah. 11. Pipi kanan terdapat memar ukuran lima kali enam koma lima centimeter, lokasi satu centimeter dibawah mata, lima koma lima centimeter dibawah telinga kanan, empat koma lima centimeter dari garis tengah. Pipi kiri terdapat luka memar ukuran enam kali empat centimeter, lokasi empat koma lima centimeter dari telinga kiri, enam koma lima centimeter dari garis tengah. 12. Telinga kanan dan kiri tidak ada luka, memar, retak tulang. Dari kedua lobang telinga tidak keluar cairan. 13. Leher : tidak terdapat luka, memar, dan retak tulang. 14. Dada : terdapat memar ukuran sembilan koma lima kali dua centimeter pada dada kanan, lokasi satu centimeter dari garis tengah, satu centimeter diatas puting susu kanan. Luka memar ukuran tiga kali satu centimeter, lokasi tujuh centimeter di kanan ketiak kanan, empat belas koma, lima centimeter dari garis tengah. Pada peradaban tidak terdapat kelainan, pada ketukan sonor. 15. Perut : permukaan lebih rendah dari dada. Pada daerah perut kiri kanan bawah tidak terdapat kelainan warna. Perut datar, tidak ada luka, pada peradaban keras, pada ketukan tympani. 16. Alat kelamin : jenis kelamin laki-laki, sudah disunat. Rambut kelamin hitam keriting, panjang dua centimeter, sukar dicabut. Batang zakar tidak ada kelainan. Dari lobang kelamin tidak keluar cairan. Pada kantong pelir tampak dua pelir. 17. Anggota atas : kanan : lengan atas terdapat luka memar ukuran lima koma lima kali empat belas centimeter, lokasi enam betas centimeter dari bahu kanan pada sisi luar lengan atas sampai dengan punggung commit to user 42 tangan. Lengan bawah tidak ada luka, kuku warna kebiruan. Kiri : lengan atas terdapat luka lecet ukuran lima kali dua centimeter, lokasi empat centimeter dari bahu kiri. Memar ukuran empat koma lima kali empat koma lima centimeter pada lengan atas bagian luar, tujuh belas centimeter dari garis tengah. Luka lecet dan memar kecil-kecil dari lengan atas sampai dengan pergelangan tangan ukuran empat puluh kali dua puluh lima centimeter disisi luar dan dalam lengan. 18. Anggota bawah : kanan : paha terdapat luka memar ukuran lima belas kali satu centimeter, lokasi sepuluh centimeter dari garis tengah, dua puluh centimeter dari lutut. Memar dan lecat dari lutut sampai kaki ukuran lima puluh tujuh kali lima belas centimeter dibagian depan punggung kaki sampai dengan mata kaki bagian luar. Kiri : paha terdapat memar ukuran tujuh belas kali enam belas centimeter pada pertengahan garis tengah paha. Lutut terdapat luka lecet dengan diameter delapan milimeter pada lutut bagian atas. Terdapat luka memar dari lutut sampai dengan mata kaki bagian luar disertai luka lecet ukuran lima puluh empat kali dua belas centimeter dibagian depan. 19. Punggung : terdapat luka memar ukuran dua puluh tiga kali sebelas centimeter lokasi dua centimeter dari garis tengah, sepuluh centimeter bawah bahu kanan. Memar ukuran tujuh kali lima koma tiga centimeter, lokasi lima centimeter dari garis tengah, delapan centimeter bawah bahu kin. Memar ukuran enam kali lima centimeter, lokasi delapan centimeter dari garis tengah, lima belas centimeter diatas pinggang. Memar ukuran sepuluh kali dua centimeter, lokasi empat centimeter dari garis tengah, sepuluh centimeter diatas pinggang kiri. 20. Pantat : terdapat luka lecet ukuran satu koma lima kali satu koma lima centimeter, lokasi enam centimeter dari anus. Luka lecet ukuran dua belas kali dua belas centimeter, lokasi enam centimeter dari garis tengah. 21. Dubur : tidak terdapat tinja. II. Pemeriksaan Dalam : commit to user 43 Setelah kulit dada dibuka terdapat luka memar ukuran delapan kali tiga centimeter pada tulang iga ketiga, tujuh centimeter dari garis tengah, retak, tulang lokasi pada tulang iga ketiga sebelah kiri. Tinggi diafragma kanan setinggi ruang antar rusuk keempat, kiri setinggi ruang antar rusuk kelima. Setelah tulang dada diangkat, bagian jantung tak tertutup para bagian atas dua centimeter, bagian bawah enam centimeter. Tulang dada bagian dalam tak ada perlekatan dengan paru-paru. Dalam rongga dada tidak ada cairan. Jantung, paru-paru beserta jalan napas diangkat. 1. Jantung : kantong jantung dibuka, dalamnya terdapat cairan sepuluh millimeter warna kuning jernih. Ukuran jantung empat belas kali sepuluh kali empat centimeter, berat dua ratus lima puluh gram, warna merah pucat, tak tertutup jaringan lemak. Pada pembukaan jantung, lobang antara bilik kiri dan serambi kiri sebelas centimeter, lobang antara bilik kanan dart serambi kanan dua belas centimeter. Klep jantung warna coklat tidak terlihat adanya kelainan. Otot papilaris tak ada kelainan. Dalam ruang jantung ada empat ruang. Tebal otot bilik kanan nol koma tujuh centimeter, tebal otot bilik kiri satu koma dua centimeter. Aorta lingkaran diameter lima koma lima centimeter terasa kenyal. Arteri pulmonalis dibuka, ukuran lingkaran enam koma lima centimeter. 2. Paru : kanan terdiri dari tiga bagian, mudah dilepaskan, warna merah, konsistensi kenyal, tepi tumpul, permukaan rata, ukuran dua puluh tiga kali sembilan belas kali tujuh centimeter, berat tiga ratus dua puluh gram. Pada pengirisan warna jaringan kemerahan. Paru kiri terdiri dari dua bagian, tiap bagian ada perlekatan, mudah dilepaskan, warna merah, konsistensi kenyal, tepi tumpul, permukaan rata, ukuran dua puluh dua kali tujuh belas kali enam centimeter, berat dua ratus lima puluh gram. Pada pengirisan warna jaringan kemerahan. Pada pemijatan kedua paru keluar cairan kepulihan. Pada pembukaan bronchus cabang batang tenggorok yang masak ke paru terdapat sisa makanan warna kekuningan. commit to user 44 3. Perut : pada pembukaan perut tidak terlihat adanya cairan. Usus halus dan usus besar tampak kemerahan. Pada usus buntu tidak terdapat perlekatan atau peradangan. Pada penggantung usus terlihat adanya jendalan-jendaian darah warna merah kehitaman atau plaque peyeri. 4. Leher : pada pembukaan tidak terdapat memar dan retak tulang. Otot- otot leher tak ada kelainan. Pada pengirisan saluran nafas terlihat adanya sisa-sisa makanan warna kekuningan di trachea batang tenggorok. Jalan nafas warna putih, tidak terdapat retak tulang, Epiglotis tidak ada kelainan. 5. Kepala : kulit kepala dibuka, terlihat adanya memar ukuran dua koma lima kali satu koma lima centimeter, lokasi satu koma lima centimeter dari garis tengah dan lima koma lima centimeter dan puncak kepala. Tidak ada retak tulang. Tulang atap kepala dibuka, tak ada pendaharan diatas selaput otak. Selaput otak dibuka, terdapat pendarahan dibawah selaput otak dan pada permukaan otak. Otak diangkat ukuran sembilan belas kali sembilan belas kali empat centimeter, berat seribu lima ratus gram. Pada pembukaan otak gambaran pembuluh darah tak ada kelainan. Gyri dan sulci takada kelainan. Pada pengirisan otak besar dan kecil tidak terlihat adanya jendalan darah. III. Kesimpulan Korban meninggal mati lemas karena tersumbatnya jalan nafas yang disebabkan masuknya sisa makanan ke dalam saluran pernafasan trachea dan bronchus. Korban meninggal lebih kurang dua belas sampai dua puluh empat jam yang lalu dari waktu pemeriksaan tanggal dua puluh november dua ribu enam pukul e lam tiga puluh sampai dengan tanggal dua puluh november dua ribu enam pukul delapan belas tiga puluh WIB. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 351 ayat 3 KUHP Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. commit to user 45 SUBSIDIAIR Bahwa ia terdakwa M. TRIKOGANI baik bertindak sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan BRIPTU SUDALMI, BRIPTU SUPRIYANTO, BRIGADIR AAN YUANTORO, BRIGADIR DIDIK SETIAWAN, dan BRIPDA KRISTIAN FERY kelimanya disidangkan dalam berkas perkara terpisah, pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan Primair di atas, telah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan Roni Ronaldo Rachditya Als Gendon luka berat, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk. 15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak oleh Brigadir Aan Yuantoro yang Ditelepon Oleh Brigadir Cidik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telah berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp. Ketelan dekat es Barokah Kec. Banjarsari Surakarta. Terdakwa bersama dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No. Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian setelah sampai di tempat tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut, terdakwa bersama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon ke dalam mobil dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, untuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat duduk belakang, sedangkan Brigadir Aan Yuantoro mengendarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gendon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda motornya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi untuk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik Setiawan dan Brigadir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya Brigadir Didik Setiawan didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk commit to user 46 di samping sebelah kin Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sambil memperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit, lalu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan penggaris stainless sebanyak lsatu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan perbuatan pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhirnya Briptu Sudalmi ikut nemukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kiri sebanyak 2 dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang-telah ia lakukan. Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan. Opsnal untuk membantu menginterogasi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Didik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi tindak pidana yang dilakukannnya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keluar ruangan, selang beberapa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit, Brigadir Aan Yuantoro merasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan commit to user 47 dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum setelah meletakkan rotan tersebut dilantai, tak lama kemudian masuklah Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briptu Supriyanto merasa jengkel lalu menyuruh Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dari arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyanto mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tangan kanan Roni Ronaldo, seketika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdiri dan berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul Roni Ronaldo dengan menggunakan rotan tersebut mengenai paha kana dan kiri sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kanan dan kiri Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Kristian Fery dengan maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyakan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kin Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Rom Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo bangun lalu menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kali, setelah itu mengambil commit to user 48 rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke arah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan tersebut dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian Bripda Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggalkan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangani berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol dan dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery untuk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsari, Roni Ronaldo diturunkan dari mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadaan tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatuh dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibantu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kotor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan. lalu oleh Bisri Muhtarom diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom menidurkan Roni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada denyut nadi Roni Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah commit to user 49 Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Jjgry, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan, lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menuju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bersama dengan Terdakwa, Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke ruang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retno Wulandari, AMK, namun saat diperiksa pertama kali, denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RJP Resusitasi Jantung Paru untuk menimbulkan reaksi dari jantung can paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa bersama-sama Briptu Sudalmi, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mengalami luka be rat sebagaimana diterangkan dalam Visum et Repertum An. Roni Ronaldo Rachditya No.:64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr. Budiyanto, SpF dokter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicobgai Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah disebutkan dalam pada dakwaan kesatu primair di atas. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 351 ayat 2 KUHP Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. LEBIH SUBSIDIAIR Bahwa ia terdakwa M. TRIKOGANI baik bertindak bersama-sama maupun sendiri-sendiri dengan BRIPTU SUDALMI, BRIPTU SUPRIYANTO, BRIGADIR AAN YUANTORO, BRIGADIR DIDIK SETIAWAN, dan BRIPDA commit to user 50 KRISTIAN FERY kelimanya disidangkan dalam berkas perkara terpisah, pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan Primair di atas , telah melakukan penganiayaan terhadap Roni Ronaldo Rachditya Als Gendon, yang dilakikan dengan cara-cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk. 15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak Oleh Brigadir Aan Yuantoro Yang Ditelepon Oleh Brigadir Didik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telah berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp. Ketelan dekat es Barokah Kec. Banjarsari Surakarta. Terdakwa bersama dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian setelah sampai di tempat tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut terdakwa bersama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon ke dalam mobil dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, untuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat duduk belakang, sedangkan Brigadir Aan Yuantoro mengsndarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gendon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda motornya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi untuk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik Setiawan dan Brigadir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya Brigadir Didik Setiawan didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk di samping sebelah kiri Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sambil mernperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit, lalu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan commit to user 51 menggunakan penggaris stainless sebanyak l satu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan perbuatan pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhirnya Briptu Sudalmi ikut memukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kiri sebanyak 2 dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan, Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan Opsnal untuk membantu menginterogasi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Didik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi tindak pidana yang dilakukannya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keluar ruangan, selang beberapa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit, Brigadir Aan Yuantoro merasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum setelah meletakkan rotan tersebut commit to user 52 dilantai, tak lama kemudian masuklah Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briptu Supriyanto merasa jengkel lalu menyuruh Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dari arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyento mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tangan kanan Roni Ronaldo, seketika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdiri dan berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul Roni Ronaldo dengan menggunakan rotan tersebut mengenai paha kana dan kiri sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kanan dan kiri Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Kristian Fery dengan maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyakan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kiri Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Roni Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian Bripda Kristian Fery menyumh Roni Ronaldo bangun lalu menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kali, setelah itu mengambil rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke arah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan commit to user 53 tersebut dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian Bripda Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggalkan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangani berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol dan dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery untuk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Cany Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsari, Roni Ronaldo diturunkan dari mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadaan tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatuh dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibantu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kotor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan, lalu oteh Bisri Muhtarom diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom menidurkan Roni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada denyut nadi Roni Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Fery, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan, lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menuju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah commit to user 54 Surakarta bersama dengan Terdakwa, Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke niang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retno Wulandari, AMK, namun saat diperiksa pertama kali, denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RJP Resusitasi Jantung Paru untuk menimbulkan reaksi dari jantung dan paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa bersama-sama dengan Briptu Sudalmi, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mengalami luka-luka sebagaimana diterangkan dalam Visum et Repertum An. Roni Ronaldo Rachditya No.:64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr. Budiyahto, SpF dokter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah disebutkan dalam pada dakwaan kesatu primair di atas. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 351 ayat 1 KUHP Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. ATAU KEDUA PRIMAIR Bahwa ia terdakwa M.TRIKOGANI pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan kesatu primair diatas, telah melakukan penganiayaan commit to user 55 yang mengakibatkan matinya Roni Ronaldo Rachditya Als Gendon, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk. 15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak Oleh Brigadir Aan Yuantoro Yang Ditelepon Oleh Brigadir Didik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telah berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp.Ketelan dekat es Barokah Kec. Barjarsari Surakaita. Terdakwa bersama dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian setelah sampai di tempat tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut, terdakwa bersama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon ke dalam mobil dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, untuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat duduk belakang, sedangkan Brigadir Aan Yuantoro mengendarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gendon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda motornya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi untuk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik Setiawan dan Brigadir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya Brigadir Didik Setiawan, didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk di samping sebelah kiri Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sambil memperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit, Mu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan penggaris stainless sebanyak l satu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau rnemberikan keterangan perbuatan commit to user 56 pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhirnya Briptu Sudalmi ikut memukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kiri sebanyak 2dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan. Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan Opsnal untuk membantu menginterogjisi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Didik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi tindak pidana yang dilakukannnya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keiuar ruangan, selang beberapa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit, Brigadir Aan Yuantoro merasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum set slab meletakkan rotan tersebut dilantai, tak lama kemudian masuklah Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua commit to user 57 tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briptu Supriyanto merasa jengkel lalu menyuruh Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dan arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyanto mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tangan kanan Roni Ronaldo, seketika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdiri dan berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul R.oni Ronaldo dengan menggunakan rotan tersebut mengenai paha kana dan kiri sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kanan dan kiri Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Kristian Fery dengan maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyakan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kiri Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Roni Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo bangun lalu menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kali, setelah itu mengambil rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke arah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachdirya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan tersebut dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian Bripda commit to user 58 Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggalkan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangani berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol dan dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery untuk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsari, Roni Ronaldo diturunkan dari mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadaan tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatuh dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibantu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kctor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan, lalu oleh Bisri Muhtarom diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom menidurkan Koni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada. denyut nadi Roni Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Fery, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan, lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menuju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bersama dengan Terdakwa, Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. commit to user 59 Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke ruang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retno Wulandari, AMK, namun saat diperiksa pertama kali, denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RJP Resusitasi Jantung Paru untuk menimbulkan reaksi dari jantung dan paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon meninggal dunia sebagaimana diterangkan dalam Visum et Repertum An. Roni Ronaldo Rachditya No.:64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr. Budiyanto, SpF dokter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah disebutkan dalam pada dakwaan kesatu primair di atas. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 351 ayat 3 KUHP. SUBSIDAIR Bahwa ia terdakwa M.TRTKOGANI, pada waktu dan ternpat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan kesatu Primair di atas, telah melakukan penganiayaan yang mengakibatkan Roni Ronaldo Rachditya Als Gendon luka berat, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk.15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak Oleh Brigadir Aan Yuantoro Yang Ditelepon Oleh Brigadir Didik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telali berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp.Ketelan dekat es Barokah Kec. Banjarsari Surakarta. Terdakwa bersama commit to user 60 dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura waraa ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Batijarsari, kemudian setelah sampai di tempat tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut, terdakwa bersama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon ke dalam mobil dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, untuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat duduk belakang, sedangkan Brigadir Aan Yuantoro mengendarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gendon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda mototnya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi untuk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik Setiawan dan Brigadir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya Brigadir Didik Setiawan didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk disamping sebelah kin Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sambil memperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, berbelit-belit, lalu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan penggans stainless sebanyak l satu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan perbuatan pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhirnya Briptu Sudalmi ikut memukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kiri sebanyak 2 dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan. Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan Opsnal untuk commit to user 61 membantu menginterogasi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yuantoro kcluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Didik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi tindak pidana yang dilakukannnya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keluar ruangan, selang beberapa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit Brigadir Aan Yuantoro me rasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum setelah meletakkan rotan tersebut dilantai, tak lama kemudian masuklah Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briptu Supriyanto merasa jengkel lalu menyuruh Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dari arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyanto mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tangn kanan Roni Ronaldo, commit to user 62 seketika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdm dan berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul Roni Ronaldo dengan menggunakan rotan tersebut mengenai paha kana dan kiri sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kakan dan kiri Roni Ronaldo sebnayak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalani berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Rristian Fery dengau maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyakan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kiri Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Roni Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo bangun lalu menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kali, setelah itu mengambil rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke arah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan tersebut dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian Bripda Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggalkan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangani berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol dan dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery untuk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna commit to user 63 ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsari, Roni Ronaldo dituninkan dari mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadaan tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatuh dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibantu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Paridu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kotor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan, lalu oleh Bisri Muhtarom diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom menidurkan Roni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada denyut nadi Roni Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Fery, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan, lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menirju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bersama dengan Terdakwa, Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke ruang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut mdi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retno Wulandari, AMK, namun saat diperiksa pertama kali, denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RIP Resusitasi Jantung Paru untuk menimbulkan reaksi dari jantung dan paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 commit to user 64 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mengalami luka berat sebagaimana diterangkan dalam Visum et Repertum An. Roni Ronaldo Rachditya No. :64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr.Budjyanto, SpF dokter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah disebutkan dalam pada dakwaan kesatu primair di atas. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana fnelanggar Pasal 331 ayat2KUHP LEBIH SUBSIDIAIR Bahwa ia terdakwa M.TRIKOGANI, pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan kesatu Primair di atas, telah melakukan penganiayaan terhadap Roni Ronaldo Rachditya Als Gendon, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk.15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bemama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak Oleh Brigadir Aan Yuantoro Yang Ditelepori Oleh Brigadir Didik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telah berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp.Ketelan dekat es Barokah Kec. Banjarsari Surakarta. Terdakwa bersama dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian setehh sampai di tempat tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut, terdakwa bersama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon ke dalam mobii dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, imtuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni commit to user 65 Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat duduk belakang, sedangkan Brigadir Aan Yuantoro mengendarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gendon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda motornya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi unruk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik Setiawan dan Brigadir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya Brigadir Didik Setiawan didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk di samping sebelah kiri Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sarnbil memperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit, lalu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan penggaris stainless sebanyak l satu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan perbuatan pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhirnya Briptu Sudalmi ikut memukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kiri sebanyak 2 dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan. Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan Opsnal untuk membantu menginterogasi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yoantoro keluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Ditik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als commit to user 66 Gendon dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi timlak pidana yang dilakukannnya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keluar ruangan, selang beberpa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit, Brigadir Aan Yuantoro meiasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam ymg digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukui Roni Ronddo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidaria yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum setelah meletakkan rotan tersebut dilantai, tak lama kemudian masukkh Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briplu Supriyanto merasa jengkel lalu menyuruh Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dari arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai, pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyanto mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tangan kanan Roni Ronaldo, seketika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdiri dan berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul Roni Ronaldo dengan menggunakan rotan tersebut mengenai paha kana dan km sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kakan dan kin Roni Ronaldo sebnayak masing-masing 1 kali sehmgga Roni Ronaldo menambab pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Kristian Fery dengan maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, commit to user 67 sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyahan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kiri Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Roni Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo bangun hlu menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kuli, setelah itu mengambil rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke aiah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan tersebut dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian Bripda Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggalkan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangjini berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol can dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery unluk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Carry Future warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsuri, Roni Ronaldo diturunkan dari mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadaan tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatuh dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibantu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu commit to user 68 pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kotor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan, lalu oleh Bisri Muhtarom, diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom menidurkan Roni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada denyut nadi Roni Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Fery, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan, lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menuju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bersama dengan Terdakwa. Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke ruang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retno Wulandari, AMIC, namun saat diperiksa pertama kali, denyut radi, denyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RJP Resusitasi Jantung Para untuk menimbulkan reaksi dari jantung dan paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mengalami luka-luka sebagaimana diterangkan dalam Visum et Repertum An. Roni Ronaldo Rachditya No.:64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr.Budiyarrto, SpF dokter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas commit to user 69 Maret Surakarta yang telah disebutkan dalam pada dakwaan kesatu primair di atas. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 351 ayat 1 KUHP ATAU KETIGA Bahwa ia terdakwa M.TRIKOGANI, pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan kesatu Primair di atas, secara melawan hukum memaksa orang lain yaitu Roni Ronaldo Rachdtya Als Gendon supuya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk. 15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak Oleh Brigkdir Aan Yuantoro Yang Ditelepon Oleh Brigadir Didik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telah berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp.Ketelan dekat es Barokah Kec.Banjarsari Surakarta. Terdakwa bersama dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No. Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian setelah sampai di tempat tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut, terdakwa bersama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon ke dalam mobil dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, untuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat duduk belakang, sedangkan Brigadir commit to user 70 Aan Yuantoro mengendarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gendon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda motornya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi untuk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik Setiawan dan Brigidir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya Brigadir Didik Setiawan didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk di samping sebelah kiri Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sambil memperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit, lalu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni. Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan penggaris stainless sebanyak l satu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan perbuatan pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhirnya Briptu Sudalmi ikut memukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kiri sebanyak 2 dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan. Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan Opsnal untuk membantu menginterogasi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Didik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Rona do Rachditya als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo commit to user 71 bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi tindak pidana yang dilakukannya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keluar ruangan, selang beberapa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit, Brigadir Aan Yuantoro merasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum setelah meletakkan rotan tersebut dilantai, tak lama kemudian masuklah Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briptu Supriyanto merasa jengkel lalu menyurah Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dari arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyanto mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tangan kanan Roni Ronaldo, seketika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdiri dan berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul Roni Ronaldo dengan menggunakan rotan tersebut mengenai paha kana dan kiri sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kanan dan kiri Roni Ronaldo sebnayak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Kristian Fery dengan maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan commit to user 72 karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyakan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kiri Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Roni Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo bangun lalu menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kali, setelah itu mengambil rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke arah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan tersebut dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian Bripda Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggal dan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangani berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol dan dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery untuk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsiri, Roni Ronaldo diturunkan dan mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadian tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatuh dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibantu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu commit to user 73 berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kotor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan, lalu oleh Bisri Muhtarom diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom menidurkan Roni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada denyut nadi Roni Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Fery, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan, lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menuju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bersama dengan Terdakwa, Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke ruang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retno Wulandari, AMK, namun saat diperiksa pertama kali, denyut nadidenyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RJP Resusitasi Jantung Paru untuk menimbulkan reaksi dari jantung dan paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mengalami luka-luka sebagaimana diterangkan dalarn Visum et Repertum An, Roni Ronaldo Rachditya No.:64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr.Budiyanto, SpF dofcter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah disebutkan dalam pada dakwaan kesatu primair di atas. commit to user 74 Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 335 ayat l Ke-l KUHP. ATAU KEEMPAT Bahwa ia terdakwa M. TRIKOGANI, pada waktu dan tempat sebagaimana disebutkan dalam dakwaan kesatu Primair di atas, sebagai seorang pejabat yaitu anggota Reskrim Polsektabes Banjarsari yang dalam suatu perkara pidana menggunakan sarana paksaan, baik untuk memeras pengakuan, maupun untuk mendapatkan keterangan yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Senin tanggal 20 November 2006 sekitar pk. 15.00 WIB, terdakwa bersama dengan teman terdakwa yang bernama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto Diajak Oleh Brigadir Aan Yuantoro Yang Ditelepon Oleh Brigadir Didik Setiawan Untuk Membantu Brigadir Didik Setiawan yang telah berhasil menangkap Roni Ronaldo Rachditya Als gendon dijalan raya daerah Kp. Ketelan dekat cs Barokah Kec. Banjarsari Surakarta. Terdakwa bersama dengan Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto pergi menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian setelah sampai di temp it tertangkapnya Roni Ronaldo Rachditya als Gendon tersebut, terdakwa bersama Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto menaikkan Roni Ronaldo Rachditya as Gendon ke dalam mobil dan dibawa ke Polsektabes Banjarsari dimana pada saat itu yang mengemudikan mobil adalah terdakwa, untuk Briptu Sudalmi dan Briptu Supriyanto mendampingi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon di tempat dudulc belakang, sedangkan Brigadir Aan Yuantoro mengendarai sepeda motor milik Roni Ronaldo als Gendon dan Brigadir Didik Setiawan mengendarai sepeda motornya sendiri. Bahwa sesampainya di Polsektabes Banjarsari, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dibawa masuk ke ruang Opsnal oleh Briptu Sudalmi untuk diinterogasi berkaitan dengan dugaan tindak pidana yang telah dilakukan oleh Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, tidak lama kemudian Brigadir Didik Setiawan dan Brigadir Aan Yuantoro masuk ke ruang Opsnal, selanjutnya commit to user 75 Brigadir Didik Setiawan didampingi Brigadir Aan Yuantoro melakukan interogasi terhadap Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, sedangkan Briptu Sudalmi duduk di samping sebelah kiri Roni Ronaldo Rachditya als Gendon sambil memperhatikan proses interogasi tersebut, pada saat diinterogasi oleh Brigadir Didik Setiawan, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit, lalu Brigadir Didik Setiawan memukul jari tangan Roni Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan penggaris stainless sebanyak 1 satu kali, baru Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan perbuatan pidana yang telah ia lakukan, karena melihat Roni Ronaldo Rachditya als Gendon berbelit-belit dalam memberikan keterangan, akhimya Briptu Sudalmi ikut, memukul Ronaldo Rachditya als Gendon dengan menggunakan tangan kosong mengepal yang mengenai bagian pipi sebelah kiri sebanyak 2 dua kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan. Setelah Roni Ronaldo Rachditya als Gendon mau memberikan keterangan, tidak lama kemudian Terdakwa masuk ke ruangan Opsnal untuk membantu menginterogasi, lalu Briptu Sudalmi dan Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan. Bahwa selama Terdakwa berada dalam ruangan membantu Brigadir Didik Setiawan menginterogasi Roni Ronaldo Rachditya als Gendon, Briptu Sudalmi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa, karena kesal terhadap Roni Ronaldo Rachdita als Gendon yang berbelit-belit dalam memberikan keterangan, maka Terdakwa mengambil sebatang rotan sepanjang 1 meter berwarna hitam yang ada di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo Rachditya als Gendcn dengan menggunakan rotan tersebut mengenai tubuh Roni Ronaldo bagian tangan kiri dan paha kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga dengan dengan pemukulan tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah satu pengakuan lagi tindak pidana yang dilakukannya dan ditulis dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, selanjutnya Terdakwa melemparkan rotan tersebut dilantai dan keluar ruangan, selang beberapa saat masuklah Brigadir Aan Yuantoro untuk membantu interogasi dan karena Roni Ronaldo berbelit-belit, Brigadir Aan Yuantoro merasa jengkel lalu mengambil sebatang rotan sepanjang commit to user 76 1 meter berwarna hitam yang digunakan oleh Terdakwa tadi di ruangan tersebut kemudian memukul Roni Ronaldo mengenai tangan kanan dan kiri, paha kanan dan kiri masing-masing sebanyak 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian karena merasa haus, Brigadir Aan Yuantoro keluar ruangan untuk mencari minum setelah meletakkan rotan tersebut dilantai, tak lama kemudian masuklah Briptu Supriyanto ke ruangan Opsnal lalu membantu menginterogasi Roni Ronaldo agar mengakui terus terang semua tindak pidana yang telah ia lakukan namun masih saja Roni Ronaldo berbelit-belit dalam memberikan keterangan sehingga Briptu Supriyanto merasa jengkel lalu menyuruh Roni Ronaldo berdiri kemudian Briptu Supriyanto menampar Roni Ronaldo sebanyak 1 kali dari arah kanan dengan menggunakan tangan kanan sehingga mengenai pipi kanan Roni Ronaldo, setelah itu Briptu Supriyanto mengambil rotan yang berada di lantai dan memukul Roni Ronaldo sebanyak 2 kali dengan menggunakan rotan teisebut mengenai tangan kanan Roni Ronaldo, sekelika itu Roni Ronaldo berusaha menangkis sehingga posisi Roni Ronaldo berdiri dan berjongkok, selanjutnya Briptu Supriyanto memukul Roni Ronaldo dengan menggunakan rotan tersebut mengenai paha kana dan kiri sebanyak masing-masing 1 kali, kemudian pukulan berikutnya mengenai mata kaki kanan dan kiri Roni Ronaldo sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo menambah pengakuan lagi tindak pidana yang ia lakukan dan ditulis lagi dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, tak lama kemudian masuklah Bripda Krisrian Fery dengan maksud untuk membantu menginterogasi Roni Ronaldo, sedangkan Briptu Supriyanto meletakkan rotan ke lantai dan keluar ruangan karena sudah merasa cukup dalam membantu menginterogasi Roni Ronaldo, pada saat itu Bripda Kristian Fery ikut menanyakan beberapa hal kepada Roni Ronaldo, karena merasa kesal, Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo berdiri lalu tiba-tiba mendorong lengan sebelah kiri Roni Ronaldo dengan menggunakan kedua tanggannya sehingga Roni Ronaldo terjatuh ke arah depan dan sempat dadanya membentur bibir meja tempat Brigadir Didik Setiawan menulis berita acara pemeriksaan lalu terjatuh ke lantai dengan posisi terlentang, kemudian commit to user 77 Bripda Kristian Fery menyuruh Roni Ronaldo bangun lalu menampar mata kanan Roni Ronaldo dengan tangan kanannya sebanyak 2 kali, setelah itu mengambil rotan warna hitam yang ada di lantai dan memukulkan ke arah lengan tangan, punggung, pinggang, paha dan pergelangan tangan Roni Ronaldo-sebanyak masing-masing 1 kali sehingga Roni Ronaldo Rachditya als Gendon menambah pengakuan atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan dan ditulis lagi pengakuan tersebut dalam berita acara oleh Brigadir Didik Setiawan, kemudian Bripda Kristian Fery meletakkan kembali rotan tersebut di lantai dan meninggalkan ruangan Opsnal. Setelah Brigadir Didik Setiawan meminta Roni Ronaldo untuk menandatangani berita acara pemeriksaan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu Roni Ronaldo diborgol dart dibawa oleh Briptu Sudalmi bersama-sama dengan Terdakwa, Briptu Supriyanto, Brigadir Aan Yuantoro, Brigadir Didik Setiawan, dan Bripda Kristian Fery untuk mengecek tempat-tempat yang diduga untuk melakukan tindak pidana dengan menggunakan mobil Suzuki Carry Futura warna ungu No.Pol AD 8937 NU milik Polsektabes Banjarsari, kemudian sekitar pukul 17.30 WIB pengecekan lokasi dihentikan dan kembali ke Polsektabes Banjarsari, setibanya di Polsektabes Bajarsari, Roni Ronaldo diturunkan dari mobil oleh Bripda Kristian Fery dengan keadaan tangan masih diborgol lalu dibawa menuju ruang tahanan, pada saat menaiki tangga lantai untuk menuju ke ruang tahanan, Roni Ronaldo terpeleset jatun dengan posisi tertelungkup sehingga bagian mukanya membentur tangga lantai, kemudian dibimtu berdiri lagi dan dipapah menuju ke ruang tahanan serta borgol dilepaskan oleh Bripda Kristian Fery, lalu pada saat sampai di pintu mau masuk lokasi ruang tahanan, Roni Ronaldo dibantu berjalan oleh Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono masuk ke ruang tahanan, kemudian memandikan Roni Ronaldo karena melihat badannya kotor, setelah itu Roni Ronaldo didudukkan bersandar didinding ruang tahanan, lalu oleh Bisri Muhtarom diberi minum air mineral sebanyak 3 tegukan, beberapa saat kemudian karena kondisi tubuhnya nampak lemah, Bisri Muhtarom menidurkan Roni Ronaldo di dak tempat tidur tahanan lalu mengecek denyut nadi Roni Ronaldo di pergelangan tangan dan di leher, pada saat itu masih ada denyut nadi Roni commit to user 78 Ronaldo, namun karena takut terjadi sesuatu di ruang tahanan maka Bisri Muhtarom dan Pandu Simbiono sepakat memanggil petugas lalu datanglah Brigadir Didik Setiawan, Bripda Kristian Fery, Terdakwa dan Briptu Sudalmi ke ruang tahanan, lalu Brigadir Didik Setiawan mengangkat tubuh Roni Ronaldo dibawa ke dalam mobil lalu menuju ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bersama dengan Terdakwa, Bripda Kristian Fery, Brigadir Aan Yuantoro, dan Briptu Sudalmi. Setelah sampai di rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakaru sekitar pukul 18.00 WIB, Roni Ronaldo dibopong oleh Bripda Kristian Fery dimasukkan ke ruang UGD dan diletakkan di bedtempat tidur kemudian langsung diperiksa denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya oleh dr. Harry Haryana dan perawat yang bertugas saat itu yaitu Retno Wulandari, AMK, namun saat diperiksa pertama kali, denyut nadi, denyut jantung, dan napasnya sudah tidak ada, lalu sesuai prosedur tim medis melakukan RJP Resusitasi Jantung Paru untuk menimbulkan reaksi dari jantung dan paru Roni Ronaldo selama lebih kurang 15 menit, namun tidak ada respon dari Roni Ronaldo dan akhirnya tim medis memvonis Roni Ronaldo sudah meninggal dunia. Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut, Roni Ronaldo Rachditya als Gendon akhirnya memberikan pengakuan atau keterangan tentang perbuatan yang telah ia lakukan dan mengalami luka-luka sebagaimana diterangkan dalam Visum et Repertum An. Roni Ronaldo Rachditya No.:64MFXI2006 tertanggal 21 November 2006 yang ditandatangani oleh dr.Budiyanto, SpF dokter pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah disebutkan dalam pada dakwaan kesatu primair di atas. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 422 KUHP

4. Alat Bukti yang Digunakan Penuntut Umum

Dokumen yang terkait

Studi tentang kekuatan pembuktian keterangan ahli Dalam proses pemeriksaan perkara pidana Di sidang pengadilan (studi kasus vcd bajakan di pengadilan negeri kediri

1 4 69

PERANAN DOKTER AHLI KANDUNGAN DALAM PEMBUKTIAN PERKARA ABORSI (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten) Peranan Dokter Ahli Kandungan Dalam Pembuktian Perkara Aborsi(Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten).

0 4 12

ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta) Alat Bukti Petunjuk dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta).

0 6 15

SKRIPSI ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA Alat Bukti Petunjuk dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta).

0 3 13

PENDAHULUAN Alat Bukti Petunjuk dalam Penyelesaian Perkara Pidana (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta).

0 2 11

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN ALAT BUKTI AKTA DI BAWAH TANGAN DALAM PROSES PEMERIKSAAN SENGKETA PERDATA ( STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI KARANGANYAR.

0 0 13

SKRIPSI Penggunaan Keterangan Terdakwa dalam Pembuktian Persidangan Perkara Pidana ( Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta ).

0 0 14

PENDAHULUAN Penggunaan Keterangan Terdakwa dalam Pembuktian Persidangan Perkara Pidana ( Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta ).

0 1 18

PENGGUNAAN ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PENGGUNAAN ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO).

0 0 11

PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP KETERANGAN AHLI DALAM PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI SIDANG PENGADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PADANG).

0 0 6