3.3 Diagram Alir Penelitian
Ditimbang Bahan Baku Serbuk LMO+Super P+PVDF dan pelarut DMAC sebanyak 60 ml dengan variasi komposisi 85:10:5,
Dimixing di hot plate dengan suhu 60
o
C dan kecepatan 200 rpm selama 3 jam
Dicoating diatas Al foil dengan menggunakan doctor blade dengan kecepatan 0,6 mms Dikeringkan dengan suhu 110
o
C selama ± 5 menit
Dimasukkan di oven vakum dengan suhu 40
o
C selama 24 jam
Dipotong lembaran katoda ukuran 4x4 cm Dipress dengan beban 300 kgcm
2
Diassembling baterai di glove box Diuji karakterisasi
Kapasitas Discharge Data
Hasil dan Pembahasan Kesimpulan
Selesai Diukur ketebalan doctor blade dengan ketebalan
100, 150, 300 µm untuk masing-masing komposisi Lumpur slurry
Lembaran katoda LiMn
2
O
4
XRD
- Mikroskop Optik - SEMEDX
Universitas Sumatera Utara
3.4 Prosedur Pembuatan Sampel 3.4.1 Bahan Baku
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan baku teknis yang terdiri dari serbuk Lithium Mangan Oksida LiMn
2
O
4
3.4.2 Penentuan Komposisi Bahan
sebagai bahan material aktifnya, Super P sebagai bahan aditif konduktifnya, PVDF sebagai binder pengikat. Sebelum
digunakan, bahan-bahan tersebut di oven terlebih dahulu selama 24 jam untuk menghilangkan kelembabannya. Pelarut yang digunakan adalah DMAC sebanyak 60
ml.
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam eksperimen ini adalah LiMn
2
O
4
• Untuk massa LiMn
Lithium Mangan Oksida, Super P, PVDF Polyvynilidene Flouride.
2
O
4
Perbandingan komposisi 85 : 10 : 5 LiMn = 5 gram
2
O
4 :
Super P =
10 85
× 5 gram = 0,59 gram Super P: PVDF
PVDF =
5 85
× 5 gram = 0,29 gram •
Untuk massa LiMn
2
O
4
Perbandingan komposisi 90 : 7 : 3 LiMn = 5 gram
2
O
4 :
Super P =
7 90
× 5 gram = 0,39 gram Super P: PVDF
PVDF =
3 90
× 5 gram = 0,17 gram
3.4.3 Penamaan Sampel
Komposisi Ketebalan
Nama Sampel 85:10:5
LiMn
2
O
4
100 µm : Super P: PVDF
85T1 150 µm
85T2 300 µm
85T3 90:7:3
LiMn
2
O
4
100 µm : Super P: PVDF
90T1 150 µm
90T2 300 µm
90T3
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Proses Pencampuran
Tahapan yang dilakukan setelah penentuan komposisi dan penimbangan bahan di timbangan analitik adalah proses pencampuran. Di dalam proses mixing jumlah
DMAC yang digunakan sebagai pelarut sebanyak 60 ml. Proses pencampuran dilakukan dengan mencampur PVDF dan DMAC dari beaker glass kemudian
diletakkan pada hot plate dengan temperatur 60
o
C dan kecepatan 200 rpm. Kemudian tunggu hingga beberapa menit hingga tercampur merata, ditandai dengan berubahnya
warna menjadi bening. Kemudian masukkan Super P sedikit demi sedikit. Jika proses mixing terhenti maka tambahkan sedikit DMAC, tunggu beberapa menit hingga
tercampur merata. Setelah merata maka tambahkan LiMn
2
O
4
sedikit demi sedikit. Lalu dimixing selama 3 jam untuk menghasilkan lumpur slurry.
Gambar 3.1 Proses Mixing
3.4.5 Proses Pelapisan
Lumpur slurry yang sudah jadi, dicoating dengan menggunakan doctor blade. Diukur ketebalan doctor blade dengan ketebalan setiap masing-masing komposisi
yaitu 100 μm, 150 μm, 300 μm. Al foil yang sudah dipotong dengan ukuran 35 x 15
cm divakumkan dan dibersihkan dengan aseton. Diletakkan doctor blade diatas Al foil. Kemudian dilakukan pelapisan dengan menuangkan lumpur slurry secukupnya
pada doctor blade dengan kecepatan 0,6 mms.
3.4.6 Prosese Pengeringan
Setelah selesai pengcoatingan, dikeringkan di oven dengan temperatur 110
o
C. Ditunggu beberapa menit yaitu ± 5 menit hingga lembaran laminate kering.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian diletakkan sampel di oven vakum dengan temperatur 40
o
C selama 24 jam untuk menjaga suhu sampel agar tetap konstan dan agar tidak terkontaminasi.
3.4.7 Proses Press
Lembaran katoda dipotong dengan ukuran 4 x 4 cm. Kemudian di press menggunakan mesin press hidrolik dengan beban 300 kgcm
2
selama 2 menit sehingga akan terlihat laminate semakin merekat pada aluminium foil.
3.4.8 Proses Pencetakan
Setelah di press maka dibentuk lembaran katoda dengan menggunakan cetakan yang berbentuk coin diatas lembaran kaca. Kemudian dihitung massa lembaran katoda coin
cell dengan menggunkan timbangan digital dan dihitung ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong.
3.4.9 Proses Aktivasi Baterai
Setelah lembaran katoda dibentuk menjadi coin, selanjutnya diletakkan ke dalam holder. Kemudian diletakkan separator diatas katoda. Lalu dimasukkan sampel ke
dalam glove box untuk memasukkan elektrolit dan anodanya. Anoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metalik lithium dan elektrolitnya adalah 1 M LiPF
6
sehingga sampel harus dimasukkan ke dalam glove box karena elektrolitnya terlalu berbahaya apabila terhirup sehingga memasukkan elektrolitnya harus di ruang
vakum, selain itu agar anoda yang digunakan tidak teroksidasi. Setelah itu, diteteskan elektrolit sebanyak 4 tetes diatas separator sampai merata, kemudian diletakkan anoda
diatas separator lalu holder ditutup.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Struktur Kristal Serbuk LiMn
2
O
4
Bahan serbuk LiMn
dengan XRD
2
O
4
yang digunakan dalam penelitian adalah bahan teknis. Pengujian dilakukan dengan sinar X menggunakan range sudut 10
o
-90
o
dan panjang gelombang Cu-
Kα 1,54056Å untuk meninjau jenis fasa dan komposisi yang terdapat pada serbuk LiMn
2
O
4
. Dioperasikan pada tegangan 40 kV dan arus 30 mA.
Melalui analisis sesuai dengan ICDD PDF-4+2013 04-016-2988, berikut adalah bentuk grafik hasil XRD dari serbuk LiMn
2
O
4
311
:
Gambar 4.1 Grafik dari hasil XRD serbuk LiMn
2
O
4
Data untuk tiga puncak tertinggi dan indeks miller dari serbuk LiMn
2
O
4
pada tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Data puncak tertinggi serbuk LiMn
2
O Puncak
4
Sudut terdeteksi
Jarak antar kristal d
hkl Nama Fasa
1 26,512
3,3593 002
Graphite, 2H 2
36,4832 2,46082
311 Lithium Manganese Oxide 3
54,633 1,67854
004 Graphite, 2H
Dari hasil XRD yang dilakukan pada serbuk LiMn
2
O
4
maka diketahui bahwa terbentuk 2 fasa yaitu Grapithe-2H, syn dan lithium manganese Oxide. Fasa
Grapithe-2H, syn, mempunyai parameter kisi a=2,4613
Ǻ, b=2,4613 Ǻ, c=6,7173 Ǻ a=b
≠c dan α=90
o
, β=90
o
, γ=120
o
α=β≠γ sehingga membentuk sistem kristal heksagonal. Fasa Grapithe-2H, syn memiliki volume 35,24
Ǻ
3
, densitas sebesar 2,262 gcm
3
dan space group P63mmc. Sedangkan untuk fasa Lithium Manganese
Oxide mempunyai parameter kisi a=8,223
Ǻ, b=8,233 Ǻ, c=8,233 Ǻ a=b=c dan α=90
o
, β=90
o
, γ=90
o
α=β=γ dan membentuk sistem kristal cubic. Fasa lithium manganese oxide mempunyai volume sebesar 556,1
Ǻ
3
, densitas 4,484 gcm
3
dan space group FD-3m. Dari hasil XRD dari serbuk LiMn
2
O
4
diperoleh chi
2
sebesar 1,92 dan Rwp sebesar 13,3. Berdasarkan ICDD besar chi
2
Tabel 4.2 Hasil Analisis Struktur Kristal Paramter kisi Serbuk LiMn
2
O
4
seharusnya ≤ 1,3 dan Rwp
≤ 10. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini tidak murni LiMn
2
O
4
karena terbentuk fasa lain yaitu graphite.
No. Nama Fasa a
Ǻ b Ǻ cǺ
Vol
Ǻ
3
Densitas gcm
3
Space Group
1. Grapithe-2H,
syn 2,4613 2,4613 6,7173 35,24
2,262 P63mmc
2. Lithium
Manganese Oxide
8,223 8,223
8,223 556,1
4,484 FD-3m
4.2 Analisa Morfologi dengan SEM Scanning Electron Microscope -EDX