Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

- Malaise - Keluhan gastrointestinal - Pasien anak : usia kandungan saat pasien lahir preterm, aterm, postterm, berat badan lahir, riwayat pemberian ASI Eksklusif, status imunisasi. - Riwayat penyakit sebelumnya - Riwayat pemakaian obat - Keadaan tempat tinggal - Perilaku keluarga atau orang sekitar yang merokok

2. Pemeriksaan Fisik

Didapati nafas cepat, sesak nafas, dan berbagai tanda bahaya agar anak segera dirujuk ke pelayanan kesehatan. Nafas cepat dinilai dengan menghitung frekuensi nafas dalam satu menit penuh ketika bayi dalam keadaan tenang. Sesak nafas dinilai dengan melihat adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam ketika menarik nafas retraksi epigastrium. Tanda bahaya pada anak berusia 2 bulan – 5 tahun adalah tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, dan gizi buruk; tanda bahaya untuk bayi berusia di bawah 2 bulan adalah malas minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, mengi, dan demam.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah perifer lengkap Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umunnya ditemukan leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000- 40.000mm3 dengan predominan PMN. Leukopenia 5.000mm3 menunjukkan prognosis yang buruk. Leukositosis 30.000mm3 hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada keadaan bakteremi, dan risiko terjadinya komplikasi lebih tinggi. b. C- Reactive Protein CRP C-Reactive protein adalah suatu protein fase akut yang disintesis oleh hepatosit. Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dari profunda. Kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda. c. Uji serologis Secara umum, uji serologis tidak terlalu bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi bakteri tipik. Akan tetapi, untuk dekteksi infeksi bakteri atipik seperti Mikoplasma dan Klamidia, serta beberapa virus seperti RSV, Sitomegalo, campak, Influenza A dan B, peningkatan antibodi IgM dan IgG dapat mengonfirmasi diagnosis. d. Pemeriksaan mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan kecuali pada pneumonia berat yang dirawat di RS. Diagnosa dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, dan aspirasi paru. Pada pneumonia anak dilaporkan hanya 10-30 ditemukan bakteri pada kultur darah. e. Pemeriksaan rontgen toraks Gambaran foto toraks pneumonia pada anak meliputi infiltrat ringan pada satu paru hinggal konsolidasi luas kedua paru. Gambaran foto toraks yang didapati pada pneumonia adalah: - Lobar pneumonia, apabila didapatkan konsolidasi pada 1 lobus paru - Lobular pneumonia, apabila didapatkan konsolidasi pada 1 lobulus paru - Interstitial pneumonia, apabila gambaran infiltrat pada interalveolar - Bronkopneumonia, apabila didapatkan patchy infiltrat pada kedua paru

2.1.9. Tatalaksana