1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai jumlah angkatan kerja yang sangat banyak. Pemerintah sebagai pengelola negara menjamin hak
setiap warga negara untuk bekerja dan mendapat perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
1
Dalam setiap pekerjaan yang dilakukan terdapat risiko. Dalam rangka meminimalisir terjadinya resiko tersebut, lahirlah asuransi sebagai solusi untuk
mengalihkan resiko atau pertanggungan. Asuransi merupakan perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi
penerimaan premi oleh perusahaan asuransi berdasarkan peraturan perundang- undangan, khususnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian
“UU Perasuransian”.
2
Kehidupan dan kegiatan manusia pada hakekatnya mengandung berbagai hal yang menunjukkan sifat hakiki dari kehidupan itu sendiri. Sifat hakiki yang dimaksud
adalah adalah suatu sifat “tidak kekal” yang selalu menyertai kehidupan dan kegiatan manusia pada umunya.
3
Sifat yang tidak kekal dimaksud selalu meliputi dan menyertai manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian kelompok atau masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan-kegitatannya.
4
Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah, mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat diramalkan atau diprediksi lebih dahulu
1
Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28 huruf D, angka 2
2
Indonesia Perasuransian, Undang-Undang tentang Perasuransian, UU No.40 Tahun 2014, LN Nomor 337 Tahun 2014, TLN Nomor 5618.
3
Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi,Jakarta : Sinar grafika, 2008, hal. 2.
4
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2 secara tepat sehingga dengan demikian keadaan yang dimaksud tersebut tidak
akan pernah memberikan rasa pasti.
5
Keadaan yang tidak pasti tersebut dapat dalam berbagai bentuk dan peristiwa, yang biasanya selalu dihindari.
6
Upaya dan usaha manusia untuk menghindari dan melimpahkan risikonya kepada pihak lain
beserta proses pelimpahan sebagai suatu kegiatan itulah yang merupakan cikal bakal perasuransian yang dikelola sebagai suatu kegiatan ekonomi yang rumit
sampai dengan saat ini.
7
Hidup ini penuh ketidakpastian, seseorang tidak pernah tau apa yang akan terjadi. Sedia payung sebelum hujan peribahasa sesuai untu korang yang sadar
asuransi. Asuransi di negara-negara maju sudah merupakan kewajiban bagi warga negaranya karena mereka sadar akan berasuransi mereka telah mengurangi
kekhawatiran akan masa depan, mereka telah memberikan yang terbaik bagi keluarga mereka.
8
Masyarakat Indonesia sekarang ini sudah mulai mengenal dan sadar akan pentingnya asuransi bagi kehidupan mereka terbukti dengan penjualan
produk asuransi meningkat dan dibarengi dengan produk investasi.
9
Asuransi penting untuk melindungi dari berbagai risiko. Adapun alasan-alasan untuk
berasuransi antara lain :
10
1. Melindungi peristiwa yang sudah pasti
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid, hal. 3.
8
Lihat “Pentingnya Berasuransi”, https:www.jualo.comkalimantan- selatanbanjarmasinlain-lainpentingnya-berasuransi_a2f83531-b913-4582-be53-ec21f4a175f9
diakses pada tanggal 17 April 2016
9
Lihat “Pentingnya Memahami Aturan Berasuransi Jiwa”, http:www.kompasiana.commajawatipentingnya-memahami-aturan-berasuransi-
jiwa_553018d26ea83477258b45c8 diakses pada tanggal 17 Mei 2016
10
Lihat “7 Alasan Mengapa Pentingnya Berasuransi”, http:asuransitabunganprudential.blogspot.co.id2015087-alasan-mengapa-pentingnya-
berasuransi.html diakses pada tanggal 17 April 2016
Universitas Sumatera Utara
3 2.
Melindungi terhadap peristiwa yang tidak pasti 3.
Aman dan tentram jika ada asuransi 4.
Sebagai instrumen Investasi, dan disiplin dalam menabung 5.
Untuk menambah modal usaha 6.
Memberikan ketenangan dan kedamaian 7.
Berguna untuk menyusun masa depan dan dana pensiun. Indonesia adalah negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia.
Dari sekitar 205 juta penduduk Indonesia sekitar, 88 persen memeluk agama Islam atau sekitar 12,7 persen dari populasi dunia.
11
Secara menyeluruh ajaran agama Islam dapat masuk kedalam segala lini kehidupan bernegara, salah satunya
dalam bidang ekonomi dan bidang perasuransian. Perasuransian umum yang diperkenalkan oleh bangsa barat dinilai tidak sesuai dengan ajaran Islam.
12
Munculnya konsep asuransi menurut Islam diawali dengan silang pendapat antara para ulama tentang status hukum asuransi konvensional.
13
Jawatan Fatwa Malaysia tanggal 15 Juni 1972 mengeluarkan keputusan yang menetapkan bahwa praktek asuransi jiwa di Malaysia hukumnya adalah
Munculnya anggapan bahwa asuransi konvensional dalam beberapa hal mengandung unsur-
unsur yang di haramkan oleh Islam. Dengan adanya anggapan itu, maka sebagian umat Islam memnadang bahwa transaksi dalam asuransi konvensional termasuk
transaksi yang di haramkan berdasarkan syariat.
11
Lihat “Inilah 10 Negara dengan Populasi Muslim Terbesar di Dunia”, http:khazanah.republika.co.idberitadunia-islamislam-nusantara150527noywh5-inilah-10-
negara-dengan-populasi-muslim-terbesar-di-dunia diakses pada tanggal 28 April 2016
12
Yadi Janwari, Asuransi Syariah Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2005, hal. 46.
13
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, Depok: Usaha Kami, 1996, hal. 96.
Universitas Sumatera Utara
4 haram.
14
Dekade 1970-an di negara Islam atau negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam bermunculan asuransi yang prinsip operasionalnya
mengacu pada nilai-nilai Islam. Pada tahun 1979 berdiri Islamic Insurance Co. Ltd. di Sudan. Pada tahun 1983 Dar al-Mal al-Islami berdiri di Genewa, Swiss.
15
Ajaran Islam juga terdapat substansi mengenai perasuransian. Substansi terkait asuransi yang termuat itu menghindarkan prinsip operasional asuransi dari
unsur gharar
16
, masyir
17
, dan riba
18
.
19
Gagasan dan pemikiran untuk mendirikan auransi syariah di Indonesia sebenarnya sudah sejak lama dan pemikiran itu lebih
menguat lagi setelah di resmiannya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991.
20
Sejarah perkembangan asuransi di Indonesia, muncul pemikiran baru di kalangan ulama dan praktisi ekonomi syariah yang masih sedikit ketika itu, untuk
membuat asuransi syariah. Mencuatnya alasan berdirinya asuransi syariah berasal dari Ikatan Cendikiawan
Muslim se-Indonesia “ICMI”.
21
Pada tanggal 27 Juli 1993, di bentuklah Tim Pembentukkan Takaful Indonesia TEPATI yang disponsori oleh Yayasan Abdi
Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Tugu Mandiri dan Depkeu.
22
14
Ibid.
15
Ibid.
16
Gharar adalah transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam
syariah.
17
Masyir adalah transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan.
18
Riba adalah penambahan pendapatan secara tidak sah.
19
Yadi Janwari, Op.Cit, hal. 47.
20
Ibid.
21
Muhammad syakir sula, Asuransi SyariahLife and General Jakarta : Gema Insani, 2004, hal.718-719.
22
Ibid.
Setelah melakukan berbagai persiapan, termasuk melakukan seminar nasional
Universitas Sumatera Utara
5 pada bulan Oktober 1993 di Hotel Indonesia, akhirnya pada tanggal 24 Februari
1994 berdirilah PT. Syarikat Takaful Indonesia sebagai perusahaan asuransi pertama di Indonesia. PT. Syarikat Takaful Indonesia kemudian menjadi holding
PT. Asuransi Takaful Keluarga berdiri tanggal 25 Agustus 1994 dan PT. Asuransi Takaful Umum berdiri pada tanggal 2 Juni 1995.
23
Menjalankan asuransi syariah tidak semudah seperti apa yang dipikirkan dalam teori. Tidak semua orang atau perusahaan memiliki kesadaran untuk
menjalankan prinsip syariah tersebut. Tidak jarang kita menemui penyimpangan baik secara administratif maupun teknis. Contohnya perusahaan asuransi syariah
tersebut tidak memiliki kondisi keuangan yang sehat.
24
Berdasarkan hasil pemikiran tersebut dibentuklah Dewan Pengawas Syariah “DPS” yang pembentukkannya diserahkan kepada Dewan Syariah
Nasional “DSN” DSN sendiri merupakan lembaga yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia “MUI” yang mempunyai fungsi melaksanakan tugas-tugas
MUI dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktifitas lembaga keuangan syariah.
Untuk menghindari dan meminimalisir hal ini maka perlu dibentuk suatu lembaga atau setidaknya yang
bertugas melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh perasuransian syariah.
25
23
Ibid, hal. 719.
24
Lihat, “OJK Mohon Pailit Asuransi syariah Mubarakah”, http:nasional.kontan.co.idnewsojk-mohonkan-pailit-asuransi-syariah-mubarakah diakses pada
tanggal 28 April 2016
25
Gemala Dewi, Aspek-aspek hukum dalam perbankan perasuransian syariah di indonesia Jakarta : Kencana, 2004, hal. 143.
Melalui Dewan Pengawas Syariah inilah dilakukan pengawasan terhadap prinsip opeasional yang digunakan, produk asuransi yang
Universitas Sumatera Utara
6 ditawarkan, serta investasi yang dilakukan oleh manajemen asuransi.
26
Pengawasan ini dimaksudkan agar apa yang dilakukan oleh manajemen asuransi tidak keluar dari apa yang telah ditentukan syariat Islam.
27
UU Perasuransian yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat “DPR” menyebutkan mengenai pemisahan spin-off Unit Usaha Syariah
“UUS” perusahaan asuransi dan reasuransi.
28
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa perusahaan asuransi atau reasuransi yang memiliki unit syariah
dengan nilai dana tabarru’ dan dana investasi peserta telah mencapai minimal 50 dari total nilai dana asuransi peserta pada perusahaan induknya atau 10 tahun
sejak diundangkannya UU Perasuransian, wajib melakukan pemisahan spin-off unit syariah menjadi perusahaan asuransi syariah atau reasuransi syariah full
pledge.
29
Untuk dapat “menyapih” UUS-nya dan dalam rangka memenuhi ketentuan ini, perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi yang memiliki UUS wajib
menyampaikan rencana kerja kepada Otoritas Jasa Keuangan “OJK” paling lambat 6 enam bulan sejak ditetapkannya UU Perasuransian tersebut.
30
Kajian ini diharapkan dapat menjadi panduan para pelaku industri asuransi syariah dalam
menyiapkan UUS menjadi perusahaan asuransi syariah.
31
Kajian spin off asuransi syariah ini juga ditujukan agar para pelaku industri memiliki gambaran teknis
pelaksanaan spin off asuransi syariah.
32
26
Ibid, hal. 144
27
Ibid.
28
Lihat, “Kajian Pemishan Unit Asuransi Syariah”http:karimconsulting.comislamic- insurance-unit-spin-off-research diakses pada tanggal 19 april 2016
29
Ibid.
30
Ibid.
31
Ibid.
32
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
7 Berdasarkan uraian yang telah disampaikan oleh penulis di atas, maka
penulis tertarik untuk menjadi bahan tulisan Skripsi dengan judul : “Kajian Yuridis Transaksi Pemisahaan Unit Usaha Takaful dari Perusahaan
Asuransi Umum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014.”
B. Rumusan Masalah