5.2.7.1. Pengelompokan Elemen Kerja Aktual
Elemen kerja pada work center aktual dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Work Center awal pada proses Anode Changing No
Elemen Kerja Waktu Elemen
detik Jumlah Waktu WC
detik
I Membawa crain ke daerah breaking
70 248
Breaking sisi panjang dan pendek 178
II Mencekram anoda yang akan diganti
52 77
Mengeluarkan anoda lama 25
III Membawa anoda lama keluar pot
24 85
Meletakkan anoda diatas pembanding 16
Meletakkan di pallet 45
IV Mengambil sendok karbon
15 15
V Mengeluarkan kerak yang tertinggal
98 116
Menarik lumpur memakai penarik lumpur
18
VI Meletakkan anoda baru diatas
pembanding 17
141 Membawa anoda ketempat yang
diganti 66
Mensetting anoda baru 20
Meletakkan anoda baru ke pot 38
Total 682
5.2.7.2. Perhitungan Balance Delay, Line Efficiency, dan Smoothness Indes Aktual
a. Perhitungan balance delay dan efisiensi Dari data di atas, maka dapat dihitung balance delay, dengan rumus:
D = D
= Balance delay C
= Waktu yang paling maksimum dalam stasiun kerja n
= Jumlah stasiun kerja ΣSti = Waktu masing-masing stasiun I = 1, 2, 3, .., n
Universitas Sumatera Utara
Maka diperoleh nilai balance delay sebagai berikut: D =
= = 36,14
Efisiensi dihitung dengan rumus : Efisiensi =
x 100 Dimana:
N = Jumlah stasiun kerja
∑STi = Waktu masing-masing stasiun I = 1, 2, 3, …, n CT
= Waktu siklus Maka, Efisiensi =
= 63,85 b.
Indeks penghalusan Smoothness Index SI Adalah suatu indeks yang mempunyai kelancaran relative dari
penyeimbangan lini. SI =
Dimana: STi max = Waktu maksimum dari stasiun kerja yang terbentuk
STi = Waktu stasiun di stasiun kerja ke-i n = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk
SI = SI = 372,78
Universitas Sumatera Utara
5.2.9 Usulan Perbaikan dengan Menggunakan Metode Moodie Young 5.2.9.1. Pengelompokkan Elemen Kerja ke dalam Stasiun Kerja
Metode ini terdiri dari 2 fase. Fase pertama adalah membuat
pengelompokkan stasiun kerja. Elemen kerja ditempatkan pada stasiun kerja dengan aturan, bila terdapat dua elemen kerja yang bisa dipilih maka elemen kerja
yang mempunyai waktu yang lebih besar ditempatkan yang pertama. Pada fase ini pula, dari precedence diagram dibuat elemen P dan F, yang menggambarkan
elemen kerja pendahulu P dan elemen kerja yang mengikuti F untuk semua elemen kerja yang ada.
1. Fase Pertama Fase pertama merupakan pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja
sesuai dengan yang ada di elemen P dan F. Sebagai contoh untuk Elemen P dan F dari elemen kerja 1.
a. Elemen P untuk elemen kerja 1 adalah 0 sehingga dibuat pada Tabel 5.13 adalah 0 artinya tidak ada elemen kerja pendahulu sebelum elemen kerja 1.
b. Elemen F untuk elemen kerja 1 adalah elemen kerja 2 sehingga dibuat pada Tabel 5.13 adalah 2 artinya elemen kerja 2 merupakan elemen yang
mengikuti elemen kerja 1. Hasil pengelompokan elemen kerja pada fase pertama dapat dilihat pada
Tabel 5.14.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13. Elemen P dan F
Work Center
Elemen Kerja
P Elemen Elemen
Kerja Pendahulu
Elemen Kerja
F Elemen Elemen
Kerja yang Mengikuti
I 1
1 2
II 2
1 2
3
III 3
2 3
4
4 3
4 5
5
4
5
6
6 5
6 7
7 6
7 8
IV 8
7 8
9
9 8
9 10
10
9
10
11
11 10
11 12
V 12
11 12
13
13 12
13 14
14 13
14
Hasil pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja berdasarkan Fase Pertama dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Pembentukan Stasiun Kerja dengan Menggunakan Metode Moodie Young
Work Center
Elemen Kerja Waktu
detik Total
Waktu detik
I Membawa crain ke daerah breaking
70 70
II Breaking sisi panjang dan pendek
178 178
III Mencekram anoda yang akan diganti
52 162
Mengeluarkan anoda lama 25
Membawa anoda lama keluar pot 24
Meletakkan anoda diatas pembanding 16
Meletakkan di pallet 45
IV Mengambil sendok karbon
15 148
Mengeluarkan kerak yang tertinggal 98
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14. Pembentukan Stasiun Kerja dengan Menggunakan Metode Moodie Young Lanjutan
Work Center
Elemen Kerja Waktu
detik Total
Waktu detik
Menarik lumpur memakai penarik lumpur
18 Meletakkan anoda baru diatas
pembanding 17
V Membawa anoda ketempat yang
diganti 66
124 Mensetting anoda baru
20 Meletakkan anoda baru ke pot
38
Total 682
1. Fase II
Fase kedua merupakan perbaikan hasil dari fase pertama. Pada fase ini dilakukan redistribusi elemen kerja ke setiap stasiun kerja hasil dari fase 1.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada fase 2 ini yaitu: a. Identifikasi waktu stasiun kerja terbesar dan waktu stasiun kerja terkecil.
Urutan stasiun kerja terbesar sampai terkecil yaitu stasiun kerja II 178 detik, stasiun kerja III 162 detik, stasiun kerja IV 148 detik, stasiun kerja
V 124 detik, dan Stasiun kerja I 70. b. Tentukan GOAL, dengan rumus :
Goal Goal
Goal = 54 c. Identifikasi sebuah elemen kerja yang terdapat dalam stasiun kerja dengan
waktu paling maksimum, yang mempunyai waktu yang lebih kecil daripada
Universitas Sumatera Utara
GOAL, yang elemen kerja tersebut bila dipindah ke stasiun kerja yang paling minimum tidak melanggar precedence diagram. Elemen kerja dari
stasiun kerja I tidak dapat dipindah lagi karena bila dipindah akan terjadi penambahan pekerja di stasiun kerja tersebut. Sedangkan elemen yang lain
tidak dapat dipindah lagi karena melanggar precedence diagram. Hasil pengelompokan elemen kerja ke dalam stasiun kerja berdasarkan Fase
Kedua dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Penyusunan Stasiun Kerja Metode Moodie Young Fase II
Work Center
Elemen Kerja Waktu
detik Total
Waktu detik
I Membawa crain ke daerah breaking
70 70
II Breaking sisi panjang dan pendek
178 178
III Mencekram anoda yang akan diganti
52 162
Mengeluarkan anoda lama 25
Membawa anoda lama keluar pot 24
Meletakkan anoda diatas pembanding 16
Meletakkan di pallet 45
IV Mengambil sendok karbon
15 131
Mengeluarkan kerak yang tertinggal 98
Menarik lumpur memakai penarik lumpur
18
V Meletakkan anoda baru diatas
pembanding 17
141 Membawa anoda ketempat yang
diganti 66
Mensetting anoda baru 20
Meletakkan anoda baru ke pot 38
Total 682
Dapat dilihat pada Tabel 5.16 hasil pengelompokan elemen kerja pada Fase II diperoleh V stasiun kerja yang masing-masing stasiun kerja sudah
memiliki waktu yang mendekati waktu siklus 178 detik. Untuk melihat
Universitas Sumatera Utara
perbandingan nilai efisiensi dan balance delay yang diperoleh dapat dilihat pada subbab selanjutnya.
5.2.9.2. Perhitungan Balance Delay, Efisiensi, dan Smoothness Index