Berbeda dengan penelitian diatas, Ugincius di Lithuania pada tahun 2006 mendapatkan distribusi penderita rinosinusitis tipe dentogen terbanyak terdapat
pada kelompok umur 31-40 tahun. Farhat pada tahun 2004 di Medan mendapatkan dari 35 penderita sinusitis maksila dengan infeksi gigi rahang,
kelompok usia yang terbanyak adalah 30-39 tahun yaitu sebanyak 12 penderita 34,29.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa rinosinusitis tipe dentogen lebih banyak menyerang pada orang dewasa. Hal ini diduga karena pada usia
dewasa merupakan usia produktif dan mempunyai aktifitas yang tinggi sehingga lebih sering terpapar zat toksik atau mikroorganisme patogen yang didapat dari
berbagai faktor seperti faktor lingkungan polutan, perubahan gaya hidup merokok, pola makan, kebersihan yang kurang yang dapat menginvasi rongga
mulut, menyebabkan infeksi pada gigi atau jaringan periodontal. Infeksi ini dapat menyebar secara langsung atau melalui pembuluh darah dan limfe ke sinus
maksila. Perbedaan umur oleh masing-masing peneliti lebih didasari oleh pengelompokan umur yang berbeda-beda pada masing-masing peneliti.
5.2.2. Distribusi penderita rinosinusitis tipe dentogen berdasarkan jenis kelamin
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat proporsi penderita rinosinusitis tipe dentogen berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan yaitu
71 penderita 58,2. Hasil yang sama juga diperoleh Farhat pada tahun 2004 di Medan yang mendapati jumlah terbanyak adalah perempuan sebanyak 26
penderita 74,28 dari total 35 penderita. Lee, K. dan Lee, S. Pada tahun 2010 di Korea mendapatkan hasil yang
berbeda yaitu jenis kelamin penderita rinosinusitis tipe dentogen yang terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 15 penderita dan perempuan sebanyak 12
penderita dimana perbandingan adalah 1.25:1. Menurut penelitian Schachter J. Higgins M.W. 2003, perempuan lebih sering terkena rinosinusitis kronis karena
pengaruh hormonal.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Distribusi penderita rinosinusitis tipe dentogen berdasarkan suku
Pada penelitian ini didapatkan bahwa proporsi penderita rinosinusitis tipe dentogen berdasarkan kelompok suku yang paling banyak adalah suku Batak yaitu
75 penderita 61,5. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Frisdiana pada tahun 2011 di Medan yang mendapati suku yang paling banyak
adalah suku Batak yaitu 71,6. Hal ini hanya menunjukkan penderita rinosinusitis tipe dentogen yang
berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009-2012 kebanyakan adalah suku Batak, belum ada data yang menunjukkan adanya pengaruh suku terhadap
penyakit rinosinusitis tipe dentogen. RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A yang dalam
pelayanannya lebih mengutamakan masyarakat yang paling membutuhkan tanpa membedakan suku, agama, golongan.
5.2.4. Distribusi penderita rinosinusitis tipe dentogen berdasarkan pekerjaan
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa proporsi penderita rinosinusitis tipe dentogen berdasarkan jenis pekerjaan yang paling banyak adalah pegawai dengan
jumlah 42 penderita 42. Prastyo S.J. tahun 2012 di Medan mendapati pegawai negeri sipil PNS sebagai pekerjaan yang paling banyak yaitu 28,7.
Tingginya persentase pekerjaan ini kemungkinan disebabkan karena pegawai sering beraktivitas didalam ruangan sehingga berhubungan erat dengan
paparan yang terus menerus terhadap zat toksik atau mikroorganisme patogen yang didapat dari berbagai faktor seperti faktor lingkungan polutan, asap rokok,
kebersihan lingkungan yang kurang yang dapat menginvasi rongga mulut, menyebabkan infeksi pada gigi atau jaringan periodontal.
Universitas Sumatera Utara
5.2.5. Distribusi penderita rinosinusitis tipe dentogen berdasarkan keluhan utama