Keterampilan dan Keahlian Karakteristik Partner

47 kelahiran, posyandu, yang dilengkapi listrik dan air bersih. Sedangkan sarana yang menunjang kemitraan diantaranya mobiler, alat kesehatan, buku pegangan bidan dan dukun, baju seragam dukun, peralatan P3K, media penyuluhan dan sarana transportasi Kemendagri, 2014. Fasilitas kesehatan yang dilengkapi oleh alat-alat persalinan yang sehat dan tenaga yang berkompeten menjadi prasyarat utama dalam menangani persalinan. Akan tetapi kelengkapan fasilitas kesehatan ini tidak menjamin peningkatan rujukan persalinan oleh dukun bila sulit diakses dan dijangkau. Tingginya proporsi pertolongan persalinan oleh dukun selama ini salah satunya karena kesulitan untuk menjangkau fasilitas kesehatan terutama karena hambatan transportasi. Puskesmas Singkil memiliki satu buah ambulans yang bisa digunakan untuk merujuk pasien ke rumah sakit. Sarana transportasi lain yang sering digunakan adalah becak.

5.3 Karakteristik Partner

Karakteristik partner sangat berpengaruh terhadap sebuah proses kemitraan. Kualitas-kualitas personal seperti keterampilan dan keahlian serta persepsi manfaat merupakan elemen dari karakteristik partner yang berpengaruh terhadap sebuah proses kemitraan. Dalam penelitian ini, peneliti menjabarkan karakteristik partner ke dalam dua tema besar yaitu keterampilan atau keahlian dan motivasi.

5.3.1 Keterampilan dan Keahlian

Keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh setiap partner sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan sebuah kemitraan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan bidan dan dukun yang bermitra mengenai keterampilan mereka dalam membantu persalinan, sebagian besar mengatakan bahwa kompetensi mereka sudah sangat memadai dalam hal membantu persalinan. Universitas Sumatera Utara 48 Berikut kutipan pernyataan dari dukun bayi terkait dengan keterampilan bidan desa dalam hal menolong persalinan. “Setiap ibu membawa ibu hamil untuk bersalin, ibu selalu mengamati dan mereka sangat ahli menolong persalinan apalagi ditunjang oleh alat yang lengkap.” wawancara Dukun Bayi. “komunikasinya mereka itu bagus. Kalau ada pertemuan di puskesmas saya selalu diajak ikut jadi pengalaman saya bertambah makanya saya senang.” wawancara Dukun Bayi . Sedangkan pernyataan dari bidan desa terkait dengan keterampilan dukun bayi, dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut. “Keterampilan menjaga ibu hamil dari roh jahat dan memberi minum makanya masyarakat disini sangat percaya pada mereka. Masyarakat di sini selalu panggil dukun walaupun mereka sudah disini.” wawancara Bidan Desa. “Mereka hanya kasi minum air saja untuk melancarkan proses persalinan. Mereka tidak pernah bertindak langsung dengan pasien tetapi hanya memberikan air saja.” wawancara Bidan Desa. Berdasarkan pemaparan data tersebut, dukun dan bidan saling mengakui keterampilan dan kelebihannya masing-masing dalam bermitra. Dukun mengakui bahwa bidan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menolong persalinan melalui pendidikan formal yang telah mereka tempuh. Hal inilah yang mendorong dukun yang bermitra di lokasi penelitian selalu merujuk ibu bersalin agar ditangani oleh para bidan. Sementara itu pada bagian lain, para bidan mengakui bahwa pengetahuan para dukun terutama yang berkaitan dengan hal-hal Universitas Sumatera Utara 49 supranatural dan yang dipegang teguh oleh kepercayaan masyarakat tradisional merupakan kualitas personal dari dukun yang sangat diperlukan dalam kemitraan ini. Kemitraan dibangun untuk memadukan keterampilan dan keahlian serta sumber daya yang lain untuk menangani suatu permasalahan. Pemetaan keterampilan dan keahlian ini akan memudahkan dalam pembagian peran dan tugas dalam bermitra untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam konteks kemitraan dukun dan bidan, dukun memiliki keahlian dalam hal supranatural dan budaya setempat sedangkan bidan memiliki keahlian dalam menangani persalinan sehingga kedua keterampilan ini dipadukan untuk menangani masalah persalinan. Hendaknya keahlian dan keterampilan ini dipahami oleh setiap anggota mitra sesuai dengan landasan kemitraan yang menyebutkan bahwa para pihak yang bermitra harus saling memahami kemampuan masing-masing dimana bidan memiliki kemampuan teknis dan tugas utama dalam membantu persalinan ibu sedangkan dukun bayi memiliki pengaruh dan dipercaya masyarakat. Masing-masing kemampuan tersebut saling sinergi dan perlu dioptimalkan dalam mendukung persalinan yang aman dan selamat bagi ibu.

5.3.2 Motivasi