Xerostomia Kandidiasis Manifestasi Oral Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2

2.1.6.2 Xerostomia

Xerostomia didefinisikan sebagai keluhan subjektif pada pasien berupa adanya rasa kering akibat aliran saliva berkurang. 35 Saliva memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut. 30 Saliva berfungsi untuk menjaga rongga mulut tetap basah, membantu dalam pengunyahan, penelanan dan proses bicara. Apabila terjadi penurunan aliran saliva dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada rongga mulut, nyeri, kesulitan berbicara dan sukar mengunyah makanan, sehingga apabila seseorang yang mengalami xerostomia menyebabkan dampak dan pengaruh negatif yang dapat menganggu kualitas hidupnya. 33 Xerostomia dapat disebabkan antara lain karena terapi penyinaran, pemakaian obat-obatan, penyakit sistemik dan penyakit yang berhubungan dengan kelenjar saliva. Xerostomia merupakan keluhan umum yang terjadi diantara pada usia lanjut dan menurut penelitian sebelumnya sebanyak 30 berusia 65 tahun mengalami xerostomia. 25 Gambar 2. Xerostomia 34 Penderita diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskular berupa retinopati, nefropati dan neuropati. Salah satu komplikasi neuropati adalah gangguan saraf simpatis dan parasimpatis, dimana akan berakibat pada penurunan sekresi saliva dan mulut terasa kering xerostomia. Pada penderita diabetes melitus juga mengalami poliuria atau meningginya jumlah urin mengakibatkan jumlah cairan dalam tubuh berkurang dan sekresi saliva juga berkurang. Keadaan berkurangnya produksi saliva hiposalivasi dapat mengakibatkan mulut kering xerostomia. Universitas Sumatera Utara Xerostomia merupakan gejala yang paling sering ditemukan dalam rongga mulut penderita diabetes melitus tipe 2. 25,34 Penelitian yang dilakukan oleh Hamadneh dan Dweiri tahun 2012 melaporkan bahwa dari 62 pasien diabetes melitus tipe 2 dengan kontrol glikemik yang buruk, sebanyak 87 mengalami xerostomia. 14

2.1.6.3 Kandidiasis

Kandidiasis merupakan suatu infeksi oportunistik berupa lesi putih yang terdapat dalam rongga mulut dan disebabkan oleh pertumbuhan yang berlebihan dari jamur candida sp, yaitu candida albicans. Salah satu bentuk kandidiasis yang paling umum adalah kandidiasis pseudomembran akut. 29 Kandidiasis pseudomembran akut thrush adalah suatu infeksi akibat tumbuhan berlebihan dari jamur candida albicans. Tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru yang dapat dihapus dan meninggalkan permukaan merah, kasar, atau berdarah. Biasanya dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak. Secara klinis, plak-plak putih tersebut tampak dalam kelompok-kelompok yang mempunyai tepi eritematous. Faktor predisposisi dari kandidiasis termasuk usia, diabetes melitus, defisiensi imun, malnutrisi, pasien yang mengidap HIVAIDS atau leukemia, dan penggunaan obat-obatan. Diagnosis ini biasanya mudah dilihat dan merupakan salah satu bentuk yang paling umum yang terjadi di rongga mulut. 29,30,33 Dalam rongga mulut yang sehat, saliva mengandung enzim-enzim antimikroba, yaitu lactoferin, perioxidase, lysozyme dan IgA. Saliva memiliki efek self-cleansing yang melarutkan antigen patogenik dan membersihkan mukosa mulut. Kandungan antibodi saliva IgA dan antimikroba dalam saliva berperan penting dalam mencegah perlekatan dan pertumbuhan dari kolonisasi infeksi kandida. Pada penderita diabetes melitus tipe 2 terjadi gangguan pada saliva yang menyebabkan penurunanberkurangnya fungsi saliva sehingga memudahkan terjadi infeksi kandida. Kandidiasis merupakan salah satu infeksi yang paling sering ditemukan pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan kontrol glikemik yang buruk. 35 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Oral Thrush 36 Suatu penelitian yang dilakukan oleh Gupta S 2011 melaporkan bahwa dari 50 pasien diabetes melitus terkontrol dan 50 pasien tidak terkontrol, ditemukan sebanyak 15 pasien 30 yang mengalami kandidiasis, sedangkan pada pasien terkontrol, kandidiasis ditemukan hanya 1 pasien 2. 28

2.1.6.4 Burning Mouth Syndrome BMS