Nilai Kerapatan Makroalga K, Kerapatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK Makroalga

22 terhadap organisme air, berbeda dengan faktor iklim faktor fisika kimia tanah. Perubahan faktor fisika kimia air dapat menyebabkan kematian bagi organisme air. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan karena limbah pabrik dan industri di sekitar perairan yang menpengaruhi faktor fisika kimia. Waryono 2000 selanjutnya menjelaskan, selain faktor eksternal salinitas, substrat, nutrisi, arus dan intensitas cahaya, dijumpai pula faktor internal yang menyebabkan suatu jenis alga makro laut dapat tumbuh di suatu tempat, yaitu kemampuan jenis untuk beradaptasi dengan substrat dan lingkungan baru. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya jumlah jenis makroalga yang ditemukan pada stasiun penelitian ini.

4.2. Nilai Kerapatan Makroalga K, Kerapatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK Makroalga

Hasil perhitungan jumlah makroalga pada masing-masing stasiun penelitian didapatkan nilai Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK Makroalga, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Nilai Kerapatan, Kerapatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Makroalga pada 3 Stasiun Penelitian Taksa Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 K KR FK K KR FK K KR FK Halimeda macroloba 17,2 19,9 100 - - - 40,3 28,3 100 Halimeda opuntia 58,8 68,2 100 3,6 13 60 82,6 58 100 Caulerpa racemosa 1,6 1,8 40 0,2 0,7 40 - - - Caulerpa taxifolia - - - 1,3 4,7 80 - - - Neomeris annulata - - - 3,2 12 100 - - - Dictyota ciliolate - - - 0,6 2,1 20 - - - Padina minor 5 5,8 80 2,6 9,4 100 6,8 4,7 40 Colpomenia sinuosa - - - 4,4 16 80 - - - Sargassum cristaefolium - - - 3,7 13,4 100 - - - Turbinaria conoides - - - 1,6 5,8 60 5,5 3,8 20 Amphiroa ephedraea - - - 1,2 4,3 60 - - - Amphiroa fragillisima - - - 2,7 9,7 100 - - - Gelidiella acerosa - - - 0,68 2,4 40 - - - Hypnea choroides 0,2 0,2 20 - - - 1,9 1,3 20 Eucheuma arnoldii - - - 1,2 4,3 60 - - - Gracillaria canaliculata - - - 0,7 2,5 80 - - - Gracillaria salicornia 3,3 3,8 40 - - - 5,3 3,7 60 Jumlah 86,1 100 27,6 100 142,4 100 Berdasarkan Tabel 3 diketahui spesies yang memiliki Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR, Frekuensi Relatif FR tertinggi diantara seluruh stasiun penelitian adalah Halimeda opuntia yang didapatkan pada stasiun 3 sebesar 82,6 indm 2 K, 58 KR dan 100 FK. Menurut Kadi 2008, keberadaan makroalga genus Universitas Sumatera Utara 23 Halimeda banyak dijumpai di paparan terumbu karang dengan kedalaman kurang 2 m. Spesies ini tahan terhadap kekeringan yang bersifat sementara waktu. Daya adaptasi ini menyebabkan spesies ini mampu bertahan hidup dan membentuk populasi yang tinggi. Spesies yang memiliki Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK yang terendah diantara seluruh stasiun penelitian adalah Hypnea choroides yang didapatkan pada stasiun 1 sebesar 0,2 indm 2 K, 0,2 KR dan 20 FK. Penelitian Papalia 2012 melaporkan makroalga jenis Gracillaria , Hypnea , Gelidiella , Halimenia , Amphiroa , Acanthophora , Galaxaura , Trioleokarpa alga merah, Sargassum, Turbinaria, Padina australis, algae coklat, Codium intricatum, Caulerpa sertularoides, Caulerpa serrulata dan Caulerpa racemosa alga hijau ternyata mulai muncul pada bulan Desember awal musim peralihan I dengan puncak pertumbuhannya terjadi pada bulan Juli- Agustus, dan mulai menghilang pada akhir bulan Oktober musim barat. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa kepadatan dan keragaman spesies makroalga pada musim Timur hingga musim peralihan II bulan April-September lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan November memungkinkan jumlah kehadiran Hypnea choroides rendah.

4.3. Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Makroalga