Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi adalah keseimbangan lintasan produksi. Keseimbangan lintasan produksi adalah teknik untuk meminimalisir ketidakseimbangan antara pekerja dan beban kerja untuk mencapai tingkat yang diperlukan H.Jay dan R.Barry,2006. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan lintasan produksi antara lain pengalokasian sumber daya produksi manusia, mesin, dan peralatan yang kurang tepat sehingga lintasan produksi menjadi tidak efisien. 1 1 Gozali, Lina. dkk. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Metode Keseimbangan Lini Divisi Plastic Painting PT.XYZ. 2015. Lina Gozali dkk, melakukan penelitian dengan judul ”Penentuan Jumlah Tenaga Kerja dengan Metode Keseimbangan Lini pada Divisi Plastic Painting PT.XYZ”. Permasalahan yang timbul adalah terjadinya bottleneck pada stasiun kerja dikarenakan jumlah operator yang tidak ideal akan menyebabkan efisiensi produk rendah. Metode keseimbangan lini yang digunakan yaitu metode Kilbridge-Wester, metode Helgeson-Birnie, metode Moodie Young, dan metode J- Wagon. Efisiensi awal yaitu sebesar 62,27, dengan menggunakan metode Kilbridge-Wester, metode Helgeson-Birnie, dan metode J-Wagon didapatkan hasil efisiensi lini yang sama yaitu sebesar 76,24, dan efisiensi lini dengan metode Moodie Young yaitu sebesar 80,06. Metode Moodie Young merupakan metode terbaik untuk PT. XYZ karena memiliki hasil yang paling baik dalam efisiensi Universitas Sumatera Utara lini, balance delay, smoothness index, waktu siklus, waktu menganggur, dan jumlah stasiun kerja. Waktu siklus yang diperoleh yaitu sebesar 31 detik dengan balance delay sebesar 19,94, smoothness index sebesar 29,08 waktu menganggur 86,52 detik, dan 14 stasiun kerja. 2 2 Asri, Mayang Raras, dkk. Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job Description Studi Kasus: Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya. 2012 Raras Mayang Asri dkk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasarkan pada Job Description studi kasus: Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya. Permasalahannya ialah adanya perubahan dalam penyesuaian mengenai organisasi tata kelola, membuat pihak ITS harus melakukan reformasi birokrasi. Hal ini berdampak pada job description yang dilakukan oleh bidang-bidang yang ada di ITS, sehingga beban kerja yang ditanggung karyawan pada setiap bidang berbeda-beda. Pada penelitian ini digunakan metode perhitungan beban kerja dalam penentuan jumlah operator. Dari hasil perhitungan didapat jumlah karyawan optimal pada jurusan teknik indsutri diperlukan 1 orang ketua jurusan, 2 orang sekretaris jurusan, 1 orang kepala laboratorium,masing-masing 1 orang untuk coordinator tugas akhir dan koordinator kerja praktek, serta 2 Kasubag. Sedangkan pada karyawan jurusan, diperlukan masing-masing 2 orang untuk juru bayar dan juru beli, 6 orang staff akademik, 2 orang pelaksana administrasi, 1 orang teknisi computer, 1 orang inventaris dan fasilitas, 2 orang petugas kepegawaian, 1 orang petugas administrasi PHKI, 3 orang petugas ruang baca, 2 orang petugas kebersihan, 2 orang petugas parker, dan 2 orang laboran. Universitas Sumatera Utara PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang peleburan aluminium. Perusahaan ini memiliki tiga divisi kerja, Divisi Carbon Plant, Reduction Plant, dan Casting Plant. Pada penelitian ini akan di fokuskan pada salah satu kegiatan di Reduction Plant yaitu peleburan aluminium. Pabrik Peleburan Aluminium beroperasi dengan kapasitas terpasang 510 pot, terbagi dalam tiga gedung, sehingga pada masing-masing gedung terdapat 170 pot. Setiap gedung memiliki 6 stasiun, dimana setiap stasiun terdiri dari 2 blok. Setiap blok terdiri dari 21 pot yang harus selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Pada setiap pot terjadi proses annode changing yang diselesaikan oleh lima operator. Proses annode changing ialah proses penggantian anoda lama dengan anoda baru. Elemen kerja annode changing dapat dilihat pada Tabel 1.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1. Elemen kerja Annode Changing Elemen Kerja 1 2 3 4 5 6 Breaking crane man Mengangkat anoda crane man Membawa anoda crane man Mengambil sendok karbon helper Mengambil kerak anoda helper Meletakkan anoda baru crane man Waktu detik 220 86 82 20 125 142 Total Waktu 220 306 388 408 533 675 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan survei yang telah dilakukan terlihat pada Tabel diatas terdapat tiga operator yang mengerjakan proses annode changing. Satu pot annode changing dapat terselesaikan selama 675 detik. Terdapat juga proses pengukuran batch oleh leader dan pengambilan batch oleh helper standbay, apabila proses tersebut tidak dilakukan maka dapat merusak masa pemakaian pot yang seharusnya mencapai 2500 hari menjadi 2000-1500 hari. Hal ini disebabkan kurangnya operator pada proses pengambilan batch maka helper pada proses annode changing melakukan pengambilan batch. Penugasan operator dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Penugasan Kerja Operator Operator Jumlah Operator Kegiatan Leader 1 Mengukur batch dan mengarahkan crane man Crane man 1 Penukaran anoda Helper 2 Membersihkan kerak anoda yang tertinggal Helper standbay 1 Mengambil batch, membuka tutup pot yang akan di changing Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa helper hanya melakukan kegiatan membersihkan kerak anoda yang tertinggal dan satu operator mengerjakan pengambilan batch. Kegiatan pengambilan batch dapat menghambat proses anode changing dikarenakan helper meninggalkan pekerjaan dan melakukan proses pengambilan batch. Hal ini menyebabkan tidak terselesaikannya proses annode changing sesuai waktu yang telah ditentukan. Proses annode changing yang tidak terselesaikan dapat dilihat pada Tabel 1.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 1.3. Proses Annode Changing Pot Line 2 Stasiun 2 dalam Satu Hari Status Pekerjaan Nomor Pot 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - - - - - TS - - - - - - - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ Ket: S = Selesai TS = Tidak Selesai Dari Tabel 1.3 dapat dilihat ada enam proses annode changing yang tidak terselesaikan, yaitu pada pot 16, 17, 18, 19, dan 20. Oleh sebab itu dilakukan penentuan jumlah manpower pada stasiun kerja pengambilan kerak anoda helper dan dilakukan penyeimbangan lintasan kerja menggunakan merode moodie young sehingga proses produksi dapat terselesaikan dengan tepat waktu. 3 Berdasarkan penetilian Baroto, Teguh dengan judul ”Simulasi Perbandingan Algoritma Regionapproach, Positional Weight, dan Moodie Young dalam Efisiensi dan Keseimbangan Lini Produksi” didapat metode Moodie Young memberikan hasil yang lebih baik dibanding algoritma Helgeson Birnie dan Kilbridge Wester.

1.2. Rumusan Masalah