13
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2015-Februari 2016 di Pesisir Perairan Pantai Kecamatan Lahewa, Nias Utara dan Laboratorium
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan PSDAL Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
3.2. Deskripsi Area
Penelitian dilakukan dengan membagi lokasi penelitian menjadi 3 stasiun. Lokasi penelitian memiliki garis pantai yang panjang dengan karakteristik pantai
yang berbeda-beda.
3.2.1. Stasiun 1
Stasiun ini merupakan perairan Pantai Tureloto Gambar 1 yang merupakan daerah pariwisata dan ditemukan aktivitas nelayan. Secara geografis
terletak pada N 1˚24’58.52”’ dan E 97˚4’3.83” BT. Stasiun ini didominasi oleh karang mati, campuran lumpur dan pasir berwarna putih.
Gambar 1. Pantai Tureloto
Universitas Sumatera Utara
14
3.2.2. Stasiun 2
Stasiun ini merupakan perairan Pantai Turedawela Gambar 2 yang merupakan daerah tanpa aktivitas penduduk, jauh dari pemukiman penduduk dan
ditemukan adanya perkebunan kelapa. Secara geografis terletak pada N 1˚23’56.83” dan E 97˚6’40.60”. Substrat berupa karang mati dalam jumlah
banyak, batu, kerikil, dan pasir berwarna cokelat.
Gambar 2. Pantai Turedawela
3.2.3. Stasiun 3
Stasiun ini merupakan perairan Pantai Toyolawa Gambar 3 yang merupakan daerah pariwisata dan ditemukan adanya aktivitas nelayan. Secara
geografis terletak pada N 1˚24’57.01” dan E 97˚3’50.60”. Substrat berupa campuran lumpur dan pasir putih, dan jika dibandingkan dari ketiga stasiun,
sebaran karang mati merupakan yang terbanyak.
Gambar 3. Pantai Toyolawa
Universitas Sumatera Utara
15
3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 12.00 WIB sampai dengan selesai. Pengambilan sampel menggunakan metode “Line transect”, dengan
menarik garis transek tegak lurus disepanjang garis pantai sepanjang 50 m hingga kedalaman 1 m. Jumlah transek di setiap stasiun sebanyak 5 buah dengan jarak
antar transek 30 m. Pada setiap transek dibuat plot berukuran 1 m x 1 m metode kuadrat sebanyak 5 buah, dengan jarak antar plot 10 m jumlah plot pada setiap
stasiun adalah 25 plot. Sampel pada tiap plot dihitung perkoloni, diambil perwakilan jenis, dan diawetkan menggunakan alkohol 70.
3.3.2. Identifikasi Jenis Makroalga
Pengidentifikasian makroalga dilakukan berdasarkan ciri-ciri morfologi, seperti bentuk, ukuran, warna, percabangan talus, dan substrat melekatnya
makroalga menggunakan buku acuan menurut Sterrer 1986 dan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya 2009.
3.3.3. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan
Pengukuran faktor fisika dan kimia perairan parameter, alat dan bahan, satuan dan metode kerja dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1. Parameter, Alat dan Bahan, Satuan dan Metode Kerja yang digunakan
No. Parameter
Alat dan bahan Satuan
Metode Kerja
1. Suhu
Thermometer Hg ̊
C Diambil air dan diukur menggunakan
thermometer yang dimasukkan ke dalam air selama ± 10 menit, dibaca
skalanya.
2. Salinitas
Refraktometer ‰
Diambil setetes
air sample,
diletakkan refraktometer,
dibaca skalanya.
3. Intensitas
cahaya Luxmeter
Candella Diletakkan luxmeter ke arah cahaya,
dibaca skalanya 4.
Penetrasi cahaya
Keping sechii M
Dimasukkan keeping sechii ke dalam air hingga terlihat samar, kemudian
diukur panjang tali yang masuk ke air.
5. Derajat
keasaman pH meter
- Dimasukkan pH meter ke dalam air
yang diambil hingga skala konstan, dibaca skalanya.
6. Oksigen
terlarut Botol
Winkler, MnSO
4,
KOH KI, H
2
SO
4,
mgL Air diambil dan dimasukkan ke
dalam botol Winkler, kemudian dilakukan pengukuran dan titrasi
Universitas Sumatera Utara
16
Na
2
SO
2
O
3
0,00125 N, amilum
dengan Metode Winkler. 7.
BOD
5
Botol Winkler,
MnSO
4,
KOH KI, H
2
SO
4,
Na
2
SO
2
O
3
0,00125 N, amilum
mgL Air diambil dan dimasukkan ke
dalam botol alkohol dalam kondisi tidak
ada gelembung
udara. Diinkubasi selama 5 hari pada suhu
20̊C. Dihitung nilai BOD dengan cara yang sama seperti pada pengukuran
Oksigen DO. Kadar BOD
5
dihitung dengan mengurangkan DO awal
dengan DO akhir. 8.
Kejenuhan Oksigen
Botol Winkler,
MnSO
4,
KOH KI, H
2
SO
4,
Na
2
SO
2
O
3
0,00125 N, amilum
Diukur dengan Metode Winkler dan melihat tabel kejenuhan oksigen yang
dihitung dengan melihat konsentrasi oksigen yang diukur. Menggunakan
rumus:
Kejenuhan =
[ ] [ ]
x 100 Keterangan:
O
2
u = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgL
O
2
u = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya sesuai dengan besar suhu.
9. Nitrat
dan Fosfat
mgL Dihitung
menggunakan metode
Spektrofotometer
3.4. Analisis Data
Data yang didapat di lapangan selanjutnya dianalisa menggunakan rumus menurut Fachrul 2007 sebagai berikut:
a. Kerapatan Jenis Makroalga K
K =
dimana: Ki = Kerapatan jenis ke-i
ni = Jumlah total individu dari jenis ke-i A = Luas areal total pengambilan sampel m
2
b. Kerapatan Relatif Jenis Makroalga KR