perencanaan produk harus menjamin Suhardi Sigit 1992 dalam Danang Sunyoto 2015 :96 :
1. Kualitas barangnya baik
2. Desain barangnya baik
3. Barang baru dapat ditambahkan jika diperlukan
4. Kegunaan-kegunaan baru selalu diusahan
5. Bungkusnya sesuai
6. Barangnya diberi cap yang pantas.
Penanganan yang cermat terhadap pengembangan produk dan perencanaan produk itu disebabkan oleh adanya tiga faktor yang selalu berubah, yaitu:
1. Jumlah pembeli potensial
2. Kebutuhan dan preferensi para pembeli
3. Daya beli para pembeli
2.3 Inovasi Produk
Inovasi produk menurut Wawan Dewanto dkk 2014 merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang
sudah ada maupun belum. Dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh dipasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut.
Penggantian ini dapat berupa produk pengganti yang secara total baru atau dengan perkembangan produk lama yang lebih modern dan up to date, sehingga dapat
terus meningkatkn keinginan konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut.
Pengembangan produk sangat penting untuk keberlangsungan bisnis, terutama dalam membentuk loyalitas pelanggan. Inovasi produk secara lebih baik
Universitas Sumatera Utara
dapat terlaksana dengan memahami praktik apa yang terbaik yang harus diadopsi untuk proses pengembangan produk, dan kemudian mengadopsi praktik-praktik
ini untuk mengulangi kesuksesan dan proses maturity dari perusahaan-perusahaan yang memiliki peforma terbaik menurut Paul dkk 1993. Semua perusahaan harus
memperbaharui produk dan layanan mereka untuk bertahan hidup. Menurut Peter Drucker dalam Wawan Dewanto dkk 2014, sebuah perusahaan yang kompetitif
memiliki dua tujuan penting : 1 menciptakan nilai pelanggan “customer value”
atau pemasaran, dan 2 Inovasi. Inovasi produk dapat berasal dari keinginan konsumen akan suatu produk yang memenuhi kebutuhannya market pull atau
juga bisa melalui suatu teknologi yang menciptakan atau mengembangkan produk baru yang kemudian diperkenalkan ke pasar technology push.
Inovasi produk menjadi tanggung jawab seluruh bagian dalam bisnis. Baik departemen pemasaran, operasioanl, keuangan, akuntansi, pembelian, semua
merupakan bagian integral dari suatu organisasi untuk mengembangkan produk secara efektif dan efisien menurut Holzman dalam Wawan Dewanto dkk 2014.
Seluruh departmen ini memiliki peran dalam perwujudan suatu produk baru. Ide- ide baru dapat tercipta terutama dari kebutuhan konsumen yang tersampaikan
kepada salah satu karyawan dalam perusahaan yang dapat mengembangkannya menjadi suatu nilai tambah akan produk lama atau menjadi produk pengganti yang
lebih diharapkan konsumen. Bagi seorang wirausahaan inovasi produk adalah adalah suatu yang mutlak
harus dilakukan, walaupun produknya sama namun tetap ada bagian yang berbeda dengan kebanyakan produk lainnya, karena mereka memang hidup dengan inovasi
penemuan baru. Setiap ide dan pemikiran baru pasti sering mengalami
Universitas Sumatera Utara
kegagalan, namun seorang wirausahawan sejati diajarkan untuk melihat semua ini sebagai bagian dari proses.
Penyaringan ide diperlukan dan wajar jika ada beberapa ide yang ditolak dengan alasan tidak bisa diterapka. Artinya konsep inovasi memilih yang terbaik
dari berbagai ide tersebut. Sifat selektif memang diperlukan apalagi jika menyangkut dengan pemilihan bentuk bisnis, tentunya itu nanti akan diikuti
dengan implikasi dari bisnis yang dipilih tersebut seperti untng dan rugimenurut Irham Fahmi 2013: 83
2.3.1 Market Pull dan Technology Push
Setiap dorongan inovasi dapat datang melalui dua hal yang berbeda menurut Boehme dan Bullinger dalam Wawan Dhewanto 2014 :
1. Market PullDemand Pull
Inovasi yang datang melalui sumber ini dimulai dari ketidakpuasan customer ini sebuah produk untuk kebutuhan tertentu. Dorongan ini
datang dari seseorang atau sekelompok orang yang mau mengekspresikan kebutuhan pasar menjadi produk nyata yang dapat digunakan oleh banyak
orang yang membutukannya. 2.
Technology Push Inovasi yang datang dari sumber ini dimulai dengan ketidakpuasan peneliti
intenal atau eksternal akan produk yang sudah ada, kemudian tujuan utama adalah mengkomersialisasikan produk baru yang belum dimengerti
oleh masyarakat. Dorongan ini datang dari kompetensi teknologi yang teraplikasi, dorongan seperti ini tidak melihat pasar apakah penciptaan
produk ini dibutuhkan sebelumnya oleh pasar atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Walsh,
dkk dalam
Wawan Dhewanto
2014 mengkarakteristikkan technology push sebagai hasil produk yang kreatif atau
desdruktif di pasaran, sedangkan market pull sebagai produk pengganti atau penambah.
Penting sekali menemukan ide-ide yang berpotensi untuk sukses. Namun, banyak perusahaan tidak mengambil tindakan untuk memastikan bahwa setiap
sumber ide-ide tersebut dapat digunakan dan dikembangkan. Peusahaan sering memperoleh informasi tentang kebutuhan customer, informasi inilah yang
sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber ide-ide baru untuk menciptakan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada di pasar. Penelitian
yang dilakukan Mgnusson dkk. Dalam Wawan Dhewanto 2014 menunjukkan bahwa pelanggan menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif dibandingkan dengan
para teknisi yang bekerja dalam perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, mengumpulkan saran-saran konsumen sangatlah penting untuk menjadikannya
sebagai bahan pertimbangan pengembangan produk baru yang lebih sukses di pasaran karena sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Perubahan paradigma customer dari peserta pasif menjadi kontributor aktif dalam inovasi sebuah produk telah disarankan untuk waktu yang lama. Kreasi dari
customer dan keaktifan customer dalam proses pengembangan memiliki potensi untuk menghasilkan produk serta memiliki potensi untuk menghasilkan produk
serta memberikan nilai kepada pelanggan yang lebih tinggi, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan keuntungan margin yang tinggi dari produk baru
tersebut menurut Sande’n dkk dalam Wawan Dhewanto 2014.
Universitas Sumatera Utara
Pelanggan memiliki pengetahuan yang unik tentang bagaimana mereka menggunakan produk dalam rumahnya.
2.3.2 Peran Pemasaran Marketing dalam Inovasi Produk
Marketing memiliki peran yang penting dalam keberhasilan dari hasil inovasi produk yang telah diciptakan. Tanpa pemasaran yang baik, inovasi produk
yang telah dikembangkan akan menjadi usaha yang sia- sia, bahkan merugikan bagi perusahaan untuk biaya yang telah dikeluarkan dalam pengembangan sebuah
produk. Meskipun dikatakan biaya pemasaran umumnya jauh lebih besar dari biaya pengembangan produk itu sendiri, namun keberhasilan yang diraih jika
produk baru tersebut sukses dipasarkan akan mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dari awal pengembangan produk higga
komersialisasi. Menurut Kotler dalam Wawan Dhewanto, dkk 2014:78 mendefiniskan
strategi pemasaran sebagai kesatuan prinsip-prinsip dalam bisnis yang digunakan perusahaan untuk melayani customer dan mencapai profitabilitas. Menurut
Amstrong dan Kotler dalam Wawan Dewanto ,dkk 2014:78 mencatat bahwa strategi pemasaran dirancang untuk memandu perusahaan dalam menggunakan
sumber dayanya untuk memenuhi target customer dan mewujudkan keberhasilan pemasaran yang lebih efisien dibanding dengan pesaingnya. Strategi pemasaran
dari inovasi produk berhubungan era, meskipun ide-ide yang berbeda mengenai jenis strategi pemasaran telah diusulkan, sebagian besar peneliti telah menjelaskan
strategi pemasaran melalui aspek 4P Product, Price, Place, dan Promotion menurut Kotler dalam Wawan Dhewanto, dkk 2014:78
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Peluncuran Produk Baru dan Performa
Produk baru yang sukses sangat penting bagi banyak perusahaan karena produk inovasi penting dalam membantu perusahaan unuk beradaptasi dengan
perubahaan di pasar, teknologi, dan persaingan. Strategi peluncuran untuk produk baru untuk produk baru, menurut
Hultink dan Schoorsman dalam Wawan Dhewanto, dkk 2014:79 adalah “Keputusan penting” yang dibuat oleh manajer pemasaran. Dalam industri dengan
teknologi tinggi, menjadi yang pertama untuk meluncurkan produk baru dapat membawa manfaat yang signifikan, seperti pangsa pasar yang lebih besar dan
harga premium. Sebaliknya keterlambatan pengenalan produk barudapat menyebabkan hilangnya pangsa pasar atau bahkan lebih parah lagi kehilangan
penjualannya Lost-sales menurut Rosas-Vega dan Vokuka dalam Wawan Dhewanto, dkk 2014:79.
Menurut De Bruyne, dkk dalam Wawan Dhewanto, dkk 2014:80 menemukan bahwa semakin besar jumlah sumber daya pemasaran sebuah
perusahaan diinvestasikan dalam pengembangan dan peluncuran produk baru, semakin tinggi pua probabilitas keberhasilanny.pengujian pasar yang efektif dan
penelitian sangat penting dalam memunculkan informasi mengenai pelanggan dan efektivitas upaya pemasaran pada saat peluncuran produk baru tersebut.
2.3.4 Indikator Inovasi Produk
Inovasi Produk adalah inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk
inovasi disegala proses fungsionalkegunaanya.
Universitas Sumatera Utara
Gatignon dan Xuereb 1997, p. 71 mengemukakan 3 tiga karakteristik inovasi yaitu keunggulan produk, biaya produk dan kredibilitas produk. Produk
inovasi dapat gagal hanya karena alasan tidak menawarkan desain yang unik atau salah perkiraan akan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Inovasi produk
seharusnya mampu memberikan nilai tambah dibanding produk sejenis keunggulan produk sehingga dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan
dibandingkan pesaingnya. Lukas dan Ferrell 2000, p.240 menjelaskan adanya beberapa indikator dari inovasi produk, yaitu:
1. Perluasan lini line extensions yaitu produk yang dihasilkan perusahaan
tidaklah benar-benar baru tetapi relatif baru untuk sebuah pasar. 2.
Produk baru me too – product yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi
tidak baru bagi pasar. 3.
Produk benar – benar baru new – to – the – world - product adalah
produk yang termasuk baru baik bagi perusahaan maupun pasar.
2.4 Keunggulan Bersaing