4.3.2. Analisis Hasil Pengujian Dengan Teori yang Digunakan
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan teori konsumerisme dan teori fungsionalisme taraf – menengah mengenai kepribadian birokratis. Dimana yang
dimaksud dengan konsumerisme sendiri merupakan paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan dan menjalankan proses
konsumsi atau pemakaian barang – barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan
manusia menjadi pecandu dari suatu produk. Teori konsumerisme juga membahas tentang perilaku konsumen dalam membuat keputusan yang pada akhirnya
menciptakan masyarakat konsumsi. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Baudrillard yang menilai bahwa keputusan konsumen yang diambil oleh
masyarakat konsumsi sesungguhnya hanyalah sebuah tiruan berdasarkan status dan status inilah yang menyebabkan orang menjadi “tergila – gila” pada objek tertentu.
Sehingga membeli dan mengkonsumsi barang pada masyarakat konsumsi bukanlah berdasarkan nilai guna dan manfaat dari barang tersebut, melainkan berdasarkan
gaya hidup dan makna yang melekat dari suatu produk. Namun pada hasil dari penelitian ini ternyata status keanggotaan yang
dimiliki oleh para responden di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan tidak mempengaruhi keputusan mereka dalam berbelanja produk Oriflame.
Sehingga hal tersebut tidak menjadi pemicu ataupun pendorong dari terbentuknya masyarakat konsumsi seperti yang telah dijelaskan oleh teori konsumerisme.
Mereka menggunakan rasionalitas dalam status keanggotaannya untuk berbelanja barang – barang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang mereka miliki
dalam melakukan proses konsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Mereka tidak menjadi pecandu produk dan terbuai oleh segala penawaran yang ada dikarenakan kesadaran dan pemahaman ataupun wawasan mereka atas
orientasi dasar mereka dalam melakukan bisnis bersama Oriflame. Disamping itu, faktor pendidikan yang responden miliki turut menjadi dasar acuan yang baik
dalam berpikir dan melakukan tindakan agar memperhatikan nilai guna dari suatu produk dalam membeli produk – produk Oriflame.
Sehingga para responden yang dalam hal ini mewakili seluruh komponen di jaringan Imaginer Oriflame Indonesia cabang Medan tidak mencerminkan gaya
hidup konsumsi yang berlebihan dan mengarah kepada masyarakat konsumsi. Mereka mempergunakan status keanggotaannya secara bijak dalam membina
anggota dan membangun karir bisnis bersama Oriflame sesuai dengan kode etik perusahaan yang berlaku kepada seluruh anggota.
Selanjutnya, pada teori Merton tentang kepribadian birokratis dijelaskan bahwa pada dasarnya aturan – aturan serta segala ketentuan dan kewajiban yang
diterapkan merupakan salah satu cara yang bersifat baik dan tepat dalam upaya menjaga keberlangsungan untuk mencapai tujuan serta keuntungan bersama.
Namun dalam proses pengimplementasiannya, tidak jarang terjadi disfungsional dari aturan itu sendiri yang dikarenakan oleh kepatuhan yang terlampau besar dan
kekakuan atas aturan dan kewajiban tersebut sehingga dapat berubah menjadi fungsi laten yang tidak baik. Hingga pada akhirnya membuat seseorang atau
kelompok menjadi terfokus pada setiap aturan untuk dijalankan dan dipatuhi dengan baik, sehingga mengabaikan dan mengesampingkan keuntungan dan tujuan
bersama yang telah menjadi orientasi awal mereka, maka pergeseran orientasi itulah yang dapat merujuk pada fungsi manifest.
Universitas Sumatera Utara
Pada jaringan Imaginer sendiri para anggota telah membuktikan bahwa mereka tidak terpaku pada aturan persyaratan dalam setiap tingkatan jenjang karir
yang ditawarkan oleh pihak manajemen Oriflame. Mereka menyadari dan mematuhi segala peraturan dan persyaratan tersebut secara bijaksana. Sehingga
disfungsional dari aturan itu sendiri yang disebabkan oleh kepatuhan yang terlampau besar dan kekakuan atas aturan dan kewajiban tersebut tidak terjadi pada
seluruh komponen Member Oriflame di jaringan Imaginer. Mereka menerima dan menjalankan segala aturan sebagai suatu patokan
dan kontrol untuk mencapai tujuan bersama yakni sukses menjalankan bisnis tersebut dan meraih tingkat jenjang karir yang mereka inginkan. Para pimpinan di
jaringan Imaginer juga selalu mengingatkan kepada para anggota Imaginer untuk patuh pada aturan dan kode etik perusahaan Oriflame. Karena dengan begitu hak –
hak mereka sebagai Member yang independen akan terjaga dan tidak terjerumus kepada perilaku konsumtif. Karena sesungguhnya pada kode etik Oriflame sendiri
melarang para anggotanya untuk membeli barang secara berlebih dan menyimpan barang tersebut untuk diperjual belikan di masa mendatang. Para Member hanya
diperkenankan membeli barang sesuai kebutuhan dan kemampuan untuk diperjual belikan secara langsung. Dengan memahami dan mematuhi segala peraturan yang
ada justru Oriflame menjaga kenyamanan dan kesejahteraan para Membernya dalam melakukan bisnis.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil uji statistik yang dilakukan pada sampel penelitian menunjukkan bahwa antara variabel X Status Membership Group dengan variabel Y Perilaku
Konsumtif tidak terdapat korelasi yang bersifat signifikan. Hal ini berarti status keanggotaan tidak mempengaruhi perilaku anggota jaringan Imaginer untuk
menjadi konsumtif. Status keanggotaan sendiri justru memberikan dampak positif yang dapat menjadi kontrol setiap tindakan para Member di jaringan Imaginer
untuk bersikap bijaksana dalam menjalani dinamika bisnis di perusahaan Oriflame. Perilaku konsumtif sendiri mungkin saja terjadi di tengah perjalanan
dinamika bisnis. Namun yang menjadi faktor penyebanya bukanlah dari ststus keanggotaan yang dimiliki oleh setiap Member Oriflame. Selain itu secara
keseluruhan perilaku konsumtif yang terjadi pada beberapa anggota tidak berkelanjutan atau dengan kata lain hanya di bagian – baigian tertentu yang
bersifat momentum. Perilaku tersebut juga tidak memberikan dampak negatif serta tidak menyebar atau mempengaruhi anggota – anggota lain di jaringan Imaginer.
Disamping itu, faktor pendidikan yang dimiliki responden yang dalam hal ini merupakan variabel antara di dalam penelitian turut menjadi dasar acuan yang
baik dalam membentuk pola pemikiran dan melakukan tindakan agar memperhatikan nilai guna dari suatu produk dalam membeli produk – produk
Oriflame. Mereka menggunakan rasionalitas dalam status keanggotaannya untuk
Universitas Sumatera Utara