Pengertian Asuransi PENGATURAN ASURANSI TAKAFUL DI INDONESIA

21 masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan- perusahaan. 56 Lembaga asuransi termasuk sebagai lembaga keuangan non bank di Indonesia merupakan lembaga penangung resiko dan yang menghimpun dana masyarakat dalam jangka panjang dari pendapat premi. 57 Kesamaan dari kedua lembaga tersebut antara Lembaga keuangan dan Lembaga keuangan bukan bank adalah kedua lembaga ini menggunakan uang para penabung atau klien untuk disalurkan kepada para pelaku usaha dengan cara kredit ataupun pertukaran produk. 58 Menurut pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang :

2. Pengertian Asuransi

59 Pengertian lain tentang Asuransi terdapat dalam Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yaitu : Pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung mrngikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantiankepadanya karena kerugian, kerusakkan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat suatu evenemen atau ganti rugi. 60 56 Lihat, “Pengertian Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB contohnya”, “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 dua pihak atau lebih, dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan,atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung http:www.artikelsiana.com201409lembaga-keuangan-bukan-bank-lkbb-dan.html diakses pada tanggal 30 April 2016 57 Julius R. Latumaerissa, Op.Cit, hal. 40 58 Ibid, hal. 44 59 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia,Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal 8. 60 Indonesia Perasuransian, Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Universitas Sumatera Utara 22 jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian juga memberikan defenisi dari asuransi yaitu perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti, memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan danatau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Unsur-unsur dalam asuransi atau pertanggungan adalah : 61 a. Pihak-Pihak Subjek asuransi adalah pihak-pihak dalam auransi, yang penanggung atau tergantung yang mengadakan perjanjian asuransi penanggung dan tertanggung adalah pendukung kewajiban hak. Penanggung wajib memikul resiko yang dialihkan kepada dan memperoleh pembayarin premi, sedangkan pembayaran 61 Ibid. Universitas Sumatera Utara 23 premi dan berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta miliknya yang diasuransikan. b. Status Pihak-Pihak Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan badan hukum dapat berbentuk Peseroan Terbatas PT, Perusahaan Perseorangan Persero, atau Koperasi. Tertanggung dapat berstatus sebagai perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik sebagai perusahaan ataupun bukan perusahaan. Tertanggung berstatus sebagai pemilik atau pihak berkepentingan atas harta yang diasuransikan. c. Objek Asuransi Objek Asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat pada benda, dan sejumlah uang yang disebut presi atau ganti kerugian. Melalui objek asuransi tersebut ada tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-pihak. Penanggung bertujuan memperoleh pembayaran sejumlah premi sebagai imbalan pengalihan risiko. Tertanggung bertujuan bebas dari resiko dan memperoleh penggantian jia timbul kerugian atas harta miliknya. d. Peristiwa Asuransi Peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum legal act berupa persetujuan atau kesepakatan bebas antara penanggung dan tertanggung mengenai objek asuransi, peristiwa tidak pasti evenemen yang mengancam benda asuransi. Persetujuan atau kesepakatan bebas tersebut dibuat dalam bentuk tertulis berupa akta yang disebut polis. Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti yang dipakai untuk membuktikan telah terjadi asuransi. Universitas Sumatera Utara 24 e. Hubungan Asuransi Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterikatan legally bound yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. Keterkaitan tersebut berupa kesedian secara sukarela dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing terhadap satu sama lain. Artinya, sejak tercapai kesepakatan asuransi, tertanggung terikat dan wajib membayar premi auransi kepada penanggung dan sejak itu pula penanggung menerima pengalihan resiko. Jika terjadi evenemen yang menimbulkan kerugiaan atas benda asuransi, penanggung wajib membayar ganti kerugian sesuai dengan ketentuan polis asuransi. Akan, tetapi jika tidak terjadi evenemen, premi yang sudah dibayar oleh tertanggng tetap menjadi milik penanggung. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa unsur yang harus ada pada asuransi kerugian sebagai berikut: 62 a. Penanggung dan tertanggung; b. Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung; c. Benda asuransi dan kepentingan tertanggung; d. Tujuan yang ingin dicapai; e. Risiko dan premi; f. Evenemen dan ganti kerugian; g. Syarat-syarat yang berlaku; h. Bentuk akta polis asuransi. 62 Ibid, hal. 10. Universitas Sumatera Utara 25

3. Sejarah Perkembangan Asuransi di Indonesia