Pengolahan Data Kesimpulan Pendidikan

3.5. Pengolahan Data

Burhan Bungin 2011 pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap pemeriksaan editing, proses pemberian identitas coding, proses pembeberan data atau tabulasi entry, serta pengecekan data cleaning. 1 Tahap Pemeriksaan Editing Editing adalah kegiatan yang dilakukan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki melalui editing ini. 2 Proses Pemberian Identitas Coding Proses pemberian identitas dalam hal ini adalah data yang telah melewati proses editing diberikan identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. Dengan kata lain pemberian kode dimaksudkan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat proses pada saat pemasukan data, yaitu dengan memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner. 3 Proses Pembeberan Data Atau Tabulasi Entry Proses pembeberan data atau tabulasi merupakan proses memasukkan data pada tabel – tabel tertentu dan mengatur angka – angka serta menghitungnya. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain tahapan ini dilakukan dengan cara menghitung data secara statistik untuk diolah dan dianalisis menggunakan sistem SPSS. 4 Pengecekan Data Cleaning Pengecekan data merupakan proses meneliti ulang dari data yang sudah dimasukkan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dan mengurangi resiko ketidakvalidan data penelitian. Dengan begitu kita dapat melihat apakah terdapat kesalahan dan kekurangan pada data penelitian kita atau tidak.

3.6. Analisis Data

Singarimbun 1995 mengatakan bahwa analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan dipresentasikan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis tabel tunggal dan analisis korelasional Product Moment Pearson.

3.6.1. Analisis Tabel Tunggal

Singarimbun 1995 mengatakan bahwa analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan lagkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi, dan presentase untuk setiap kategori.

3.6.2. Analisis Korelasi

Product Moment Pearson J. Supranto 2008 mengatakan mengetahui hubungan antar variabel menjadi hal yang sangat penting dan diperlukan untuk menggambarkan realita Universitas Sumatera Utara yang ada baik pada masa sekarang maupun meramalkan kondisi di masa yang akan datang berdasarkan data dari masa lampau. Dengan melakukan analisis antara variabel – variabel sehingga dapat diketahui hubungan antara status Membership Group pada perusahaan kosmetik berbasis multi level marketing terhadap perilaku konsumtif. Dimana analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dari Pearson. Teknik ini digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Analisis ini dapat digunakan untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap variabel lainnya yang dinyatakan dalam bentuk hitungan persen. Untuk menghitung nilai r perlu diperhatikan langkah – langkah berikut: a. Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan positip sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatip sempurna. b. r tidak mempunyai satuan atau dimensi. Tanda + atau - hanya menunjukkan arah hubungan. Intrepretasi nilai r adalah sebagai berikut: R Interpretasi 0,01-0,20 0,21-0,40 0,41-0,60 0,61-0,80 0,81-0,99 1 Tidak berkorelasi Korelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Universitas Sumatera Utara Langkah – langkah menghitung koefisien Korelasi Product Moment Pearson secara manual adalah sebagai berikut: 1. Tulis Ho dan Ha dalam bentuk kalimat. 2. Tulis Ho dan Ha dalam bentuk statistik. 3. Buat tabel penolong sebagai berikut: No. Responden X Y XY X 2 Y 2 4. Cari r hitung dengan menggunakan rumus berikut: r XY = n ∑ XY − ∑X ∑Y �n∑X 2 −∑� 2 �n∑Y 2 −∑� 2 5. Tentukan taraf signifikansinya α 6. Cari r tabel dengan dk = n-2 7. Tentukan kriteria pengujian: Jika -r tabel ≤r hitung ≤+r tabel , maka Ho diterima 8. Bandingkan t hitung dengan t tabel 9. Buatlah kesimpulan. Namun dalam hal ini peneliti menggunakan model penghitungan koefisien dengan menggunakan sistem SPSS. Universitas Sumatera Utara BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1. Profil Lokasi Penelitian

4.1.1. Oriflame Indonesia

PT. Orindo Alam Ayu atau yang sering kita kenal dengan nama Oriflame Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang telah berdiri secara global selama 50 tahun, sedangkan di negara Indonesia telah berdiri selama 30 tahun. Astri Febrika 2015 menyatakan menjelang perayaan ke 30 tahun kesuksesannya, Oriflame Indonesia memenangkan Corporate Image Award 2015 untuk katagori perusahaan MLM Multi Level Marketing, Oriflame Indonesia menempati posisi terbaik dalam ajang pemilihan Coorporate Image Award 2015 – Indonesia Most Admired Company yang diselenggarakan oleh lembaga survey Frontief Consulting Group pada Rabu, 10 Juni 2015. Gambar 4.1 Logo Perusahaan Oriflame Indonesia Universitas Sumatera Utara Riko Kristiandono 2015 menjelaskan Frontier Consulting Group melakukan pengukuran Corporate Image Index CII yang mencakup lebih dari 100 industri di Indonesia selama 15 tahun. Dalam melakukan melakukan survey itu, Frontier Consulting Group melibatkan 3525 responden yang melibatkan pelaku bisnis, investor, jurnalis, dan publik. MLM bukan hanya satu – satunya kategori di award ini. Ada 100 kategori lain termasuk Agroindustry, Airlines, Department Stores, National Bank, Internet Provider, Telecommunication dan lain – lain. Corporate Image Award merupakan sebuah ajang penghargaan dimana para juri menggunakan 4 dimensi kriteria penilaian untuk mengukur dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Adapun komponen tersebut yaitu Quality kualitas, Performance kinerja, Responsibility tanggung jawab, dan Attractiveness daya tarik. Dari segi kualitas, perusahaan akan dinilai berdasarkan perhatian perusahaan kepada konsumen, produk dan atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, tingkat kepercayaan kepada perusahaan, dan kemampuan perusahaan dalam berinovasi. Sementara dari sisi kinerja, perusahaan dinilai berdasarkan pada peluang perusahaan untuk bertumbuh dan berkembang serta pengelolaan perusahaan dengan baik. Untuk segi tanggung jawab, perusahaan akan dilihat dari kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan kemasyarakat dan lingkungan. Sedangkan dari segi daya tarik akan menilai apakah perusahaan termasuk perusahaan idaman dan memiliki karyawan yang berkualitas. Dari hasil pengukuran inilah didapat Corporate Image Index yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melihat apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan mereka. Untuk perusahaan yang mempunyai index Universitas Sumatera Utara diatas 1, dikategorikan sebagai Excellent Corporate Image. Index perusahaan Oriflame Indonesia setelah disurvey mencapai 1,305 disusul oleh PT. Herbalife Indonesia dengan index 1,055 dan PT. Citra Nusa Insan Cemerlang CNI dengan index 1,026. Di dalam strategi pemasaran Oriflame juga menggunakan suatu sistem yang dinamakan dengan SARPIO Sales And Recruitment Processes In Oriflame. Atau dengan kata lain SARPIO merupakan suatu cara penjualan dan cara menarik minat pasar untuk bergabung bersama dalam bisnis tersebut. Karena di dalam bisnis Oriflame tidak hanya ditawarkan keuntungan yang bersifat secara langsung, melainkan juga menawarkan keuntungan yang dapat dirasakan dalam jangka panjang bahkan dapat diwariskan. Keuntungan tersebut ditawarkan bisnis Oriflame dalam bentuk susunan level atau dengan kata lain yakni jenjang karir. Yang dapat diperoleh dengan pencapaian kualifikasi tertentu. Gambar 4.2 Logo SARPIO Oriflame Indonesia Oleh sebab itu SARPIO juga dapat diartikan sebagai peran dan tanggung jawab berdasarkan jenjang karir yang diraih pada bisnis Oriflame. Secara garis besar SARPIO terdiri dari 3 tingkatan, yakni: Universitas Sumatera Utara

1. Level 1 - Konsultan 0 – 9

Hal yang harus dilakukan oleh seorang konsultan dengan level 0-9 sangatlah sederhana, mereka hanya perlu melakukan Show, Invite, Attend setiap hari. Show: menunjukkan katalog kepada teman – teman terdekat, keluarga, tetangga dan lain – lain untuk mulai mengenalkan oriflame kepada mereka, dan juga mengambil orderan dari mereka. Invite: mengajak teman – teman dekat, keluarga, tetangga dan lain – lain untuk bergabung bersama di bisnis oriflame, dan meraih penghasilan tak terbatas bersama oriflame. Attend: menghadiri acara – acara training mingguan ataupun pertemuan rutin bulanan untuk menambah ilmu dan motivasi dengan mengajak setidaknya 1 orang teman baru yang akan diperkenalkan dengan bisnis Oriflame ini.

2. Level 2 - manager 12 – 21

Karena sudah bertitel manager, maka tugas dan tanggung jawab yang dipegang tentu lebih besar. Para manager ini harus melakukan 3 hal setiap bulannya, Recruit, Train, Set goals. Recruit: walaupun title sudah seorang manager, kita tetap harus melakukan perekrutan pribadi, mencari member – member baru yang nantinya akan dijadikan sebagai calon – calon leader di dalam jaringan kita. Bukan berarti setelah bertitel manager kita dapat berhenti untuk merekrut. Karena merekrut diibaratkan seperti nyawa dalam menjalankan bisnis ini. Universitas Sumatera Utara Train: Saatnya untuk melatih para downline kita untuk bisa melakukan presentasi, membuat pertemuan-pertemuan kecil untuk memperkenalkan oriflame dan bisnisnya. Dengan harapan, pada saat downline kita menginjak titel manager, mereka sudah bisa mandiri melakukan presentasi bisnis. Set goals: menyusun target sangatlah penting dalam hal apapun, begitu pula di bisnis ini. Maka seorang manager, beserta tim inti haruslah bisa menyusun target mingguan, bulanan bahkan tahunan mereka, agar mudah menentukan langkah – langkah dalam mencapai level – level berikutnya. Pada Level 2 ini pula, seorang manager harus mulai melakukan OOM untuk grup kecil miliknya. OOM atau Oriflame Opportunity Meeting adalah pertemuan yang dibuat untuk memperkenalkan oriflame kepada banyak orang, menekankan pada segi bisnis dan kecantikan, yang mana bisa dilakukan di rumah, cafe, restoran ataupun daerah perkantoran. Dimana OOM ini juga bertujuan untuk membantu para konsultan di jaringan kita dalam memperkenalkan bisnis oriflame kepada calon anggotanya.

3. Level 3 – Director

Saat kita mencapai titel director, kita akan mempunyai grup yang terdiri dari minimal 400 orang. Saatnya kita untuk mengelola tim kita dengan baik. Tugas dari seorang director adalah memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mempelajari dan menjalankan perannya dengan baik. Pada level ini director tetap melakukan Recruit, Train, Set goals. Selain itu, melakukan OOM mingguan untuk seluruh manager dan konsultan dibawahnya, melakukan pelatihan dan juga peluncuran katalog disetiap awal bulan. Intinya adalah agar dapat membuat pertemuan sesering mungkin, karena inti dari bisnis Oriflame ini adalah pertemuan Universitas Sumatera Utara dan perekrutan, lalu dibarengi dengan penjualan. Dengan SARPIO ini, kita dapat mengarahkan jaringan kita dalam program rekrut dan proses penjualan secara terkoordinasi. Maka dari itu dalam proses pencapaian level ataupun jenjang karir di Oriflame dibutuhkan kerja sama yang Solid dalam suatu tim. Dimana setiap orang yang tergabung dalam keanggotaan Oriflame akan masuk dalam suatu jaringan besar yang dipimpin oleh seorang Director dan akan dibantu serta dilatih untuk dapat menjalankan bisnis dengan baik dan mampu membangun jaringannya sendiri secara mandiri. Gambar 4.3 Jenjang Karir Dalam Bisnis Oriflame Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Jaringan Imaginer

Jaringan Imaginer merupakan salah satu dari sekian banyak jaringan bisnis yang tergabung dalam perusahaan Oriflame Indonesia khususnya berada dalam naungan kantor Oriflame cabang Medan. Jaringan Imaginer sendiri didirikan oleh Windy Natasia Febrina Hasibuan yang pada saat itu di damping oleh ketiga orang sahabat dalam perjalannya membangun bisnis Oriflame yakni Dwi Corri, Deby E.C. Gultom, Sartika Silitonga, dan Joy Sipayung. Pemilihan nama Imaginer sendiri mereka ambil karena terinspirasi oleh Quotes Oriflame pada tahun 2012 yakni “Imagine Is Possible” dan juga dari kebiasaan mereka berempat yang sering membayangkan kesuksesan – kesuksesan yang akan mereka capai dalam bisnis Oriflame, maka dari itulah mereka memilih nama Imaginer sebagai nama komunitas bisnis mereka. Jaringan Imaginer telah terbentuk sejak tanggal 28 Juli 2012 dan kini telah berusia lebih dari 4 tahun sebagai komunitas bisnis yang berada di kota medan. Hingga saat ini total keseluruhan member Oriflame yang terdapat dalam Jaringan Imaginer sendiri sudah mencapai ribuan orang yang tersebar di seluruh Indonesia serta berada di bawah binaan para direktur jaringan Imaginer. Namun untuk member Oriflame yang berada di bawah binaan Windy sendiri hanyalah ratusan orang saja. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Foto Anggota Manager Gathering Jaringan Imaginer Dalam bisnis Oriflame tidak ada persyaratan yang mengikat perihal membangun jaringan bisnis. Asalkan upaya yang dilakukan tidak melanggar kode etik dan bertujuan untuk memajukan ataupun mengembangkan bisnis, setiap anggota berhak mendirikan jaringan bisnisnya sendiri. Hanya saja kerap kali jaringan yang masih kecil dan baru bertumbuh lebih memilih untuk bergabung pada jaringan bisnis Leader mereka telah matang dan lebih berpengalaman. Semua itu bertujuan agar para anggota baru mendapatkan pembinaan, ilmu dan pengalaman yang cukup untuk menjalankan bisnis dengan baik. Seperti halnya dalam jaringan Imaginer, pada awalnya Windy dan para sahabat membangun komunitas bisnis ini dengan bermodalkan kemauan dan keyakinan bahwa mereka mampu membina dan mewujudkan mimpi banyak orang untuk sukses bersama di dalam bisnis Oriflame. Tidak ada aturan ataupun kewajiban yang dibuat secara baku oleh para pendiri jaringan Imaginer. Semua hal ini dikarenakan kesadaran mereka bahwa setiap member Oriflame merupakan Universitas Sumatera Utara konsultan yang independen dan memiliki hak mengenai jalan yang ingin mereka pilih dalam menjalankan bisnis. Hanya saja Windy sebagai pendiri utama jaringan Imaginer sangat menekankan aturan yang berkaitan dengan kode etik sebagai member Oriflame. Semua hal tersbut bertujuan agar tidak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh setiap komponen dari jaringan Imaginer. Sebagai seorang pendiri dari suatu jaringan bisnis yang besar tentu saja Windy memiliki visi dan misi dalam membina jaringan bisnisnya. Ia menginginkan seluruh orang yang tergabung di dalam jaringan Imaginer dapat sukses menapaki setiap jenjang karir yang diberikan oleh Oriflame. Ia pun menginginkan agar seluruh Leader yang tergabung di dalam jaringan Imaginer dapat segera meraih jenjang Diamond Director keatas. Oleh dasar keinginan – keinginan itulah Windy merasa sudah menjadi tanggung jawabnya untuk membina dan mengantarkan para anggotanya menjadi sukses seperti dirinya. Telah banyak prestasi yang Windy dan jaringan Imaginer raih dalam bisnis Oriflame. Diantaranya ialah The Fastest Growing Leader nomer 2 se Indonesia yang diumumkan saat konferensi di London tahun 2015. Penghargaan tersebut merupakan sebuah penghargaan bagi seorang pemimpin jaringan dengan pertumbuhan tercepat tingkat nasional. Dimana yang menjadi patokan penilaian Oriflame Indonesia ialah data pertumbuhan jaringan dan para pemimpinnya serta data perbandingan pertumbuhan jenjang karir pada tahun 2014 dan 2015. Selain itu Windy juga mendapatkan penghargaan sebagai The Fastest Growing Leader pertama di Oriflame cabang Medan. Hal ini dikarenakan kemampuannya membina anggota dan merekrut orang – orang baru untuk bergabung bersama menjalankan Universitas Sumatera Utara bisnis Oriflame. Sehingga ia mampu meraih 2 tangga jenjang karir sekaligus yakni Diamond Director dan Senior Diamond Director dalam kurun waktu satu tahun. Seperti halnya disetiap komunitas ataupun organisasi, di dalam jaringan Imaginer juga memiliki kepengurusan yang bertugas untuk mengelola perkembangan dari jaringan tersebut. Untuk memfasilitasi perkembangan setiap anggotanya, kepengurusan jaringan Imaginer telah membuat beberapa program kerja disetiap bulan bahkan disetiap tahunnya. Program kerja tersebut diantaranya adalah Getting Started yakni kegiatan dalam memperkenalkan bisnis Oriflame kepada anggota baru, Aktivasi yakni proses pembinaan anggota agar dapat menjalankan bisnisnya secara mandiri, IOS Imaginer Online Sharing yakni proses pembinaan anggota dengan cara berbagi pengalaman bisnis dari para Leader Imaginer melalui jejaring internet, IOT Imaginer Online Training yakni pelatihan dan berbagi ilmu tentang bisnis Oriflame melalui jejaring internet, I BOOM Imaginer Big Oriflame Oportunity Meeting merupakan diskusi peluang bisnis yang diadakan setiap bulannya di kantor Oriflame cabang Medan, Make Up Class and Facial Class merupakan kegiatan pelatihan keahlian dalam mengenal dan menggunakan produk Make Up serta perawatan wajah, seminar pengembangan diri, seminar inspirasi serta kegiatan – kegiatan lainnya. Dimana dana yang digunakan untuk oprasional dan penyelenggaraan acara tersebut berasal dari iuran uang kas anggota yang diwajibkan bagi para anggota level Senior Manajer dan Director ke atas. Selain itu, sumber dana di setiap kegiatan – kegiatan besar Imaginer berasal dari kontribusi peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Tata kelola yang baik dari kepengurusan jaringan Imaginer inilah yang turut memberikan kemajuan bagi jaringan tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.2. Penyajian Data dan Analisis Tabel Tunggal

4.2.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah anggota jaringan Imaginer yang berada di wilayah kota Medan dan sekitar serta kota Banda Aceh dan sekitarnya. Responden dalam penelitian ini berjumlah 79 orang. Proses pengelompokkan data penelitian merupakan suatu upaya untuk mempermudah proses analisis data. Pengelompokkan data penelitian tersebut berdasarkan dari jawaban yang telah dipilih oleh setiap responden penelitian. Sedangkan proses analisis data adalah interpretasi langsung berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lapangan.

4.2.2. Identitas Responden

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-Laki 1 1.3 1.3 1.3 Perempuan 78 98.7 98.7 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Sampel yang dipilih untuk menjadi responden dalam penelitian ini tidak memiliki kriteria mengenai jenis kelamin tertentu. Baik laki – laki maupun perempuan dapat menjadi responden dalam penelitian ini. Berdasarkan Tabel 4.1 persentasi responden berdasarkan jenis kelamin perempuan sangat mendominasi yakni 98,7 sedangkan persentasi responden berjenis kelamin laki – laki hanya 1,3. Hal ini dikarenakan kaum perempuan lebih berminat menggunakan produk Universitas Sumatera Utara Make Up dan produk perawatan tubuh lainnya serta menjalankan bisnis tersebut dibandingkan kaum laki – laki. Tabel 4.2 Usia Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 17 1 1.3 1.3 1.3 18 2 2.5 2.5 3.8 20 3 3.8 3.8 7.6 21 6 7.6 7.6 15.2 22 12 15.2 15.2 30.4 23 6 7.6 7.6 38.0 24 2 2.5 2.5 40.5 25 3 3.8 3.8 44.3 26 8 10.1 10.1 54.4 27 3 3.8 3.8 58.2 28 7 8.9 8.9 67.1 29 4 5.1 5.1 72.2 30 6 7.6 7.6 79.7 31 8 10.1 10.1 89.9 32 2 2.5 2.5 92.4 34 2 2.5 2.5 94.9 35 1 1.3 1.3 96.2 36 1 1.3 1.3 97.5 40 1 1.3 1.3 98.7 45 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa adanya variasi usia pada responden penelitian. Namun rentang usia 17 – 29 tahun lah yang lebih mendominasi dibandingkan responden yang berusia lebih tua. Hal ini dikarenakan menjalankan bisnis pada perusahaan kosmetik berbasis Multi Level Marketing memang lebih diminati kaum muda dibandingkan kaum tua. Sebab, menjalankan bisnis via online Universitas Sumatera Utara dan offline serta beberapa ketentuan lainnya sering dianggap rumit oleh sebagian orang yang telah berusia lanjut. Selain itu kehadiran perusahaan Oriflame di Indonesia juga masih tergolong baru, yakni 30 tahun. Tabel 4.3 Tingkat Jenjang Karir Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Director 14 17.7 17.7 17.7 Gold Director 3 3.8 3.8 21.5 Konsultan 6 7.6 7.6 29.1 Konsultan 3 12 15.2 15.2 44.3 Konsultan 6 9 11.4 11.4 55.7 Konsultan 9 12 15.2 15.2 70.9 Manajer 12 6 7.6 7.6 78.5 Manajer 15 5 6.3 6.3 84.8 Manajer 18 3 3.8 3.8 88.6 Senior Diamond Director 1 1.3 1.3 89.9 Senior Director 1 1.3 1.3 91.1 Senior Manajer 7 8.9 8.9 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.3 pada umumnya lebih banyak responden dengan tingkat jenjang karir konsultan dibandingkan responden dengan tingkat jenjang karir manajer ataupun tingkat direktur ke atas. Hal ini dikarenakan adanya persyaratan ataupun kriteria tertentu dalam setiap tingkat jenjang karir yang disiapkan oleh perusahaan Oriflame. Dimana semakin tinggi tingkat jenjang karir tersebut maka persyaratan dan kriterianya pun akan semakin sulit. Sehingga tidak semua Member Oriflame mampu memenuhi persyaratan yang ada dan meraih tingkat jenjang karir yang lebih tinggi serta menjadi seorang Leader dalam bisnis Oriflame di jaringan yang ia pimpin. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Masa Keanggotaan Responden Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang Dari Sama Dengan 1 Tahun 40 50.6 50.6 50.6 2 Tahun 30 38.0 38.0 88.6 3 Tahun 7 8.9 8.9 97.5 Lebih Dari Sama Dengan 5 Tahun 2 2.5 2.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa hampir rata – rata anggota jaringan Imaginer yang menjadi responden penelitian ini mayoritas adalah anggota baru yang masa keanggotaannya sendiri masih dibawah kurun waktu 2 tahun. Hal ini dipicu oleh maraknya bisnis berbasis multi level marketing di masa globalisasi ini. Selain itu dinamika perjalanan bisnis yang tidak tetap dan tidak dapat diprediksi sering kali membuat Member Oriflame berhenti di tengah perjalanan karir bisnisnya dikarenakan berbagai kendala dan persaingan bisnis yang ia hadapi.

4.2.3. Status Membership Group

Tabel 4.5 Pendapat Tentang Persyaratan Anggota Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Terlalu Rumit 4 5.1 5.1 5.1 Tidak Rumit 45 57.0 57.0 62.0 Sangat Tidak Rumit 30 38.0 38.0 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.5 dapat kita tarik kesimpulan bahwa mengenai persyaratan untuk menjadi seorang Member Oriflame tidaklah rumit. Hal tersebut Universitas Sumatera Utara dikarenakan yang menjadi syarat dalam pendaftaran anggota hanyalah Foto Coppy KTP beserta uang pendaftaran sebesar Rp. 49.900,- bahkan dibeberapa periode promosi biaya pendaftaran untuk menjadi Member Oriflame pun sering sekali mendapat potongan biaya administrasi mulai dari Rp. 19.900,- hingga Rp. 9.900,-. Namun tak jarang setiap tahunnya juga terdapat periode yang menggratiskan biaya pendaftaran anggota dengan tetap memberikan berbagai penawaran hadiah yang sangat menarik. Oleh sebab itu, para responden menganggap bahwa persyaratan untuk menjadi seorang Member Oriflame tidaklah rumit. Tabel 4.6 Pendapat Tentang Menjalankan Bisnis Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sulit 14 17.7 17.7 17.7 Tidak Terlalu Sulit 14 17.7 17.7 35.4 Tidak Sulit 38 48.1 48.1 83.5 Sangat Tidak Sulit 13 16.5 16.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Bedasarkan tabel 4.6 para responden mayoritas mengatakan tidak sulit dalam hal menjalankan bisnis Oriflame. Hal ini didasari oleh aturan dari salah satu kode etik perusahaan Oriflame yang memberikan kebebasan kepada setiap anggotanya dalam menentukan posisinya sebagai pengguna, penjual ataupun pebisnis sesuai kesanggupan, kebutuhan, dan minat dari anggota tersebut. Di dalam kode etik Oriflame juga dijelaskan mengenai Independensi keanggotaan. Jadi setiap anggota berhak mengembangkan bisnisnya dan mentukan arah perkembangan bisnisnya sesuai dengan caranya sendiri asalkan tidak dengan cara – cara yang dilarang dalam kode etik perusahaan Oriflame Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Pendapat Tentang Cara Kerja Terkait Tutup Poin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Membebani 4 5.1 5.1 5.1 Membebani 14 17.7 17.7 22.8 Tidak Terlalu Membebani 9 11.4 11.4 34.2 Tidak Membebani 37 46.8 46.8 81.0 Sangat Tidak Membebani 15 19.0 19.0 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.8 Pendapat Tentang Cara Kerja Terkait Rekrut Anggota Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Membebani 1 1.3 1.3 1.3 Membebani 19 24.1 24.1 25.3 Tidak Terlalu Membebani 11 13.9 13.9 39.2 Tidak Membebani 41 51.9 51.9 91.1 Sangat Tidak Membebani 7 8.9 8.9 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.9 Pendapat Tentang Cara Kerja Terkait Membina Anggota Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Membebani 17 21.5 21.5 21.5 Tidak Terlalu Membebani 9 11.4 11.4 32.9 Tidak Membebani 42 53.2 53.2 86.1 Sangat Tidak Membebani 11 13.9 13.9 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.7, tabel 4.8, dan tabel 4.9 dari jawaban responden jaringan Imaginer menganai cara kerja terkait tutup poin, merekrut dan membina Universitas Sumatera Utara anggota, dapat kita simpulkan bahwa mereka tidak merasa terbebani dengan cara kerja tersebut. Hal ini terjadi karena para responden dari jaringan Imaginer sangat menyadari posisi mereka sebagai Member yang independen dan memahami kode etik perusahaan Oriflame terkait kebebasan dalam hal menentukan apakah mereka akan menjadi member yang bertujuan untuk menggunakan produk saja, hanya sebagai penjual produk, ataupun akan berkecimpung dalam dunia bisnis bersama perusahaan Oriflame. Oleh sebab itu mereka yang memutuskan untuk memilih jalannya dalam dunia bisnis Oriflame telah memahami persyaratan dan konsekuensi beban kerja yang akan mereka hadapi demi perkembangan bisnis yang mereka inginkan. Sehingga mereka tidak lagi menganggap cara kerja terkait tutup poin, merekrut anggota dan membina anggota sebagai suatu kendala dan beban besar dalam bidang pekerjaan mereka. Tabel 4.10 Pendapat Tentang Pengklasifikasian Anggota Sebagai Pengguna, Penjual, dan Pebisnis Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Setuju 3 3.8 3.8 3.8 Tidak Setuju 1 1.3 1.3 5.1 Tidak Terlalu Setuju 3 3.8 3.8 8.9 Setuju 51 64.6 64.6 73.4 Sangat Setuju 21 26.6 26.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.10 terlihat dari jawaban yang dipilih oleh para responden penelitian di jaringan Imaginer setuju kepada pengklasifikasian Member Oriflame sebagai pengguna, penjual dan pebisnis yang sesuai dengan kode etik perusahaan Oriflame. Hal tersebut dianggap baik karena dapat memberikan Universitas Sumatera Utara kebebasan dan ruang gerak kepada seluruh anggota untuk memilih dan menentukan jalan mereka sendiri dalam hal keanggotaan Oriflame yang sesuai dengan orientasi dan kebutuhan mereka masing – masing. Tabel 4.11 Pendapat Mengenai Modal Bisnis Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Perlu 20 25.3 25.3 25.3 Tidak Terlalu Perlu 15 19.0 19.0 44.3 Tidak Perlu 39 49.4 49.4 93.7 Sangat Tidak Perlu 5 6.3 6.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.11 para responden penelitian mayoritas berpendapat bahwa dalam menjalankan bisnis Oriflame tidak memerlukan modal yang cukup besar. Meskipun tidak sedikit pula responden penelitian yang berpendapat sebaliknya. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman secara mekanisme penjualan dalam bisnis berbasis Multi Level Marketing dan menganut sistem Direct Selling ataupun penjualan secara langsung dalam memasarkan setiap produknya. Dimana sistem penjualan ini mengajak penjualan yang dalam hal ini adalah Member Oriflame untuk lebih berperan aktif kepada para konsumen untuk bertemu dan melakukan transaksi pembelian pada saat pemesanan produk yang diperlukan. Dengan menerapkan mekanisme penjualan yang tepat sesuai kode etik Oriflame maka para Member Oriflame memang sudah selayaknya tidak memerlukan modal besar dalam menjalankan bisnisnya. Karena modal yang sesungguhnya hanya dikeluarkan ketika melakukan pendaftaran, biaya keanggotaan Rp. 35.000,- per tahun, dan biaya pembelian katalog Rp. 5.000,- per Universitas Sumatera Utara katalog sebagai media penjualan sesuai dengan kebutuhan masing – masing Member Oriflame. Dengan pemahaman begitu, maka tidak akan ada lagi anggota Imaginer ataupun anggota Oriflame pada umumnya yang merasa diberatkan atas modal usaha dalam membangun bisnis bersama Oriflame. Tabel 4.12 Pendapat Tentang Pengklasifikasian Jenjang Karir Oriflame Sebagai Konsultan, Manajer, Serta Direktur Ke Atas Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.5 2.5 2.5 Tidak Setuju 1 1.3 1.3 3.8 Tidak Terlalu Setuju 3 3.8 3.8 7.6 Setuju 50 63.3 63.3 70.9 Sangat Setuju 23 29.1 29.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.13 Pendapat Tentang Persyaratan Dalam Pencapaian Jenjang Karir Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sulit 2 2.5 2.5 2.5 Sulit 19 24.1 24.1 26.6 Tidak Terlalu Sulit 29 36.7 36.7 63.3 Tidak Sulit 23 29.1 29.1 92.4 Sangat Tidak Sulit 6 7.6 7.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.12 dan tabel 4.13 para responden berpendapat setuju bahkan sangat setuju atas pengklasifikasian jenjang karir yang disediakan bagi seluruh Member Oriflame. Namun dalam hal persyaratan dalam pencapaian jenjang karir tersebut para responden penelitian memiliki pendapat yang cukup bervariasi. Dimana sebagian besar responden berpendapat persyaratan tersebut Universitas Sumatera Utara tidak terlalu sulit bahkan cenderung tidak sulit meski tidak sedikit pula yang menyatakan bahwa persyaratan tersebut sulit untuk dicapai. Perbedaan pandangan tersebut terjadi karena ketidaksiapan dari anggota yang memilih untuk bergabung sebagai pebisnis dalam perusahaan Oriflame atas konsekuensi cara kerja dan segala persyaratan yang ada di setiap tingkat jenjang karir. Sehingga mereka merasa terbebani dan menganggap segala kriteria dan persyaratan di masing – masing tingkat jenjang karir tersebut menjadi sulit untuk mereka capai. Tabel 4.14 Rentang Pencapaian Poin Level Konsultan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Besar 5 6.3 6.3 6.3 Besar 23 29.1 29.1 35.4 Tidak Terlalu Besar 18 22.8 22.8 58.2 Tidak Besar 29 36.7 36.7 94.9 Sangat Tidak Besar 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.15 Perbandingan Pencapaian Target Level Konsultan Dengan Hasil Reward Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Sebanding 3 3.8 3.8 3.8 Tidak Sebanding 6 7.6 7.6 11.4 Tidak Terlalu Sebanding 2 2.5 2.5 13.9 Sebanding 45 57.0 57.0 70.9 Sangat Sebanding 23 29.1 29.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Perbandingan Tugas Dan Tanggung Jawab Level Konsultan Dengan Keahlian Dan Kemampuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Sesuai 1 1.3 1.3 1.3 Tidak Sesuai 1 1.3 1.3 2.5 Tidak Terlalu Sesuai 4 5.1 5.1 7.6 Sesuai 61 77.2 77.2 84.8 Sangat Sesuai 12 15.2 15.2 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel Tabel 4.14, Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 para responden memiliki perbedaan pendapat tentang rentang pencapaian poin dalam tingkat jenjang karir konsultan. Dimana sebagian besar responden berpendapat bahwa rentang pencapaian poin pada Level konsultan tidaklah besar sebagai suatu persyaratan dalam kriteria setiap tingkatan karir. Meski begitu tidak sedikit pula responden yang berpendapat bahwa rentang pencapaian poin dalam tingkat jenjang karir konsultan cukup besar. Pendapat ini wajar terjadi karena Level konsultan merupakan tingkat awal bagi anggota yang ingin memulai bisnis bersama Oriflame. Sehingga masih perlunya proses adaptasi dan pengenalan akan pengetahuan tentang menjalankan bisnis dengan baik masihlah kurang didapat oleh para anggota baru tersebut. Oleh sebab itulah sebagian dari responden tersebut memliki kendala dalam menjalankan bisnisnya menuju jenjang karir impian, sehingga mereka menjadi beranggapan bahwa rentang pencapaian poin pada Level konsultan cukup besar. Meski begitu mayoritas para responden memiliki kesamaan pendapat tentang Reward yang diterima atas pencapaian di Level konsultan telah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta kemampuan yang dimiliki oleh konsultan Universitas Sumatera Utara Oriflame. Hal ini dikarenakan pada jenjang karir konsultan, para Member Oriflame belum memiliki tugas besar mengenai cara kerja. Para konsultan hanya di minta untuk menunjukkan, mengenalkan, dan melihatkan kepada masyarakat tentang produk dan peluang bisnis di Oriflame. Cara kerja ini telah disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh konsultan dan di tingkat ini pula konsultan akan dilatih serta diberikan pengetahuan tentang menjalankan bisnis dan produk Oriflame. Kesemua itu bertujuan agar para konsultan mampu menjalankan bisnisnya secara mandiri di masa mendatang. Tabel 4.17 Rentang Pencapaian Poin Level Manajer Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Besar 6 7.6 7.6 7.6 Besar 30 38.0 38.0 45.6 Tidak Terlalu Besar 17 21.5 21.5 67.1 Tidak Besar 24 30.4 30.4 97.5 Sangat Tidak Besar 2 2.5 2.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.18 Perbandingan Pencapaian Target Level Manajer Dengan Hasil Reward Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Sebanding 1 1.3 1.3 1.3 Tidak Sebanding 4 5.1 5.1 6.3 Tidak Terlalu Sebanding 4 5.1 5.1 11.4 Sebanding 49 62.0 62.0 73.4 Sangat Sebanding 21 26.6 26.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Perbandingan Tugas Dan Tanggung Jawab Level Manajer Dengan Keahlian Dan Kemampuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Terlalu Sesuai 5 6.3 6.3 6.3 Sesuai 64 81.0 81.0 87.3 Sangat Sesuai 10 12.7 12.7 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.17, tabel 4.18 dan tabel 4.19 terlihat bahwa responden memiliki pendapat yang sangat bervariasi pada rentang pencapaian poin Level Manajer, namun pada pertanyaan mengenai hasil Reward yang diterima serta perbandingan tugas dan tanggung jawab dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki para responden penelitian memiliki jawaban yang sependapat. Walaupun responden memiliki pendapat yang bervariasi dalam pertanyaan mengnai rentang pencapaian poin tingkat manajer, namun mereka cenderung berpendapat bahwa hal tersebut cukup besar bagi seorang manajer Oriflame. Tentu saja target poin yang ditentukan pada jenjang karir manajer lebih besar dibandingkan target poin pada jenjang karir konsultan. Hal ini menjadi wajar karena seseorang yang telah berada di tingkat manajer pasti dianggap sudah mampu menjadi calon pemimpin bagi jaringan bisnis kecil yang dia bangun. Sehingga mereka diberikan tugas dan target yang lebih besar serta dilatih untuk mampu menjadi pemimpin yang mandiri dan menjadi contoh bagi anggota di bawah jaringannya. Namun meski manajer Oriflame memiliki tuga dan tanggung jawab serta target poin yang besar, hal ini sebanding dengan kemampuan dan keahlian serta penghasilan yang didapatkan. Hal ini karena perusahaan Oriflame sangat mengapresiasi kinerja para Membernya. Pembagian insentif bulanan pun dilakukan Universitas Sumatera Utara dengan sistem yang sangat transparan. Sehingga para Member dapat menghitung sendiri berapa penghasilan yang akan ia dapat dari hasil kerja keras mereka. Tabel 4.20 Rentang Pencapaian Poin Level Direktur Ke Atas Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Besar 14 17.7 17.7 17.7 Besar 30 38.0 38.0 55.7 Tidak Terlalu Besar 19 24.1 24.1 79.7 Tidak Besar 15 19.0 19.0 98.7 Sangat Tidak Besar 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.21 Perbandingan Pencapaian Target Level Direktur Ke Atas Dengan Hasil Reward Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sebanding 55 69.6 69.6 69.6 Sangat Sebanding 24 30.4 30.4 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.22 Perbandingan Tugas Dan Tanggung Jawab Level Direktur Ke Atas Dengan Keahlian Dan Kemampuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sesuai 63 79.7 79.7 79.7 Sangat Sesuai 16 20.3 20.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.20, tabel 4.21 dan tabel 4.22 para responden penelitian sepakat bahwa rentang pencapaian poin pada jenjang karir direktur ke atas cukup besar bahkan sangat besar. Hal ini dianggap pihak manajemen Oriflame telah sesuai dengan target dan kemampuan serta pengalaman bisnis yang dimiliki seorang drirektur Oriflame. Maka dari itu dibalik kesuksesan yang telah diraih seorang direktur Oriflame, mereka memiliki target, tugas dan tanggung jawab yang jauh lebih besar dibandingkan tingkat konsultan dan manajer. Meski persyaratan dari rentang pencapaian poin serta target dan tugas dari seorang direktur ke atas sangat besar namun semua hal itu sebanding dengan Reward serta insentif yang diterima oleh para direktur tersebut. Bahkan tak jarang jika seluruh persyaratan serta target seorang direktur ke atas telah tercapai, pihak manajemen Oriflame akan menambahkan insentif bulanan sebagai dana untuk membina anggota dalam jaringan direktur tersebut. Hal ini lah yang menjadi salah satu pendorong positif bagi para anggota bahkan Leader Oriflame yang ingin serius dan mengembangkan bisnisnya bersama Oriflame. Tabel 4.23 Pendapat Tentang Tutup Poin Pribadi 100 Bisnis Poin Bagi Level Konsultan Hingga Manajer Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Memberatkan 2 2.5 2.5 2.5 Memberatkan 11 13.9 13.9 16.5 Tidak Terlalu Memberatkan 17 21.5 21.5 38.0 Tidak Memberatkan 29 36.7 36.7 74.7 Sangat Tidak Memberatkan 20 25.3 25.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.24 Pendapat Tentang Tutup Poin Pribadi 200 Bisnis Poin Bagi Level Senior Manajer Hingga Direktur Ke Atas Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Memberatkan 3 3.8 3.8 3.8 Memberatkan 10 12.7 12.7 16.5 Tidak Terlalu Memberatkan 16 20.3 20.3 36.7 Tidak Memberatkan 31 39.2 39.2 75.9 Sangat Tidak Memberatkan 19 24.1 24.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.23 dan 4.24 mayoritas responden memiliki bendapat yang sama mengenai persyaratan tutup poin pribadi bagi anggota Level konsultan, manajer, hingga Level direktur ke atas. Para responden penelitian berpendapat bahwa persyaratan tutup poin pribadi di setiap tingkatan jenjang karir tidak memberatkan bahkan cenderung sangat tidak memberatkan mereka. Hal ini dikarenakan mereka telah menyadari tugas dan tanggung jawab serta persyaratan – persyaratan yang berlaku bagi setiap Member yang ingin berkecimpung di dunia bisnis Oriflame. Sehingga mereka tidak menjadikan tugas dan target tersebut sebagai suatu beban kerja. Tabel 4.25 Pendapat Tentang Kriteria Target Poin Perolehan Business Class Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Memberatkan 5 6.3 6.3 6.3 Memberatkan 14 17.7 17.7 24.1 Tidak Terlalu Memberatkan 11 13.9 13.9 38.0 Tidak Memberatkan 31 39.2 39.2 77.2 Sangat Tidak Memberatkan 18 22.8 22.8 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.26 Pendapat Tentang Kriteria Target Poin Perolehan Welcome Program Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Memberatkan 3 3.8 3.8 3.8 Memberatkan 11 13.9 13.9 17.7 Tidak Terlalu Memberatkan 13 16.5 16.5 34.2 Tidak Memberatkan 30 38.0 38.0 72.2 Sangat Tidak Memberatkan 22 27.8 27.8 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.25 dan tabel 4.26 responden memiliki pendapat yang berbeda mengenai target pencapaian Welcome Program dan target pencapaian Business Class Oriflame. Welcome Program adalah program promosi yang diperuntukkan bagi Member baru Oriflame berupa hadiah produk yang diberikan secara gratis pada periode 3 bulan pertama dari masa keanggotaan. Business Class adalah program promosi yang bisa diperoleh bagi seluruh Member Oriflame berupa potongan harga pada produk hingga pemberian produk gratis sesuai dengan kriteria perolehan poin bagi para Member Oriflame. Walaupun jawaban dari para responden bervariasi, namun mereka cenderung sependapat bahwa kriteria target poin dalam perolehan Welcome Program dan Business Class Oriflame tidak memberatkan mereka. Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa Welcome Program dan Business Class bukanlah merupakan suatu kewajiban bagi para Member Oriflame dan tidak ada sangsi apapun jika tidak ikut dalam perolehan program tersebut. Program ini hanya untuk apresiasi dari semangat kerja para Member. Oleh sebab itu bagi Member yang berminat pada penawaran produk yang diberikan dapat meningkatkan perolehan poin pribadi agar bisa mendapatkan produk sesuai keinginan mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.27 Intensitas Mengikuti Pelatihan Secara Offline Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Sering 9 11.4 11.4 11.4 Tidak Sering 18 22.8 22.8 34.2 Tidak Terlalu Sering 15 19.0 19.0 53.2 Sering 33 41.8 41.8 94.9 Sangat Sering 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.28 Intensitas Mengikuti Pelatihan Secara Online Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Sering 7 8.9 8.9 8.9 Tidak Sering 10 12.7 12.7 21.5 Tidak Terlalu Sering 9 11.4 11.4 32.9 Sering 39 49.4 49.4 82.3 Sangat Sering 14 17.7 17.7 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.29 Intensitas Mengikuti Seminar Inspirasi Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Sering 10 12.7 12.7 12.7 Tidak Sering 22 27.8 27.8 40.5 Tidak Terlalu Sering 15 19.0 19.0 59.5 Sering 31 39.2 39.2 98.7 Sangat Sering 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.27, tabel 4.28 dan tabel 4.29 kita bisa melihat bahwasanya secara umum para responden menyatakan mereka sering mengikui seminar yang diadakan oleh pihak Oriflame maupun yang diadakan oleh Leader jaringan Imaginer. Baik seminar atau pelatihan yang diadakan secara Online maupun secara Offline para responden sebagian besar menyatakan mereka sering mengikuti kegiatan tersebut. Namun pada kegiatan seminar inspirasi mereka memiliki pendapat yang berbeda. Dimana sebagian responden menyatakan sering mengikuti kegiatan tersebut sedangkan sebagian lainnya menyatakan mereka tidak sering menghadiri kegiatan seminar inspirasi. Hal ini disebabkan kegiatan seminar inspirasi memang tidak terlalu sering diadakan oleh pihak manajemen Oriflame maupun pihak jaringan Imaginer. Karena membutuhkan persiapan yang sangat matang serta alokasi dana yang tidak sedikit dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Tabel 4.30 Efektifitas Pelatihan Secara Offline Dalam Meningkatkan Kemampuan Anggota Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Efektif 3 3.8 3.8 3.8 Tidak Terlalu Efektif 14 17.7 17.7 21.5 Efektif 49 62.0 62.0 83.5 Sangat Efektif 13 16.5 16.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31 Efektifitas Pelatihan Secara Online Dalam Meningkatkan Kemampuan Anggota Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Efektif 2 2.5 2.5 2.5 Tidak Terlalu Efektif 17 21.5 21.5 24.1 Efektif 44 55.7 55.7 79.7 Sangat Efektif 16 20.3 20.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.32 Efektifitas Seminar Inspirasi Oriflame Dalam Upaya Memperkuat Semangat Dan Orientasi Anggota Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Efektif 1 1.3 1.3 1.3 Tidak Terlalu Efektif 9 11.4 11.4 12.7 Efektif 49 62.0 62.0 74.7 Sangat Efektif 20 25.3 25.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.30, tabel 4.31 dan tabel 4.32 jelas terlihat bahwa responden penelitian memiliki pendapat yang sama mengenai keefektifan kegiatan pelatihan secara Online, Offline dan juga pada kegiatan seminar inspirasi. Hal ini dikarenakan dalam pelatihan secara Online dan Offline dapat memperkaya pengetahuan dalam menjalankan bisnis Oriflame. Disamping itu para Member Oriflame juga dapat menjadikan kegiatan tersebut sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam berbisnis. Karena setiap Member akan diberikan fasilitas konsultasi oleh para Leader ataupun pihak manajemen Oriflame. Begitu pula halnya dengan seminar inspirasi yang diisi oleh Leader – Leader utama dalam tingkat nasional yang telah sukses menapaki setiap jenjang Universitas Sumatera Utara karir Oriflame. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa semangat dan memperkuat orientasi para Member dalam membangun bisnis bersama Oriflame. Tabel 4.33 Pendapat Mengenai Status Keanggotaan Dalam Berbelanja Produk Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mendorong 18 22.8 22.8 22.8 Mendorong 50 63.3 63.3 86.1 Tidak Terlalu Mendorong 7 8.9 8.9 94.9 Tidak Mendorong 3 3.8 3.8 98.7 Sangat Tidak Mendorong 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.34 Pendapat Mengenai Status Keanggotaan Dalam Menggunakan Produk Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mendorong 22 27.8 27.8 27.8 Mendorong 50 63.3 63.3 91.1 Tidak Terlalu Mendorong 5 6.3 6.3 97.5 Tidak Mendorong 2 2.5 2.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.35 Pendapat Mengenai Status Keanggotaan Dalam Menjualkan Produk Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mendorong 29 36.7 36.7 36.7 Mendorong 47 59.5 59.5 96.2 Tidak Terlalu Mendorong 2 2.5 2.5 98.7 Tidak Mendorong 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.33, tabel 4.34 dan tabel 4.35 para responden memiliki pendapat yang sama akan keterkaitan status keanggotaan yang mendorong mereka untuk membeli, menggunakan serta menjual produk Oriflame. Hal ini menjadi wajar saja karena mereka menilai bahwa produk – produk Oriflame memang memiliki kualitas yang sangat baik dengan standart internasional dan memiliki garansi kepuasan konsumen yang telah terbukti dan terjamin keamanannya. Selain itu yang menjadi faktor pendorong mereka dalam membeli, menggunakan serta menjual produk Oriflame ialah penghasilan dan jenjang karir yang akan mereka raih dari akumulasi poin penjualan mereka. Sehingga mereka bisa mendapatkan pemasukan uang ataupun mendapatkan hadiah produk dari penjualan yang mereka lakukan. Keuntungan – keuntungan inilah yang menjadi alasan mereka untuk terus membeli, menggunakan dan menjual produk Oriflame.

3.6.3. Perilaku Konsumtif

Tabel 4.36 Kepemilikan Pekerjaan Lain Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 40 50.6 50.6 50.6 Tidak 39 49.4 49.4 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.36 dapat kita pahami bahwa persentase antara responden yang memiliki pekerjaan lain hampir seimbang dengan responden yang tidak memiliki ekerjaan lain selain bisnis bersama Oriflame. Hal ini berarti bahwa menjalankan bisnis Oriflame tidak hanya diminati oleh orang yang tidak memiliki pekerjaan saja. Orang – orang yang sudah memiliki pekerjaan tetap pun masih Universitas Sumatera Utara berminat untuk bergabung. Terlepas dari tujuan mereka bergabung hanya untuk menjadi seorang pemakai produk, penjual produk atau pun menjalankan bisnis bersama Oriflame. Tabel 4.37 Jenis Pekerjaan Selain Bisnis Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Bekerja 37 46.8 46.8 46.8 Pegawai Negeri Sipil PNS 7 8.9 8.9 55.7 BUMN BUMD 13 16.5 16.5 72.2 Wiraswasta 21 26.6 26.6 98.7 Buruh 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.37 dapat kita lihat variasi pekerjaan para responden penelitian. Meski sebagian responden tidak memiliki pekerjaan namun tidak sedikit pula responden yang memiliki pekerjaan lain disamping bisnis Oriflame. Bahkan orang – orang yang telah memiliki pekerjaan tetap seperti PNS, pegawai BUMN BUMD, pegawai bank, wiraswasta dan lain sebagainya pun tertarik dalam bisnis Oriflame. Hal ini dikarenakan keinginan mereka untuk mendapatkan Income tambahan. Tabel 4.38 Penghasilan Yang Didapatkan Dari Pekerjaan Lain Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Ada Rp. 0 38 48.1 48.1 48.1 Rp.1Juta - Rp.2,9Juta 17 21.5 21.5 69.6 Rp.3Juta - Rp.5,9Juta 19 24.1 24.1 93.7 Rp.6 Juta - Rp.8,9Juta 5 6.3 6.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.39 Penghasilan Yang Didapatkan Dari Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rp.100 Ribu - Rp.1,9 Juta 48 60.8 60.8 60.8 Rp. 2 Juta - Rp. 3,9 Juta 7 8.9 8.9 69.6 Rp. 4 Juta - Rp. 6,9 Juta 14 17.7 17.7 87.3 Rp. 7 Juta - Rp. 9,9 Juta 4 5.1 5.1 92.4 Lebih Dari Sama Dengan 10 Juta 6 7.6 7.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.40 Total Pengeluaran Untuk Kebutuhan Pribadi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Rp. 100 Ribu - Rp. 1,5 Juta 38 48.1 48.1 48.1 Rp. 1,6 Juta - Rp. 3 Juta 26 32.9 32.9 81.0 Rp. 3,1 Juta - Rp. 4,5 Juta 7 8.9 8.9 89.9 Rp. 4,6 Juta - Rp. 6 Juta 4 5.1 5.1 94.9 Lebih Dari Sama Dengan 6 Juta 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.41 Perbandingan Akumulasi Penghasilan Dengan Kebutuhan Bulanan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Tidak Cukup 4 5.1 5.1 5.1 Tidak Cukup 16 20.3 20.3 25.3 Tidak Terlalu Cukup 12 15.2 15.2 40.5 Cukup 45 57.0 57.0 97.5 Sangat Cukup 2 2.5 2.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.38, tabel 4.39, tabel 4.40 dan tabel 4.41 sesuai jawaban dari responden bahwa, responden yang memiliki pekerjaan sebagian besar memiliki penghasilan dibawah 6 juta rupiah. Dengan penghasilan yang di dapat dari bisnis Oriflame sebagian besar berada di rentang penghasilan dibawah 2 juta rupiah. Meski tidak sedikit pula responden yang berpenghasilan dari bisnis Oriflame diatas 4 juta rupiah. Sedangkan sebagian besar responden memiliki rincian akumulasi kebutuhan pribadi dibawah 3 juta rupiah. Para responden juga memiliki pendapat yang bervariasi tentang perbandingan akumulasi kebutuhan dengan penghasilan yang mereka miliki meski sebagian besar responden menyatakan penghasilan yang didapat telah mencukupi untuk seluruh kebutuhannya. Hal ini dikarenakan penawaran cara kerja dari bisnis Oriflame tidak memberatkan mereka yang telah memiliki pekerjaan. Sehingga meski sebagian responden telah memiliki pekerjaan yang cukup mapan, mereka masih bisa menjalankan bisnis mereka dengan baik bersama Oriflame tanpa mengganggu pekerjaan utama mereka. Sehingga mereka bisa sukses di kedua bidang pekerjaan mereka dan mencukupi kebutuhan pribadi mereka. Tabel 4.42 Intensitas Pembelian Produk Skin Care Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 5 6.3 6.3 6.3 Sering 36 45.6 45.6 51.9 Tidak Terlalu Sering 14 17.7 17.7 69.6 Tidak Sering 14 17.7 17.7 87.3 Sangat Tidak Sering 10 12.7 12.7 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.43 Intensitas Penggunaan Produk Skin Care Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 8 10.1 10.1 10.1 Sering 40 50.6 50.6 60.8 Tidak Terlalu Sering 14 17.7 17.7 78.5 Tidak Sering 9 11.4 11.4 89.9 Sangat Tidak Sering 8 10.1 10.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.44 Pendapat Tentang Harga Produk Skin Care Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mahal 7 8.9 8.9 8.9 Mahal 22 27.8 27.8 36.7 Tidak Terlalu Mahal 29 36.7 36.7 73.4 Tidak Mahal 20 25.3 25.3 98.7 Sangat Tidak Mahal 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.45 Jenis Produk Skin Care Oriflame Yang Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Day Cream 37 46.8 46.8 46.8 Night Cream 8 10.1 10.1 57.0 Eye Cream 5 6.3 6.3 63.3 Serum 10 12.7 12.7 75.9 Lainnya 19 24.1 24.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.46 Jumlah Produk Skin Care Oriflame Yang Dimiliki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 24 30.4 30.4 30.4 2 15 19.0 19.0 49.4 3 11 13.9 13.9 63.3 4 10 12.7 12.7 75.9 Lebih Dari Sama Dengan 5 19 24.1 24.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.42, tabel 4.43, tabel 4.44, tabel 4.45 dan tabel 4.46 para responden penelitian menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka sering membeli dan menggunakan produk Skin Care Oriflame. Namun mengenai harga dari produk Skin Care Oriflame sendiri para responden memiliki bendapat yang bervariasi. Meskipun sebagian besar dari responden berpendapat harga dari produk Skin Care Oriflame tidak terlalu mahal bahkan cenderung mahal. Para responden menyatakan bahwa produk Skin Care Oriflame yang sering digunakan mereka adalah produk kebutuhan sehari – hari seperti pelembab wajah. Hampir seluruh responden memiliki produk Skin Care Oriflame bahkan tidak sedikit pula yang memiliki produk tersebbut lebih dari satu. Hal ini dikarenakan kualitas dari produk Skin Care Oriflame yang baik, sehingga meskipun harganya mahal namun responden tetap berminat untuk membeli produk tersebut karena manfaatnya yang telah teruji. Kalau pun ada sebagian kecil responden yang menyatakan mereka tidak sering membeli dan menggunakan produk Skin Care Oriflame hal ini dikarenakan oleh harganya yang cukup mahal ataupun karena mereka telah cocok dengan produk perawatan kulit lainnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.47 Intensitas Pembelian Produk Fragrance Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 11 13.9 13.9 13.9 Sering 34 43.0 43.0 57.0 Tidak Terlalu Sering 14 17.7 17.7 74.7 Tidak Sering 13 16.5 16.5 91.1 Sangat Tidak Sering 7 8.9 8.9 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.48 Intensitas Penggunaan Produk Fragrance Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 17 21.5 21.5 21.5 Sering 35 44.3 44.3 65.8 Tidak Terlalu Sering 8 10.1 10.1 75.9 Tidak Sering 15 19.0 19.0 94.9 Sangat Tidak Sering 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.49 Pendapat Tentang Harga Produk Fragrance Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mahal 5 6.3 6.3 6.3 Mahal 19 24.1 24.1 30.4 Tidak Terlalu Mahal 34 43.0 43.0 73.4 Tidak Mahal 21 26.6 26.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.50 Jenis Produk Fragrance Oriflame Yang Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Parfum 39 49.4 49.4 49.4 Body Spray 2 2.5 2.5 51.9 Deodorant 19 24.1 24.1 75.9 Body Cream 17 21.5 21.5 97.5 Lainnya 2 2.5 2.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.51 Jumlah Produk Fragrance Oriflame Yang Dimiliki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 16 20.3 20.3 20.3 2 11 13.9 13.9 34.2 3 18 22.8 22.8 57.0 4 8 10.1 10.1 67.1 Lebih Dari Sama Dengan 5 26 32.9 32.9 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.47, tabel 4.48, tabel 4.49, tabel 4.50 dan tabel 4.51 responden penelitian memiliki pendapat yang sama akan intensitas pembelian dan penggunaan produk Fragrance Oriflame. Dimana mereka menyatakan bahwa sering membeli dan menggunakan produk tersebut. Adapun produk yang paling sering digunakan ialah parfum. Sedangkan mengenai harga dari produk Fragrance Oriflame para responden menyatakan bahwa harga dari produk tersebut tidak terlalu mahal bahkan cenderung tidak mahal. Para responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki produk Fragrance Oriflame tersebut lebih dari 5 produk yang digunakan dalam keseharian mereka. Universitas Sumatera Utara Hal ini desebabkan oleh aroma dari produk Fragrance Oriflame yang sangat Elegant, menenangkan, dan tahan lama. Ditambah lagi perusahaan Oriflame memberikan pilihan aroma yang beraneka dengan tingkatan harga yang cukup bervariasi. Jadi dapat disesuaikan dengan kemampuan Member untuk membeli produk tersebut. Sehingga mereka yang telah mencoba produk Fragrance Oriflame akan sulit untuk berpindah ke produk yang lainnya. Tabel 4.52 Intensitas Pembelian Produk Make Up Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 11 13.9 13.9 13.9 Sering 31 39.2 39.2 53.2 Tidak Terlalu Sering 19 24.1 24.1 77.2 Tidak Sering 11 13.9 13.9 91.1 Sangat Tidak Sering 7 8.9 8.9 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.53 Intensitas Penggunaan Produk Make Up Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 18 22.8 22.8 22.8 Sering 35 44.3 44.3 67.1 Tidak Terlalu Sering 14 17.7 17.7 84.8 Tidak Sering 7 8.9 8.9 93.7 Sangat Tidak Sering 5 6.3 6.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.54 Pendapat Tentang Harga Produk Make Up Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mahal 2 2.5 2.5 2.5 Mahal 12 15.2 15.2 17.7 Tidak Terlalu Mahal 33 41.8 41.8 59.5 Tidak Mahal 32 40.5 40.5 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.55 Jenis Produk Make Up Oriflame Yang Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Bedak 16 20.3 20.3 20.3 Lipstick 44 55.7 55.7 75.9 Maskara 8 10.1 10.1 86.1 Eyeliner 6 7.6 7.6 93.7 Lainnya 5 6.3 6.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.56 Jumlah Produk Make Up Oriflame Yang Dimiliki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 7 8.9 8.9 8.9 2 7 8.9 8.9 17.7 3 15 19.0 19.0 36.7 4 12 15.2 15.2 51.9 Lebih Dari Sama Dengan 5 38 48.1 48.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.52, tabel 4.53, tabel 4.54, tabel 4.55 dan tabel 4.56 responden penelitian memiliki satu pendapat yang sama tentang intensitas pembelian dan penggunaan produk Make Up Oriflame. Dimana mereka Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa mereka sering bahkan cenderung sangat sering membeli dan menggunakan produk tersebut. Adapun produk yang paling sering digunakan seperti Lipstick dan bedak wajah. Sedangkan mengenai harga dari produk Make Up Oriflame para responden menyatakan bahwa harga dari produk tersebut tidak terlalu mahal bahkan cenderung tidak mahal. Para responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki produk Make Up Oriflame tersebut lebih dari 5 produk yang digunakan dalam keseharian untuk riasan wajah mereka. Hal ini dikarenakan perusahaan Oriflame mampu melihat dengan jeli pangsa pasar yang menggunakan produk Make Up. Karena bisa dikatakan perempuan yang menggunakan produk Make Up tidak hanya orang dewasa ataupun pekerja kantoran saja, melainkan remaja seperti anak sekolah dan mahasiswi pun juga tidak luput dari produk kecantikan tersebut. Berbagai pilihan produk Make Up Oriflame dengan kualitas terjamin yang ditawarkan sesuai dengan usia serta harga yang bervariatif merupakan hal baik dalam menarik minat konsumen. Tabel 4.57 Intensitas Pembelian Produk Wellbeing Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 2 2.5 2.5 2.5 Sering 24 30.4 30.4 32.9 Tidak Terlalu Sering 14 17.7 17.7 50.6 Tidak Sering 20 25.3 25.3 75.9 Sangat Tidak Sering 19 24.1 24.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.58 Intensitas Penggunaan Produk Wellbeing Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 2 2.5 2.5 2.5 Sering 27 34.2 34.2 36.7 Tidak Terlalu Sering 12 15.2 15.2 51.9 Tidak Sering 22 27.8 27.8 79.7 Sangat Tidak Sering 16 20.3 20.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.59 Pendapat Tentang Harga Produk Wellbeing Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mahal 11 13.9 13.9 13.9 Mahal 35 44.3 44.3 58.2 Tidak Terlalu Mahal 21 26.6 26.6 84.8 Tidak Mahal 12 15.2 15.2 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.60 Jenis Produk Wellbeing Oriflame Yang Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Nutrishake 42 53.2 53.2 53.2 Madu 28 35.4 35.4 88.6 Wellness Container 1 1.3 1.3 89.9 Purple Shaker and Scoop 4 5.1 5.1 94.9 Lainnya 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.61 Jumlah Produk Wellbeing Oriflame Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 47 59.5 59.5 59.5 2 19 24.1 24.1 83.5 3 6 7.6 7.6 91.1 4 3 3.8 3.8 94.9 Lebih Dari Sama Dengan 5 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.57, tabel 4.58, tabel 4.59, tabel 4.60 dan tabel 4.61 responden penelitian berpendapat yang sama tentang intensitas pembelian dan penggunaan produk Wellbeing Oriflame. Dimana mereka menyatakan bahwa mereka tidak sering bahkan cenderung sangat tidak sering membeli dan menggunakan produk tersebut. Adapun produk yang paling sering digunakan dalam kategori produk Wellbeing Oriflame ialah Nutrishake dan madu hutan alami. Sedangkan mengenai harga dari produk Wellbeing Oriflame para responden menyatakan bahwa harga dari produk tersebut tergolong mahal bahkan cenderung sangat mahal. Hampir seluruh responden juga menyatakan bahwa mereka hanya memiliki produk Wellbeing Oriflame tersebut tidak lebih dari 2 produk yang digunakan dalam konsumsi sehari – hari. Produk Nutrishake dari Wellbeing Oriflame merupakan suatu minuman bernutrisi tinggi yang sangat lezat dan kaya akan protein serta vitamin lainnya. Dimana minuman ini sangat baik bagi orang yang sedang diet sehat karena akan mengontrol nafsu makan tanpa mengurangi asupan nutrisi bagi tubuh. Sehingga tubuh akan tetap fokus dan berenergi. Selain itu minuman ini juga baik bagi penderita diabetes, pasien – pasien yang dalam masa penyembuhan dari penyakit kronis dan lain sebagainya. Maka dari itu khasiat dari produk yang sangat baik Universitas Sumatera Utara inilah yang membuat para Member Oriflame tetap membeli, menjualkan, bahkan mengkonsumsinya meskipun dalam intensitas yang tidak sering. Tabel 4.62 Intensitas Pembelian Produk Body Care Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 11 13.9 13.9 13.9 Sering 39 49.4 49.4 63.3 Tidak Terlalu Sering 9 11.4 11.4 74.7 Tidak Sering 17 21.5 21.5 96.2 Sangat Tidak Sering 3 3.8 3.8 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.63 Intensitas Penggunaan Produk Body Care Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 13 16.5 16.5 16.5 Sering 43 54.4 54.4 70.9 Tidak Terlalu Sering 7 8.9 8.9 79.7 Tidak Sering 13 16.5 16.5 96.2 Sangat Tidak Sering 3 3.8 3.8 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.64 Pendapat Tentang Harga Produk Body Care Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Mahal 8 10.1 10.1 10.1 Tidak Terlalu Mahal 33 41.8 41.8 51.9 Tidak Mahal 32 40.5 40.5 92.4 Sangat Tidak Mahal 6 7.6 7.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.65 Jenis Produk Body Care Oriflame Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Foot Cream 4 5.1 5.1 5.1 Hand Cream 18 22.8 22.8 27.8 Tender Care 47 59.5 59.5 87.3 Hairspray 1 1.3 1.3 88.6 Lainnya 9 11.4 11.4 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.66 Jumlah Produk Body Care Oriflame Yang Dimiliki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 16 20.3 20.3 20.3 2 24 30.4 30.4 50.6 3 12 15.2 15.2 65.8 4 8 10.1 10.1 75.9 Lebih Dari Sama Dengan 5 19 24.1 24.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.62, tabel 4.63, tabel 4.64, tabel 4.65 dan tabel 4.66 jawaban dari para responden penelitian memiliki kesamaan pendapat mengenai intensitas pembelian dan penggunaan produk Body Care Oriflame. Dimana mereka menyatakan bahwa mereka sering bahkan cenderung sangat sering membeli dan menggunakan produk tersebut. Adapun produk yang paling sering digunakan ialah Tender Care dan Hand Cream. Sedangkan mengenai harga dari produk Body Care Oriflame para responden menyatakan bahwa harga dari produk tersebut tidak mahal. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki produk Body Care Oriflame tersebut tidak lebih dari 3 produk yang digunakan dalam keperluan sehari – hari. Universitas Sumatera Utara Adapun yang menjadi penyebab Member Oriflame menggemari produk Body Care ini karena produk ini sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Dengan harga yang tidak mahal dan sangat bermanfaat membuat produk ini menjadi kebutuhan yang tidak memberatkan bagi para responden penelitian. Tabel 4.67 Intensitas Pembelian Produk Toiletries Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 7 8.9 8.9 8.9 Sering 40 50.6 50.6 59.5 Tidak Terlalu Sering 8 10.1 10.1 69.6 Tidak Sering 14 17.7 17.7 87.3 Sangat Tidak Sering 10 12.7 12.7 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.68 Intensitas Penggunaan Produk Toiletries Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 10 12.7 12.7 12.7 Sering 39 49.4 49.4 62.0 Tidak Terlalu Sering 7 8.9 8.9 70.9 Tidak Sering 12 15.2 15.2 86.1 Sangat Tidak Sering 11 13.9 13.9 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.69 Pendapat Tentang Harga Produk Toiletries Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mahal 1 1.3 1.3 1.3 Mahal 15 19.0 19.0 20.3 Tidak Terlalu Mahal 30 38.0 38.0 58.2 Tidak Mahal 29 36.7 36.7 94.9 Sangat Tidak Mahal 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.70 Jenis Produk Toiletries Oriflame Yang Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sabun 39 49.4 49.4 49.4 Sampo 9 11.4 11.4 60.8 Pasta Gigi 1 1.3 1.3 62.0 Pembersih Wajah 20 25.3 25.3 87.3 Lainnya 10 12.7 12.7 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.71 Jumlah Produk Toiletries Oriflame Yang Dimiliki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 21 26.6 26.6 26.6 2 13 16.5 16.5 43.0 3 4 5.1 5.1 48.1 4 7 8.9 8.9 57.0 Lebih Dari Sama Dengan 5 34 43.0 43.0 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.67, tabel 4.68, tabel 4.69, tabel 4.70 dan tabel 4.71 jawaban dari para responden penelitian berpendapat sama mengenai intensitas pembelian dan penggunaan produk Toiletries Oriflame. Dimana mereka menyatakan sering membeli dan menggunakan produk tersebut. Adapun produk yang paling sering digunakan seperti sabun, pembersih wajah, ataupun sampo. Sedangkan mengenai harga dari produk Toiletries Oriflame para responden berpendapat bahwa harga dari produk tersebut tidak terlalu mahal dan cenderung tidak mahal. Sebagian besar responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki produk Toiletries Oriflame tersebut diatas 5 produk yang digunakan dalam kebutuhan sehari – hari. Pernyataan para responden mengenai kepemilikan mereka akan produk Toiletries Oriflame dalam jumlah banyak merupakan hal yang wajar. Dimana perlengkapan mandi merupakan kebutuhan utama setiap orang. Maka dari itu pastilah mereka memiliki produk Toiletries Oriflame secara lengkap dan dalam jumlah yang banyak pula. Karena tidak jarang para Member Oriflame akan membeli produk lebih sebagai cadangan ketika produk kebutuhannya sedang berada dalam periode promosi potongan harga. Tabel 4.72 Intensitas Pembelian Produk Accessories Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sering 8 10.1 10.1 10.1 Tidak Terlalu Sering 21 26.6 26.6 36.7 Tidak Sering 29 36.7 36.7 73.4 Sangat Tidak Sering 21 26.6 26.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.73 Intensitas Penggunaan Produk Accessories Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Sering 5 6.3 6.3 6.3 Sering 12 15.2 15.2 21.5 Tidak Terlalu Sering 18 22.8 22.8 44.3 Tidak Sering 22 27.8 27.8 72.2 Sangat Tidak Sering 22 27.8 27.8 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.74 Pendapat Tentang Harga Produk Accessories Oriflame Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Mahal 13 16.5 16.5 16.5 Mahal 25 31.6 31.6 48.1 Tidak Terlalu Mahal 32 40.5 40.5 88.6 Tidak Mahal 9 11.4 11.4 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.75 Jenis Produk Accessories Oriflame Yang Sering Digunakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tas 45 57.0 57.0 57.0 Dompet 15 19.0 19.0 75.9 Kaca Mata 1 1.3 1.3 77.2 Jam Tangan 14 17.7 17.7 94.9 Lainnya 4 5.1 5.1 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.76 Jumlah Produk Accessories Oriflame Yang Dimiliki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 30 38.0 38.0 38.0 2 16 20.3 20.3 58.2 3 14 17.7 17.7 75.9 4 4 5.1 5.1 81.0 Lebih Dari Sama Dengan 5 15 19.0 19.0 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.72, tabel 4.73, tabel 4.74, tabel 4.75 dan tabel 4.76 jawaban dari para responden memiliki kesamaan pendapat mengenai intensitas pembelian dan penggunaan produk Accessories Oriflame. Dimana mereka menyatakan tidak sering membeli dan menggunakan produk tersebut. Adapun produk yang paling sering digunakan oleh para responden seperti tas, jam tangan, ataupun dompet. Sedangkan mengenai harga dari produk Accessories Oriflame para responden berpendapat bahwa harga dari produk tersebut tidak terlalu mahal namun lebih cenderung pada pernyataan yang menegaskan bahwa produk tersebut tergolong mahal. Sebagian besar responden juga menyatakan bahwa mereka memiliki produk Accessories Oriflame tersebut tidak lebih dari 5 produk yang dimiliki dan digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Dimana dalam hal produk Accessories Oriflame ini pihak perusahaan Oriflame lebih sering memberikan penawaran produk tersebut secara gratis apabila para konsultan yang berminat telah mencapai target kriteria dari program promosi tersebut. Dengan kualitas serta mutu yang baik dari produk Accessories Oriflame ini tidak sedikit para Member yang berupaya menyelesaikan target poin demi mendapatkan promo produk tersebut. Sehingga para Member Oriflame tergolong jarang membeli produk Accessories Oriflame untuk mereka gunakan sehari – hari. Universitas Sumatera Utara Karena justru produk Accessories Oriflame tersebut didapatkan secara gratis melalui program promo produk yang diadakan oleh pihak manajemen Oriflame.

3.6.4. Pendidikan

Tabel 4.77 Pendidikan Formal Yang Terakhir Dicapai Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SMA 27 34.2 34.2 34.2 Perguruan Tinggi 52 65.8 65.8 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.78 Total Masa Studi Yang Ditempuh Untuk Menyelesaikan Pendidikan Formal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Lebih Kurang 12 Tahun 27 34.2 34.2 34.2 Lebih Kurang 16 Tahun 52 65.8 65.8 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan tabel 4.77 dan tabel 4.78 tersebut kita dapat melihat bahwasanya seluruh responden penelitian merupakan orang – orang yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik. Bahkan sebagian besar dari responden penelitian juga merupakan orang – orang yang telah mengecap dunia pendidikan hingga bangku perguruan tinggi. Oleh sebab itu pastilah keputusan mereka untuk bergabung bersama bisnis Oriflame merupakan suatu keputusan yang diambil setelah melalui pertimbangan yang cukup matang. Keputusan – keputusan yang mereka ambil dalam menjalankan bisnis maupun prilaku yang mereka tampilkan di dalam jaringan Universitas Sumatera Utara bisnisnya sudah tentu merupakan kebijakan yang dilakukan melalui proses berfikir yang baik pula. Tabel 4.79 Pernyataan Tentang Pendidikan Non Formal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pernah 55 69.6 69.6 69.6 Tidak Pernah 24 30.4 30.4 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.80 Jenis Pendidikan Non Formal Yang Pernah Diikuti Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak Pernah 24 30.4 30.4 30.4 Lembaga Kursus 25 31.6 31.6 62.0 Lembaga Pelatihan 9 11.4 11.4 73.4 Organisasi 20 25.3 25.3 98.7 Lainnya 1 1.3 1.3 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Tabel 4.81 Total Masa Studi Yang Ditempuh Dalam Pendidikan Non Formal Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Lebih Kurang 1 Tahun 41 51.9 51.9 51.9 Lebih Kurang 2 Tahun 17 21.5 21.5 73.4 Lebih Kurang 3 Tahun 12 15.2 15.2 88.6 Lebih Kurang 4 Tahun 3 3.8 3.8 92.4 Lebih Kurang 5 Tahun 6 7.6 7.6 100.0 Total 79 100.0 100.0 Sumber: Data Kuesioner, Agustus 2016 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.79, tabel 4.80 dan tabel 4.81 sudah jelas terlihat bahwasanya sebagian besar dari responden penelitian juga merupakan orang – orang yang tidak hanya aktif di bidang pendidikan formal saja. Melainkan mereka juga aktif dalam bidang pendidikan non formal. Hal ini justru menjadi modal yang baik dalam membangun dan menjalankan bisnis. Karena mereka yang aktif di bidang pendidikan non formal setidaknya akan memiliki kemampuan dan keahlian serta pola fikir yang lebih baik dibandingkan orang – orang yang tidak aktif di bidang pendidikan non formal tersebut. Dengan begitu mereka mampu membangun dan menjalankan bisnis dengan baik dan bijaksana. Melakukan hal – hal yang tepat dan sesuai dengan kubutuhan mereka. Serta membuat keputusan dengan pertimbangan yang matang, sehingga akan meminimalisir terjadinya hal –hal yang tidak baik dan akan menimbulkan kerugian bagi diri mereka sendiri. 3.7.Analisis Uji Statistik Korelasi Product Moment Pearson

4.3.1. Hasil Uji Statistik

Berdasarkan penghitungan yang dilakukan melalui aplikasi SPSS Statistics 22 diperoleh hasil korelasi antara variabel X Status Membership Group dengan variabel Y Perilaku Konsumtif yakni: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.82 Correlations Pearson Status Membership Group Perilaku Konsumtif Status Membership Group Pearson Correlation 1 -.100 Sig. 2-tailed .379 N 79 79 Perilaku Konsumtif Pearson Correlation -.100 1 Sig. 2-tailed .379 N 79 79 Sumber: Penghitungan Korelasi Berdasarkan Data Kuesioner, Agustus 2016 Berdasarkan hasil pada tabel penghitungan korelasi Pearson tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel X Status Membership Group dengan variabel Y Perilaku Konsumtif adalah -0,100. Hal ini memperlihatkan bahwa tidak adanya korelasi yang signifikan atas perilaku konsumtif yang disebabkan oleh status Membership Group. Jika diuji dengan cara lain untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan diantara kedua variabel tersebut dapat menggunakan 2 cara yang berbeda, yakni:

1. Membandingkan Nilai r Hitung Dengan Nilai r Tabel

Adapun yang menjadi persyaratan dalam perbandingan ini ialah: a. Apabila r hitung r tabel, maka terdapat korelasi yang signifikan Ha diterima b. Apabila r hitung r tabel, maka tidak terdapat korelasi yang signifikan Ha ditolak Pada penghitungan penelitian ini nilai r tabel nya ialah 0,2213. Sedangkan nilai r hitung nya ialah 0,1. Maka dari itu jelas terlihat bahwa r hitung r tabel sehingga hipotesis Ha ditolak. Hipotesis alternatif dalam penelitian ini ialah adanya hubungan pengaruh status Membership Group pada perusahaan kosmetik berbasis Universitas Sumatera Utara multi level marketing terhadap perilaku konsumtif di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan. Namun hipotesis tersebut terbantahkan atau dengan kata lain ditolak kebenarannya berdasarkan uji perbandingan nilai r hitung dengan nilai r tabel.

2. Melihat Nilai Signifikansi

Adapun yang menjadi persyaratan dalam hal ini ialah: a. Apabila nilai sig 0,05 maka terdapat korelasi yang signifikan Ha diterima. b. Apabila nilai sig 0,05 maka tidak terdapat korelasi yang signifikan Ha ditolak. Berdasarkan tabel korelasi 4.82 dapat dilihat bahwa diantara variabel X Status Membership Group dengan variabel Y Perilaku Konsumtif memiliki nilai signifikansi sebesar 0,379. Maka dari itu sesuai persyaratan dari uji korelasi dengan cara melihat nilai signifikansi hasilnya ialah 0,379 0,05 sehingga kembali terbukti bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Dengan kata lain hipotesis alternatif pun ditolak atas dasar penghitungan ini. Dari hasil uji hipotesis melalui korelasi Product Moment Pearson ini kita dapat melihat bahwa tidak adanya hubungan antara status Membership Group terhadap perilaku konsumtif di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan. Adapun tanda negatif dalam nilai r menunjukkan arah hubungan negatif sempurna. Hal ini lah yang menegaskan bahwa diantara kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Analisis Hasil Pengujian Dengan Teori yang Digunakan

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan teori konsumerisme dan teori fungsionalisme taraf – menengah mengenai kepribadian birokratis. Dimana yang dimaksud dengan konsumerisme sendiri merupakan paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan dan menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang – barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk. Teori konsumerisme juga membahas tentang perilaku konsumen dalam membuat keputusan yang pada akhirnya menciptakan masyarakat konsumsi. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Baudrillard yang menilai bahwa keputusan konsumen yang diambil oleh masyarakat konsumsi sesungguhnya hanyalah sebuah tiruan berdasarkan status dan status inilah yang menyebabkan orang menjadi “tergila – gila” pada objek tertentu. Sehingga membeli dan mengkonsumsi barang pada masyarakat konsumsi bukanlah berdasarkan nilai guna dan manfaat dari barang tersebut, melainkan berdasarkan gaya hidup dan makna yang melekat dari suatu produk. Namun pada hasil dari penelitian ini ternyata status keanggotaan yang dimiliki oleh para responden di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan tidak mempengaruhi keputusan mereka dalam berbelanja produk Oriflame. Sehingga hal tersebut tidak menjadi pemicu ataupun pendorong dari terbentuknya masyarakat konsumsi seperti yang telah dijelaskan oleh teori konsumerisme. Mereka menggunakan rasionalitas dalam status keanggotaannya untuk berbelanja barang – barang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki dalam melakukan proses konsumsi. Universitas Sumatera Utara Mereka tidak menjadi pecandu produk dan terbuai oleh segala penawaran yang ada dikarenakan kesadaran dan pemahaman ataupun wawasan mereka atas orientasi dasar mereka dalam melakukan bisnis bersama Oriflame. Disamping itu, faktor pendidikan yang responden miliki turut menjadi dasar acuan yang baik dalam berpikir dan melakukan tindakan agar memperhatikan nilai guna dari suatu produk dalam membeli produk – produk Oriflame. Sehingga para responden yang dalam hal ini mewakili seluruh komponen di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan tidak mencerminkan gaya hidup konsumsi yang berlebihan dan mengarah kepada masyarakat konsumsi. Mereka mempergunakan status keanggotaannya secara bijak dalam membina anggota dan membangun karir bisnis bersama Oriflame sesuai dengan kode etik perusahaan yang berlaku kepada seluruh anggota. Selanjutnya, pada teori Merton tentang kepribadian birokratis dijelaskan bahwa pada dasarnya aturan – aturan serta segala ketentuan dan kewajiban yang diterapkan merupakan salah satu cara yang bersifat baik dan tepat dalam upaya menjaga keberlangsungan untuk mencapai tujuan serta keuntungan bersama. Namun dalam proses pengimplementasiannya, tidak jarang terjadi disfungsional dari aturan itu sendiri yang dikarenakan oleh kepatuhan yang terlampau besar dan kekakuan atas aturan dan kewajiban tersebut sehingga dapat berubah menjadi fungsi laten yang tidak baik. Hingga pada akhirnya membuat seseorang atau kelompok menjadi terfokus pada setiap aturan untuk dijalankan dan dipatuhi dengan baik, sehingga mengabaikan dan mengesampingkan keuntungan dan tujuan bersama yang telah menjadi orientasi awal mereka, maka pergeseran orientasi itulah yang dapat merujuk pada fungsi manifest. Universitas Sumatera Utara Pada jaringan Imaginer sendiri para anggota telah membuktikan bahwa mereka tidak terpaku pada aturan persyaratan dalam setiap tingkatan jenjang karir yang ditawarkan oleh pihak manajemen Oriflame. Mereka menyadari dan mematuhi segala peraturan dan persyaratan tersebut secara bijaksana. Sehingga disfungsional dari aturan itu sendiri yang disebabkan oleh kepatuhan yang terlampau besar dan kekakuan atas aturan dan kewajiban tersebut tidak terjadi pada seluruh komponen Member Oriflame di jaringan Imaginer. Mereka menerima dan menjalankan segala aturan sebagai suatu patokan dan kontrol untuk mencapai tujuan bersama yakni sukses menjalankan bisnis tersebut dan meraih tingkat jenjang karir yang mereka inginkan. Para pimpinan di jaringan Imaginer juga selalu mengingatkan kepada para anggota Imaginer untuk patuh pada aturan dan kode etik perusahaan Oriflame. Karena dengan begitu hak – hak mereka sebagai Member yang independen akan terjaga dan tidak terjerumus kepada perilaku konsumtif. Karena sesungguhnya pada kode etik Oriflame sendiri melarang para anggotanya untuk membeli barang secara berlebih dan menyimpan barang tersebut untuk diperjual belikan di masa mendatang. Para Member hanya diperkenankan membeli barang sesuai kebutuhan dan kemampuan untuk diperjual belikan secara langsung. Dengan memahami dan mematuhi segala peraturan yang ada justru Oriflame menjaga kenyamanan dan kesejahteraan para Membernya dalam melakukan bisnis. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil uji statistik yang dilakukan pada sampel penelitian menunjukkan bahwa antara variabel X Status Membership Group dengan variabel Y Perilaku Konsumtif tidak terdapat korelasi yang bersifat signifikan. Hal ini berarti status keanggotaan tidak mempengaruhi perilaku anggota jaringan Imaginer untuk menjadi konsumtif. Status keanggotaan sendiri justru memberikan dampak positif yang dapat menjadi kontrol setiap tindakan para Member di jaringan Imaginer untuk bersikap bijaksana dalam menjalani dinamika bisnis di perusahaan Oriflame. Perilaku konsumtif sendiri mungkin saja terjadi di tengah perjalanan dinamika bisnis. Namun yang menjadi faktor penyebanya bukanlah dari ststus keanggotaan yang dimiliki oleh setiap Member Oriflame. Selain itu secara keseluruhan perilaku konsumtif yang terjadi pada beberapa anggota tidak berkelanjutan atau dengan kata lain hanya di bagian – baigian tertentu yang bersifat momentum. Perilaku tersebut juga tidak memberikan dampak negatif serta tidak menyebar atau mempengaruhi anggota – anggota lain di jaringan Imaginer. Disamping itu, faktor pendidikan yang dimiliki responden yang dalam hal ini merupakan variabel antara di dalam penelitian turut menjadi dasar acuan yang baik dalam membentuk pola pemikiran dan melakukan tindakan agar memperhatikan nilai guna dari suatu produk dalam membeli produk – produk Oriflame. Mereka menggunakan rasionalitas dalam status keanggotaannya untuk Universitas Sumatera Utara berbelanja barang – barang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki dalam melakukan proses konsumsi. Sehingga para responden yang dalam hal ini mewakili seluruh komponen di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan tidak mencerminkan gaya hidup konsumsi yang berlebihan dan mengarah kepada masyarakat konsumsi. Mereka mempergunakan status keanggotaannya secara bijak dalam membina anggota dan membangun karir bisnis bersama Oriflame sesuai dengan kode etik perusahaan yang berlaku kepada seluruh anggota. Hubungan kekeluargaan diantara seluruh komponen jaringan Imaginer yang dibangun dalam membina anggota juga menjadi faktor positif selain faktor pendidikan yang baik dalam sosialisasi aturan serta penerapan kode etik. Sehingga para anggota jaringan Imaginer terhindar dari perilaku konsumtif dan perilaku – perilaku lain yang dilarang oleh perusahaan Oriflame. Pimpinan beserta pengelola jaringan Imaginer juga sering memberikan edukasi kepada seluruh anggota tentang hak dan kewajiban mereka sebagai Member Oriflame. Disamping itu intensitas dan efektifitas kegiatan – kegiatan pelatihan yang diberikan oleh pengelola jaringan Imaginer turut memperkaya wawasan anggota tentang cara menjalankan bisnis Oriflame dengan baik dan benar. Melalui kegiatan – kegiatan tersebut para anggota juga dapat melatih keahlian mereka agar dapat menjadi pebisnis yang mempuni dibidangnya. Selain itu kegiatan seperti konsultasi dan evaluasi usaha bisnis serta seminar inspirasi juga mampu memperkuat dan menumbuhkan semangat yang positif dalam menjaga orientasi awal anggota dalam mencapai tujuan bersama. Universitas Sumatera Utara Maka dari itu, jaringan Imaginer telah menjadi wadah positif bagi para Member Oriflame yang tergabung di dalamnya dengan meberikan fasilitas – fasilitas dan menjembatani keiginan dan keahlian para anggotanya untuk dapat sukses bersama bisnis Oriflame. Jaringan Imaginer juga telah memberikan inspirasi yang sangat baik akan kesuksesan dan segala prestasi yang diraih dalam bisnis Oriflame. Baik dalam tingkat daerah maupun prestasi dalam tingkat nasional. Semua itu diraih dengan cara menjalankan bisnis sesuai dengan aturan dan kode etik perusahaan dan menghindari tindakan – tindakan yang dilarang dalam setiap aturan yang berlaku. Dengan begitu anggota akan mendapatkan panutan yang baik dalam menjalani dan membangun bisnis Oriflame. Sehingga mereka terhindar dari perilaku konsumtif yang memberikan dampak negatif bagi kehidupan mereka.

5.2. Saran