Sejarah Baterai Bentuk-Bentuk Baterai Sekunder

4. Separator adalah material berpori yang diletakkan diantara anoda dan katoda, yang dapat mencegah terjadinya gesekan antara kedua elektroda tersebut yang dapat menyebabkan arus pendek Cathode Lead Cathode Cover Safety Vent Separator PTC Gasket Insulator Insulator Center Pin Anode Anode Lead Cathode Anode Container Gambar 2.1 Struktur sebuah sel baterai http:files.tested.comupload0516904- lithium-ion-separator.gif, diakses tanggal 20 April 2015.

2.2 Sejarah Baterai

Baterai mempunyai sejarah yang panjang. Bangsa Persia yang menguasai Baghdad 250 SM dipercaya telah menggunakan alat konsep yang sama dengan baterai untuk menyepuh logam. Bangsa Mesir 2300 SM menggunakannya untuk menyepuh antimony pada tembaga Bouwmann, 2002. Namun baterai yang kita kenal sekarang mempunyai akar dengan baterai yang dibuat pada awal ke 19. Alessandro Volta menciptakan “baterai pertama” yang dikenal dengan Tumpukan Volta. Baterai ini terdiri dari tumpukan cakram seeng dan tembaga berselang seling dengan kain basah yang telah dicelup air garam sebagai pembatasnya. Baterai ini telah mampu menghasilkan arus listrik yang kontinu dan stabil. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Sejarah perkembangan baterai Bouwmann, 2002. Tahun Penemu Penemuan 1600 Gilbert Inggris Peletakkan dasar-dasar elektrokimia 1789 Galvani Italia Peenemuan listrik dari hewan 1800 Volta Italia Penemuan sel voltaik 1802 Cruickhsank Inggris Baterai pertama dengan yang mampu diproduksi missal 1820 Ampere Peransic Listrik oleh magnet 1833 Faraday Inggris Hukum Faraday 1859 Plante Inggris Penemuan baterai timbaleasam 1868 Leclanche Inggris Penemuan sel Lechlanche 1888 Gassner AS Penyempurnaan sel kering 1899 Jungner Swedia Penemuan baterai Ni-Cd 1901 Edison AS Penemuan baterai nikel-besi 1932 Shlecht Ackerman Jerman Penemuan pelat kutub yang dipadatkan 1947 Neumann Perancis Berhasil mengemas baterai Ni-Cd 1960-an Union Carbide AS Pengembangan baterai alakalin primer 1970-an Union Carbide AS Pengembangan baterai timbaleasam dengan pengaturan katup 1990 Union Carbide AS Komersialisasi baterai Ni-MH 1992 Kordesch Kanada Komersialisai baterai alakalin yang dapat dipakai ulang 1999 Kordesch Kanada Komersialisai baterai Li-ion primer 2.3 Jenis-Jenis Baterai 2.3.1 Baterai Primer Baterai primer adalah baterai yang tidak dapat diisi ulang. Setelah kapasitas baterai habis fully discharged, baterai tidak dapat dipakai kembali. Beberapa contoh Universitas Sumatera Utara baterai jenis ini adalah baterai seng karbon baterai kering, baterai alkalin dan baterai merkuri. Reaksi : xLi + AzBy LixAzBy Discharge Baterai primer sering disebut dengan baterai kering dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan baterai ini adalah bentuknya yang sederhana, mudah untuk digunakan, densitas energi listriknya besar, tidak memerlukan perawatan, dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran sesuai aplikasinya, memiliki ketahanan yang relatif baik dan memiliki harga yang terjangkau oleh konsumen. Baterai jenis ini banyak digunakan pada kalkulator, jam, remote tv, dan lainnya.

2.3.2 Baterai Sekunder

Baterai sekunder merupakan baterai yang bersifat rechargeable atau dapat dilakukan pengisian energi kembali apabila energi melemah. Kemampuan diisi ulang baterai sekunder bervariasi antara 100-500 kali satu siklus adalah satu kali pengisian dan pengosongan. Charge Reaksi : xLi + AzBy LixAzBy Discharge Beberapa contoh baterai sekunder adalah baterai timbal-asam aki, baterai litium-ion, baterai Ni-Cd, baterai Ni-MH. Baterai sekunder ini banyak digunakan pada peralatan elektronik seperti handphone, laptop, handycam, power bank, dan lain-lain.

2.4 Bentuk-Bentuk Baterai Sekunder

1. Baterai kantung. Jenis baterai ini adalah yang paling fleksibel dalam segi bentuk dan ukuran. Disamping itu, juga paling ringan karena tidak menggunakan pelat besi sebagai kemasan. Material aktif yang digunakan umumnya dalam bentuk lembaran polimer, dengan demikian dapat mengurangi produksi gas saat operasional. Proses charging dan discharging harus dilakukan dengan seksama agar tidak menghasilkan gas berlebih yang dapat menekan kantung. Baterai ini terbilang ringkih terhadap Universitas Sumatera Utara tekanan dari luar, benda tajam dan pemuntiran. Oleh karenanya, penggabungan jenis baterai ini tidak dapat dilakukan dengan menumpuknya, tapi meletakkannya berdampingan. Walaupun baterai ini banyak diaplikasikan, namun belum ada data- data kehandalan baterai ini. Standarisai mengenai baterai ini juga belum ada Triwibowo, 2011. Gambar 2.2 Baterai kantung yang simple, fleksibel dan ringan. Kapasitas listriknya dibawah baterai konvensional lain, disamping biaya produksinya terbilang mahal. 2. Baterai silinder. Jenis baterai ini paling banyak ditemui. Desain berbentuk silinder mudah dalam pembuatannya, disamping itu memiliki stabilitas mekanik yang baik. Saat charging, baterai akan menghasilkan gas yang memberikan tekanan dalam silinder, untuk itu baterai silinder dilengkapi pula dengan ventilasi. Kerugian dari desain ini adalah bentuknya yang tidak ringkas saat beberapa silinder digabungkan, yaitu akan terbentuk ruangan kosong diantaranya. Kapasitas listrik yang dikandung baterai ini berkisar antara 1800-2000mAh Triwibowo, 2011. Gambar 2.3 Desain siliner pada baterai sekunder dengan material elektroda berupa lembaran Universitas Sumatera Utara 3. Baterai Kancing. Baterai yang sering disebut baterai koin memiliki ukuran terkecil dibanding baterai lain. Disebabkan ukurannya, jenis ini tidak memiliki masalah dengan ruang yang tersedia. Karena bentuknya yang miniatur, baterai ini tidak dilengkapi dengan ventilasi. Sementara proses charging yang cepat akan membuat baterai menggelembuing. Untuk menghindari keadaan ini, baterai kancing hanya dapat di charge dengan kecepatan yang rendah. Pengsisin baterai jenis ini dapat memakan waktu 10-16 jam Triwibowo, 2011. Gambar 2.4 Baterai sekunder berbentuk kancing tidak dilengkapi ventilasi. Kecepatan pengisiancharging sangat rendah untuk mencegah terjadinya swelling dan tekanan. 4. Baterai Perismatik. Baterai ini memaksimalkan penggunaan ruang yang ada dalam suatu perangkat elektrik. Oleh karenanya baterai jenis ini tidak memiliki ukuran yang standard. Ukuiran senantiasa disesuaikan dengan ruang yang ada. Kapasitas listrik baterai ini umumnya dibawah baterai silinder, yaitu 400-2000mAh. Triwibowo, 2011. Gambar 2.5 Penampang baterai prismatik yang lebih fleksibel dalam segi ukuran. Densitas energi lebih rendah dan biaya pembuatannya lebih mahal dari baterai silinder Universitas Sumatera Utara

2.5 Baterai Lithium