akan membahas pentingnya membentuk dan mematuhi suatu falsafah klaim. Staf Khusus Penanganan Klaim akan meneliti setiap klaim dan menentukan
besarnya kewajiban perusahaan yang timbul akibat dari klaim tersebut. Penanganan klaim juga termasuk berkonsultasi dengan departemen medis,
hukum dan pemasaran dari perusahaan asuransi dan penyelidik luar yang dipekerjakan untuk mengumpulkan atau memastikan informasi yang terkait
engan klaim. Setelah setiap fakta tersebut di atas diverifikasi, claim analyst melanjutkan dengan melakukan verifikasi atas fakta berikutnya. Jika claim
analystmelakukan verifikasi atas semua fakta yang telah disebutkan, kemudian ia menyetujui klaim tersebut dan mengikuti prosedur pembayaran klaim yang
telah ditentukan. Setelah keputusan dibuat, tiga langkah tersisa dalam proses penanganan klaim adalah menghitung jumlah manfaat pertanggungan yang
dapat dibayarkan, menetapkan orang – orang yang berhak untuk menerima manfaat dan menetapkan cara mendistribusikan manfaat
A. Saran
Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa saran yang disarikan dari pembahasan dan kesimpulan yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan
berguna bagi perusahaan atau bagi siapa saja yang memerlukannya 1. Tertanggung dalam mengisi pengisian Surat Pengajuan Asuransi Jiwa
hendaknya mengisi dengan kondisi dan keadaan yang sebanar benarnya, dan sebelum menandatangani Surat Pengajuan Asuransi Jiwa memahami keseluruhan
isi dari pasal pasal dalam polis dan peraturan peraturan yang ditetapkan oleh PT Sun Life Financial cab. Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Agar Sunlife Financial Medan dalam memberikan perlindungan hukum bagi pemegang polis senantiasa mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang diatur di dalam Undang-undang tersebut.
3. Sunlife Financial Medan lebih mengedepankan prinsip keterbukaan baik kepada calon pemegang polis maupun pemegang polis yang telah ada sehingga
para pemegang polis dapat memahami dan mengetahui secara jelas tentang perjanjian asuransi yang dijalin dengan Sunlife Financial Medan. Selain itu juga
dapat menambah pengetahuan para pemegang polis tentang hak dan kewajiban yang akan ditanggung sehingga para pemegang polis dapat mengetahui hal-hal
apa saja yang dapat dilakukan jika ingin mengajukan tuntutan maupun klaim asuransi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II ASURANSI PADA UMUMNYA
A. Pengertian Asuransi dan Syarat Perjanjian Asuransi
Dalam kehidupan manusia kita selalu dihadapkan pada masalah risiko, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan usahanya. Tiap-tiap
kegiatan, tindakan dan perbuatan manusia sering diiringi dengan adanya risiko baik karena kehilangan, kerusakan,pencurian dan tidak diterimanya laba yang
diharapkan dan sebagainya , akan dapat menghambat tercapainya usaha yang kita laksanakan. Risiko-risiko yang kita hadapi itu dapat diatasi dengan cara
mengadakan perjanjian asuransi. Asuransi dalain bahasa Belanda disebut
”VERZEKERING”
“Verzekering” bahasa Belanda disebut pula dengan Asuransi atau juga berarti pertanggungan. Ada 2 pihak terlibat didalam Asuransi, yaitu : yang satu
sanggup menanggung atau menjamin, bahwa pihak lain akan mendapat penggantian suatu kerugian yang mungkin akan ia derita sebagai akibat dari suatu
peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula dapat ditentukan saatv akan terjadinya.
Suatau kontrak prestasi dari pertanggungan ini, pihak yang ditanggung itu, diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung. Uang
Universitas Sumatera Utara
tersebut akan tetap menjadi hak milik pihak yang menanggung, apabila kemudian ternyata peristiwa yang dimaksudkan tidak terjadi.
6
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang pada Pasai 246 memberikan batasan tentang asuransi atau pertanggungan sebagai berikut :
1. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dimana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya tertanggung untuk
membebaskan dari kerugian karena kehilangan kerugian atau keuntungan yang diharapkan, yang akan dapat diderita oiehnya karena suatu kegiatan yang tidak
pasti. 2. Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang
penanggung mengikatkan diri kcpada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan di derita karenanya suatu peristiwa yang tidak tentu.
Dari perumusan Pasal 246 KUHD diatas dapat disimpulkan bahwa penanggung dengan menerima premi mengikat dirinya terhadap tertanggung
untuk membebaskannya dari kerugian, karena kehilangan, kerugian yangdapat diderita karena suatu kejadian yang tidak pasti, dengan demikiau terjadi peralihan
risiko
6
Djoko prakoso, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm 1.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dari pasl 246 KUHD dapat disimpulkan adanya 3 tiga unsurdalam asuransi , ialah :
7
1 Pihak tertanggung atau dalam bahasa Belanda disebut dengan
‘verzekering” yang mempunyai kewajiban membayar uang premi kepada pihak penanggung verzekering, sekaligus atau dengan ber angsur-angsur.
2 Pihak penanggung mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak tertanggung, sekaligus atau berangsur-angsur apabila maksud unsure ke 3 berhasil.
3 Suatu kejadian yang semula belum jelas akan terjadi.
Perjanjian asuransi itu mempunyai tujuan untuk mengganti kerugian pada tertanggung, jadi tertanggung harus dapat menunjukkan bahwa dia menderita
kerugian dan benar-benar menderita kerugian.
8
Menurut Pasal 1774 KUHPerdata, perjanjian asuransi digolongkandalam perjanjian untung-untungan, karena dalam pasal tersebut tcrgantungperistiwa yang
tidak tentu.Perjanjian untung-untungan dalam Pasal 1774KUHPerdata, kewajiban penanggung untuk mengganti kerugian tertanggung pada ada tidaknya peristiwa
tertentu.Bila peristiwa tak tentu itu benar-benar terjadi, yang mengakibatkan kerugian tertanggung, maka penanggung berkewajiban mengganti kerugian yang
diderita tertanggung Jika peristiwa yang tidak tentu itu tidak ada, maka penanggung tidak perlu megganti apa-apa.
7
Ibid hlm. 2
8
Ibid, hlm. 9
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu seperti yang dikatakan Wiryono Prodjodikoro yaitu : Sebagai kontra prestasi dari pertanggungan ini pihak yang ditanggung
diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung,kemudian apabila temyata peristiwa yang dimaksud ini tidak terjadi makauang tersebut akan
tetap menjadi milik pihak yang menanggung Apabila diteliti dalam prakteknya, perjanjian pertanggungan tidak dapat
digolongkan kepada.perjanjian untung-untungan walaupun digantungkan pada peristiwa yang tidak tentu. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa dalam perjanjian
pertanggungan peralihan risiko diikuti atau diimbangi dengan pembayaran premi oleh tertanggung. Unsur kepentingan merupakan syarat mutlak yang harus ada
pada tertanggung. Selain ini penanggung dapat dituntut dimuka pengadilan jika penanggung tidak membayar ganti rugi.
Di Indonesia pengaturan dalam bidang hukum asuransi terdapat dalam beberapa sumber yaitu pengaturan yang terdapat didalam KUHPerdata,
pengaturan di dalam KUHD dan pengaturan diluar KUHD
9
9
www.pojokasuransi.com diakses pada tanggal 25 maret 2014
. 1. Pengaturan Dalam KUHPerdata
Pertanggungan adalah suatu perjanjian, oleh karena itu syarat-syaratuntuk syahnya suatu perjanjian juga berlaku terhadap pertanggungan yaituPasal 1320
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.Pengaturan dalamKUHPerdata merupakan pengaturan yang bersifat umum karena hal iniberlaku untuk semua perjanjian
pada umumnya. Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa syahnya perjanjian diperlukan 4 empat syarat yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
c. Suatu hal tertentu d. Suatu Sebab yang halal
2. Pengaturan didalam KUHD KUHD mengatur hukum asuransi dalam dua kelompok yaitu:
a. Pengaturan yang bersifat umum, terdapat dalam Buku 1, Bab lX,tentang
pertanggungan pada umumnya, meliputi Pasal 246 sampai dengan Pasal286. Dalam pengaturan yang bersifat umum tersebut berlaku bagi semua jenis
asuransi, baik yang diatur dalam KUHD maupun bagi yang diatur diluar KUHD.
b. Pengaturan yang bersifat khusus, terdapat dalam: buku I, bab X, tentang pertanggungan terhadap bahaya kebakaran ,bahaya yang mengancam hasil-
hasil pertanian yang belum dipanen. dan tentang pertanggungan jiwa, meliputi Pasal 287 sampai dengan Pasal 308. Buku H, Bab IX ,tentang pertanggungan
terhadap segala bahaya laut dan dan terhadap bahaya perbudakan Meliputi pasal 592 sampai dengan 695. Bab X, tentang pertanggungan terhadap bahaya
dalam pengangkutan didaratan, disungai dan di perairan darat. Meliputi Pasal 686 sampai dengan Pasal 695. Pengaturan yang bersifat khusus ini berlaku
untuk asuransi yang diatur dalam KUHD. 3. Pengaturan diluar KUHD
Diluar KUHD masih ada lagi pengaturan khusus yang diatur tersendiri dalam undang-undang, pengaturan pemerintah, atau perjanjian antara para pihak.
Universitas Sumatera Utara
Pengaturan khusus tersebut antara lain perjanjian perjanjian yangterjadi di dalam polis asuransi tersebut.
Sejarah Asuransi sejak zaman kebesaran Yunani dalam bentuknya yang mirip dengan asuransi sudah mulai dikenal orang.Ketika zaman Iskandar
Zulkarnaen seorang mentri yang membutuhkan uang banyak yaitu Antimenes, mengadakan pembicaraan dengan para pemilik budak belian. Pembicaraan ini
bermaksud supaya pemilik budak belian menyerahkan uang kepadanya dan apabila budak belian itu melarikan diri atau meninggal pemiliknya akan mendapat
ganti rugi berupa uang. Begitu pun pada zaman kebesaran Romawi.
10
Dalam pertanggungan ada beberapa dasar-dasar perjanjian yang harus mendapat perhatian yaitu :
11
1 Untuk membuat perjanjian asuransi harus ada persesuaian paham diantara
pihak-pihak yang membuat persetujuan itu. Benda apa yang akan dipertanggungkan harus ada persesuaian pendapat antara tertanggung dan
penanggung, misalnya yang diasuransikan adalah sebuah kapal beserta muatannya, hal ini harus dijelaskan dalam kontrak asuransi polis
asuransi. 2
Bagi pihak-pihak yang mengadakan perjanijan asuransi, harus mempunyai wewenang dan mampu atau cakap untuk membuat perjanjian tersebut.
Oleh karena tidak semua subjek hukum boleh mengadakan perjanjian, misalnya:
10
Man suparman dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung asuransi deposito usaha perasuransian, Alumni, Bandung,2000, hlm. 36
11
Abas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 159
Universitas Sumatera Utara
a Anak kecil tidak boleh mengadakan perjanjian, sebab masih dalam
pengawasan orangtuanya. b
Orang gila tidak boleh membuat persetujuan asuransi. c
Wanita yang telah menikah tidak diperbolehkan pula untuk membuat kontrak asuransi karena dalam hal ini si istri berada
dalam pengawasan sang suami harus ada izin suami Hal tersebut diatas dilarang oleh Undang-undang KUHD
3 Dalam membuat perjanian Asuransi harus mempunyai tujuan tertentu akan
konsiderasi yang berguna agar perjanjian dapat berlaku. Misalnya :
a Perusahaan asuransi akan membayar kerugian asuransi apabila
terjadi kerusakan terhadap hak milik seseorang. b
Tertanggung akan membayar premi dalam pertanggungan tersebut. 4
Kontrak asuransi tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum yaitu yang bertentangan dengan moral, undang-undang dan lain-lain.
Keempat faktor tersebut diatas harus diperhatikan, karena menjadi dasar dalam berlakunya suatu kontrak atau perjanjian.
Syarat Perjanjian Asuransi
Asuransi adalah merupakan perikatan yang timbul dari suatu perjanjian, Sedangkan yang dimaksud perikatan adalah suatu hubungan hukum -antara dua
orangatau dua.pihak, berdasarkan kepada pihak yang satu berhak menuntut sesuatu daripihak yang lain yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Sedangkan
yang dimaksud perjanjian adalah sesuatu peristiwa dimana seorang berjanji
Universitas Sumatera Utara
kepada seorang lain atau dimana dua orang saling berjanji untuk rnelaksanakan sesuatu hal.
12
Suatu persetujuan untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya,mengenai untung ruginya, baik semua pihak, maupun bagi sementara
pihak,tergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah :Persetujuan pertanggungan, bunga cagak hidup, perjudian dan pertaruhan.
Persetujuan yang pertama diatur didalam kitab undang-undang hukum dagang. Perjanjian tersebut melahirkan suatu perikatan antara dua orang yang
membuatnya. Dengan demikian maka terdapat hubungan antara perikatan dengan perjanjian yaitu bahwa perjanjian ilu menimbulkan perikatan itu merupakan
sumber terpenting untuk lahimya perikatan, Dalam KUHPerdata, disamping mengatur mengenai perjanjian pada umumnya, juga mengatur mengenai beberapa
jenisperjanjian khusus.Seperti perjanjian jual-beli, tukar menukar sewa menyewa,pemborongan, persekutuan, Penitipan barang, pinjam- meminjam
perjanjian untunguntungandan lain-lain. Pada perjanjian untung-untungan, menurut Pasal 1774 KUHPerdata
dinyatakan bahwa:
13
Pada dasarnya asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian yang secara khusus telah diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang.Perjanjian
tersebut bersifat timbal-balik, artinya bahwa hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian adalah seimbang.Untuk mengadakan suatu perjanjian asuransi tentu
12
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Pembimbing Masa 1963. hlm 4
13
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta, Pradnya Paramita 1980, Hlm 402
Universitas Sumatera Utara
saja harus memenuhi beberapa syarat, agar perjanjian tersebut dianggap sah. Adapunsyarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Syarat Umum Menurut Pasal 1320 KUHPerdata dinyatakan, untuk sahnya perjanjian
diperlukan 4 empat syarat: a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri
Para pihak yang mengadakan perjanjian asuransi harus ada konsensus atau persetujuan kehendak Artinya para pihak menyetujui dari apa yangdiperjanjikan,
tentang barang yang menjadi obyek dari perjanjian dan mengenai syarat-syarat yang berlaku bagi perjanjian itu.
b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian Para pihak yang akan mengadakan perjanjian asuransi disyaratkan harus
cakapuntuk melakukan perbuatan hukum, artinya para pihak itu harus sudah dewasa,tidak dibawah pengampuan dan tidak sakit ingatan. Para pihak dapat
manusia pribadi atau badan hukum. Pihak penanggung selalu dalam bentuk badan hukum yang bergerak dalam bidang asuransi..
c. Suatu hal tertentu Suatu perjanjian harus mengenai suatu hal tertentu. Artinya apa yang
diperjanjikan harus cukup jelas. Untuk mengadakan perjanjian asuransi harus ada benda yang diasuransikan dan disebutkan dengan jelas benda yang diasuransikan
oleh tertanggung. Dalam hal ini tertanggung harus mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan benda yang diasuransikan.Mempunyai
hubungan langsung dimaksudkan, apabila tertanggung mempunyai benda yang
Universitas Sumatera Utara
diasuransikan tersebut sedangkan hubungan tidak langsung, tertanggung bukan pemilik benda tersebut, tetapi tertanggung mempunyai kepentingan terhadap
benda tersebut. d. Suatu sebab yang halal
Pada syarat ini yang dimaksud sebab antara lain adalah isi daripada perjanjian itu sendiri. Dalam Pasal 1337 KUHPerdata disebutkan, yaitu suatu
sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan dengankesusilaan baik atau ketertiban umum, Disamping itu masih
ada syarat lain yangterdapat dalam KUHPerdata. antara lain Pasal 1321 yang mensyaratkan dalamperjanjian itu tidak boleh ada kekhilafan, paksaan dan
penipuan. Syarat-syarat tersebut diatas, dipertegas lagi secara khusus di dalam KUHD.
2. Syarat Khusus Untuk sahnya suatu perjanjian asuransi tidak cukup hanya dipenuhi
syaratsyarat umum yang diatur di dalam KUHPerdata, tetapi harus pula memenuhi syarat syarat yang secara khusus telah diatur didalam KUHD, antara lain:
a. Pasal 250 KUHD, yang menghendaki bahwa setiap perjanjian asuransi diharuskanadanya kepentingan. Unsur kepentingan itu merupakan syarat mutlak
yang harusada pada setiap perjanjian asuransi. Apabila dalam perjanjian asuransikepentingan tidak ada, maka perjanjian asuransi tersebut dengan ancaman
batalatau tidak sah, Kepentingan yang dapat diasuransikan adalah kepentingan yang telah dibuat dalam Pasal 268 KUHD, yaitu segala kepentingan yang dapat
dinilai dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya, dan tidak dikecualikan
Universitas Sumatera Utara
oleh undang-undang jenis kepentingan yang di asuransikan harus disebutkan denganjelas di dalam polisnya.
b. Pasal 251 KUHD, yang didalamnya terkandung atas itikad baik Pasal tersebut menghendaki dalam perjanjian hendaknya para pihak berkewajiban berrindak dan
memberitahukan keadaan dengan sejujur-jujurnya, dan sebenar-benarnya. c. Pembayaran Premi
Karena asuransi itu adalah merupakan perjanjian timbal balik, maka kedua belahpihak harus berprestasi.Penanggung menerima pengalihan resiko atas benda
yang diasuransikan, sedangkan tertanggung berkewajiban membayar sejumlah uang sebagai imbalannya.
Setelah perjanjian asuransi tersebut dibuat secara sah, maka para pihak berkewajiban untuk melaksanakannya Pasal 1338 KUH Perdata menentukan
bahwa: a. Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang undang bagi
mereka yang membuatnya. b. Perjanjian -perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kata sepakat
kedua belah pihak, atau karena alasan yangoleh undang-undang dinyatakan untuk itu.
c. Perjanjian - perjanjian itu harus dilaksanakan dengan iktikad baik.
Universitas Sumatera Utara
B. PenggolonganJenis-jenis Asuransi