Suhu Salinitas Intensitas Cahaya dan Penetrasi Cahaya

26

4.5.1. Suhu

Hasil pengukuran suhu perairan pada stasiun 1 adalah 30˚C, stasiun 2 sebesar 26˚C dan pada stasiun 3 sebesar 28˚C. Tingginya suhu pada stasiun 1 berbanding lurus dengan tingginya nilai intensitas cahaya, yaitu sebesar 917x200.000, dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel yang dilakukan ketika panas terik. Sedangkan rendahnya suhu pada stasiun 2 juga berbanding lurus dengan rendahnya nilai intensitas cahaya, yaitu sebesar 729x200.000 candella , dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel yang dilakukan ketika mendung. Suhu ekosistem akuatik secara alamiah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di sekitarnya Barus, 2004.

4.5.2. Salinitas

Hasil pengukuran salinitas pada stasiun 1 adalah 27‰, stasiun 2 adalah 34‰ dan stasiun 3 adalah 35‰. Adanya perbedaan salinitas pada ke 3 stasiun penelitian disebabkan oleh keberadaan aliran sungai. Rendahnya salinitas pada stasiun 1 disebabkan oleh ditemukannya beberapa aliran sungai kecil yang menyebabkan adanya pencampuran air laut dengan air tawar, tidak seperti pada stasiun 2 dan 3 dimana tidak ditemukan aliran sungai. Sebaran salinitas di air laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai Nontji, 1987.

4.5.3. Intensitas Cahaya dan Penetrasi Cahaya

Hasil pengukuran Intensitas cahaya yang tertinggi dari 3 stasiun penelitian adalah pada stasiun 1, yaitu sebesar 917x200.000 candella, dan terendah pada stasiun 2 yaitu sebesar 729x200.000 candella. Sedangkan penetrasi cahaya yang tertinggi juga ditemukan pada stasiun 1, yaitu sebesar 1,28 m dan terendah pada stasiun 2, yaitu sebesar 0,97 m. Tingginya intensitas cahaya pada stasiun 1 disebabkan oleh kondisi pengambilan sampel yang berbeda dibandingkan stasiun lainnya, tepat ketika matahari bersinar sangat terik. Nilai intensitas cahaya ini berbanding lurus dengan tingginya nilai penetrasi cahaya yang kemungkinan Universitas Sumatera Utara 27 disebabkan oleh kondisi perairan yang jernih. Sedangkan pada stasiun 2, rendahnya intensitas cahaya disebabkan oleh waktu pengambilan sampel yang cenderung mendung. Selanjutnya Suin 2002 melaporkan bahwa penetrasi cahaya akan berkurang jika kondisi perairannya keruh.

4.5.4. pH