Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah analisis teori atau ilmu yang membahas tentang metode dalam melakukan penelitian. Metode penelitian komunikasi adalah
prosedur atau cara ilmiah dalam melakukan penelitian bidang komunikasi untuk menemukan hal-hal baru, membuktikan menguji temuan penelitian sebelumnya
atau untuk pengembangan ilmu komunikasi Pujileksono, 2015 : 4. Metode penelitian umumnya dibagi ke dalam dua bagian, yaitu metode
penalaran deduktif dan metode penalaran induktif. Metode penalaran deduktif melahirkan metode analisis kuantitatif dan digunakan untuk melayani tujuan
verifikasi teori atau hipotesis. Sedangkan metode penalaran induktif melahirkan metode analisis kualitatif dan digunakan untuk memenuhi tujuan heuristik Arifin,
2013 : 35. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
studi kasus, maksudnya metode ini adalah metode penelitian yang menggunakan berbagai sumber data sebanyak mungkin data yang biasa digunakan untuk
meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis
Kriyantono, 2006 : 66. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mencoba
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Penelitian ini tidak mengutamakan banyaknya populasi,
jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampel lainnya.
Pendekatan kualitatif terdiri dari penelitian interaktif dan penelitian non- interaktif. Penelitian interaktif ditandai dengan adanya interaksi antara peneliti
dengan yang diteliti, data penelitian diperoleh langsung dari informan subyek penelitian partisipan dari peristiwa yang diteliti melalui interview wawancara
Universitas Sumatera Utara
obeservasi. Sedangkan penelitian non-interaktif dilakukan dengan menganalisis data sekunder atau data dalam bentuk laporan teks atau artefak yang tidak
melibatkan informan partisipan sebagai pemberi data langsung Pujileksono, 2015 : 14.
Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrumen pengumpulan data. Karena itu, peneliti dapat menggunakan wawancara
mendalam, observasi, dokumentasi-dokumentasi, kuisioner hasil survey, rekaman, bukti-bukti fisik, dan sebagainya Kriyantono, 2009 : 65. Dalam hal ini,
peneliti menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen pengumpulan data.
Adapun ciri-ciri studi kasus, antara lain Kriyantono, 2009 : 66 : 1.
Partikularistik, artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu.
2. Deskriptif, artinya hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari
topik yang diteliti. 3.
Heuristik, artinya metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru
merupakan tujuan dari studi kasus. 4.
Induktif, artinya studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori.
3.2. Subjek Penelitian