Peran Serta Organisai Internasional Dalam Hal Perlindungan

anggota angkatan bersenjata atau menghancurkan peralatan-peralatan militer. Disaat keikutsertaan wartawan dalam konflik tersebut selesai, ia kembali berhak atas perlindungan terhadap segala kegiatan kekerasan dalam perang.

C. Peran Serta Organisai Internasional Dalam Hal Perlindungan

Wartawan Yang Berada di Wilayah Konflik 1. Perserikatan Bangsa – Bangsa PBB Perserikatan Bangsa-bangsa dibentuk pada tahun 1945 dengan Piagam PBB United Nation Charter sebagai konstitusi dasarnya. PBB dibentuk bertujuan untuk memelihara perdamaian dan keamanan dunia, mengembangkan hubungan persahabatan antarnegara berdasarkan prinsip hak dan hak untuk menentukan nasib sendiri, mencapai kerjasama internasional dalamm menyelesaikan permasalahan internasional dalam hal ekonomi, social dan budaya maupun yang berkaitan dengan humaniter 55 Dalam melaksanakan fungsinya memelihara perdamaian dan keamanan dunia PBB memiliki dewan Keamanan Security Council. Apabila terjadi Konflik bersenjata Dewan Keamanan berperan melindungi pihak sipil, dengan cara mengingatkan para pihak-pihak yang bersengketa untuk tetap menaati standar- standar yang berlaku dalam hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional. Dewan keamanan PBB bertanggungjawab dalam penyediaan sarana dan prasarana untuk banntuan keselmatan. Demikian pula 55 http:apaazhaada.blogspot.com201005tujuan-dari-pbb-perserikatan- bangsa.html Universitas Sumatera Utara halnya dengan perlindungan terhadap wartawan yang berada di wilayah konflik bersenjata internasional. PBB berperan penting dalam upaya meningkatkan perlindungan terhadap wartawan yang berada di wilayah konflik bersenjata. Pada tanggal 9 Desember 1970 Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi No.2673 XXV yang isinya memberikan kuasa kepada Dewan Ekonomi dan Sosial ECOSOCEconomicand Social Council untuk menyusun draft konvensi yang mengatur mengenai perlindungan wartawan dalam misi-misi berbahaya. Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, ECOSOC menyadari pentingnya meningkatan kesadaran akan isu-isu humaniter dan penghargaan terhadap hukum internasional. Melalui ECOSOC Negara-negara anggota PBB diberikan kesempatan untuk mengadakann diskusi lebih lanjut mengenai permasalahan bantuan dan perlindungan dalam bidang humaniter. Hasil diskusi tersebut disampaikan ECOSOC yang kemudian dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan di Dewan Keamanan PBB. Pada tanggal 23 Desember 2006 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi No.1738 yang menegaskan bahwa “para professional pers yang bekerja di daerah Konflik bersenjata akan dipertimbangkan sebagai warga sipil, serta harus dihormati dan dilindungi karenanya”. Hal ini menegaskan kembali bahwa didalam wilayah konflik harus diberikan perlindungan sebagaimana pihak sipil, berdasarkan HHI. Untuk itu,Negara-negara peserta harus melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mencegah pelanggaran terhadap ketentuan HHI serta mengadili pihak-pihak yang bertanggungjawab atas pelanggaran tersebut. Selain Universitas Sumatera Utara itu, Resolusi ini juga mengajak kepada Negara-negara untuk segera meratifikasi Protokol Tambahan I dan II. Pada tahun 2015 PBB diminta untuk mengangkat wakil khusus Sekretaris Jenderal untuk perlindungan wartawan. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal untuk perlindungan wartawan. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Reporters Without Borders RSF, Christophe Deloire dalam pernyataan di depan Dewan Keamanan terkait keselamatan wartawan. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- bangsaDK PBB telah mengeluarkan resolusi 2222 tentang perlindungan wartawan dalam konflik bersenjata, pada hari Rabu 27 Mei 2015. Resolusi ini memperbaiki Resolusi 1738 yang dikeluarkan tahun 2006. Sekjen RSF, Christophe Deloire dalam pernyataan di depan Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa resolusi itu adalah hal yang bersejarah bagi perlindungan wartawan. Untuk pertama kalinya, resolusi Dewan Keamanan merujuk pada kebebasan berekspresi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Resolusi itu menegaskan bahwa hasil karya dari media yang bebas, independen dan imparsial merupakan salah satu pondasi penting dari masyarakat dan demikian dapat memberikan kontribusi pada perlindungan warga sipil. Resolusi itu merupakan panggilan kepada Negara-nengara untuk memenuhi kewajiban mereka dalam perlindungan bagi wartawan selama konflik bersenjata dan mensyaratkan operasi pasukan penjaga perdamaian PBB memberi keamanan bagi wartawan dalam membuat laporan liputan. Universitas Sumatera Utara 2. International Comitee of Red Cross ICRC berperan dalam memberikan perlinndungan bantuan bagi wartawan yang berada di wilayah konflik dimana adanya istilah hak atas inisiatif ICRC untuk menawarkan bantuan pada bidang humaniter kepada pihak-pihak yang membutuhkannya menurut ICRC sendiri. ICRC menawarkan bantuan setelah mempertimbangkan beberapa unsur yaitu besranya kebutuhan perikemanusiaan dan sifat mendesaknya, status situasinya dari segi hukum, serta manfaat yang dapat diperoleh dari bantuan tersebut. Dalam ketentuannya ICRC adalah sebagai penengah yang netral dalam suatu konflik bersenjata. Maksudnya yaitu , ICRC bertindak sebagai penengah atau penghubung antara pihak korban perang yang berhak atas perlindungan dan pihak pemerintah tempat dimana korban itu berada. Tujuan dan Peranan ini merupakan untuk meningkatkan perlindungan terhadap korban perang. Salah satu upaya yang dilakukan ICRC dalam rangka menjamin terlaksananya perlindungan terhadap wartawan yang sedang melakukan tugas dalam konflik bersenjata adalah dengan membentuk ICRC Hotline. ICRC dapat bertindak cepat dalam memberikan perlindungan dalam bantuan bagi wartawan yang ditawan atau hilang, jika ICRC mendapatkan informasi lebih rinci secepatnya mengenai kejadian tersebut. Karena itu, ICRC mengoperasikan hotline 24 jam sehari bagi keluarga dan asosiasi wartawan 56 . Hal-Hal yang dapat dilakukan ICRC dalam rangka perlindungan terhadap wartawan dalam konflik bersenjata yaitu sebagai berikut: 56 http:www.icrc.orgengresourcesdocumentsmischotline-010106.htm Universitas Sumatera Utara 1. Jika seorang wartawan menghilang, ICRC dapat mengupayakan informasi dari pihak-pihak yang terlibbat konflik dan dari sumber-sumber lain. 2. Jika pihak yang menahan wartawan tersebut bisa saja pemerintah atau bukan pemerintah memberikan informasi bahwa wartawan telah ditawan, ditangkap ataupun telah tewas, ICRC dapat meneruskan informasi tersebut kepada pihak yang berwenang Negara asal wartawan dan asosiasi pers wartawan yang bersangkutan, tetapi hanya atas persetujuan dari pihak keluarga. 3. Dalam hal wartawan ditahan atau ditawan, ICRC dapat meminta izin bagi utusannya untuk mengunjungi wartawan tersebut, dengan disertai oleh seorang dokter jika diperlukan. 4. ICRC dapat membantu wartawan dan keluarganya untuk saling bertukar berita, terutama melalui berita Palang Merah Red Cross Message atau RCM. ICRC akan mengumpulkan RCM dan meneruskannya kepada alamat keluarga yang dituju. 5. Dalam hal pembebasan wartawan, ICRC dapat membantu memulangkannya ke tempat asal jika tidak tersedia penengah lain yang dapat melakukan hal itu. Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang cara kerja ICRC adalah bahwa ICRC tidak mempersoalkan alasan penangkapan atas penahanan yang dilakukan dan ICRC tidak meminta pembebasan orang yang ditahan. Kunjungan yang dilakukan ICRC kepada wartawan atau tahanan adalah kunjungan kemanusiaan semata, yang tujuannya adalah melakukan pemberian dukungan dalam bentuk Universitas Sumatera Utara psikologi da materi jika diperlukan, juga meminta kepada pihak yang berwenang untuk mengambil langkah-langkah yang baik tenntang perlakuan terhadap tahanan ataupun tawanan. Dalam kasus pelanggaran hak-hak terhadap wartawan di wilayah konflik bersenjata, keluarga dari wartawan yang menjadi korban melalui pemerintah Negara asal wartawan dapat melaporkan tindakan yang merugikan dan mengancam jika wartawan dapat melaporkannya kepada Dewan Keamanan PBB sesuai pasal 38 piagam yang memberikan wewenang kepada dewan keamanan PBB dalam menangani sengketa. Pelanggaran yang terjadi terhadap wartawan seperti penculikan, pembunuhan, penahanan secara paksa termasuk ke dalam jenis kejahatan internasional dari segi kejahatan perang menurut pasal 8 Statuta Roma sehingga pelanggaran kasus tersebut dapat dilaporkan kepada Mahkamah Pidana Internasional dari segi kejahatan perang menurut pasal 8 statuta roma sehingga pelanggaran kasus tersebut dapat dilaporkan kepada Mahkamah Pidana Internsional dan Pengadilan Hak Asasi Manusia di den Haag karena pelanggaran yang terjadi terhadap wartawan di wilayah Konflik bersenjata merupakan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia. 3. WPFC The World Press Freedom Committee The World Press Freedom Committee dibentuk pada tahun 1979 telah memberikan kepemimpinan selama lebih dari 30 tahun dalam memea=rangi lisensi wartawan, kode etik, tugas wajib bagi wartawan dan kontrol berita lainnya. Awalnya dibuat untuk melancarkan perjuangan global akhirnya sukses di dalam Universitas Sumatera Utara dan sekitar organisasi antar pemerintah untuk memukul mundur proposal otoriter untuk membatasi dunia informasi dan komunikasi. WPFC telah berperan untuk: 57 a Program global yang secara sistematis memantau isu-isu kebebasan pers di UNESCO, PBB dan organisasi antar pemerintah lainnya atas nama kelompok-kelompok kebebasan pers. b Bekerja sebagai forum pemerintah untuk memperluas prinsip-prinsip kebebasan pers media berita tradisional ke Internet, World Wide Web dan Direct Broadcasting Satellite New media Conference Kertas Kerja dari Konferensi c Mengkoordinasikan kegiatan bersama untuk lini depan pengelompokan 9 organisasi bebas pers global utama. Komite Koordinasi Organisasi Kebebasan Pers d Melakukan konferensi internasional pada taun 2013 New York dan 2007 Paris untuk memerangi kontrol pada konten berita di media baru, dan untuk mengekspos sensor pers e Hadir eksposisi tanah melanggar dari kasus yang kebebasan pers adalah motor bagi pembangunan ekonomi f Mengatur prinsip-prinsip kebebasan pers global dalam tahun 1981 deklarasi Talloires, diikuti pada tahun 1987 oleh 10 Point Charter untuk Free Press g Mentapkan analisis pertama pasca Perang-Dingin kata kode yang dapat menutupi praktek sensor 57 Dikutip dari: en.m.wikipedia.org diakses pada 9 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara h Menghasilkan pada tahun 1985 survei komprehensif pertama dari pembunuhan, penangkapan dan pelecehan terhadap wartawan, menunjukkan bahwa lisensi tidak akan melindungi wartawan i Melakukan studi pertama dunia “hukum penghinaan” yang berwenang sebagai perisai dari pengawasan pers dan pembaruuan 2006 dari undang- undang tersebut. WPFC juga menghasilkan model singkat hukum yang unik saat ini sedang digunakan oleh pengacara di seluruh dunia untuk membantu jurnalis dan media yang diserang hukum untuk melakukan pekerjaan mereka j Sebagai survei dunia pertama kesempatan pelatihan jurnalistik untuk mengembangan wartawan k Memberikan argument hukum penting untuk memenangkan keputusan pertama oleh pengadilan hak asasi manusia internasional yang mengatakan lisensi wajib wartawan elanggar hukum hak asasi manusia. l Menghasilkan 56 publikasi besar , termasuk pelatihan manual pertama yang berorientasi regional jurnalisme umum dalam bahasa local untuk wartawan karibia dan eropa timur dan buku pegangan yang sama dalam bahasa inggris dan perancis untuk wartawan afrika. m Mengusulkan dan mengelola program bersama pertama oleh kelompok- kelompok kebebasan pers dunia untuk menyediakan penagcara local untuk wartawan yang menghadapi penuntutan di pengadilan nasional melalui Dana Against Censorship Universitas Sumatera Utara n Hadir sebuah studi yang menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ketat dalam konvensi hak asasi manusia umumnya bermanfaat dapat digunakan untuk berjalan pincang wartawan dan media berita. o Menghasilkan survei pertama kebutuhan praktis muncul outlet pers bebas di bekas blok soviet, dan mengadakan konferensi umum pertama dari LSM yang memobilisasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut Universitas Sumatera Utara 118 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan