xix
kedua dan memiliki perbedaan posisi akan adapat adilihat aamplitudonya ajuga ada yang dimulai di suatu bagian yaitu yang ada berada yang dimana dimulai dari C-B’-A-
C’-B-A’. aaaa
Gambar 2.5 e merupakan proses pertama terjadinya medan putar dengan waktu ketiga dan memiliki perbedaan
a posisi
a lalu juga dapat disamakansehingga memiliki
perbedaan a
sudut a
sebesar a
120 derajat a
yang a
posisinya a
waktu tertentu maka akan
a dapat
a dilihat
a amplitudonya
dimulai dari
B’-A-C’-B-A-C. aaaa
aaaa Gambar 2.5 f merupakan proses pertama terjadinya medan putar dengan waktu
keempat dan memiliki perbedaan posisi lalu jugadapat disamakansehingga memiliki perbedaan sudut sebesar 120 derajat yang posisinya waktu tertentu maka akan
a dapat
dilihat a
pada a
bentuk a
amplitudonya a
dimulai dari A-C’-B-A’-C-B’. Oleh karena itu,
a untuk
a mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan
putaran aa
dari aa
sinkron a
di a
diturunkan a
dengan a
suatu a
bagian a
sebagai a
berikut a
[5]: aaaa
aaaa =
120
a
rpm.............................................................................................2.1 Dimana :
f = frekuensi Hz p = jumlah kutub
= kecepatan sinkron rpm
2.4 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa
Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga fasa. Motor induksi adalah peralatan pengubah energi listrik keenergi
mekanik. Listrik yang diubah merupakan listrik tiga phasa. Arus pada rotor didapat dari arus induksi dimana arus ini berada dalam medan magnetik sehingga akan terjadi gaya
F pada rotor yang akan menggerakkan rotor dalam arah tegak lurus medan. Arus ini
Universitas Sumatera Utara
xx
akan mengalir melalui belitan yang akan menimbulkan fluks dan karena a
adanya perbedaan sudut fasa sebesar 120 derajat antara ketiga fasanya, maka akan timbul
medan putar dengan kecepatan sinkrontegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan
a putaran
a pada
a motor
a induksi
a tiga
a fasa
a dengan
a persamaan
a 2.1.
a Di
a bagian
stator a
sendiri a
timbul a
tegangan a
di a
tiap a
fasa a
dengan a
rumus a
yang a
diturunkan a
dengan a
:
aaa
= 4,44 a
V…….……………………………………………….2.2 Dimana
a :
aaa =
a tegangan
a pada
a stator
a Volt
4,44 a
= a
konstanta f
aaaa =
a frekuensi
a Hz
aa =
a jumlah
a lilitan
= fluks Wb Dalam keadaan rotor masih diam, medan putar stator akan memotong batang
konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan timbul tegangan induksi dengan rumus seperti pada persamaan 2.2.Karena kumparan rotor membentuk rangkaian
tertutup, maka GGL tersebut akan menghasilkan arus . Adanya arus
di dalam kumparan rotor akan menhasilkan medan magnet rotor. Interaksi medan magnet rotor
dengan medan putar stator akan menimbulkan gaya F pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah medan putar stator. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator. Adanya
arus di dalam kumparan rotor akan menhasilkan medan magnet rotor. Perputaran
rotor akan semakin menigkat hingga mendekati kecepatan sinkron rotor akan menghasilkan medan magnet rotor. Adanya arus
di dalam menjadi suatu akan
Universitas Sumatera Utara
xxi
menghasilkan medan magnet rotor. Kecepatan sinkron medan putar stator dan
kecepatan rotor disebut dengan slip kemudian dinyatakan dengan [6]:
aaaa =
−
100 a
………………...……………………….…………...…..2.3 Dimana :
s = slip n
= kefepatan pada stator rpm n
= kefepatan pada rotor rpm
2.5 Rangkaian Ekivalen Pada Motor Induksi