Sebaliknya, bila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran positif, maka perilaku tersebut tidak bertahan lama Notoatmodjo, 2007.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara ataupun kuesioner yang
menyangkut materi yang ingin diukur dari responden. Pengetahuan tentang gizi adalah kepandaian memilih makanan yang
merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam mengolah bahan makanan yang akan diberikan. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman diri
sendiri maupun orang lain. Gizi nutrition adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antar konsumsi dan penyerapan zat gizi dan pengunaan zat gizi
tersebut, atau keadaan fisiologik akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh Supariasa, 2002.
2.2 Konsumsi
Konsumsi adalah informasi gambaran jenis, frekuensi, dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari oleh individu atau kelompok masyarakat
tertentu. Konsumsi dapat didefenisikan sebagai usaha individu untuk memenuhi kebutuhannya agar dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas
hidupnya. Dalam penelitian ini konsumsi difokuskan pada usaha individu untuk memenuhi kebutuhan gizinya, terutama pada kebutuhan akan buah dan sayuran.
Di Indonesia dapat diketahui bahwa pola konsumsi umum adalah bahan makan pokok berupa beras, ubi, jagung, dan sagu. Bahan makanan pelengkap seperti
buah, sayur, dan susu masih dikonsumsi dalam jumlah yang relatif kecil. Hidayat 1979 dalam Achadi 2007 menyatakan bahwa intake makanan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat berupa emosi yang memiliki sifat kebiasaan sedangkan faktor eksternal berupa ketersediaan bahan pangan dan
keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli terhadap pangan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Buah dan Sayur
Buah merupakan bagian tumbuhan yang strukturnya berasal dari indung telur yang berkembang dan mengelilingi biji. Sayur adalah bahan makanan yang
berasal dari tumbuhan dan dapat dikonsumsi bagian daunnya sebagian besar sayuran, batangnya wortel, dan bunga jantung pisang. Buah dan sayur
merupakan sumber bahan pangan nabati dan kaya seratdietary fiber. Serat pangan adalah sisa dari dinding sel tumbuhan yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh
enzim perncernaan manusia Herminingsih, 2010 atau merupakan bagian integral dari bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari dengan sumber utama dari
tanaman, sayuran, sereal, buah-buahan, dan kacang-kacangan Meyer, 2004 dalam Santoso 2011. Menurut Santoso 2011 manfaat serat pangan untuk
kesehatan, yaitu mengontrol berat badan, penanggulangan penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, mencegah kanker kolon, dan mengurangi
tingkat kolesterol. Dalam jangka panjang kurangnya konsumsi buah dan sayuran dapt menyebabkan penyakit kronis seperti hipertensi, kanker, jantung koroner,
diabetes, dan obesitas. Buah dalam pengertian botani adalah organ pada tumbuhan berbunga yang
merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah. Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Buah dalam pengertian holtikultura atau pangan adalah
terminologi umum yang digunakan oleh masyarakat luas, yaitu setiap bagian tumbuhan dipermukaan tanah yang tumbuh membesar dan memiliki daging atau
juga mengandung air. Buah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu klimakterik dan nonklimakterik. Buah klimakterik adalah bauh yang mengalami pematangan
setelah dipetik, sedangkan buah nonklimakterik adalah buah yang tidak dapat melakukan proses pematangan setelah dipetik. Buah merupakan sumber vitamin
dan mineral Budiyanto, 2001. Sayuran dalam masyarakat sering didefinisikan sebagai bahan makanan
yang berasal dari tumbuhan dan memiliki kadar air yang tinggi serta dikonsumsi setelah diolah secara minimal atau bahkan tanpa melalui proses pengolahan. Sifat
umum sayuran adalah memiliki kadar air yang tinggi, mudah rusak, dikonsumsi sebagai bahan makanan pendamping, dan mengandung zat pigmen warna.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Astawan 2008 berdasarkan bagian tanaman yang dapat dikonsumsi, sayuran dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Sayuran daun seperti kangkung, sawi, katuk, dan bayam.
2. Sayuran bunga seperti brokoli dan kembang kol.
3. Sayuran buah seperti terong, cabai, ketimun, dan tomat.
4. Sayuran biji muda seperti asparagus dan rebung.
5. Sayuran akar seperti wortel dan lobak.
6. Sayuran umbi seperti kentang dan bawang.
Menurut Supriasa, dkk 2002 sayuran dibagi ke dalam dua bagian berdasarkan kandungan protein dan karbohidrat:
1. Kelompok A
Mengandung sedikit protein dan karbohidrat dan dapat dikonsumsi sebanyak mungkin. Contoh sayuran kelompok A adalah daun bawang, daun kacang
panjang, jamur segar, gambas, kangkung, ketimun, tomat, kol, kembang kol, labu, air, lobak, pepaya muda, rebung, sawi, seledri, selada, tauge, tebu,
terong, cabai hijau besar, dan sebagainya. 2.
Kelompok B Dalam satuan padanan sayuran kelompok ini mengandung 50 kalori, 3 gram
protein, dan 10 gram karbohidrat. Satu satuan padanan setara dengan 100 gram sayuran mentah. Contoh sayuran kelompok B adalah bayam, buncis,
daun ketela rambat, daun melinjo, daun pakis, daun singkong, daun pepaya, jagung muda, jantung pisang, genjer, kacang panjang, kacang kapri, katuk,
labu siam, nangka muda, pare, wortel, dan sebagainya. Buah dan sayur merupakan sumber serat, vitamin, asam folat, dan berbagai
mineral seperti kalsium dan zat besi dalam komposisi yang bebeda setiap varietas Astawan, 2008. Menurut Khomsan, dkk 2008 manfaat konsumsi buah dan
sayur bagi kesehatan adalah memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh sehingga dapat menurunkan resiko menderita penyakit kronis. Hal tersebut telah
dibuktikan melalui sejumlah penelitian yang dilakukan di Asia Timur, Eropa, dan Amerika. Buah dan sayur juga mengandung enzim katalisator berbagai reaksi
kimia tubuh, komponen aktif non-nutrisinya juga bermanfaat sebagai antioksidan
Universitas Sumatera Utara
yang menetralkan radikal bebas dalam tubuh, antikanker, dan penetralisir kadar kolesterol jahat. Serat dalam sayur dan buah mampu memperbaiki kerja
mikroflora usus dan menghambat pertumbuhan baktei jahat. Beberapa dampak yang terjadi jika kurang mengonsumsi buah dan sayur adalah terjadi peningkatan
kadar kolesterol darah, gangguan pada penglihatan, penurunan imunitas tubuh, peningkatan resiko terjadinya obesitas dan penyakit kronis lainnya, serta
terjadinya konstipasi. Kelebihan konsumsi buah dan sayur dapat menambah berat kerja ginjal karena tidak dapat mencerna kelebihan asupan.
Menurut WHO, satu porsi sayur adalah satu mangkuk sayur segar atau setengah mangkuk sayur masak dan satu porsi buah adalah satu potongan sedang
atau dua potongan kecil atau satu mangkuk buah irisan. Di Indonesia, konsumsi buah yang dianjurkan sebanyak 200-300 gram atau 2-3 porsi sehari dan konsumsi
sayur yang dianjurkan dalam bentuk tercampur adalah sebanyak 150-200 gram atau 1-1,5 mangkuk per hari.
2.4 Remaja