16.57.71 2012
36 perempuan jawa
ibu rumah tangga
hidung berair molar 2
medikamentosa JM
30-39 ibu rumah tangga
42.86.64 2012
55 laki-laki
batak pegawai negeri hidung berair molar 2
medikamentosa SS
50 pegawai
43.87.08 2012
58 laki-laki
batak pegawai negeri hidung berair premolar
2
medikamentosa+operatif KS 50
pegawai 05.88.13
2012 28
perempuan batak pegawai
swasta
hidung berair premolar
1
medikamentosa MG 20-29
pegawai 04.73.57
2011 53
perempuan batak pegawai negeri hidung berair molar 1
medikamentosa BM 50
pegawai 38.12.32
2011 45
perempuan batak pegawai
swasta
hidung berair premolar
1
medikamentosa+operatif LS 40-49 pegawai
43.00.65 2012
47 perempuan aceh
buruh hidung berair
molar 1 medikamentosa+operatif H 40-49
buruh 37.25.76
2012 23
laki-laki jawa
lainnya hidung berair
molar 2 medikamentosa
H 20-29 lainnya
23.27.74 2010
40 laki-laki
batak petani hidung berair
molar 1 medikamentosa+operatif A 40-49
petani 47.23.21
2012 47
perempuan minang ibu rumah
tangga
hidung berair molar 2
medikamentosa TJ
40-49 ibu rumah tangga
32.34.56 2011
37 laki-laki
aceh pegawai negeri hidung berair
caninus medikamentosa+operatif CA 30-39
pegawai 45.36.71
2012 45
perempuan jawa buruh
hidung berair premolar
1
medikamentosa+operatif S 40-49
buruh
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Deepthi, N.V.; Menon, U.K.; Madhumita.K., 2012. Chronic Rhinosinusitis – An Overview. Amrita Journal of Medicine 81: 1-44
Douglass, A.B., 2003. Common Dental Emergencies. Available from: http:www.aafp.orgafp20030201p511.html
Farhat, 2007. Peran Infeksi gigi rahang atas pada kejadian sinusitis maksila di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 1.
Fehrenbach, M.J., 2008. Dental Anatomy. Missoury: Saunders Elsevier. Hal, 121 Gaillard, F., 2010. Normal Osteomeatal Complex Diagram. Available from:
http:radiopaedia.orgcasesnormal-osteomeatal-complex-diagram Hilger, P.A., 1997. Penyakit Sinus Paranasal. Dalam: Boeis Buku Ajar Penyakit
THT. Jakarta: EGC. Hal, 240-259. Hoesin, M., 2012. Rinosinusitis Maksilaris Dentogen Dengan Komplikasi Selulitis
Periorbita. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Junqueira, L.C. Carneiro, J., 2003. Histologi Dasar. Jakarta: EGC
Lane, A.P. Kennedy D.W., 2003. Sinusitis and Polyposis. Dalam: Snow, Jr, J.B. dan Ballenger, J.J. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery,
Edisi 6. Ontario: Williams Wilkins. Hal, 761-786. Lee, K.C. Lee.S.J., 2010. Clinical Features and Treatments of Odontogenic
Sinusitis. Yonsei Med J 516: 932-937. Lund, V.J., 1997. The Complications of Sinusitis. Dalam: Essential
Otolaryngology. Edisi 6. Volume 4. Oxford: Scott-Brown’s. P.413.1-41311. Mangunkusumo, E Soetjipto, D., 2007. Sinusitis. Dalam: Soepardi, E.A.;
Iskandar, N.; Bashiruddin, J.; Restuti,R.D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, Edisi 6. Jakarta: Balai penerbit FK UI. Hal, 150-154.
Universitas Sumatera Utara
Marambaia, P.P.; Lima, M.G.; Santos, K.P.; Gomes, A.d.M.; Sousa M.M.d.; Marques, M.E.d.M., 2013. Evaluation of the quality of life patients with chronic
rhinosinusitis by means of the SNOT-22 questionnaire. Brazilian Journal of Otorhinolaryngology 791: 54-8
Multazar, A., 2011. Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronis di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2008. Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Netter, F.H., 2011. Atlas of Human Anatomy, Edisi 5. Philadephia: Saunders
Elsevier. Paramasivan K.M., 2011. Gambaran Penderita Sinusitis Maksila Dengan Infeksi
Gigi Rahang Atas Di RSUP H. Adam Malik Medan Pada Tahun 2010. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pederson, G.W., 1996, Bedah Mulut. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Proops DW. The Mouth and Related Faciomaxillary Structures. Dalam: Scott-
Brown’s Otolaryngology. Vol 1. Basic Sciences. Sixth Edition. Butterworth- Heinemann. Oxford 1997; 1-23
Septiwati, M.; Taher, A.; Rahayu, U., 2013. Hubungan Infeksi gigi rahang atas dengan kejadian Rhinosinusitis Maksilaris di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Jambi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi. Sherwood, L., 1996. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sihombing, J., 2009. Karakteristik Penderita Karies Gigi Yang Berobat di Rumah
Sakit Umum D.r Pirngadi Medan Tahun 2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Snell, R.S., 2006. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Universitas Sumatera Utara
Soetjipto, D Mangunkusumo, E., 2007. Sinus Paranasal. Dalam: Soepardi, E.A.; Iskandar, N.; Bashiruddin, J.; Restuti,R.D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-
KL, Edisi 6. Jakarta: Balai penerbit FK UI. Hal, 145-149. Soetjipto, D Wardani, R.S., 2007. Hidung. Dalam: Soepardi, E.A.; Iskandar,
Nurbaiti.; Bashiruddin, Jenny.; Restuti,R.D. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, Edisi 6. Jakarta: Balai penerbit FK UI. Hal, 119-122.
Tucker, M.R. Schow S.R., 2008. Odontogenic Diseases of the Maxillary Sinus. Dalam: Hupp, J.R.; Ellis, Edward,; Tucker,M.R. Oral and Maxillofacial Surgery,
Edisi 5. Missoury: MOSBY ELSEVIER. Hal, 383-395. Ugincius, P.; Kubilius, R.; Gervickas, A.; Vaitkus, S., 2006. Chronic Odontogenic
Maxillary Sinusitis. Baltic Dental and Maxillofacial Journal 8:44-8
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
Rinosinusitis Tipe Dentogen, usia, jenis kelamin, suku, pekerjaan, keluhan utama, jenis gigi dan terapi.
3.2.1 Definisi Operasional Variabel.
Kejadian Rinosinusitis tipe Dentogen yang diderita oleh pasien adalah berdasarkan diagnosis dokter yang tercatat sesuai status rekam medis pasien.
1. Usia responden adalah jumlah tahun hidup sejak lahir sampai didiagnosis
menderita rinosinusitis tipe dentogen dinyatakan dalam satuan hidup dan dikategorikan atas:
a. 20-29
b. 30-39
c. 40-49
d. 50
Gambaran karakteristik penderita rinosinusitis
tipe dentogen Karakteristik Pasien:
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Suku
4. Pekerjaan
5. Keluhan utama
6. Jenis gigi yang
terkena 7.
Terapi Rekam Medis
Universitas Sumatera Utara
Cara pengukuran : Observasi
Alat ukur : Rekam Medis
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Interval
2. Jenis Kelamin adalah jenis kelamin penderita rinosinusitis tipe dentogen
yang tercatat di status rekam medis pasien yang dikategorikan atas: a.
Laki-laki b.
Perempuan Cara pengukuran
: Observasi Alat ukur
: Rekam Medis Hasil Ukur
: Persentase Skala Ukur
: Nominal 3.
Suku adalah suku penderita yang tercatat dalam rekam medis dan dikategorikan atas:
a. Batak
b. Jawa
c. Aceh
d. Minang
e. Tionghoa
f. Lainnya
Cara pengukuran : Observasi
Alat ukur : Rekam Medis
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Nominal
4. Pekerjaan adalah pekerjaan penderita yang tercatat dalam rekam medis dan
dikategorikan atas: a.
Buruh b.
Pegawai c.
Petani d.
Wiraswasta e.
Ibu Rumah Tangga
Universitas Sumatera Utara
f. Lainnya
Cara pengukuran : Observasi
Alat ukur : Rekam Medis
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Nominal
5. Keluhan Utama adalah keluhan yang paling utama yang membuat pasien
datang berobat sesuai dengan keluhan utama yang tercatat pada status rekam medis pasien yang dikategorikan atas:
a. Hidung Tumpat
b. Hidung Berbau
c. Sakit daerah pipi atau hidung
d. Hidung Berair
Cara pengukuran : Observasi
Alat ukur : Rekam Medis
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Nominal
6. Jenis gigi yang terlibat adalah gigi yang menyebabkan terjadinya
rinosinusitis tipe dentogen yang ditentukan melalui pemeriksaan dan tercatat dalam rekam medis yang dikategorikan atas:
a. Insisivus 1
b. Insisivus 2
c. Caninus
d. Premolar 1
e. Premolar 2
f. Molar 1
g. Molar 2
h. Molar 3
Cara pengukuran : Observasi
Alat ukur : Rekam Medis
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Nominal
Universitas Sumatera Utara
7. Terapi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh dokter dalam usaha
penyembuhan suatu penyakit berdasarkan jenis terapi yang tercatat pada status rekam medis pasien yang dikategorikan atas:
a. Medikamentosa
b. Medikamentosa + Operatif
Cara pengukuran : Observasi
Alat ukur : Rekam Medis
Hasil Ukur : Persentase
Skala Ukur : Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah studi cross sectional retrospektif.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medis departemen THT di RSUP H. Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi penelitian dengan
pertimbangan bahwa RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan juga merupakan rumah sakit rujukan yang memiliki data rekam
medis yang baik. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juli - November 2013.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh penderita rinosinusitis tipe dentogen yang berobat di RSUP H. Adam Malik Medan dari 1 Januari 2009 sampai 31
Desember 2012.
4.3.2 Sampel
Besar sampel diperoleh dengan metode total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi
sebagai respondensampel. Dalam penelitian ini keseluruhan dari populasi penelitian adalah merupakan sampel karena perlu didapatkan jumlah secara
keseluruhan penderita rinosinusitis tipe dentogen. a.
Kriteria inklusi adalah seluruh pasien berumur lebih besar sama dengan 20 tahun dan pasien yang didiagnosis menderita rinosinusitis
tipe dentogen b.
Kriteria eksklusi adalah diluar ketentuan dan seluruh status rekam medis yang tidak lengkap.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk penelitian ini, data diambil dari rekam medis penderita rinosinusitis tipe dentogen di Instalasi Rekam Medis RSUP H. Adam Malik Medan dari 1
Januari 2009 - 31 Desember 2012. Kartu status penderita rinosinusitis tipe dentogen yang dipilih sebagai sampel, dikumpul dan dilakukan pencatatan
tabulasi sesuai variabel yang diteliti.
4.5 Metode Analisis Data
Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel distribusi. Data yang diperoleh di analisis secara statistik dengan program
komputer Windows SPSS.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah yang dikelola oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah daerah Provinsi
Sumatera Utara. Rumah sakit ini adalah rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSSKVII1990 dan juga sebagai Rumah Sakit
Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502SKIX1991 serta merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi
Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. RSUP H. Adam Malik Medan dibangun di atas tanah seluas ± 10 ha dan terletak di Jalan Bunga Lau
No.17 km 12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.
5.1.2 Karakteristik Individu
Berdasarkan data rekam medis, jumlah penderita yang didiagnosis dengan rinosinusitis dan berusia diatas atau sama dengan 20 tahun yang berobat ke
Poliklinik THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan selama Januari 2009 sampai Desember 2012 tercatat sebanyak 746 penderita, dan pada penelitian ini
didapatkan 122 penderita rinosinusitis tipe dentogen 16,35.
5.1.3 Distribusi Karakteristik Sampel