66
kepentingan ibu hamil. Pengakuan yang sama juga diutarakan oleh para bidan yaitu bahwa mereka mementingkan keselamatan ibu hamil. Komitmen ini juga diperkuat
dengan tersedianya layanan BPJS yang memungkinkan semua ibu hamil mendapatkan pelayanan secara gratis. Dengan demikian, secara umum dapat
disimpulkan bahwa hingga saat ini para dukun dan bidan yang bermitra di lokasi penelitian, berkomitmen untuk tetap melanjutkan kerjasama ini demi keselamatan
ibu hamil. Notoatmodjo 2010 menjelaskan bahwa suatu kemitraan dalam program kesehatan akan mencapi tujuan apabila pihak yang bermitra mampu meningkatkan
apa yang menjadi komitmen bersama Komitmen adalah suatu kesediaan dan pengorbanan baik dari waktu, pikiran, tenaga dan sebagainya dari masing-masing
pihak yang bermitra terhadap pemecahan masalah kesehatan yang telah disepakati bersama. Dukun dan bidan yang bermitra di lokasi penelitian telah mampu
meningkatkan komitmen bersama dengan bersedia mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk menangani persalinan. Dengan adanya komitmen dari kedua belah
pihak ini diharapkan dapat meningkatkan proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi.
5.6 Lingkungan Eksternal
Pengaruh lingkungan eksternal dalam kemitraan antara bidan dan dukun dalam penelitian ini mencakup dukungan dari keluarga ibu hamil, dukungan tokoh
masyarakat serta dukungan pemerintah mengenai kemitraan ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan informan sebagai berikut :
Berikut pernyataan ibu hamil mengenai pandanganya terhadap program kemitraan bidan dan dukun:
Universitas Sumatera Utara
67
“yang saya tau bahwa dukun tidak boleh lagi melakukan persalinan, dan harus merujuk kebidan desa, saya dulunya pernah melakukan persalinan sama
dukun, l.” wawancara Dukun Bayi Berikut pernyataan tokoh masyarakat mengenai pandanganya terhadap program
kemitraan bidan dan dukun: “Setuju karena itu sangat membantu.kalau terjadi perdarahan kan petugas
kesehatan yang lebih cocok untuk menolong. Tapi kalau saat mendesak misalnya tidak ada kendaraan atau bersalin di kebun pada saat malam hari
dukun bisalah untuk membantu. Saya mendukung kerjasama ini sehingga kematian ibu bersalin bisa berkurang. Yang penting saling menghargai dan
menjaga perasaan satu sama lain serta tidak saling menjatuhan.” wawancara Tokoh Masyarakat
Berikut pernyataan kepala desa mengenai pandanganya terhadap program kemitraan bidan dan dukun:
“Kemitraan ini berjalan dengan baik di desa ini,, setiap bulannya kami dari pemerintahan desa memberikan dana intensif pada dukun yang telah kami beri
Sknya. Berikut pernyataan kepala seksi KIA mengenai pandanganya terhadap program
kemitraan bidan dan dukun “program ini di canangkan sejak tahun 2012, dan lokasi awal yaitu 2 desa,
nah sekarang di kecamatan singkil sudah tambah 7 desa lagi, pada tahun 2015 program ini masuk nominasi pada festival UNPSA”
“program ini berjalan dengan baik, kami sebagai koordinator kabupaten setiap bulanya melakukan evaluasi,”
Universitas Sumatera Utara
68
“alokasi jelas ada, selain dari dana APBK dan BOK juga dikuatkan oleh regulasi bupati, bahwa masing2 kepala desa memberikan dana intensif pada
dukun yang bermitra” Berdasarkan pemaparan di atas, maka untuk konteks kemitraan di lokasi
penelitian, jelas terlihat bahwa ibu hamil sangat mendukung kerjasama dukun dengan para bidan. Hal ini bisa dimaklumi mungkin karena karakter masyarakat di lokasi
penelitian yang mana ikatan kekeluargaannya sangat tinggi. Sedangkan masyarakat umumnya mendukung program kemitraan ini. Hingga sekarang ini, kesadaran
masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan dengan menggunakan fasilitas kesehatan yang sehat sudah semakin tinggi. Mungkin karena perseberan pelayanan
kesehatan seperti posyandu, polindes yang sudah semakin banyak. Sedangkan berdasarkan wawancara penulis dengan tokoh agama dan kepala desa, mereka sangat
mendukung program ini. Mereka berharap agar kegiatan ini harus semakin ditingkatkan pada hari-hari yang akan datang. Kemitraan dukun dan bidan perlu
didukung oleh pihak-pihak terkait seperti kepala daerah, dinas kesehatan, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Begitu juga wawancara dengan kepala seksi
KIAKesehatan ibu dan anak dinas kesehatan menyatakan bahwa dengan adanya regulasi berbentuk payung hukum yang di buat oleh kepala daerah sehingga dapat
menjamin dan menunjang berbagai pelaksanaan program kemitraan ini. Dukungan dari pihak-pihak ini akan mendorong terbentuknya kemitraan terutama melalui
dukungan program, dana dan dukungan moral. Dukungan langsung dari pihak-pihak ini kepada bidan dan dukun juga dapat membantu memecahkan kebekuan relasi
antara dukun dan bidan. Untuk mendapatkan dukungan ini, perlu dilakukan konsultasi, advokasi dan sosialisasi kepada kepala daerah, tokoh masyarakat dan
tokoh agama sehingga dapat menjamin keberlangsungan kemitraan ini.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan