Tabel 3.1. Tingkat Kepercayaan Tingkat Kepercayaan
Nilai K
≤ 68 1
68 1-α ≤ 95 2
95 1-α ≤ 99 3
Nilai S untuk tingkat ketelitian tertentu dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tingkat Ketelitian Tingkat Kepercayaan
Nilai K
5 0,05
10 0,1
Diasumsikan tingkat keyakinan adalah 95 dan tingkat ketelitian 5 , maka rumus uji kecukupan data menjadi :
N’ =
3.4. Rating Factor dan Allowance
10
Penilaian perlu dilakukan karena berdasarkan itu dapat dilakukan penyesuaian, dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan
penyesuaian. Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p
sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu
10
Benjamin, Niebel. Method Standars and Work Design. New York: MC Graw Hill
Universitas Sumatera Utara
yang sewajarnya atau normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas normal maka harga p akan lebih besar dari 1 p1 dan sebaliknya jika
operator bekerja di bawah normal maka harga p akan lebih kecil dari 1 p1, dan andaikan pengukur berpendapat bahwa operator bekerja secara wajar maka harga
p akan sama dengan 1 p=1. Beberapa sistem untuk memberikan rating yang umumnya diaplikasikan
dalam aktivitas pengukuran kerja, antara lain: 1. Skill dan Effort Rating
Skill didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ke tingkat
tertentu saja, tingkat yang merupakan kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang bersangkutan. Keterampilan juga dapat menurun, yaitu
bila terlampau lama tidak menangani pekerjaan tersebut atau karena sebab- sebab lain seperti karena kesehatan yang terganggu, rasa fatique yang
berlebihan, pengaruh lingkungan social dan sebagainya. 2. Westinghouse System’s Rating
Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja. Adapun 4 faktor
tersebut antara lain: a. Keterampilan atau skill, didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara
kerja yang ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ke tingkat tertentu saja.
Universitas Sumatera Utara
b. Usaha, adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau yang diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Usaha atau effort ini dibagi atas 6 kelas
usaha dengan ciri-cirinya, yaitu: c. Kondisi kerja atau condition, adalah kondisi fisik lingkungannya seperti
keadaan pencahayaan, suhu, dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja merupakan sesuatu di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator
tanpa banyak kemampuan mengubahnya. d. Konsistensi, adalah keseragaman hasil pengukuran yang diperoleh selama
operator bekerja. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran masalah tidak timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal tersebut harus
diperhatikan. Kelonggaran Allowance diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah
kebutuhan di luar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Dalam menghitung besarnya allowance, bagi keadaan yang dianggap wajar diambil harga
allowance =100 . Sedangkan bila terjadi penyimpangan dari keadaan ini, harga p harus ditambah dengan faktor-faktor yang sesuai dengan waktu siklus yang
diperoleh dan waktu ini dicapai berdasarkan setiap departemen. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu:
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi personal Yang termasuk didalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal sepeti minum
sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan
dalam sewaktu bekerja
Universitas Sumatera Utara
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique. Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat
dari melakukan suatu pekerjaan. 3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan delay.
Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar kekuasaankendali pekerja.
3.5. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Standar Berdasarkan