Kecernaan Pakan PENGARUH SUBSTITUSI JAGUNG DENGAN KULIT ARI (testa) BIJI METE DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK KELINCI FLEMISH GIANT JANTAN

commit to user 14 Supaya dapat tumbuh berkembang dan berproduksi ternak memerlukan zat-zat makanan sebagai bahan untuk pembentukan jaringan tubuh dan produk. Sumber zat-zat makanan tersebut terkandung di dalam pakan yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, untuk tercapainya pertumbuhan dan produksi yang maksimal maka zat-zat makanan yang terkandung di dalam pakan yang dikonsumsi harus memadai, Suprijatna, e.t al, 2005 Konsumsi merupakan suatu faktor esensial yang merupakan dasar untuk hidup dan menentukan produksi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengetahuan tentang tingkat konsumsi dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan kadar suatu zat makanan dalam bentuk ransum untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi seekor ternak, Parakkasi ,1999. Konsumsi bahan kering kelinci dipengaruhi oleh kandungan serat kasar ransum. Semakin tinggi kandungan serat kasar ransum, konsumsi harian bahan kering akan tinggi dan sebaliknya koefisien cerna bahan kering semakin menurun. Setiap kenaikan 1 kandungan serat kasar, mengakibatkan konsumsi harian bahan kering meningkat 4,38 grekor dan koefisien cerna menurun sebesar 2,56. Konsumsi ransum dipengaruhi oleh tingkat energi ransum. Konsumsi akan menurun dengan meningkatnya energi ransum, Wahju, 1992.

E. Kecernaan Pakan

Telah diketahui bahwa pakan yang dimakan ada yang sebagian yang tidak dicerna dan harus dikeluarkan dari tubuh bersama bahan lain yang berasal dari tubuh yang berupa feses sehingga dengan demikian feses tersusun dari pakan yang tidak dicerna dan bahan lain yang berasal dari tubuh, Kamal, 1997. Nilai nyata dari pakan untuk ternak hanya dapat ditentukan harganya bila daya cernanya diketahui. Pakan yang dicerna adalah bagian yang tidak dikeluarkan dan yang diperkirakan diserap oleh ternak. Pakan yang di serab tersebut mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan ternak yang akan dimanfaatkan oleh ternak untuk kebutuhan hidup pokok dan untuk kebutuhan produksi, Williamson dan Payne, 1993 . commit to user 15 Untuk penentuan kecernaan dari suatu pakan maka harus diketahui terlebih dahulu dua hal yang penting yaitu: 1 Jumlah nutrien yang terdapat dalam pakan dan 2 Jumlah nutrien yang tercerna. Jumlah nutrien yang terdapat didalam pakan dapat diketahui dengan analisis kimia sedang jumlah nutrien yang dicerna dapat dicari bila pakan telah mengalami proses pencernaan. Jadi untuk yang kedua ini harus dianalisis secara biologis terlebih dahulu baru kemudian diikuti dengan analisis kimia untuk nutrien yang yang terdapat di dalam feses, Kamal, 1997. Menurut Tillman et al., 1991 Daya cerna didasarkan atas suatu asumsi bahwa nutrisi pakan yang tidak terdapat didalam feses adalah habis untuk dicerna dan diabsorbsi. Daya cerna pakan di pengaruhi oleh banyak faktor terutama komposisi bahan kimia yang terkandung dalam bahan pakan tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya cerna pakan adalah : 1. Komposisi Pakan Daya cerna makanan berhubungan erat dengan komposisi kimiawinya dan serat kasar mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap daya cerna ini. Baik susunan kimia maupun proporsi serat kasarnya perlu dipertimbangkan. Biasanya dianggap bahwa penambahan satu persen serat kasar dalam tanaman menyebabkan penurunan daya cerna bahan organik sekitar 0,7 sampai 1,0 unit pada ruminansia. 2. Daya Cerna Semu Protein Tergantung pada prosentase protein kasar dalam pakan oleh karena nitrogen metabolik konstan nilainya sehingga pengurangan terhadap nitrogen dalam pakan dan protein juga tetap. Bahan pakan yang hanya mengandung tiga persen protein seperti pada jerami padi, dapat menyebabkan kehilangan protein dapat dicerna dari dalam tubuhnya. 3. Lemak Kebanyakan ransum hewan kadar lemaknya rendah dan pengaruhnya pada pemberian pakan secara praktis sangat kecil. Pola ekskresi dari lemak metabolik sama dengan nitrogen metabolik. commit to user 16 4. Komposisi Ransum Telah diketahui bahwa daya cerna campuran bahan pakan tidak selalu sama dengan rata-rata daya cerna komponen bahan-bahan yang menyusunnya apabila ditentukan secara tersendiri. Didalam percobaan ditunjukkan bahwa setiap bahan pakan mungkin mempengaruhi daya cerna dari bahan lain. Daya cerna suatu bahan pakan atau ransum tergantung dari keserasian zat-zat makanan yang terkandung didalamnya. Misalnya, pada ruminansia apabila tidak terdapat satu dari zat-zat pakan yang yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme maka daya cerna akan berkurang. Salah satu efek terbesar pada ruminansia terhadap daya cerna serat kasar adalah kadar yang tinggi dari karbohidrat mudah larut yang akan mengurangi pencernaan serat kasar. 5. Penyiapan Pakan Beberapa perlakuan terhadap bahan pakan misalnya pemotongan, penggilingan dan pemasakan mempengaruhi daya cernanya. Biji-bijian yang tidak diremukkan terlebih dahulu untuk sapi dan babi akan keluar dengan feses tanpa dicerna sehingga akan mengurangi daya cernanya. Pemotongan atau pencacahan mempunyai sedikit pengaruh terhadap daya cerna tetapi ini mengurangi bagian-bagian yang mudah dicerna sehingga mengurangi daya cerna keseluruhannya. Wafering dari hijauan yaitu hijauan ini dipres menjadi blok-blok kecil tidak banyak mempengaruhi daya cernanya. Penggilingan yang halus dari hijaun menambah kecepatan jalannya bahan pakan melalui saluran pencernaan sehingga menyebabkan pengurangan daya cerna sebanyak 20 persen dan daya cerna bahan keringnya sebanyak 5 sampai 15 persen. Perlakuan dengan NaOH terhadap hijaun kualitas rendah sangat memperbesar daya cernanya oleh ruminansia. Pemasakan pakan mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap daya cernanya. Pemanasan beberapa suplemen protein yang berasal dari tumbuh- tumbuhan dapat memperbaiki daya cernanya yang rusak karena inhibitor enzim yang terdapat dalam bahan tersebut. commit to user 17 6. Faktor Hewan Bahan pakan yang rendah serat kasarnya, daya cernanya hampir sama untuk ruminansia dan non ruminansia. Tetapi bahan pakan yang mengandung serat kasar lebih baik dicerna oleh ruminansia. Oleh karena nitrogen metabolik pada ruminansia lebih tinggi sehingga daya cerna protein pada ruminansia lebih rendah dari pada non ruminansia. Pada umumnya perbedaan antara kambing dan domba dengan sapi dalam hal daya cerna hampir sama. Tetapi sapi mencerna bahan pakan yang lebih rendah kualitasnya lebih baik daripada kambing atau domba. Umur hewan tidak mempengaruhi daya cerna kecuali pada umur yang sangat muda atau pada ruminansia sebelum pertumbuhan rumen. 7. Jumlah Pakan Penambahan jumlah bahan pakan yang dimakan mempercepat arus pakan dalam usus sehingga mengurangi daya cerna. Kebutuhan untuk hidup pokok hewan biasanya dipakai sebagai acuan dalam mencoba pengaruh jumlah pakan terhadap daya cerna. Daya cerna yang tertinggi didapat pada jumlah konsumsi sedikit lebih rendah dari kebutuhan hidup pokok. Penambahan jumlah sampai dua kali jumlah kebutuhan hidup pokok mengurangi daya cerna sekitar satu sampai dua persen, Pengukuran daya cerna konvensional terdiri dari dua periode yaitu periode pendahuluan dan periode koleksi. Selama periode pendahuluan yang berlangsung selama 7 sampai 10 hari, suatu ransum yang dicampur baik-baik diberikan dengan jumlah yang tetap paling sedikit dua kali sehari. Tujuan dari periode ini untuk membiasakan hewan kepada ransum dan keadaan sekitarnya, dan untuk menghilangkan sisa-sisa pakan dari waktu sebelumnya. Periode pendahuluan ini diikuti dengan 5 sampai 15 hari periode koleksi dan selama periode ini feses dikumpulkan ditimbang dan dicatat. Dengan demikian waktu 48 sampai 96 jam diperlukan agar sisa makanan dari ransum sebelumnya dikeluarkan, oleh karena itu di perlukan waktu 7 sampai 10 hari untuk periode pendahuluan, Tillman et al., 1991. commit to user 19 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS BIR DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

2 11 42

PENGARUH SUBSTITUSI JERAMI KACANG TANAH DENGAN SILASE DAUN PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM PADA KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

1 21 37

PENGGUNAAN WHEAT POLLARD FERMENTASI DALAM KONSENTRAT TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM KELINCI KETURUNAN VLAAMSE REUS JANTAN

1 15 43

PENGARUH PENGGUNAAN KULIT KECAMBAH KACANG HIJAU DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN ORGANIK PADA KELINCI KETURUNAN VLAAMS REUS JANTAN

0 3 50

Pengaruh Penggunaan Bungkil Biji Kapuk (Ceiba Pentandra) Dalam Ransum Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Pada Domba Lokal Jantan

0 7 46

Pengaruh penggunaan kulit ari biji mete (anacardium occidentale) dalam ransum Terhadap kecernaan bahan kering Dan bahan organik pada domba Lokal jantan

2 22 38

PENGARUH SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN TEPUNG BIJI KARET YANG DISUPLEMENTASI Na2S2O3 DALAM RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK

0 11 44

PENGARUH PENGGUNAAN KULIT NANAS TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK RANSUM KELINCI NEW ZEALAND WHITE JANTAN

0 7 42

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L CARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN KECERNAAN SERAT KASAR DOMBA LOKAL JANTAN

0 10 90

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

0 0 5