Burning Mouth Syndrome BMS Oral Lichen Planus

Gambar 3. Oral Thrush 36 Suatu penelitian yang dilakukan oleh Gupta S 2011 melaporkan bahwa dari 50 pasien diabetes melitus terkontrol dan 50 pasien tidak terkontrol, ditemukan sebanyak 15 pasien 30 yang mengalami kandidiasis, sedangkan pada pasien terkontrol, kandidiasis ditemukan hanya 1 pasien 2. 28

2.1.6.4 Burning Mouth Syndrome BMS

Burning mouth syndrome BMS adalah kondisi yang menyakitkan dimana sering didefenisikan sebagai sensasi nyeri dan panas di lidah, bibir, palatum ataupun seluruh rongga mulut. Ditandai dengan rasa sakit, terbakar dan terasa gatal yang mempengaruhi mukosa oral. 33 Sensasi terbakar dari sedang sampai parah adalah gejala utama dari BMS dan dapat bertahan selama sebulan atau tahun. Bagi sebagian orang sensasi terbakar dimulai pada pagi hari, meningkat pada sore hari dan sering reda pada malam hari. Beberapa merasa sakitnya datang secara konstan dan ada juga rasa sakitnya muncul dan tiba-tiba menghilang dengan sendirinya. 31 Penyebab pasti tidak diketahui, tetapi telah dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti xerostomia, menopause, infeksi kandida, diabetes melitus yang tidak terkontrol, terapi kanker dan masalah psikologis. 30,33 Pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol, xerostomia dan kandidiasis berkontribusi pada gejala yang terkait dengan burning mouth syndrome. 1 Adanya kerusakan saraf akibat komplikasi mikrovaskular pada diabetes melitus akan mendukung terjadinya rasa sakitterbakar yang disebabkan adanya perubahan patologis pada saraf-saraf dalam rongga mulut. Penelitian yang dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh Hamadneh dan Dweiri 2012 melaporkan bahwa dari 62 pasien yang tidak terkontrol sebanyak 48 pasien mengalami burning mouth syndrome. 14

2.1.6.5 Oral Lichen Planus

Oral lichen planus merupakan penyakit inflamasi kronis yang bersifat autoimun, biasanya melibatkan mukosa rongga mulut. Penyebab penyakit ini akibat rusaknya sel basal dengan latar belakang kondisi imunologis yang penyebabnya tidak diketahui. Diduga merupakan keadaan yang abnormal dari respon imun sel T. Stres, genetik, makanan, obat-obatan, penyakit sistemik dan oral higiene yang buruk diduga menjadi faktor pemicu terjadinya oral lichen planus. 33 Penyakit ini memiliki beberapa bentuk manifestasi klinis yang dapat mengakibatkan pasien tidak merasa nyaman dengan rongga mulutnya. Beberapa bentuk manifestasi klinis dari oral lichen planus terdiri atas retikular, plak, atropik, erosif, papula dan bula. Lesi-lesi ini biasanya terjadi bilateral pada mukosa bukal, gingival, lidah dan bibir. Tipe retikular merupakan bentuk umum dari oral lichen planus. Biasanya muncul dengan gambaran striae-striae keratorik putih wickham striae dengan batas eritema. Tipe plak mulai dari bentuk rata, halus hingga irregular. Biasanya ditemui pada lidah dan mukosa bukal. Tipe retikular dan plak biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Sedangkan bentuk umum yang kedua dari oral lichen planus adalah tipe erosif berupa gambaran area eritema dan ulserasi. Tipe atropik biasanya difus, eritematus yang dikelilingi striae putih. Tipe erosif dan atropik ini biasanya menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien. Tipe papula biasanya muncul pada tahap awal penyakit. Sedangkan bentuk bula biasanya langsung pecah dan meninggalkan gambaran erosif. Bentuk bula ataupun papula paling jarang terlihat dan tipe ini sering terlihat dengan tipe retikular termasuk tipe campuran. 30,32,34 Hubungan antara oral lichen planus dan diabetes melitus tipe 2 secara luas telah diteliti, tetapi masih tetap menimbulkan perdebatan. Pada penderita diabetes melitus tipe 2, sel-sel tubuh tidak memberikan respon atau kurangnya sensitivitas terhadap insulin yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan glukosa dalam darah dan pemasukan glukosa kedalam sel akan terhambat. Akibatnya sel-sel kekurangan Universitas Sumatera Utara asupan glukosa yang akan menjadi sumber energi pada tubuh manusia dan akan mempengaruhi sistem imun tubuh yang akan merusak sel basal yang diduga sebagai benda asing sehingga menyebabkan perubahan pada permukaan sel. 32,33 Penelitian yang dilakukan oleh Bastos dkk 2011 menyatakan bahwa sebanyak 6,1 mengalami oral lichen planus pada penderita diabetes melitus tipe 2. Tingginya prevalensi oral lichen planus pada penderita diabetes melitus tipe 2 bisa disebabkan karena kondisi diabetes melitus ini dapat memperparah lesi oral lichen planus. 37 Gambar 4. Oral lichen planus 34 Universitas Sumatera Utara

2.2 Kerangka Teori